Anda di halaman 1dari 11

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Endapan

Nikel Laterit

OLEH :

NAMA : AMILIAH RIZQI SAFITRI


NPM : 07381611013

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2 0 1 9
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Endapan
Nikel Laterit
1. Batuan Dasar (Source Rock)

Tidak semua jenis batuan dapat menjadi source rock bagi pembentukan endapan
nikel laterit. Endapan nikel laterit terbentuk dari batuan ultrabasa yang kaya akan olivin
dan hasil ubahannya yang telah mengalami proses serpentinisasi yang akan
meningkatkan kandungan Ni. Olivin dan piroksen adalah mineral yang mudah lapuk atau
tidak stabil apabila tersingkap di permukaan atau akibat terjadinya perubahan lingkungan
geologi.
Tipe dari endapan nikel laterit dipengaruhi oleh litologi batuan dasar. Batuan
peridotit umumnya merupakan batuan asal dari tipe endapan hydrous Mg-silicate, clay-
silicate dan oksida. Endapan nikel laterit dengan tipe clay-silicate umumnya terbentuk
dari batuan ultrabasa yang mengandung klinopiroksen dibandingkan dari batuan
harzburgit. Endapan nikel laterit dengan tipe oksida umumnya terbentuk dari batuan asal
berupa dunit, yang mengandung lebih banyak silika bebas dibandingkan dengan yang ada
di batuan peridotit. Zona saprolit yang kaya akan silikat yang berada di bawah zona
oksidasi pada batuan asal dunit (di bawah zona ketidakselarasan Mg) umumnya
mempunyai kandungan Ni yang rendah, kecuali dimana adanya pengangkatan, sesar atau
faktor lain yang membuat kondisi pengairan bebas pada profil.
2. Pelapukan
Faktor yang dominan dalam pembentukan endapan nikel laterit adalah
adanya proses pelapukan dari batuan asal. Dengan adanya pelapukan ini
batuan akan mengalami pengecilan ukuran (fragmentasi) maupun
perubahan komposisi batuan akibat adanya perbedaan mobilisasi antar
unsur. Unsur-unsur yang relatif mobile dan mudah terlarut dibandingkan
unsur lain di lingkungannya akan terlarutkan dan mengalami pengkayaan
ditempat terpisah dengan unsur yang imobile atau susah terlarut. Unsur
Ni adalah salah satu unsur yang relatif lebih mobile dibandingkan
dengan unsur lain seperti Fe, Co, Cr dan beberapa unsur lain yang
banyak dijumpai di dalam endapan nikel laterit. Akibat perbedaaan
mobilitas unsur ini, pada endapan nikel laterit pengkayaan unsur Fe akan
terjadi di bagian atas endapan membentuk iron cap sedangkan Ni akan
terkayakan pada horizon di bawahnya.
c. Struktur Geologi
Selain faktor pelapukan diperlukan adanya kontrol struktur dalam
pembentukan endapan nikel laterit. Struktur yang paling
berpengaruh adalah adanya kekar ataupun sesar yang
memungkinkan terjadinya pelapukan lebih lanjut akibat adanya
pelarutan air dan unsur-unsur terlarutnya. Akibatnya, pada lokasi-
lokasi dimana terdapat kekar pada batuan asalnya akan
menghasilkan endapat nikel laterit yang lebih tebal pada kondisi
topografi yang seragam atau akan terjadi pengkayaan kandungan Ni
didalam rekahan-rekahannya. Akan tetapi adanya sesar juga dapat
menghalangi aliran air dan menghambat penetrasi pelapukan lebih
lanjut kedalam batuan asal sehingga dapat menyebabkan terjadinya
variasi lokal yang menyebabkan perbedaan kandungan Ni dengan
daerah disekitarnya.
c. Struktur Geologi

Mineral garnierit yang mengisi rekahan-rekahan


d. Iklim
Iklim yang dimaksud disini adalah iklim saat proses pembentukan endapan
nikel berlangsung dan bukan iklim pada saat sekarang. Adanya pergantian
iklim secaraperiodik dan kontinu selama proses pembentukan endapan akan
menyebabkan pergerakan muka air tanah secara signifikan sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pemisahan dan akumulasi unsur-unsur tertentu. Selain
itu adanya perubahan temperatur yang ekstrim dapat mempercepat terjadinya
pelapukan secara mekanis dan dapat menyebabkan terbentuknya rekahan-
rekahan baru yang mengawali terjadinya pelapukan lebih jauh secara intensif.
Endapan nikel laterit umumnya tersebar di daerah dengan kelembaban tinggi,
seperti Indonesia, New Caledonia, Filipina, Brazil, Kolombia, Kuba dan
Republik Dominika. Namun endapan nikel laterit juga muncul didaerah lain
yang jauh dari khatulistiwa, seperti Australuia, Oregon, California, Yunani,
Khazakhtan dan Rusia. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada hubungannya
antara iklim saat ini dengan pembentukan endapan laterit, tetapi pembentukan
nikel laterit lebih dipengaruhi oleh iklim pada saat endapan tersebut
terjadi/terbentuk.
e. Topografi
Kondisi geomorfologi atau topografi lokal yang landai memungkinkan
keadaan muka air tanah yang stabil dan pergerakannya akan relatif lambat
sehingga penetrasi air melalui rekahan atau pori batuan bisa lebih intensif
dan mencapai daerah yang lebih dalam. Sehingga pada daerah yang landai
ini memungkinkan terjadinya akumulasi kadar Ni akibat perbedaan
mobilitas antar unsur. Sementara di daerah yang terjal tingkat erosinya
lebih tinggi dan batuan yang terlapukkan akan lebih mudah tererosi
sehingga akan selalu muncul batuan yang segar di permukaan dan
kemudian akan terlapukkan kembali dan tererosi. Akibatnya pada daerah
yang terjal atau lerengnya curam ketebalan akan menjadi tipis disebabkan
oleh erosi, pelapukan dan air limpasan (run off) yang intensif. Pada daerah
lembah akan terakumulasi limonit yang tercampur dengan top soil yng
kaya akan kandungan unsur Fe sebagai hasil dari proses transportasi dan
erosi.
f. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung
CO2 memegang peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara
kimia. Asam- asam humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan
sisa-sisa tumbuhan akan menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH
larutan, serta membantu proses pelarutan beberapa unsur dari batuan
induk. Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan kondisi vegetasi
daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan penetrasi air lebih
dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan,
meningkatkan akumulasi air hujan, serta menebalkan lapisan humus.
Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana kondisi hutan yang lebat
pada lingkungan yang baik akan membentuk endapan nikel yang lebih
tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi juga dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
f. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi

Pembentukan laterit yang di pengaruhi oleh iklim dan


reagen-reagen kimia dan vegetasi
g. Waktu
Untuk bisa menghasilkan endapan nikel laterit yang bernilai ekonomis maka
diperlukan proses pembentukan dan pengkayaan yang cukup lama. Secara teoritis
dengan laju pelapukan mencapai 5-50 mm/tahun dan rata-rata mencapai 20 mm per
1000 tahun diperlukan waktu sekitar 1-6 juta tahun untuk membentuk endapan
nikel laterit yang bernilai ekonomis. Bagaimanapun juga laju pelapukan ini
tergantung pada proses-proses lokal dan khas pada masing-masing daerah (Diktat
Genesa Bahan Galian). Kondisi di atas masih belum mempertimbangkan adanya
erosi, rekahan dan kondisi tektonik lokalnya. Kondisi tektonik yang stabil dan
relief rendah menghasilkan periode pelapukan yang lama, pembentukan regolith
yang tebal dan meningkatkan pembentukan endapan nikel laterit dengan tipe clay
silicate dan endapan oksida.
Selama proses pembentukan endapan, proses pengangkatan akan menyebabkan
source rock terekspose ke permukaan dan menyebabkan terjadinya pelapukan
karena mineral-mineral asalnya (peridotit dan olivin) kurang stabil terhadap
perubahan kondisi lingkungan. Bersamaan dengan itu terjadi pula proses-proses
kimia dan mekanis akibat pengaruh dari air hujan, tekanan, perubahan temperatur,
vegetasi dan lainnya menyebabkan terjadinya proses pencucian atau leaching,
migrasi dan pengkayaan unsur-unsur tertentu.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai