Proses terbentuknya endapan nikel dimulai dengan proses pelapukan pada batuan
peridotite. Batuan tersebut banyak mengandung olivin, magnesium silikat, dan besi silikat
yang pada umumnya mengandung 0.3% nikel. Batuan peridotite sangat mudah terpengaruh
oleh proses pelapukan dimana air tanah yang kaya CO2 yang berasal dari udara luar dan
tumbuh-tumbuhan akan menghancurkan olivin. Penguraian olivin, magnesium, besi, nikel,
dan silikat pada larutan, cenderung membentuk suspensi koloid dari partikel-partikel silika.
Larutan besi akan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai feri hidroksida.
Endapan tersebut akan menghilangkan air dengan mineral-mineral seperti geotite (Feo(OH)),
hematite (Fe2O3), kobalt sehingga besi oksida mengendap dekat dengan permukaan air
tanah. Magnesium dan nikel silikat tertinggal didalam larutan selama air tanah bersifat asam,
tetapi jika bereaksi dengan batuan dan tanah maka zat zat tersebut cenderung mengendap
sebagai hidrosilikat. Adanya erosi air tanah asam dan erosi di permukaan akan melarutkan
mineral-mineral yang telah terendapkan. Zat-zat tersebut terbawa ketempat yang lebih dalam
sehingga terjadi pengayaan pada bijih nikel. Kandungan nikel pada saat terendamkan akan
semakin bertambah banyak, dan selama itu magnesium tersebar pada aliran air tanah. Proses
pengayaan bersifat kumulatif, dimana proses dimulai dari batuan yang mengandung 0.25%
nikel sehingga akan menghasilkan 1.5% bijih nikel keadaan tersebut diatas merupakan kadar
nikel yang sudah dapat ditambang, dimana waktu yang diperlukan untuk proses pengayaan
tersebut mungkin dalam beberapa ribu tahun atau bahkan berjuta juta tahun. Nikel yang
mempunyai kadar paling tinggi terdapat pada dasar zona pelapukan dan diendapkan pada
rekahan dibagian atas dari lapisan dasar batuan bedrock. Nikel terjadi akibat dari proses
pelapukan kimia dan kondisi iklim lembab dengan periode waktu yang lama dimana kondisi
tektoniknya stabil.
Endapan nikel terdapat pada lapisan bumi yang kaya akan besi. Pembagian yang sempurna
dari besi dan nikel kedalam zona zona yang berbeda belum diketahui. Pengayaan besi dan
nikel terjadi melalui pemindahan magnesium dan silika. Besi didalam banyak berbentuk
mineral ferri oksida yang pada umumnya membentuk gumpalan disebit (limonit). Endapann
nikel dapat ditunjukkan dengan adanya jenis limonit tersebut atau sebagai nickel ferrous iron
ore. Hal tersebut berlawanan dengan nikel bertipe silikat (yang kadang kadang disebut
sebagai bijih serpentin) dimana pemisahan nikel dan besi lebih baik. Pelapukan akan
melarutkan silikat dan unsur unsur logam dari batuan induk akan menghasilkan bijih nikel
limonit. Nikel silikat banyak terbentuk di daerah ber iklim tropis seperti Indonesia kaledonia.
Daerah tersebut dengan curah hujan cukup tinggi dan banyak tumbuh tumbuhan yang terurai
sehingga menimbulkan asam organik dan CO2 pada air tanah.
Proses kimia air yang bereaksi dengan profil nikel laterit merupakan hal yang khusus.
Analisi air dari New Caledonuia dan Columbia membuktikan bahwa bika bornat bukan sulfat
dan klorida merupakan anion dominan. Pengamatan ini menunjukkan aktivitas biogenit serta
senyawa organik didalam tanah tropis kemungkinan mengalami peran penting dalam
pembentukan lapisan atas dari profil-profil nikel.
Laju Pelapukan
Laju pembentukan profil laterit belum jelas didefinisikan kendalanya. Batuan basah
dan ultrabasah melapuk kecepatan 2 hingga 3 kali lipat dari pada jenis batu lainnya.
Pelapukan yang terjadi didaerah pelapukan pengunungan ditentukan oleh laju erosi yang
lebih cepat. Meskipun demikian, laju pelapukan bersifat bergantung pada proses proses lokal
dan mungkin menjadi sangat bervariasi setiap tempat.