Batuan Asal
Bauksit
dan
Proses
Terbentuknya
Batuan seperti nepheline, syenite, granidorite, dan lain-lain, adalah batuan yang cocok untuk
membentuk mineral aluminium hidrat. Batuan asal tersebut selanjutnya akan mendapatkan
proses lateritisasi karena proses perubahan temperatur secara terus menerus, sehingga
pada kondisi ini batuan akan mudah lapuk dan hancur. Pada musim hujan, air akan dan
membawa elemen yang mudah larut, tetapi untuk elemen yang tidak larut akan tinggal di
batuan yang selanjutnya membentuk residu, jika residu tersebut kaya aluminium maka inilah
yang disebut bauksit laterit. Proses pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang stabil,
dimana proses erosi vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah
"peneplain", tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah untuk mengangkut elemen
tersebut.
Faktor-Faktor
Yang
Pembentukan Bauksit
Mempengaruhi
silikat yang bebas massa kuarsa. Dalam proses konsentrasi tersebut, terjadi perubahan
volume hingga konsentrasi mencapai nilai komersial untuk ditambang.
Bauksit di indonesia pada umumnya terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan
(lateritisasi) pada batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung alumunium
(feldspar) seperti granit, granodiorit, diorit, gabbro, dan andesit. Syarat bauksit yang
bernilai ekonomis adalah mengandung elemen Al2O3 yang tinggi, tetapi rendah total
silika (TSiO2) dan rendah reaktif silika (RSiO2). Dooooorrrrrr...ooorrrr... serius amat
bacanya.. mau tahu mengenai prosedur eksplorasinya??, sabar aja ya, klau ada waktu dan
ditemani segelas kopi pasti akan saya kupas tuntas.
http://teknik-tambang.blogspot.com/2011/04/pengetahuan-dasar-bauksit.html
http://www.geologinesia.com/2015/10/bauksit-laterit-dan-proses.html k. Bauksit
Bauksit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.Bauksit dari Bintan
diolah di Sumatera utara di Proyek Asahan.Proyek Asahan juga merupakan pusat
tenaga air terjun di sungai Asahan.
Bauksit Indonesia
1.
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al O H O) dan mineral gibsit
(Al O .3H O). Secara umum bauksit mengandung Al O sebanyak 45 65%, SiO 1 12%,
Fe O 2 25%, TiO >3%,dan H O 14 36%.
2
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO ) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung
sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu
lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit
dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
2
Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan
Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang
terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
Sumatera utara
: Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 58,10%).
Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%, TiO2
= 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang (kandungan
SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O =
33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut
terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan daerah
searang.
Kalimantan Barat
: Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,
Kendawangan dan Munggu Besar.
Bangka Belitung
: Sigembir.
Gambar bauksit serta Peta Potensi Bauksit di Indonesia ditunjukan Gambar 1 dan Gambar 2.
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing.
Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan
pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang
sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi
pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang
tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat
dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan
melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size
reduction)dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Leaching:
a. Cara Asam (H SO )
2
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al (SO ) untuk proses pengolahan air minum dan pabrik
kertas.
2
4 3
Reaksi-reaksi:
Al O + Na CO = NaAlO + CO (g)
Fe O + Na CO = Na OFe O + CO (g)
TiO + Na CO = Na OTiO + CO (g)
SiO + Na CO = Na OSiO + CO (g)
2
Catatan
Riki Gana
BATUAN BAUKSIT
07.56 GEOGRAFI No comments
Proses Terjadinya
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut
antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate,
kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami
pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali,
sedangkan mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak
mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang
berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan bauksit
berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 2,6. . Bauksit dapat
ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral
silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida
alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam
waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan
lateritik.Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama
dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses
laterisasi.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum
adalah
;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2.
Adanya
vegetasi
dan
bakteri
yang
mempercepat
proses
pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4.
Adanya
pergantian
musim
(cuaca)
hujan
dan
kemarau
(kering)
5.
Adanya
bahan
yang
tepat
untuk
pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan
air
dengan
tingkat
erosi
minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
Persebaran bauksit
Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan
Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang
terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
Sumatera utara
Riau
: P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 =
10,2%,
TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau),
P.Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 =
61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain
ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah
Merah,dan daerah searang.
Kalimantan Barat
: Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,
Kendawangan dan Munggu Besar.
Bangka Belitung
: Sigembir.
Gambar bauksit
Produksi bauksit Indonesia pada tahun 1971 adalah 1.237.610 ton sebagian
besar di ekspor ke jepang. Endapan bauksit di daerah Bintan ditemukan pada tahun 1924 dan
pihak pertama yang memanfaatkannya adalah perusahaan Belanda, NV Nederlansch
Indische Bauxiet Exploitatie Maatschapij (NV NIBEM), dari tahun 1935 sampai 1942. Pada
tahun 1942 sampai 1945, usaha ini diambil alih Jepang melalui perusahaan Furukawa Co Ltd,
dan tahun 1959 usaha ini kembali ditangani NV NIBEM. Setelah tahun 1959, kegiatan
pertambangan bauksit di daerah ini diambil alih Pemerintah Republik Indonesia dengan
mendirikan PT Pertambangan Bauksit Indonesia (PERBAKI), dan kemudian dilebur menjadi
PN Pertambangan Bauksit Indonesia yang berada di lingkungan BPU PERTAMBUN Tahun
1968 bersama-sama dengan BPU PERTAMBUN, PN, PT, dan proyek-proyek lainnya dalam
lingkungan BPU PERTAMBUN dilebur ke dalam PN. Aneka Tambang (Persero) yang
kemudian menjadi PT. Aneka Tambang .Sebaran bahan galian bauksit (lempung alumina)
tersebar secara luas di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya. Bauksit merupakan hasil proses
pelapukan dari batuan granit yang merupakan batuan dasar dari P. Bintan, umumnya tersebar
pada morfologi dataran sampai dengan landai yang memungkinkan proses pelapukan dapat
berlangsung intensif. Berdasarkan data PT. Aneka Tambang membagi kualitas cadangan
bauksit menjadi 3 (tiga) kategori A, B dan C.
Kelas Cadangan A ,kandungan Al2O3 > 50% dan SiO2 6 %
Kelas Cadangan B ,kandungan Al2O3 48%-50% dan SiO2 6%-13%
Kelas Cadangan C, kandungan Al2O3 < 48% dan SiO2 < 13%
Potensi sebaran bauksit cukup besar terdapat di wilayah Kecamatan Bintan
Timur, pada wilayah daratan utama dan pulau-pulau di sekitarnya, merupakan wilayah
tambang dan sebagian bekas tambang bauksit. Wilayah yang mempunyai sebaran bauksit
cukup luas terdapat di Desa Gunung Lengkuas, Busung, Toapaya dan Ekang Anculai, serta di
pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bintan Timur Terdapat beberapa
wilayah bekas tambang di P. Bintan di antaranya P. Koyang, daerah Wacopek, daerah Tanjung
Pinang dan sekitarnya. Daerah tersebut merupakan wilayah bekas tambang bauksit PT. Aneka
Tambang, dimana terdapat bijih bauksit tertinggal dengan ketebalan sampai batuan dasar
sekitar 40 hingga 50 cm (rata-rata 45 cm), sedangkan bahan galian bijih bauksit sebelum
ditambang mempunyai ketebalan 1 - 5 meter. Bekas tambang di daerah Tanjung Pinang
Terdapat dan sekitarnya, telah menjadi wilayah perkantoran, perumahan padat penduduk dan
pertokoan.
Kegunaan bauksit
*Bahan Industri keramik,
* logam,
* abrasive,
* kimia, dan
* metalurgi
http://bekompas.blogspot.com/2011/10/batuan-bauksit_2625.html ibas
EKSPLORASI TAMBANG BAUKSIT EKSPLORASI TAMBANG BAUKSIT Bauksit kelompok
mineral almunim hidroksida warna putih atau kekuningan sangat lunak (kekerasan 1-3)
Relatif ringan dengan berat jenis 2,3-2,7 mudah patah tidak larut dalam air tidak terbakar
Eksplorasi kegiatan yang tujuan akhirnya adalah penemuan geologis berupa endapan
mineral yang bernilai ekonomis, untuk mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar
rata-rata, dan jumlah cadangan dari endapan tersebut Tahapan eksplorasi Studi literatur
Merupakan salah satu kegiatan untuk mencari atau mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan penentuan daerah cebakan mineral yang dieksplorasi Tahapan eksplorasi Tahap
pengamatan Analisa data sekunder dan peninjauan lapangan untuk menetukan layak atau
tidak layaknya dilakukan eksplorasi Tahapan eksplorasi Penyelidikan pendahuluan
Mempersempit daerah prospek dengan cara pemetaan geologi, geokimia atau geofisika
udara untuk sasaran eksplorasi Tahapan eksplorasi Eksplorasi detail Melanjutkan
penyelidikan pada sasaran- sasaran eksplorasi dan mendapatkan cadangan yang
merupakan cadangan terindikasi Tahapan eksplorasi Eksplorasi lanjut Penetuan secara
pasti sifat-sifat yang diperlukan sebagai data persiapan penambangan dan persiapan
produksi Prospeksi eksplorasi stop Eksplorasi pendahuluaan, Eksplorasi detil, Eksplorasi
lanjut Analisis dan perhitungan cadangan Evaluasi Studi kelayakan Development
Penambangan Pengolahan Pemasaran Stop Analisis Ada Tidak ada Layak Tidak layak
Metode eksplorasi bauksit Pengukuran dan pemetaan Pada tahap pendahuluan, seringkali
yang digunakan adalah data dari citra satelit untuk melihat gambaran area eksplorasi secara
umum dan global Pada tahap survei tinjauan, metode pengukuran yang digunakan adalah
foto udara dan pemetaan terestris, serta analisa aeromagnetic. Selain itu dilakukan juga
pemetaan geologi. Hasil dari tahap ini adalah : Peta Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 200.000
yang menghasilkan informasi daerah daerah prospek Peta skala 1 : 5000 sampai 1 :
1000 sebagai Detail Surface Investigation (Penyelidikan Permukaan Rinci) yang berupa
penciutan dari daerah prospek. Pengambilan Contoh (Sampling) Channel sampling Cara
konvensional yang dilakukan pada sumur uji pengambilan contoh ini membuat saluran
selebar 75-100 mm dengan kedalaman 12 mm yang memotong bijih atau batuan Sampling
Pengambilan contoh yang ideal harus konstan panjangnya, lebarnya, dan kedalamanya,
untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dalam memperkirakan pengambilan
contoh Metode pengambilan contoh Chip sampling Proses pengambilan contoh pada
batuan yang tersingkap, biasanya diterapkan pada penyelidikan dengan pola teratur dalam
kemajuan penambangan Metode pengambilan contoh Broken Ore sampling Pengambilan
contoh pada sekumpulan batuan yang telah dipisahkan dari batuan induknya, baik secara
manual maupun secara mekanis Metode pengambilan contoh Grab sampling Seperti
metode broken ore sampling tetapi dilakukan apabila broken ore telah diluar stope
atau sudah diatas alat angkut Metode pengambilan contoh Bulk sampling Pengambilan
contoh dari contoh yang sudah ada Metode pengambilan contoh Core sampling dan Cutting
sangat penting dalam penyediaan contoh untuk evaluasi dan kelengkapan data untuk
memperluas cadangan bijih pada operasi tambang Penyimpangan dalam pengambilan
contoh : Pengambilan contoh lebih dari 1 orang / lebih dari 1 prosedur, Penggaraman contoh
yang terjadi karena sisa pengambilan contoh pada peralatan tidak dibersihkan terlebih
dahulu, Percampuran contoh untuk kadar tinggi dan rendah yang seharuisnya dipisahkan
menjadi 2 buah contoh, Kecenderungan mendapatkan lokasi berkadar tinggi,
Kecenderungan menggunakan metode mudah dan murah. Kelemahan dari material yang
diambil. Pembuatan Sumur Uji salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian
kemenerusan lapisan dalam arah vertikal Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan
kedalaman yang lebih (> 2,5 m) Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapanendapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis Pembuatan
Sumur Uji Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
ketebalan horizon B (zona laterit/residual), ketinggian muka airtanah, kemungkinan
munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S), kekuatan dinding lubang, dan kekerasan batuan
dasar. Perhitungan cadangan TERIMAKASIH
TUGAS 4
GANESA BAHAN GALIAN
BAUKSIT
Oleh
ZULNI ELDO PUTRA
58260/2010
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
i
Daftar
Isi
ii
1. Pengertian Bauksit
7
.
...
10
...
10
7.
11
12
Daftar Pustaka
.
13
1.
Pengertian Bauksit
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al
(OH) 3,boehmite -ALO (OH), dan diaspore -ALO (OH), bersama-sama dengan oksida
besigoethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .
Bauksit ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernamaPierre Berthier pemberian nama
sama dengan nama Desa Les Baux di selatan Perancis,.
2. Mineral Penyusun Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari Hidroksida aluminium,yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O); mineral
gibsit (Al2O3.3H2O) dan diaspora (Al2O3H2O) Secara umum Bauksit mengandung Al2O3
sebanyak (45 65%) , SiO2 (1 12%) , Fe2O3 ( 2 25% ), ( TiO2 >3% ), dan H2O (14
36%) . mempunyai warna putih susu atau kekuningan dalam keadaan murni,merah atau
coklat apa bila terkontaminasi oleh Besi oksida atau bitumen, bauksit relative sangat lunak
(kekerasan 1-3 skala mohs), relative ringan dengan berat jenis 2,3-2,7,mudah patah dan tidak
larut dalam air dan tidak terbakar.
3. Ganesa / Asal terjadinya Bauksit
Bauksit terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk,erat kaitannya dengan
penyebaran granit dan bochmit. bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika serta
membentuk perbukitan yang landai dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit
terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan
kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. (misalnya
sienit dan nefelin) yang berasal dari batuan beku, batu lempung-lempung dan serpih. Batuanbatuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan
mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi
Dijumpai pada lingkungan pengendapan sungai stadium tua atau pada delta. Karena
tertransportasi, material rombakan terbawah ke laut. Sedimen klastik berada di atas
ketinggian dasar melapuk mengandung perlapisan gravel pasir, lempung koalinit dan kadang
lignit membentuk delta corong. Deposit bauksit jenis ini yang ekonomis adalah berumur
Paleosen.
d. Bauksit pada batuan karbonat
Deposit bauksit pada batu gamping kadarnya tinggi dan berumur Paleosen.
Perkembangannya tidak berada dipermukaan tetapi pada kubah-kubah gamping.
e. Bauksit pada batuan phospat
Al phospat berwarna abu-abu, putih kehijauan dan bersifat parous yang terisi oleh berbagai
material. Lapisan bawahnya mengandung lempung antara montmorilonit dengan atapulgit.
Beberapa lapisan dalam bentuk Ca-posfat, berstruktur oolitik dan dijumpai pula pseudooolitik fluorapatit. Di bagian ini mengandung Al posfat dengan mineral krandalit [(Ca
Al3H(OH6) / (PO4)] yang sangat dominan dibandingkan dengan augilit [(Al2 (OH3) /
(PO4)].
2. Berdasarkan Letak Depositnya
a. Deposit Bauksit residual
Diasosiasikan dengan kemiringan lereng yang menegah sampai hamper datar pada batuan
nefelin syenit. Permukaan bauksit kemiringannya lebih dari 5 dan batasan yang umum
adalah 25. Pada batuan syenit bagian bawah bertekstur granitik. Zona diatasnya menunjukan
vermikuler, pisolitik dan tekstur konkresi lainnya. Di bawah zona knkresi adalah zona
pelindian dengan dasar fragmen lempung kaolinit. walaupun dasar zona pelindian ini
melengkung, tidak dapat menghilangkan tekstur granitis. kaolinit nepelin syenit dipisahkan
dengan bauksit bertekstur granitis oleh kaolinit yang kompak dan kasar.
b. Deposit bauksit koluvial
Diselubungi oleh kaolinit, nefelin, syenit. Deposit ini terletak di bawah lampung dan
termasuk swamp bauxite dengan tekstur pisolitik dan oolitik yang masih terlihat jelas serta
berada di daerah lembah. Di bagia atas deposit, kaolinit terus berkembang, dapat memotong
secara mendatar atau menggantikan matriks yang tebal dari tekstur pisolitik. di beberapa
tempat, lapisan lignnit yang mendatangkan lempung dapat pula memotong badan bijih
bauksit sehingga bauksit tersebut menjadi alas dari lapisan lignit ini.
c. Deposit bauksit alluvial pada perlapisan
Dapat berupa Perlapisan silang siur, dipisahkan dengan gravel yang bertekstur pisolitik.
Bauksit tipe ini halus dan tertutup oleh alur runtuhan dari tipe deposit bauksit koluvial.
d. Deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar
Deposit tipe ini umumnya menutupi bauksit boulder dengan konglomerat kasar, terutama dari
lempung karbonat dan pasir
Di Indonesia Bauksit ditemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan
Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang
terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
1. Sumatera Utara : Kota Pinan (bauksit dan kandungannya Al2O3 = 15,05 58,10%).
2. Riau : Pulau Bulan, Pulau Bintan (bauksit dan kandungannya SiO2 = 4,9%, Fe2O3 =10,2%,
TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), Pulau Lobang (kepulauan Riau), Pulau Kijang (kandungan
SiO2 = 2,5%,Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%), merupakan akhir
pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu,
Galang, Wacokek,Tanah Merah,dan daerah searang.
1.
2.
3.
4.
5.
B. Metode Penambangan
Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar
yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran
salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah :
Pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih
bauksit.
Pengupasan lapisan penutup (Strepping of overburden) yang umumnya memeliki ketebalan
0,2 meter. Untuk pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer.
Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih dengan dump
truck.
pencucian
Pengangkutan bijih bauksit bersih
Reaksi-reaksi:
Al2O3 + Na2CO3= NaAlO2 + CO2(g)
Fe2O3 + Na2CO3 = Na2OFe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 = Na2OTiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 = Na2OSiO2 + CO2(g)
4. Dengan proses elektolisa
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi
reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron
menjadi atom aluminium,
4 Al(3+) + 12 e(1-) > 4 Al
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan
gas oksigen.
6 O(2-) > 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah
disediakan.
5. Perusahaan yang Melakukan Penambangan Bauksit
Antam adalah, terintegrasi secara vertikal yang
pertumbuhan dan dividen membayar. Menurunkan biaya operasi berarti lebih efisien dan
produktif, serta meningkatkan kapasitas untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi.
Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari operasinya memiliki dampak langsung
pada lingkungan sekitarnya dan masyarakat sekitarnya. Kelestarian lingkungan dan
pengembangan masyarakat tidak dipandang hanya sebagai bertanggung jawab secara sosial,
tetapi juga sebagai manajemen risiko. Karakteristik pertambangan di Indonesia adalah bahwa
ia memainkan peran besar dalam pengembangan daerah terpencil dan begitu diberi peran
besar tambang dalam pengembangan masyarakat adalah penting untuk beroperasi tidak
sebagai orang luar tetapi sebagai anggota masyarakat dan warga perusahaan yang baik dan
dengan demikian mengurangi kemungkinan gangguan bisnis. Antam percaya kelestarian
lingkungan dan pengembangan masyarakat proaktif diperlukan untuk sukses mengoperasikan
tambang. Perhatian serius terhadap upaya konservasi alam dan partisipasi proaktif dalam
pengembangan masyarakat adalah salah satu kunci sukses kegiatan pertambangan.
Antam Visi 2020:
"Untuk menjadi perusahaan pertambangan global berbasis, dengan pertumbuhan yang sehat
dan standar kelas dunia"
Antam Misi 2020:
* Untuk membangun dan menerapkan kelas dunia praktek terbaik dalam rangka untuk
mengubah Antam menjadi pemain global.
* Untuk membuat keunggulan operasional berdasarkan operasi biaya rendah dan teknologi
sesuai dengan mengutamakan konservasi kesehatan, keselamatan dan lingkungan.
* Untuk proses cadangan mineral yang ada dan deposito baru untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan.
* Untuk mendorong pertumbuhan yang sehat melalui pengembangan usaha pertambangan
terkait dan diversifikasi selektif dan integrasi untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
* Untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kesejahteraan, sementara
mengembangkan budaya perusahaan yang mencakup kinerja yang luar biasa.
* Untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di
sekitar daerah pertambangan khususnya di bidang pendidikan dan pemberdayaan ekonomi
A. Analisa Keuangan
Produksi
dan penjualan
Ikhtisar keuangan
B. Produksi
C.
7.
Daftar Pustaka
1)
2)
3)
http://edosevensix.blogspot.com/2011/10/bauksit.html