Anda di halaman 1dari 28

PENGETAHUAN DASAR BAUKSIT

Bauksit (Al2O3.2H2O) bersistem octahedral terdiri dari 35 65 % Al 2O3, 2


10 % SiO2, 2 - 20 % Fe2O3, 1 - 3 % TiO 2 dan 10 - 30 % air. Sebagai bijih
alumina, bauksit mengandung sedikitnya 35 % Al2O3, 5 % SiO2, 6 % Fe2O3,
dan 3 % TiO2. Sebagai mineral industri % silica kurang penting, tetapi besi
dan titanium oksida tidak lebih dari 3 %. Sebagai abrasive diperlukan
silika dan besi oksida lebih dari 6 %. Merupak suatu campuran bahanbahan yang kaya akan hidrat oksida aluminium, dan bahan-bahan
tersebut dapt diambil logam aluminium secara ekinomis. Istiah abuksit di
kaitkan dengan laterit. Laterit adalah suatui bahan yang berupa konkresi
berwarna kemeraahan, bersifat porous, menutupi hamper sebagian besar
daerah tropis dan subtropics, merupakan lapisan yang kaya akan
aluminium dan besi. Jika kadar aluminiumnya lebih besar dibandingkan
dengan kadar besi, sehingga warnanya menjadi agak muda, kekuningkuningan sampai keputih-putihan, maka latrit semacam ini dinamakan
aluminious laterit atau laterit bauksit.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium tinggi,
kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Mineral silikat yang
terubah akibat pelapukan, mengakibatkan unsure silika terlepas dari
ikatan Kristal dan sebagian unsure besi juga terlepas. Pada proses ini
terjadi penambahan air, sedangkan alumina, bersam dengan titanium den
ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi terkonsentrasi
sebagai endapan residu aluminium. Batuan yang memenuhi persyaratan
itu antara lain nepelin syenit, dan sejenisnya dan berasal dari batuan
beku, batuan lempung/serpih. Batuan itu akan mengalami proses
lateritisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga
batuan mengalami pelapukan). Secara komersial baukist terjadi dalam 3
bentuk:
1.Pissolitic atau Oolitik disebut pua kernel yang berukuran diameter dari
sentimeter
sebagai
amorfous
tryhidrate
2. Sponge Ore (Arkansas), porous, merupakan sisa dari batuan asal dan
komposisi
utama
gigsite
3. Amorphous atau bijih lempung
PROSES PEMBENTUKAN DAN GENESA BAUKSIT

Genesa bijih bauksit, alumina dpat bersumber dari batuan primer


(magmatic dan hidrotermal) maupun dari batuan sekunder (pelapukan
dan metamorphosis). Namun, secara luas yang berada dipermukaan bumi
ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian.
Genesa dari bauksit sendiri dapt terbentuk dari 4 proses yaitu :
magamatik, Hidrotermal, metamorfosa, dan pelapukan (lebih jelas
silahkan download DISINI).
KLASIFIKASI BAUKSIT
Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5 yaitu, bauksit pada
batuan klastik kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada batuan
karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik dan bauksit pada batuan
fosfat. Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit terbadi atas 4
yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial, deposit bauksit
alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat
kasar.
SYARAT
TERBENTUKNYA
BAUKSIT
1. Iklim humid tropis dan subtropics
2. Batuan sumber mengandung alumina tinggi
3. Reagent yang sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat
4. Infiltrasi air meteoric prmukaan secara lambat
5 kondisi bawah permukaan (larutan bawah permukaan) yang mampu
melarutkan unsure batuan yang dilaluinya
6. Sublitas tektinik yang berlangsung lama
7. Preservation
METODE EKSPLORASI BAUKSIT
Tahapan eksplorasi bauksit meliputi pengukuran dan pemetaan, pembuata
sumur uji, pengambilan conto laterit bauksit, perhitungan cadangan,
ketebalan tanah penutup (OB) swell factor dan factor konkresi.
METODE PENAMBANGAN
Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi
mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya
dilakukan secara selektif dan pencampuran (blending) merupakan salah
satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
SISTEM PENAMBANGAN
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah :
1. Pembersihan local (land clearing) dari tumbuh tumbuhan yang
terdapat
diatas
endapan
bijih
bauksit.
2. Pengupasan lapisan penutup (stripping OB) yang umumnya memiliki
ketebalan 0.2 meter. Untuk pengupasan lapisan digunkan bulldozer.
3. Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan
bijih digunakan dump truck.
Untuk processing, sampai kegunaan dari bijih bauksit ini dapat di
download DISINI!!!!
SaLam TaMbang_&_SaLaM GaLi-GaLi !!!
TaMbAnG_UnHas
Diposkan oleh HABIB_EL_AZIZY di 05.50.00

Bauksit Laterit dan Proses


Pembentukannya
Perlu dipahami bahwa bauksit adalah batuan, bukan mineral tunggal. Menurut
definisinya, bauksit terdiri dari tiga dominan mineral aluminium hidrat (gibsit, boehmite
dan diaspora) yang terasosiasi dengan mineral lempung (kaolin), kuarsa, bijih Fe, bijih FeTi dan beberapa mineral lainnya. Bauksit terbentuk dari berbagai batuan, di India, bauksit
terbentuk dari batuan basaltik, tapi di Queensland, deposit bauksit terbentuk dari kaolin.
Singkatnya, batuan yang kaya unsur alumina, rendah silika dan Fe dapat menghasilkan
deposit
bauksit
yang
bernilai
ekonomis.

Baca Juga : Karakteristik dan Pelaporan Bauksit di


Indonesia

Cara penurunan berat badan paling cepat! Jauhi


4 makanan ini. Telur, mayones...

Batuan Asal
Bauksit

dan

Makanan ini musuh terburuk lemak! Turun 23


kg dalam satu bulan! Di pagi hari

Proses

Terbentuknya

Batuan seperti nepheline, syenite, granidorite, dan lain-lain, adalah batuan yang cocok untuk
membentuk mineral aluminium hidrat. Batuan asal tersebut selanjutnya akan mendapatkan
proses lateritisasi karena proses perubahan temperatur secara terus menerus, sehingga
pada kondisi ini batuan akan mudah lapuk dan hancur. Pada musim hujan, air akan dan
membawa elemen yang mudah larut, tetapi untuk elemen yang tidak larut akan tinggal di
batuan yang selanjutnya membentuk residu, jika residu tersebut kaya aluminium maka inilah
yang disebut bauksit laterit. Proses pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang stabil,
dimana proses erosi vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah
"peneplain", tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah untuk mengangkut elemen
tersebut.

Faktor-Faktor
Yang
Pembentukan Bauksit

Mempengaruhi

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan bauksit seperti yang disebutkan


oleh Alcomin (1974), adalah sebagai berikut:
1. Sumber batuan yang kaya akan unsur-unsur Al.
2. Wilayah Sub tropis dengan lingkungan penguapan yang tinggi.
3. Suhu harian rata-rata >25C.
4. Topografi bergelombang.
5. Daerah Stabil (old continental/stadium tua).
6. Formasi batuan yang berada diatas mata air permanen.
Beberapa faktor eksternal juga dapat mempercepat proses pelapukan seperti struktur
geologi, frekuensi curah hujan dan suhu harian yang tinggi (daerah subtropis), dan juga
asam organik. Yang terakhir ini berasal dari tanaman yang akan menurunkan pH tanah
menjadi <4. Pada pH <4 dan pH>9 elemen Al2O3 akan dilepaskan, tetapi SiO2 hanya akan
terlepas pada pH> 9 - pH 10. Karena pH normal air tanah adalah 7 maka pada kedalaman
tertentu akan terjadi pelepasan Al2O3 dan SiO2, hal ini sudah tentu terkait dengan topografi
yaitu
pada
kondisi
slope
yang
pendek.
Unsur-unsur lain seperti Ca, Na, K dan Mg akan diangkut oleh air tanah melalui sistem
drainase pada daerah rendah ke daerah yang cekung. Sedimentasi residu Al2O3SiO3 dan
garam Fe pada pH antara 4 dan 9 disebabkan oleh normalisasi pH tanah pada kedalaman
tertentu. Pada kondisi pH 4-9, silika dari feldspar alkali akan bercampur dengan air (H2O)
membentuk
silikat
alumina
hidrat
dengan
Al2O3
SiO3
dan
H2O.

Baca juga : Pemurnian Bijih Bauksit Proses Bayer


Di daerah subtropis, dekomposisi dari kombinasi silikat akan berjalan lebih cepat sehingga
akumulasi dari oksida besi dan aluminium akan membentuk kongkresi bauksit. Bentuk
variasi dari kongkresi diantaranya adalah sub-rounded, tabular, memperlihatkan bentuk
anhedral dalam matriks lempung, serta terkadang berupa lempung pasiran. Transportasi
elemen terlarut dan sedimentasi residu sangat dipengaruhi oleh topografi. Di daerah dengan
morfologi gelombang rendah dan stadium tua akan menghasilkan sirkulasi air tanah yang
baik sebagai media transportasi elemen, tetapi dengan syarat erosi vertikal tidak terjadi lagi.
Jensen dan Bateman, 1981 menjelaskan bahwa bauksit terbentuk sebagai sisa sedimentasi
pada atau dekat permukaan. Sedimentasi terbentuk dari hasil akumulasi mineral aluminium

silikat yang bebas massa kuarsa. Dalam proses konsentrasi tersebut, terjadi perubahan
volume hingga konsentrasi mencapai nilai komersial untuk ditambang.

Mineralisasi Selama Proses Pembentukan


Bauksit
Dalam bauksit ada preferensi untuk neomineralisasi hidroksida, oksida terhidrasi dan oksida
Al, Fe dan Ti, tetapi dalam hal ini lapisan silikat dan kuarsa pun dapat terbentuk.
Pembebasan unsur-unsur dari mineral atau batuan diatur oleh:
1. Obligasi dalam kisi kristal mineral yang akan hancur;
2. Kelarutan pada fase mineral sekunder;
3. pH dan Eh dari larutan;
4. Pengisian elemen, misalnya, Fe;
5. Suhu dan konsentrasi pelapukan larutan;
6. Ion lain dalam pelapukan larutan.

Profil bauksit laterit di Kalimantan

Bauksit di indonesia pada umumnya terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan
(lateritisasi) pada batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung alumunium
(feldspar) seperti granit, granodiorit, diorit, gabbro, dan andesit. Syarat bauksit yang
bernilai ekonomis adalah mengandung elemen Al2O3 yang tinggi, tetapi rendah total
silika (TSiO2) dan rendah reaktif silika (RSiO2). Dooooorrrrrr...ooorrrr... serius amat
bacanya.. mau tahu mengenai prosedur eksplorasinya??, sabar aja ya, klau ada waktu dan
ditemani segelas kopi pasti akan saya kupas tuntas.

http://teknik-tambang.blogspot.com/2011/04/pengetahuan-dasar-bauksit.html
http://www.geologinesia.com/2015/10/bauksit-laterit-dan-proses.html k. Bauksit
Bauksit di Indonesia banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.Bauksit dari Bintan
diolah di Sumatera utara di Proyek Asahan.Proyek Asahan juga merupakan pusat
tenaga air terjun di sungai Asahan.

Bauksit Indonesia

Posted on 17 Oktober 2009by Riki Gana

1.

KONDISI SUMBER DAYA DAN CADANGAN

Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al O H O) dan mineral gibsit
(Al O .3H O). Secara umum bauksit mengandung Al O sebanyak 45 65%, SiO 1 12%,
Fe O 2 25%, TiO >3%,dan H O 14 36%.
2

Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO ) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung
sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu
lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit
dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
2

Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan
Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang
terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:

Sumatera utara
: Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 58,10%).
Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%, TiO2
= 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang (kandungan
SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O =
33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut
terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah Merah,dan daerah
searang.
Kalimantan Barat
: Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,
Kendawangan dan Munggu Besar.
Bangka Belitung
: Sigembir.

Gambar bauksit serta Peta Potensi Bauksit di Indonesia ditunjukan Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. bauksit (Al2O3.nH2O)

Gambar.2. Potensi Bauksit di Indonesia [Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi


Mineral dan Batubara, 2005].
2.TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing.
Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan
pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader yang
sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi
pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang
tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat
dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan
melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size
reduction)dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Leaching:
a. Cara Asam (H SO )
2

Hanya dilakukan untuk pembuatan Al (SO ) untuk proses pengolahan air minum dan pabrik
kertas.
2

4 3

Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180


C (Autoclaving)
KalsinasiCocok untuk lowgrade Al O tetapi high SiO yang tidak cocok
dikerjakan dengan cara basa.
Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al O , kelemahan cara ini adalah
Fe O ikut larut.

b. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)


Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina
(SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini
dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk
menghasilkan Al murni. Berikut block diagram pengolahan bauksit melalui proses SGA:

Gambar 3. Block Diagram Pengolahan Bauksit


c. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan
high Fe O dan SiO .
2

Reaksi-reaksi:
Al O + Na CO = NaAlO + CO (g)
Fe O + Na CO = Na OFe O + CO (g)
TiO + Na CO = Na OTiO + CO (g)
SiO + Na CO = Na OSiO + CO (g)
2

d. Dengan proses elektolisa


Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi
reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron
menjadi atom aluminium,
4 Al(3+) + 12 e(1-) > 4 Al
pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan
gas oksigen.
6 O(2-) > 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah
disediakan.
https://regest.wordpress.com/2009/10/17/bauksit-indonesia/

Catatan

Riki Gana
BATUAN BAUKSIT
07.56 GEOGRAFI No comments

Proses Terjadinya
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut
antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate,
kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami
pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali,
sedangkan mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi,
kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak
mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang
berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan bauksit
berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 2,6. . Bauksit dapat
ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral
silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida
alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam
waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan
lateritik.Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama
dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses
laterisasi.

Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum
adalah
;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2.
Adanya
vegetasi
dan
bakteri
yang
mempercepat
proses
pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4.
Adanya
pergantian
musim
(cuaca)
hujan
dan
kemarau
(kering)
5.
Adanya
bahan
yang
tepat
untuk
pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan
air
dengan
tingkat
erosi
minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

Persebaran bauksit
Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan
Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang
terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:

Sumatera utara

: Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05 58,10%).

Riau
: P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 =
10,2%,
TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau),
P.Kijang (kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 =
61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat, selain
ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang, Wacokek, Tanah
Merah,dan daerah searang.

Kalimantan Barat
: Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,
Kendawangan dan Munggu Besar.

Bangka Belitung

: Sigembir.

Gambar bauksit

Produksi bauksit Indonesia pada tahun 1971 adalah 1.237.610 ton sebagian
besar di ekspor ke jepang. Endapan bauksit di daerah Bintan ditemukan pada tahun 1924 dan
pihak pertama yang memanfaatkannya adalah perusahaan Belanda, NV Nederlansch
Indische Bauxiet Exploitatie Maatschapij (NV NIBEM), dari tahun 1935 sampai 1942. Pada
tahun 1942 sampai 1945, usaha ini diambil alih Jepang melalui perusahaan Furukawa Co Ltd,
dan tahun 1959 usaha ini kembali ditangani NV NIBEM. Setelah tahun 1959, kegiatan
pertambangan bauksit di daerah ini diambil alih Pemerintah Republik Indonesia dengan
mendirikan PT Pertambangan Bauksit Indonesia (PERBAKI), dan kemudian dilebur menjadi
PN Pertambangan Bauksit Indonesia yang berada di lingkungan BPU PERTAMBUN Tahun
1968 bersama-sama dengan BPU PERTAMBUN, PN, PT, dan proyek-proyek lainnya dalam
lingkungan BPU PERTAMBUN dilebur ke dalam PN. Aneka Tambang (Persero) yang
kemudian menjadi PT. Aneka Tambang .Sebaran bahan galian bauksit (lempung alumina)
tersebar secara luas di wilayah Pulau Bintan dan sekitarnya. Bauksit merupakan hasil proses
pelapukan dari batuan granit yang merupakan batuan dasar dari P. Bintan, umumnya tersebar
pada morfologi dataran sampai dengan landai yang memungkinkan proses pelapukan dapat

berlangsung intensif. Berdasarkan data PT. Aneka Tambang membagi kualitas cadangan
bauksit menjadi 3 (tiga) kategori A, B dan C.
Kelas Cadangan A ,kandungan Al2O3 > 50% dan SiO2 6 %
Kelas Cadangan B ,kandungan Al2O3 48%-50% dan SiO2 6%-13%
Kelas Cadangan C, kandungan Al2O3 < 48% dan SiO2 < 13%
Potensi sebaran bauksit cukup besar terdapat di wilayah Kecamatan Bintan
Timur, pada wilayah daratan utama dan pulau-pulau di sekitarnya, merupakan wilayah
tambang dan sebagian bekas tambang bauksit. Wilayah yang mempunyai sebaran bauksit
cukup luas terdapat di Desa Gunung Lengkuas, Busung, Toapaya dan Ekang Anculai, serta di
pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bintan Timur Terdapat beberapa
wilayah bekas tambang di P. Bintan di antaranya P. Koyang, daerah Wacopek, daerah Tanjung
Pinang dan sekitarnya. Daerah tersebut merupakan wilayah bekas tambang bauksit PT. Aneka
Tambang, dimana terdapat bijih bauksit tertinggal dengan ketebalan sampai batuan dasar
sekitar 40 hingga 50 cm (rata-rata 45 cm), sedangkan bahan galian bijih bauksit sebelum
ditambang mempunyai ketebalan 1 - 5 meter. Bekas tambang di daerah Tanjung Pinang
Terdapat dan sekitarnya, telah menjadi wilayah perkantoran, perumahan padat penduduk dan
pertokoan.

Cara penambangan bauksit


Perlu melakukan eksplorasi kembali beberapa daerah yang pernah di tambang sampai
kedalaman maksimal yang masih mengandung endapan bauksit sehingga daerah tersebut
layak tambang mencapai 5 (lima) meter kedalaman.
Tetap menggunakan metoda yang sama dalam perhitungan cadangan, akan tetapi sumur uji
untuk percontohan perlu dirapatkan.
Perlunya pendistribusian air bersih dari perusahaan kepada masyarakat sekitar tambang, tidak
hanya lingkungan kompleks tambang saja.
Tanah penutup yang kondisinya asam, perlu dilakukan netralisir dengan ditaburi kapur/dolomit
sehingga mudah ditanami serta memilih tanaman yang mudah daunnya lapuk.
Mineral ikutan seperti; Rutil, Zirkon dan lainya dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah untuk
dipergunakan dalam keperluan teknologi tinggi.
Kolam-kolam sedimentasi hanya berfungsi sebagai pengendapan pasir dan lumpur, sedangkan
air hasil pencucian yang dibuang kelaut perlu dipantau secara periodik, karena bisa
mencemari laut sekitar.
Penataaan kembali lahan bekas penambangan pasir darat dan granit di wilayah Bintan Timur
dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat obyek wisata, tempat penampungan air bersih dan
kolam ikan darat.
Agar dilakukan sosialisasi Rencana PenutupanTambang, serta meng antisifasi dampak langsung
terhadap masyarakat dan pemerintah daerah.
Harus kerjasama antar intansi terkait (antara lain Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah)
mengenai kondisi tanah agar aman mendirikan bangunan dan tidak membahayakan
masyarakat.

Kegunaan bauksit
*Bahan Industri keramik,
* logam,
* abrasive,

* kimia, dan
* metalurgi

http://bekompas.blogspot.com/2011/10/batuan-bauksit_2625.html ibas
EKSPLORASI TAMBANG BAUKSIT EKSPLORASI TAMBANG BAUKSIT Bauksit kelompok
mineral almunim hidroksida warna putih atau kekuningan sangat lunak (kekerasan 1-3)
Relatif ringan dengan berat jenis 2,3-2,7 mudah patah tidak larut dalam air tidak terbakar
Eksplorasi kegiatan yang tujuan akhirnya adalah penemuan geologis berupa endapan
mineral yang bernilai ekonomis, untuk mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar
rata-rata, dan jumlah cadangan dari endapan tersebut Tahapan eksplorasi Studi literatur
Merupakan salah satu kegiatan untuk mencari atau mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan penentuan daerah cebakan mineral yang dieksplorasi Tahapan eksplorasi Tahap
pengamatan Analisa data sekunder dan peninjauan lapangan untuk menetukan layak atau
tidak layaknya dilakukan eksplorasi Tahapan eksplorasi Penyelidikan pendahuluan
Mempersempit daerah prospek dengan cara pemetaan geologi, geokimia atau geofisika
udara untuk sasaran eksplorasi Tahapan eksplorasi Eksplorasi detail Melanjutkan
penyelidikan pada sasaran- sasaran eksplorasi dan mendapatkan cadangan yang
merupakan cadangan terindikasi Tahapan eksplorasi Eksplorasi lanjut Penetuan secara
pasti sifat-sifat yang diperlukan sebagai data persiapan penambangan dan persiapan
produksi Prospeksi eksplorasi stop Eksplorasi pendahuluaan, Eksplorasi detil, Eksplorasi
lanjut Analisis dan perhitungan cadangan Evaluasi Studi kelayakan Development
Penambangan Pengolahan Pemasaran Stop Analisis Ada Tidak ada Layak Tidak layak
Metode eksplorasi bauksit Pengukuran dan pemetaan Pada tahap pendahuluan, seringkali
yang digunakan adalah data dari citra satelit untuk melihat gambaran area eksplorasi secara
umum dan global Pada tahap survei tinjauan, metode pengukuran yang digunakan adalah
foto udara dan pemetaan terestris, serta analisa aeromagnetic. Selain itu dilakukan juga
pemetaan geologi. Hasil dari tahap ini adalah : Peta Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 200.000
yang menghasilkan informasi daerah daerah prospek Peta skala 1 : 5000 sampai 1 :
1000 sebagai Detail Surface Investigation (Penyelidikan Permukaan Rinci) yang berupa
penciutan dari daerah prospek. Pengambilan Contoh (Sampling) Channel sampling Cara
konvensional yang dilakukan pada sumur uji pengambilan contoh ini membuat saluran
selebar 75-100 mm dengan kedalaman 12 mm yang memotong bijih atau batuan Sampling
Pengambilan contoh yang ideal harus konstan panjangnya, lebarnya, dan kedalamanya,
untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dalam memperkirakan pengambilan
contoh Metode pengambilan contoh Chip sampling Proses pengambilan contoh pada
batuan yang tersingkap, biasanya diterapkan pada penyelidikan dengan pola teratur dalam
kemajuan penambangan Metode pengambilan contoh Broken Ore sampling Pengambilan
contoh pada sekumpulan batuan yang telah dipisahkan dari batuan induknya, baik secara
manual maupun secara mekanis Metode pengambilan contoh Grab sampling Seperti
metode broken ore sampling tetapi dilakukan apabila broken ore telah diluar stope
atau sudah diatas alat angkut Metode pengambilan contoh Bulk sampling Pengambilan
contoh dari contoh yang sudah ada Metode pengambilan contoh Core sampling dan Cutting
sangat penting dalam penyediaan contoh untuk evaluasi dan kelengkapan data untuk
memperluas cadangan bijih pada operasi tambang Penyimpangan dalam pengambilan
contoh : Pengambilan contoh lebih dari 1 orang / lebih dari 1 prosedur, Penggaraman contoh
yang terjadi karena sisa pengambilan contoh pada peralatan tidak dibersihkan terlebih
dahulu, Percampuran contoh untuk kadar tinggi dan rendah yang seharuisnya dipisahkan
menjadi 2 buah contoh, Kecenderungan mendapatkan lokasi berkadar tinggi,

Kecenderungan menggunakan metode mudah dan murah. Kelemahan dari material yang
diambil. Pembuatan Sumur Uji salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian
kemenerusan lapisan dalam arah vertikal Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan
kedalaman yang lebih (> 2,5 m) Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapanendapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis Pembuatan
Sumur Uji Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
ketebalan horizon B (zona laterit/residual), ketinggian muka airtanah, kemungkinan
munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S), kekuatan dinding lubang, dan kekerasan batuan
dasar. Perhitungan cadangan TERIMAKASIH
TUGAS 4
GANESA BAHAN GALIAN

BAUKSIT

Oleh
ZULNI ELDO PUTRA
58260/2010

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
i
Daftar
Isi
ii

1. Pengertian Bauksit

2. Mineral Penyusun Bauksit


.
3. Ganesa / Asal terjadinya Bauksit

4. Metode eksplorasi dan penambangan Bauksit


.

5. Perusahaan yang melakukan penambangan Bauksit


..
a. Analisa Keuangan

7
.

b. Produksi Perhari dan jumlah cadangan beserta umur tambang


c. Foto Proses Penambangan

...

10

...

10

d. Peta Lokasi Penambangan


..
6.

Manfaat / Kegunaan Bauksit


.

7.

11

12

Daftar Pustaka
.

13

1.

Pengertian Bauksit
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al
(OH) 3,boehmite -ALO (OH), dan diaspore -ALO (OH), bersama-sama dengan oksida
besigoethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .
Bauksit ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog bernamaPierre Berthier pemberian nama
sama dengan nama Desa Les Baux di selatan Perancis,.
2. Mineral Penyusun Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari Hidroksida aluminium,yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O); mineral
gibsit (Al2O3.3H2O) dan diaspora (Al2O3H2O) Secara umum Bauksit mengandung Al2O3
sebanyak (45 65%) , SiO2 (1 12%) , Fe2O3 ( 2 25% ), ( TiO2 >3% ), dan H2O (14
36%) . mempunyai warna putih susu atau kekuningan dalam keadaan murni,merah atau
coklat apa bila terkontaminasi oleh Besi oksida atau bitumen, bauksit relative sangat lunak
(kekerasan 1-3 skala mohs), relative ringan dengan berat jenis 2,3-2,7,mudah patah dan tidak
larut dalam air dan tidak terbakar.
3. Ganesa / Asal terjadinya Bauksit
Bauksit terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk,erat kaitannya dengan
penyebaran granit dan bochmit. bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika serta
membentuk perbukitan yang landai dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit
terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan
kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. (misalnya
sienit dan nefelin) yang berasal dari batuan beku, batu lempung-lempung dan serpih. Batuanbatuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan
mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi

kedudukannya di kedalaman tertentu.


.
Asal mula terjadinya bauksit :
1. . Kondisi-kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum
adalah :
a. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
b. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
c. Porositas batuan yang tinggi sehingga siklus air berjalan dengan mudah
d. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
e. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
f. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
g. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
2. Genesa bijih bauksit :
Alumina dapat bersumber dari batuan primer (magnetik dan hidrothermal) maupun dari
batuan sekunder (pelapukan dan metamorfosa) Namun sacara luas yang berada di permukaan
bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian / pelarutan
(leaching)
a. Magnetik
Alumina yang bersumber dari proses magnetik dijumpai dalam bentuk batuan yang kaya akan
kandungan alumina yang disebut dengan alumina-richrock. Sebagai contoh adalah mineral
anortosite [(Na,K)AlSi3O8] dan mineral nefelin [(Na3K)Al4Si4O16] pada batuan syenit
yang mengandung lebih dari 20% Al2O3.
b. Hidrothermal
Alumina produk alterasi hidrotermal dari trasit (trachyte) dan riolit (rhyolite) pada beberapa
daerah vulkanik misalnya mineral alunit [KAl3(SO4)2(OH6)] mengandung sampai 75%
Al2O3 dan dapat ditimbang sebagai sumber alumina.
c. Metamorfosa
Alumina yang bersumber dari proses metamorfosa adalah sumber alumina yag tidak
ekonomis. Saat ini masih dalam penelitian ekstraksi yang lebih maju diharapkan dimasa
mendatang akan menjadi alumina silikat andalusit, dan kianit (Al2SiO5).
d. Pelapukan
Alumina yang bersumber dari proses pelapukan, dijumpai sebagai cebakan residual dan
disebut sebagai bauksit. Terbentuk oleh pelapukan feldspatik atau batuan yang mengandung
nefelin.
3. Tinjauan mengenai Bauksit
1. Berdasarkan genesanya :
a. Bauksit pada batuan klastik yang kasar
Jenis ini berasal dari batuan beku yang telah berubah menjadi metamorf di daerah yang
beriklim tropis dan berumur Tersier Awal. Permukaan daerahnya telah mengalami erosi dan
dijumpai bauksit dalam bentuk boulder. Tekstur pisolitik dan bentuknya menyudut dengan
kadar bauksit tinggi dalam bohmit dengan posisi letaknya sesuai dengan kemiringan lereng
b. Bauksit pada terrarosa
Jenis terrrarosa banyak terdapat di sekitar Mediterranian di Eropa Selatan yang merupakan
fraksi-fraksi dari hasil pelapukan batukapur atau dolomite dan sebagian diaspor
(Al2O3H2O). Jenis ini mempunyai ikatan monohidrat, karena itulah endapan jenis terarosa
mempunyai kadar alumina yang besar dibandingkan endapan jenis laterit.
c. Bauksit pada batuan sedimen klastik.

Dijumpai pada lingkungan pengendapan sungai stadium tua atau pada delta. Karena
tertransportasi, material rombakan terbawah ke laut. Sedimen klastik berada di atas
ketinggian dasar melapuk mengandung perlapisan gravel pasir, lempung koalinit dan kadang
lignit membentuk delta corong. Deposit bauksit jenis ini yang ekonomis adalah berumur
Paleosen.
d. Bauksit pada batuan karbonat
Deposit bauksit pada batu gamping kadarnya tinggi dan berumur Paleosen.
Perkembangannya tidak berada dipermukaan tetapi pada kubah-kubah gamping.
e. Bauksit pada batuan phospat
Al phospat berwarna abu-abu, putih kehijauan dan bersifat parous yang terisi oleh berbagai
material. Lapisan bawahnya mengandung lempung antara montmorilonit dengan atapulgit.
Beberapa lapisan dalam bentuk Ca-posfat, berstruktur oolitik dan dijumpai pula pseudooolitik fluorapatit. Di bagian ini mengandung Al posfat dengan mineral krandalit [(Ca
Al3H(OH6) / (PO4)] yang sangat dominan dibandingkan dengan augilit [(Al2 (OH3) /
(PO4)].
2. Berdasarkan Letak Depositnya
a. Deposit Bauksit residual
Diasosiasikan dengan kemiringan lereng yang menegah sampai hamper datar pada batuan
nefelin syenit. Permukaan bauksit kemiringannya lebih dari 5 dan batasan yang umum
adalah 25. Pada batuan syenit bagian bawah bertekstur granitik. Zona diatasnya menunjukan
vermikuler, pisolitik dan tekstur konkresi lainnya. Di bawah zona knkresi adalah zona
pelindian dengan dasar fragmen lempung kaolinit. walaupun dasar zona pelindian ini
melengkung, tidak dapat menghilangkan tekstur granitis. kaolinit nepelin syenit dipisahkan
dengan bauksit bertekstur granitis oleh kaolinit yang kompak dan kasar.
b. Deposit bauksit koluvial
Diselubungi oleh kaolinit, nefelin, syenit. Deposit ini terletak di bawah lampung dan
termasuk swamp bauxite dengan tekstur pisolitik dan oolitik yang masih terlihat jelas serta
berada di daerah lembah. Di bagia atas deposit, kaolinit terus berkembang, dapat memotong
secara mendatar atau menggantikan matriks yang tebal dari tekstur pisolitik. di beberapa
tempat, lapisan lignnit yang mendatangkan lempung dapat pula memotong badan bijih
bauksit sehingga bauksit tersebut menjadi alas dari lapisan lignit ini.
c. Deposit bauksit alluvial pada perlapisan
Dapat berupa Perlapisan silang siur, dipisahkan dengan gravel yang bertekstur pisolitik.
Bauksit tipe ini halus dan tertutup oleh alur runtuhan dari tipe deposit bauksit koluvial.
d. Deposit bauksit alluvial pada konglomerat kasar
Deposit tipe ini umumnya menutupi bauksit boulder dengan konglomerat kasar, terutama dari
lempung karbonat dan pasir
Di Indonesia Bauksit ditemukan di Pulau Bintan dan sekitarnya, Pulau Bangka dan
Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya yang
terbesar di Indonesia. Beberapa tempat antara lain:
1. Sumatera Utara : Kota Pinan (bauksit dan kandungannya Al2O3 = 15,05 58,10%).
2. Riau : Pulau Bulan, Pulau Bintan (bauksit dan kandungannya SiO2 = 4,9%, Fe2O3 =10,2%,
TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), Pulau Lobang (kepulauan Riau), Pulau Kijang (kandungan
SiO2 = 2,5%,Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 = 61,5%, H2O = 33%), merupakan akhir
pelapukan lateritic setempat, selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu,
Galang, Wacokek,Tanah Merah,dan daerah searang.

3. Kalimantan Barat : Tayang Mebukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,Kendawangan dan


Munggu Besar
4. Bangka Belitung : Sigembir
4. Metode Eksplorasi dan Penambangan Bauksit
A. Metode Eksplorasi
Bijih bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis yang memungkinkan pelapukan
yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi
tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak
mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang
berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf. Kekerasan bauksit
berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat jenis berkisar antara 2,5 2,6.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum
adalah ;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
Pelaksanaan dan Peralatan
Peta dasar
Foto Udara
Alat surveying, ukur atau GPS
Alat kerja :
1. Palu
5. Alat geofisika
2. Kompas
6. Alat sampling
3. Meteran
7. Altimeter
4. Kantong sampel
8. Alat bor dll
Alat tulis
Alat komunikasi
Keperluan sehari-hari
Obat-obatan atau P3K

1.
2.
3.
4.
5.

B. Metode Penambangan
Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap lokasi mempunyai kadar
yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara selektif dan pencampuran
salah satu cara untuk memenuhi persyaratan ekspor.
Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah :
Pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih
bauksit.
Pengupasan lapisan penutup (Strepping of overburden) yang umumnya memeliki ketebalan
0,2 meter. Untuk pengupasan lapisan penutup digunakan bulldozer.
Penggalian (digging) endapan bauksit dengan excavator dan pemuatan bijih dengan dump
truck.
pencucian
Pengangkutan bijih bauksit bersih

6. Penimbunan dan pengapalan


7. Penanganan Tailing dan Air Limbah
8. Reklamasi dan Revegetasi
Proses Pengolahan Bauksit
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan
landclearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama
diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan
shovelloader yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk
diangkut ke instalansi pencucian. Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih
bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor
lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water
jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus
melakukan proses pemecahan (size reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
Cara-cara Leaching :
1. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum dan
pabrik
kertas.
Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving)
KalsinasiCocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan
dengan cara basa.
Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut
larut.
2. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)
Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina (SGA) dan
Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini dilakukan untuk
menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni.
Reaksi Pelindian:
Mineral Bijih:
Al2O33H2O + 2 NaOH = Na2OAl2O3 + 4 H2O (T =140 C, P= 60 psi)
Impurities:
SiO2 + 2 NaOH = Na2OSiO2 + H2O (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif)
2(Na2OSiO2) + Na2OAl2O3+2H2O = Na2OAl2O3SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH
Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu dengan
menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3 dan TiO2 tidak
bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud), sedangkan V2O5, Cr2O3, Ga2O3
larut sebagai by product.
- Reaksi Presipitasi:
Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65 C sampai 38-43 C, t
= 100 jam
Na2O33H2O + 4 H2o = Al2O33H2O(s) + 2 NaOH
- Kalsinasi:
Al2O33H2O = Al2O3(pure) + 3 H2O(g) (T=1200 C)
3. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)
Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih dengan
high Fe2O3 dan SiO2.

Reaksi-reaksi:
Al2O3 + Na2CO3= NaAlO2 + CO2(g)
Fe2O3 + Na2CO3 = Na2OFe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 = Na2OTiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 = Na2OSiO2 + CO2(g)
4. Dengan proses elektolisa
Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda terjadi
reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima electron
menjadi atom aluminium,
4 Al(3+) + 12 e(1-) > 4 Al
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron menghasilkan
gas oksigen.
6 O(2-) > 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah
disediakan.
5. Perusahaan yang Melakukan Penambangan Bauksit
Antam adalah, terintegrasi secara vertikal yang

berorientasi ekspor, dan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi logam. Dengan


operasi menyebar ke seluruh kaya mineral kepulauan Indonesia, Antam melakukan semua
kegiatan dari eksplorasi, penggalian, pengolahan hingga pemasaran bijih nikel, feronikel,
emas, perak, dan bauksit. Perusahaan memiliki pelanggan setia jangka
panjang blue chip di Eropa dan Asia. Karena
luasnya wilayah berlisensi perusahaan eksplorasi serta kepemilikan dikenal yang besar
cadangan dan sumber daya berkualitas tinggi, Antam telah membentuk beberapa usaha
patungan dengan mitra internasional untuk menguntungkan mengembangkan badan bijih
tambang geologi menjadi menguntungkan.
Perusahaan menghasilkan arus kas yang sehat, dan memiliki pengelolaan modal bijaksana.
Perusahaan ini menjadi kewajiban perusahaan negara yang dikontrol terbatas pada tahun
1968 dengan penggabungan beberapa perusahaan pertambangan komoditas tunggal. Pada
tahun 1997, perusahaan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan 35% yang dijual oleh pemerintah kepada publik,
untuk mengumpulkan uang untuk ekspansi feronikel. Pada tahun 1999, Antam mencatatkan
sahamnya di Australia sebagai entitas asing dan kemudian dibebaskan pada tahun 2002
ditambah statusnya ke properti ASX lebih ketat.
Antam tujuan yang berpusat pada nilai pemegang saham meningkat. Tujuan utama companyf
adalah untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan menurunkan biaya sementara
menguntungkan memperluas operasi secara berkelanjutan. Strategi ini mempertahankan
fokus pada bisnis inti Antam nikel, emas dan bauksit dengan maksud untuk output
memaksimalkan dalam rangka meningkatkan generasi kas dan biaya unit yang lebih rendah.
Antam berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi handal,
aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan dan nilai tambah dengan bergerak menjauh
dari menjual bahan mentah dan meningkatkan aktivitas pemrosesan. Antam juga akan
mempertahankan kekuatan keuangan. Dengan menghasilkan sebagai kas sebanyak mungkin
Antam memastikan akan memiliki dana cukup untuk membayar utang, keuangan terus

pertumbuhan dan dividen membayar. Menurunkan biaya operasi berarti lebih efisien dan
produktif, serta meningkatkan kapasitas untuk mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi.
Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari operasinya memiliki dampak langsung
pada lingkungan sekitarnya dan masyarakat sekitarnya. Kelestarian lingkungan dan
pengembangan masyarakat tidak dipandang hanya sebagai bertanggung jawab secara sosial,
tetapi juga sebagai manajemen risiko. Karakteristik pertambangan di Indonesia adalah bahwa
ia memainkan peran besar dalam pengembangan daerah terpencil dan begitu diberi peran
besar tambang dalam pengembangan masyarakat adalah penting untuk beroperasi tidak
sebagai orang luar tetapi sebagai anggota masyarakat dan warga perusahaan yang baik dan
dengan demikian mengurangi kemungkinan gangguan bisnis. Antam percaya kelestarian
lingkungan dan pengembangan masyarakat proaktif diperlukan untuk sukses mengoperasikan
tambang. Perhatian serius terhadap upaya konservasi alam dan partisipasi proaktif dalam
pengembangan masyarakat adalah salah satu kunci sukses kegiatan pertambangan.
Antam Visi 2020:
"Untuk menjadi perusahaan pertambangan global berbasis, dengan pertumbuhan yang sehat
dan standar kelas dunia"
Antam Misi 2020:
* Untuk membangun dan menerapkan kelas dunia praktek terbaik dalam rangka untuk
mengubah Antam menjadi pemain global.
* Untuk membuat keunggulan operasional berdasarkan operasi biaya rendah dan teknologi
sesuai dengan mengutamakan konservasi kesehatan, keselamatan dan lingkungan.
* Untuk proses cadangan mineral yang ada dan deposito baru untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif perusahaan.
* Untuk mendorong pertumbuhan yang sehat melalui pengembangan usaha pertambangan
terkait dan diversifikasi selektif dan integrasi untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
* Untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kesejahteraan, sementara
mengembangkan budaya perusahaan yang mencakup kinerja yang luar biasa.
* Untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di
sekitar daerah pertambangan khususnya di bidang pendidikan dan pemberdayaan ekonomi
A. Analisa Keuangan

Produksi

dan penjualan

Ikhtisar keuangan

Laporan Laba Rugi

B. Produksi

Perhari dan jumlah cadangan beserta umur tambang

C.

Foto Proses Penambangan

D. Peta Lokasi Penambangan

6. Manfaat Bahan Galian Bauksit


Untuk Proses pembuatan alumunium, Bauksit dilelehkan menjadi alumina yang kemudian
diolah menjadi alumunium. Kedua proses olahan ini menggunakan banyak sekali tenaga lsitrik.
Australia merupakan produsen bauksit dan alumina yang terbesar di dunia. Alumunium digunakan
untuk membuat panci karena merupakan penghantar panas yang sangat efisien. Alumunium juga
digunakan untuk membuat benda yang harus ringan bebannya, seperti pesawat terbang atau bahanbahan untuk atap. Jepang dan negara Asia lainnya membeli sebagian besar alumunium yang
diproduksi di Australia.

7.

Daftar Pustaka

1)
2)
3)

PT. Antam Persero Tbk.website antamhttp://www.antam.com (diakses tanggal 29 September 2011)


google search http://www.google.co.id/
Australia Indonesia institute Geografi
Australia http://www.dfat.gov.au/aii/publications/bab06/index.html (diakses tanggal 2 oktober 2011)
4) Arumsari ,Citraning Tyas hasil Mata Kuliah Seminar 2007 http://www.google.co.id/
5) Wikipedia sumber daya alam http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam( diakses tanggal 30
september 2011)

http://edosevensix.blogspot.com/2011/10/bauksit.html

Anda mungkin juga menyukai