Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MINERAL BUTIR,

DERAJAT LIBERASI DAN


KADAR MINERAL

OLEH :
WINDHU NUGROHO
PS TEKNIK PERTAMBANGAN
FT UNIVERSITAS MULAWARMAN
GRAIN COUNTING

• Bagi orang-orang yang banyak berkutat pada mineral,


tentu tak asing mendengar istilah analisis mineral
butir, atau yang disebut sebagai grain counting.
Ketika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia pun,
maknanya tidak jauh dari maksud sebenarnya.
• Grain adalah butiran, counting adalah menghitung
butiran mineral. Jika diartikan, maka grain counting
adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui kadar dari suatu sampel (konsentrat
mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis),
dengan membandingkan antara persen volume suatu
mineral tertentu terhadap mineral secara
keseluruhan.
• Umumnya analisa ini dilakukan untuk mendeteksi mineral-mineral
logam, yang mempunyai densitas yang lebih besar dibanding mineral
pengotor.
• Cara untuk mendapatkan mineral berat dapat dilakukan dengan
pengkonsentrasian mineral berat seperti dengan jig, flotasi, maupun
yang paling sederhana, dengan pendulangan.
• Sebagai contoh, kuarsa mempunyai nilai SG 2,59-2,63, akan sangat
mudah dipisahkan dengan magnetit yang mempunyai SG 5,17-5,19,
dengan pirit yang mempunyai SG 4,95-5,10, atau pun dengan emas yang
mempunyai SG 19.
• Kembali kepada grain counting, apa yang akan digunakan
sebagai perhitungan?
• Pertama-tama, kita harus mengenal konsep mineral dengan
butir bebas dan mineral dengan butir terikat.
• Mineral dengan butir bebas artinya mineral yang akan kita
amati, telah terliberasi/ terbebaskan dan tidak berikatan
dengan mineral lain.
• Adanya proses kominusi (penghancuran) dan liberasi bertujuan
untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral
pengotornya pada ukuran yang optimal (mineral liberation).
• Sebagai contoh gambar liberasi pada
mineral sulfida. Pada kasus 1, mineral
sulfida akan mudah dibebaskan,
dibandingkan pada kondisi 2, dimana
mineral sulfida berada pada kondisi
disseminated atau menyebar. Begitu
pula ketika mineral sulfida muncul
sebagai inklusi, maka perlu dilakukan
adanya pemisahan hingga
didapatkan butir sulfida yang dapat
dibebaskan dari mineral
pengotornya.
Analisis grain counting dilakukan
dengan cara menghitung jumlah
butir tiap jenis mineral yang
ditebarkan pada area-area
berbentuk bujur sangkar memiliki
luas area yang sama (lima atau
tiga kotak) dan tersusun secara
diagonal. Metode yang umum
digunakan adalah metode 5 kotak
untuk butiran yang relatif kasar
dan metode 3 kotak untuk butiran
yang relatif halus.
Metode 3 kotak (2.5 cm x 2.5cm) dan 5 kotak (1cm x 1cm)
• Rumus dari derajat liberasi adalah:

• Rumus dari kadar adalah:

• Keterangan :
• α = derajat liberasi
• NA = jumlah butir mineral A
• SG = Specific Gravity
• Sebelum dilakukan perhitungan, perlu dilakukan sizing ukuran dari
mineral, dimana ukuran mineral harus relatif seragam satu sama
lain.
• Butiran yang akan di counting harus memiliki ukuran yang relatif
seragam atau berasal dari satu fraksi ukuran tertentu, dengan
asumsi bahwa butiran yang berasal dari fraksi ukuran yang sama
akan memiliki volume yang sama, sehingga jika diketahui jumlah
butiran masing-masing mineral dari analisis grain counting,
kemudian berat jenisnya diketahui, maka hasil perkaliannya analog
dengan berat masing-masing mineral, dengan demikian kadar
masing-masing mineral dalam sampel dapat dihitung dalam %
berat.
Mineral magnetit berwarna kehitaman dan
Mineral magnetit berwarna kehitaman mineral silika yang berwarna putih kusam,
dan mineral silika yang berwarna putih tampak mineral emas berwarna emas
kusam (sampel dari Blitar, Jawa Timur) (sampel aluvial dari Sulawesi Tenggara,
Jawa Timur)
Emas aluvial bersama-sama ilmenit
dan kuarsa (lokasi sampel
Sulawesi Tenggara)

Mineral emas yang teridentifikasi Mineral zirkon, Ilmenit sebagai


dari sampel konsentrat mineral utama, serta mineral titanit
aluvial (lokasi sampel Bangka berwarna orange-kemerahan
Belitung) sebagai mineral jejak (lokasi sampel
Bangka Belitung)
AMSTUTZ, 1961 MEMBAGI KLASIFIKASI GEOMETRI UNTUK TEKSTUR MINERAL DAN
KARAKTERISTIK LIBERASINYA
a. Texture/Interlocking: Equigranular, straight, rectilinear, cuspate margins. Simple locking (Fig 1).
Liberation Properties: Fairly easy liberation. Common occurrence especially in orthomagmatic and highly metamorphosed and recrystallized ores. Also in ores showing
successive depositional sequence.

b.Texture/Interlocking: Mutually curving boundaries with negligible interpenetration. Simple locking (Fig 2).
Liberation Properties: Fairly easy liberation. Common occurrence in simultaneously crystallized ores where interfacial free energies are similar.

c. Texture/Interlocking: Mottled, spotty, careous, with partial penetration. Relatively simple locking (Fig 3).
Liberation Properties: Fairly easy liberation. Common occurrence in ores where interreplacement processes have been active.

d. Texture/Interlocking: Graphic, myrmekitic, visceral locking. Deep micropenetration (Fig 4).


Liberation Properties: Complete liberation difficult or impossible. Not common as a major texture in ores. Produced by exsolution and replacement. Eg. Galena/sphalerite
and chalcocite/bornite.

e.Texture/Interlocking: Disseminated, drop like, emulsion, eutectoidal locking. Finely dispersed phases (Fig 5)
Liberation Properties: Complete liberation difficult or impossible; chemical treatment often required. Common occurrence by exsolution (left) Au/arsenopyrite,
chalcopyrite/sphalerite; by replacement (right) pyrite/sphalerite.

f. Texture/Interlocking: Intergranular rim; coating mantled, enveloped, atoll-like locking (Fig 6).
Liberation Properties: Liberation may be difficult if free grain is continuously enveloped by layer. Not uncommon, often formed by replacement reaction. Eg. Hematite
film on gold; chalcocite or covellite on pyrite, galena or sphalerite.

g. Texture/Interlocking: Concentric, spherulitic, scalloped, colloform-layered locking (Fig 7).


Liberation Properties: Liberation fairly difficult or difficult; common occurrence in Fe, Mn, and Al ores. Also U (pitchblende) intergrained with sulfide. Usually associated
with colloidal precipitation.

h. Texture/Interlocking: Planar, lamellar, sandwich-type locking. Lamellae may vary in size (Fig 8).
Liberation Properties: Liberation fairly easy to variable. Produced by exsolution (Eg. Cubanite/chalcopyrite, ilmenite/magnetite). Also by replacement (Eg. Magnetite and
hematite).

i. Texture/Interlocking: Reticulate (net-like) boxwork. Finely interpenetrating locking (Fig 9).


Liberation Properties: Liberation variable to difficult. Common occurrence by replacement (Eg.bornite/chalcopyrite, anglesite/covellite/galena). Also by exsolution (Eg.
hematite/ilmenite/ magnetite).

Anda mungkin juga menyukai