Anda di halaman 1dari 12

1.

BATUAN ANDESIT

Warna : Agak gelap (abu-abu tua)


Sifat Batuan : Intermediet
Tekstur : Afanitik
Sifat Kimia : Silikat, aluminium, besi, kalsium, magnesium, natrium,
kalium, titanium, mangan, fosfor dan air.
Kuat tekan :600 – 2400kg/cm2
Berat jenis : 2,3 – 2,7g/cm3
Struktur : Masif
Komposisi Mineral : Kuarsa, Biotit,Plagioklas Na, Piroksen
Genesa Batuan : Ekstrusif
Wilayah Penyebaran : Sebaran batuan andesit cukup luas mengikuti rangkaian
gunung api mulai dari barat sampai ke timur dari
wilayah Banten

2. BATU APUNG

Sifat kimianya:
SiO2 : 60,00 – 75,00%
Al2O3 : 12,00 – 15,00%
Fe2O3 : 0,90 – 4,00%
Na2O : 2,00 – 5,00%
K2O : 2,00 – 4,00%
MgO : 1,00 – 2,00%
CaO : 1,00 - 2,00%
Unsur lainnya : TiO2, SO3, dan Cl.
Hilang pijar (LOI atau loss of ignition) : 6%
pH : 5
Berwarna terang
Mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas.
Sifat fisika:
Bobot isi ruah : 480 – 960 kg/cm3
Peresapan air : 16,67%
Gravitasi spesifik :0,8 gr/cm3
Hantaran suara : rendah
Rasio kuat tekan terhadap beban : Tinggi
Konduktifitas panas : rendah
Ketahanan terhadap api : s.d 6 jam
Penyebaran: Persebaran batu apung di Indonesia meliputi pulau Sumatera
bagian tengah; Provinsi Sumateri Selatan; pulau-pulau Krakatau
Provinsi Lampung; Ciomas, gunung Kiaraberes, Cicurug, dan
Nagrek Provinsi Jawa Barat; serta jalur vulkanik dari bagian
timur kepulauan Indonesia.

3. BATUAN PEGMATITE

Warna batuan : cream keabu-abuan


Granularitas : fanerik
Genesa batuan : intrusif
Komposisi mineral : kuarsa, biotit
Jenis batuan : asam
4. NEPHELINE

Warna : Putih kekuningan sampai abu-abu kemerahan

Nilai kekerasan : 5,5 – 6 skala mohn

Berat jenis : 2,55 – 2,65g/cm3

5. ANHYDRITE (CaSO4)

Sistem Kristal : Orthorombik


Warna : Tak berwarna sampai

kebiruan atau lembayung

Goresan : Putih sampai putih keabuan


Belahan : {010} sempurna , {100} hampir sempurna dan {001}
baik Pecahan
Kekerasan : 3 – 3,5 Skala Mohs
Berat jenis : 2,89 – 2,98 g/cm3
Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen dan sering
berasosiasi dengan gypsum, batu gamping , dolomite dan
garam-garam. Dapat juga terbentuk melalui proses
hidrotermal.
Manfaat : Sebagai pembenah tanah dan untuk membuat semen
Portland.
Wilayah Penyebaran : Sekitran Papua.

6. BATU BARA

Sifat Fisiknya :

Berat jenis :1,25 – 1,70g/cm3

Kekerasan :

warna : Coklat pada lignit hingga warna hitam legam pada antrasit
Goresan : Terang sampai coklat tua
Sifat Kimianya :

C : 60% - 100%
H : 3% - 3,5%
O :20% dalam lignit, 4% hingga 10% dalam batu bara berbitumin dan sekitar 1,5% -
2% dalam lignit dan antrasit
S : 4%
Wilayah Penyebaran : Nangroeh Aceh Darussalam, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu,
Lampung, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, semua provinsi di Kalimantan Sulawesi Tengah,
Sulawasi Selatan., dan Papua.

7. BATU KAPUR

Warna : Putih, putih kecoklatan, dan putih


keabuan
Kilap : Kaca, dan tanah
Goresan : Putih sampai putih keabuan
Bidang belahan : Tidak teratur
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs
Berat Jenis : 2,387 Ton/m3
Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga
Secara kimia batu gamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam
tidak jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Kadar magnesium yang
tinggi mengubah batu gamping dolomitan dengan komposisi kimia
CaCO3MgCO3.

8. BATU LUMPUR

Warna : Abu-abu, hitam, merah,


coklat

Berat Jenis : 2,2 – 2,8 g/cm3


Kekerasan : 2,6 skala mohn
Komposisi Kimia: AL2O3, NaCl, FeO2, SiO2
Jenis : Napal, serpih, dan argillite
Wilayah Penyebarannya :

9. BATU PASIR

Sifat Kimianya :

a. SiO2 93-94%
b. Besi (Fe2O3) 1,5% -1,6%
c. Alumina (Al2O3) 1,4 1,5%
d. Soda (Na2O) & Potash (KRO) 1,0% menjadi 1,2%
e. Kapur (CaO) 0,8% menjadi 0,9%
f. Magnesia (MgO) 0,2-0,25%
g. Rugi Pada Ignition (LOI) 1,0% menjadi 1,2%
h. Mereka sangat tahan terhadap asam, alkali dan dampak termal
Sifat Fisiknya:

Warna : Merah, hijau, abu-abu, dan putih


Penyerapan Air : 1,0%
Kekerasan : 6 – 7 skala moh’s
Kepadatan : 2,32 -2,42 kg/m3
Kekuatan :365 – 460 kg/m2
Wilayah Penyebarannya :

10. BATU BREKSI

Karakteristik : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang


memiliki ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter)
dengan tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara
fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen
mineral yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di
atas memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna : merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus
membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.

11. BATU GNEIS (GANES)

Karakteristik : Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil


metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi.
Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar,
mika dan amphibole.
Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling
dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
12. BATU MARMER
Karakteristik : Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan
panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya
tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa
foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat
fosil, bereaksi dengan HCl.
13. KUARSIT

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)


Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir : Medium coarse
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate - Tinggi
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
Wilayah Penyebarannya : Di Indonesia umumnya terdapat di daerah-daerah
kompleks batuan metamorfik sebagai lensa-lensa atau tabula, tepatnya di
Sulawesi Tengah Poso (Pegunungan Pompangeo).

14. GYPSUM

Deskripsi Mineral Gypsum (Sulfat)


Warna : putih / tak berwarna
Sistem dan perawakan :Minoklin dan
menyerat
Kilap :sutera
Kekerasan : 1,5-2 skala mohs
Goresan : Putih
Belahan/pecahan : sempurna dan berserat ( fibrous )
Tenacity : Brittle
Berat jenis :2,32 g/cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat ketransparanan : Translucent mineral
Sifat khas : tergores kuku dan kekerasa 1,5-2 skala mohs
Nama mineral/rumus kimia : Gypsum (CaSo42H2O)
Kegunaan : bahan pembuatan Portland semen dan kapur tulis
Genesa : gypsum terbentuk melalui pengendapan langsung dari air laut

15. DOLOMIT

Rumus kimia CaMg(CO3)2

Klasifikasi
5.AB.10
Strunz

Simetri kristal R3

Sel unit a = 4,8012(1), c = 16,002 [Å]; Z = 3

Identifikasi

Warna Putih, abu-abu sampai merah muda

Kristal berbentuk tabung, sering kali dengan


Perawakan permukaan melengkung, juga berbentuk kolom, mirip
stalaktit, granular, padat.

Sistem kristal Trigonal

Bentuk
Common as simple contact twins
kembaran

Belahan Sempurna pada {1011}, retakan rhombohedral

Pecahan Konkoidal

Sifat dalam Rapuh


Skala
kekerasan 3,5 - 4
Mohs

Kilap Vitreous hingga seperti mutiara

Gores Putih

Berat jenis 2,84–2,86

Sifat optik Uniaxial (-)

Indeks bias nω = 1,679–1,681 nε = 1,500

Bias ganda δ = 0,179–0,181

Kelarutan Sukar larut dalam HCl encer

Dapat berpendar putih sampai merah muda di bawah


Sifat lain sinar UV; triboluminesen.
Nilai Ksp bervariasi antara 1x10−19 - 1x10−17

16. Gambut

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk


dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang
setengah membusuk; oleh sebab itu,
kandungan bahan organiknya tinggi[1]. Tanah
yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris
sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal
dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain.
Istilah gambut sendiri diserap dari bahasa daerah Banjar. Sebagai bahan organik,
gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh
dunia diperkirakan sejumlah 4 trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-
lebih 3 juta km² atau sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi
energi kira-kira 8 miliar terajoule
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sodalit
https://www.academia.edu/10253827/DESKRIPSI_BATUAN_BERDASARKAN
_PROSES_TERBENTUKNYA_WARNA_STRUKTUR_TEKSTUR_DAN_KA
NDUNGAN_MINERAL
https://www.google.com/search?q=batuan+nepheline&safe=strict&client=firefox-
b&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=X1OQlThVw_s1aM%253A%252C3U_IQi
adCNY6RM%252C_&usg=AFrqEzf2pNUAqVGRzS7_9x9nVGSK0LUS7A&sa
=X&ved=2ahUKEwjCp5nd1rHdAhXBLo8KHcrbBisQ9QEwBnoECAUQCA&bi
w=1252&bih=600#imgrc=X1OQlThVw_s1aM:
https://id.scribd.com/doc/136876516/Resume-Mineral-Pembentuk-Batuan
http://semangatgeos.blogspot.com/2011/06/klasifikasi-batupasir-batupasir.html
http://yusufprdpt.blogspot.com/2013/11/4-golongan-mineral-sulfat_7.html
http://mheea-nck.blogspot.com/2010/06/genesa-batu-kapur.html
https://id.scribd.com/doc/42269884/batu-pasir
https://lemagdelea.com/18476/
https://id.scribd.com/document/344697402/Sifat-Fisik-Dan-Kimia-Hematit
Tugas Geologi Dan Ilmu Tanah Hutan

SIFAT-SIFAT DAN WILAYAH PENYEBARAN JENIS-JENIS BATUAN


DAN TANAH HUTAN

OLEH :

NIRMALA ARMIDHA (M011181079)

UNIT PELAKSAAN TEKNIS MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

Anda mungkin juga menyukai