Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Geologi Dasar

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR


ACARA 1
IDENTIFIKASI MINERAL

OLEH
ZAINUL FITRI
R1D115157

LABORATORIUM KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
1.1 JUDUL
Identifikasi mineral

1.2 TUJUAN
Tujuan yang ingin di capai pada praktikum ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi suatu mineral.
2. Untuk mengetahui dan untuk mendeskripsikan jenis-jenis mineral.

1.3 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah :
Alat dan Bahan Kegunaan
Lubang Preparat Sebagai pembatas untuk mengamati batuan agar tidak semua
bagian mineral teramati
Kuku Jari Tangan Sebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu
mineral dengan kisaran 2,5
Uang Logam Sebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu
mineral dengan kisaran 3,0
Pecahan Kaca Sebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu
mineral dengan kisaran 4,5
Pisau/Paku Baja Sebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu
mineral dengan kisaran 5,5
Kikir Baja Sebagai pembanding untuk mengetahui kekerasan suatu
mineral dengan kisaran 6,5
Porselin Sebagai tempat menggosokkan mineral guna mengetahui
ceratnya
Rock & Mineral Sebagai objek pengamatan
1.4 TEORI

Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral
tertentu. Setelah identifikasi di lakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineal
tersebut. Mineral dalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi
mineral yang tetap dan struktur kristal yang beraturan (Drs. Firdaus, M.Si, 2011).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk(arsitektur)
batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan
ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi. Didalam pengertian umum,
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak
bumi serta menjelaskan proses terbentuknya.
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi mengenai struktur
geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya. Batuan merupakan
agregasi(kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun mineral sejenisnya. Andesit sering
juga disebut batu candi tersusun atas mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan
sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang
mengalami perubahan (Asikin, Sukendar. 1978).
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang paling umum
digunakan ialah Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan
menggoreskan benda yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala
pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai
yang terlunak (Badgley, P.C. 1959).
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengedintifikasi mineral karena
mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan
pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan
batuan(Doddy, 1987).
1.5 PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan.
2. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya
 Warna
 Bentuk
 Kekerasan
 Tenacity
 Derajat transparan
 Belahan
 Pecahan
 Cerat
 Kilap

3. Menentukan nama mineralnya.


4. Mengisi data pada lembar jawaban.
1.6 DATA/HASIL PENGAMATAN

No. Urut Mineral : 1


Sifat Fisis
 Bentuk : Orthorombik
 Warna Segar : Hijau
 Warna Lapuk : Kecoklatan
 Kekerasan : 3,0 - 4,5
 Tenacity : Britle
 Belahan : Sempurna
 Pecahan : Choncoidal
 Cerat / Gores : Putih kehijauan
 Kilap : Non-logam (sutera)
Nama Mineral : Malacite
Keterangan Tambahan : Terletak pada lingkungan mineral sekunder di
zona teroksidasi deposit tembaga. Asal
namanya berasal dari bahasa yunani.

No. Urut Mineral : 2


Sifat Fisis
 Bentuk : Hexagonal
 Warna Segar : Abu-abu
 Warna Lapuk : Abu-abu kehitaman
 Kekerasan : 1 – 2,5
 Tenacity : Britle
 Belahan : Tidak sempurna
 Pecahan : Even
 Cerat / Gores : Abu-abu
 Kilap ; Logam
Nama Mineral : Molipdhenit
Keterangan Tambahan : Mempunyai rumus kimia MoS2, berat jenisnya
4,73 memiliki belahan yang tipis serta
kristalnnya fleksibel tetapi tidak elastis.

No. Urut Mineral : 3


Sifat Fisis
 Bentuk : Hexagonal
 Warna Segar : Putih bersih
 Warna Lapuk : Kuning kecoklatan
 Kekerasan : 1 – 2,5
 Tenacity : Britle
 Belahan : Tifak sempurna
 Pecahan : Uneven
 Cerat / Gores : Putih
 Kilap : Non-logam (tanah)
Nama Mineral : Calcite
Keterangan Tambahan : Klasifikasi kimianya adalah karbonat,
komposisi kimianya adalah Kalsium karbonat
(CaCO3), berat jenisnya 2,7. Menunjukan
karakteristik yang tidak biasa disebut kelarutan
surut dimana ia menjadi kurang larut dalam air
dengan naiknya suhu.
1.7 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai identifikasi mineral. Dengan
tujuan untuk mengidentifikasi suatu mineral, untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis
mineral.
Mengidentifikasi mineral dapat dilakukan dengan memperhatikan sejumlah sifat kimia dan
sifat fisisnya. Untuk menentukan beberapa sifat unik mineral diperlukan alat-alat khusus dengan
teknik-teknik tertentu. Akan tetapi kebanyakan mineral penyusun batuan dapat dibedakan satu
sama lain hanya dengan pengamatan sederhana terhadap sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik yang
biasanya diperhatikan adalah kilap, warna, kekerasan, tenacity, cerat, belahan, pecahan, bentuk,
berat jenis, sifat dalam, kemagnetan, kelistrikan, daya lebur, dan derajat transparan.
Umumnya mineral berasal dari magma yaitu batuan cair dibawah permukaan bumi. Ketika
magma mendingin, kristal mineral terbentuk bagaimana dan dimana magma mendingin
menentukan ukuran dari kristal mineral. Kristal juga dapat terberntuk dari senyawa terlarut
dalam cairan, seperti air. Bila cairan menguap atau perubahan ke gas, akan meninggalkan
mineral seperti kristal. Garam karang atau garam batu merupakan bentuk dengan cara
penguapan.
Dan pada praktikum ini, yang kami amati adalah nama mineral, sifat fisis, dan sifat fisis
yang yang kami identifikasi pada praktikum ini adalah bentuk, warna, kekerasan, tenacity,
belahan, pecahan, cerat, dan kilap.
Pada pengamatan pertama, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut
2. Di mana nama mineral tersebut adalah Molipdhenit, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu:
bentuknya hexagonal, warnanya yaitu warna segarnya berwarna abu-abu dan warna lapuknya
berwarna abu-abu kehitaman, kekerasannya 1–2,5, tenacitynya adalah britle, belahan dan
pecahannya yaitu belahan tidak sempurna dan pecahannya termasuk jenis even, cerat/goresannya
berwarna abu-abu, dan kilapnya termasuk dalam kilap logam. Untuk keterangan tambahannya
yaitu mempunyai rumus kimia MoS2, berat jenisnya 4,73 memiliki belahan yang tipis serta
kristalnnya fleksibel tetapi tidak elastis.
Pada pengamatan kedua, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut 3.
Di mana nama mineralnya adalah calcite, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu: bentuknya
hexagonal, warnanya yaitu warna segarnya berwarna putih bersih dan warna lapuknya berwarna
kuning kecoklatan, kekerasannya 1-2,5, tenacitynya adalah britle, belahan dan pecahannya yaitu
belahan tidak sempurna dan pecahannya termasuk jenis uneven, cerat/goresannya berwarna
putih, dan kilapnya termasuk dalam kilap non-logam (kilap tanah). Untuk keterarangan
tambahannya yaitu klasifikasi kimianya adalah karbonat, komposisi kimianya adalah Kalsium
karbonat (CaCO3), berat jenisnya 2,7. Menunjukan karakteristik yang tidak biasa disebut
kelarutan surut dimana ia menjadi kurang larut dalam air dengan naiknya suhu.
Pada pengamatan ketiga, kami melakukan pengamatan pada mineral dengan nomor urut 4.
Di mana nama mineralnya adalah Kwarsa, dengan sifat fisis yang di miliki yaitu: bentuknya
trigonal, warnanya yaitu warna segarnya berwarna putih bening dan warna lapuknya berwarna
putih kekuning, kekerasannya 7, tenacitynya adalah britle, belahan dan pecahannya yaitu belahan
tidak sempurna dan pecahannya termasuk jenis hacky, cerat/goresannya berwarna putih, dan
kilapnya termasuk dalam kilap non-logam (kilap kaca). Untuk keterarangan tambahannya yaitu
kuarsa adalah mineral yang paling umum ditemukan di permukaan bumi, komponen penting dari
batuan beku, metamorf dan sedimen, bentuk alami dari silikon dioksida ditemukan dalam
berbagai varietas mengesankan dan warna. Ada banyak nama untuk varietas yang berbeda:
cryptocrystalline varietas kuarsa terdaftar secara terpisah di bawah kalsedon, dan termasuk batu
akik.
Pada pengamatan keempat atau pengamatan terakhir, kami melakukan pengamatan pada
mineral dengan nomor urut 1. Di mana nama mineralnya adalah Malacite, dengan sifat fisis yang
di miliki yaitu: bentuknya orthorombik, warnanya yaitu warna segarnya berwarna hijau dan
warna lapuknya berwarna putih kecoklatan, kekerasannya 3,0 - 4,5, tenacitynya adalah britle,
belahan dan pecahannya yaitu belahan sempurna dan pecahannya termasuk jenis choncoidal,
cerat/goresannya berwarna putih kehijauan, dan kilapnya termasuk dalam kilap non-logam (kilap
sutera). Untuk keterarangan tambahannya yaitu terletak pada lingkungan mineral sekunder di
zona teroksidasi deposit tembaga. Asal namanya berasal dari bahasa yunani.
1.8 PENUTUP
1.8.1 KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat di tarik kesimpulan yaitu:
1. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang
tetap dan struktur kristal yang beraturan.
2. Mengidentifikasi mineral merupakan kegiatan membuat suatu deskripsi tentang suatu mineral
tertentu, dengan melakukan kegiatan ini dapat dengan jelas memberi nama pada mineral yang
diidentifikasi.
3. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisinya secara khusus, yakni :
Kilat (luster); Warna (colour); Kekerasan (hardness); Tenacity; Cerat (streak) ; Belahan
(cleavage); Pecahan (fracture); Bentuk (form); Berat jenis (specifik gravity); Density: Sifat
dalam; Kemagnetan; Kelistrikan; Daya lebur; Derajat transparan.

1.8.2 SARAN
Adapun saran yang ingin saya sampaikan pada praktikum kali ini yaitu, agar kipas
anginnya di tambah berhubungan jumlah praktikan yang cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik Geologi ITB. Bandung.

Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book Company. New
Delhi.

Drs. Firdaus, M.Si. 2011. Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas haluoleo. Kendari.

Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai