Anda di halaman 1dari 26

BAB II

BATUAN BEKU

2.1. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan beku secara garis besar dan
contoh-contohnya.
2. Untuk mengetahui struktur, klasifikasi, dan tekstur batuan beku.
3. Untuk dapat mengidentifikasi mineral-mineral penyusun batuan beku.

2.2. Dasar Teori


2.2.1. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku (Igneous Rock) adalah batuan yang terbentuk dari
kristalisasi atau pembekuan dari magma. Pembekuan ini dapat berlangsung
di permukaan atau jauh di bawah permukaan. Perbedaantempat
pembentukan ini pada akhirnya akan digunakan dalam klasifikasi dan
mempengaruhi sifat-sifat batuan yang terbentuk.Batuan beku yang
terbentuk di permukaan disebut batuan vulkanik (ekstrusif) dan yang
terbentuk di jauh di bawah permukaan bumi disebut batuan plutonik
(intrusif).Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut yaitu kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun


(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental
yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–
2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak
bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang
larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulfur, dan lain-
lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 20


gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam
batuan beku.

Penggolongan batuan beku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)


yaitu 1. Berdasarkan genetik batuan, 2. Berdasarkan senyawa kimia yang
terkandung dan 3. Berdasarkan susunan mineraloginya.

Batuan beku dapat dibagi menjadi:

2.2.2.1 Batuan Beku Ekstrusi

Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas


permukaan bumi baik di darat maupun di bawah muka air laut. Pada saat
mengalir di permukaan masa tersebut membeku relatif cepat dengan
melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan
struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).Magma yang
keluar di permukaan atau lava setidaknya ada 2 jenis: Lava Aa dan
Lava Pahoehoe. Lava Aa terbentuk dari masa yang kental sedangkan
lava Pahoehoe terbentuk oleh masa yang encer

2.2.2.2 Batuan Beku Intrusi

Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi.


Ukuran mineralnya kasar, > 1 mm atau 5 mm.

Gambar 2.1 Jenis-jenis intrusi

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 21


1. Berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak
diketahui batas bawahnya. Yang memiliki penyebaran > 100 km 2
disebut batolith, yang kurang dari 100 km2 dikenal dengan stock
sedangkan yang lebih kecil dan relatif membulat disebut boss.
Ketiganya merupakan peristilahan dalam batuan plutonik.
2. Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat
(diskordan) disebut dyke/korok sedangkan yang konkordan disebut
sill atan lakolit kalau cembung ke atas.
3. Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan
intrusi silinder atau pipa.

2.2.2 Magma dan Deret Bowen’s

Magma adalah cairan silikat yang sangat panas, mengandung


oksida, sulfida serta volatile. Volatile ini terutama terdiri dari CO2, Sulfur
(S), Klorin (Cl), Fluorine (F) dan Boron (B) yang dikeluarkan ketika
magma membeku. Temperatur magma berkisar antara 6000 C ( magma
asam) sampai 12500 C (magma basa), dimana kedua jenis magma ini
merupakan induk batuan beku.

Temperatur magma turun hingga mencapai titik jenuhnya, maka


magma akan mulai mengkristal. Umumnya unsur-unsur yang sukar larut
akan mengkristal terlebih dulu seperti apatit, zircon, ilmenit, magnetit,
rutile, titanit, chromit. Sementara mineral yang mudah larut mengkristal
kemudian dan terjebak di sekitar kristal yang terbentuk terlebih dahulu.

Mineral utama pembentuk batuan juga mengalami hal yang serupa,


yang mula-mula mengkristal dan selanjutnya yaitu olivin, piroksen,
amfibol, dan selanjutnya seperti yang dikemukakan oleh Bowen (1922).
Bowen menggambarkannya berupa chart yang disebut Deret Bowen
(Bowen’s Series).

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 22


Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali
terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika
magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama
kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent Melting”;
dimana setelah pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa
membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukkan mineral
berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang terakhir tarbentuk
adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang rendah.

Mineral disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas,


karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anortite adalah
mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak
terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk
peda suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit.
Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah albit, mineral ini
banyak tersebar pada batuan asam seperti granit atau Riolite. Reaksi
berubahnya komposisiPlagioklas ini merupakan deret : “SolidSolution”
yang merupakan reaksi menerus, artinya kristalisasi Plagioklas Ca-
Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini
Anortite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic
Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na ( "Sodic
Plagioklas / Alkali Plagioklas" ). FELDSPATOID ???

Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral


Potasium Felspar ke mineral Muskovit dan yang terakhir mineral Kuarsa,
maka mineral Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara
seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang
terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah
sekali terubah menjadi mineral lain.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 23


Gambar 2.2 Deret Bowen

Urutan pembekuan magma berdasarkan temperaturnya dapat


dibedakan menjadi empat tahap pembekuan yaitu :

 Tahap Orthomagmatik, yaitu pembekuan magma yang pertama kali


dengan temperatur > 8000C
 Tahap Pegmatitik, yaitu pembekuan magma pada temperatur antara
6000C – 8000C
 Tahap Pneumatolitik, yaitu pembekuan magma pada temperatur
antara 4000C – 6000C serta kaya akan gas.
 Tahap Hydrothermal, yaitu pembekuan magama berkisar antara
1000C – 4000C. Berupa larutan sisa yang kaya akan gas dan
larutan/cairan.

Dalam perjalanannya magma mengalami perubahan yang terdiri dari


tiga proses utama, yaitu:

 Differensiasi Magma
Yaitu suatu proses yang menyebabkan magma yang asalnya relatif
homogen terpecah-pecah menjadi beberapa bagian atau fraksi dengan
komposisi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh migrasi ion atau

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 24


molekul dalam larutan magma karena adanya perubahan temperatur dan
tekanan. Ketika magma mengalami penurunan tekanan dan temperatur,
maka mineral yang memiliki titik lebur yang tinggi mulai mengkristal,
sedangkan cairan yang belum membeku akan terus naik dan akhirnya
keseluruhan cairan magma itu membeku.

 Assimilasi
Ketika magma naik menuju ke permukaan, magma tersebut tentunya
melewati batuan samping, hal ini akan menyebabkan terjadinya interaksi
antara magma dan batuan samping. Interaksi yang terjadi yaitu meleburnya
batuan samping, terjadi reaksi dengan batuan samping dan pelarutan batuan
samping, dengan demikian magma akan mengalami perubahan komposisi.
Tingkat perubahan komposisi pada magma tergantung pada jenis magma,
jenis batuan samping, dan jauh dekatnya jarak yang ditempuh oleh magma.

 Pencampuran magma
Dalam perjalanannya magma dapat bertemu dengan magma dengan
komposisi yang berbeda, hal ini tentunya akan merubah komposisi magma.
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh
proses-proses sebagai berikut :
 Hibridasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua
magma yang berlainan jenisnya.
 Sinteksis :Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan samping.
 Anateksis : Proses pambentukan magma dari peleburan batuan
pada kedalaman yang sangat besar.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 25


2.3. JENIS BATUAN BEKU

A. Klasifikasi berdasarkan tekstur dan komposisi mineral.


Berdasarkan ukuran besar butir dan tempat terbentuknya , batuan
beku dapat dibagi menjadi dua : yaitu Batuan beku volkanik dan Batuan
beku plutonik.

a. Batuan Beku Volkanik

Batuan beku volkanik adalah batuan beku yang terbentuk di atas


atau di dekat permukaan bumi (intrusi dangkal). Menurut Williams (1983),
batuan beku yang berukuran kristal kurang dari 1 mm adalah kelompok
batuan volkanik, terutama kehadiran masa gelas.

b.Batuan Plutonik
Batuan beku yang terbentuk pada kedalaman yang sangat besar dan
mempunyai ukuran kristal lebih dari 1 mm.

B. Klasifikasi berdasarkan kimiawi


Klasifikasi ini telah lama menjadi standar dalam Geologi (Hughes ,
1962 ), dan dibagi dalam empat golongan , yaitu :

a. Batuan beku asam , bila batuan beku tersebut mengandung lebih


66 % SiO2.Contoh batuan ini Granit dan Riolit.
b. Batuan beku menengah atau Intermediet , bila batuan tersebut
mengandung 52% -66% SiO2.Contoh batuan ini adalah Diorit dan
Andesit.
c. Batuan beku basa , bila batuan tersebut mengandung 45% - 52%
SiO2. Contoh batuan ini adalah Gabro dan Basalt.
d. Batuan beku ultra basa , bila batuan beku tersebut mengandung
kurang dari 45% SiO2 . Contoh batuan tersebut adalah Peridotit dan
Dunit.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 26


C. Klasifikasi berdasarkan kejenuhan silika (SiO2)

Berdasarkan kejenuhan silika (SiO2) batuan beku dapat


dikelompokkan menjadi 3 (Tiga), yaitu :

a. Over saturated rock , bila batuan beku tersebut lewat jenuh silika.
Contoh batuan tridimit.
b. Saturated rock , bila batuan beku tersebut jenuh silika. Contoh
batuan mengandung feldspar , piroksen, amphibol bervariasi dengan
mineral sphene, zirkon, apatit, dll.
c. Under saturated rock , bila batuan beku tersebut tidak jenuh silika.
Contoh batuan yang non felspatoid yaitu batuan yang tidak muncul
mineral felspatoid biasanya pada fase olivin magnesian.

2.4. Struktur Batuan Beku


Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi
batuan beku ekstrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan
menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut.
Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama
yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai
struktur batuan beku.

a. Struktur Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini
yaitu lava yang memiliki bagian struktur yang memberi petunjuk mengenai
proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini
diantaranya:

 Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang


terlihat seragam.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 27


 Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai
lapisan.
 Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
 Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada
lingkungan air.
 Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
 Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh
mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
 Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.

b. Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses


pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur
tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.

 Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
 Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan
perlapisan batuan disekitarnya.
 Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome),
dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi
melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 28


bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2
sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
 Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan
dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke
bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari
laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
 Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau
antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan
paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

Gambar 2.3 Bentuk struktur batuan beku intrusif

 Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan
batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
 Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya
dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari
beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang
ratusan meter.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 29


 Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat
besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang
besar.
 Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan batolith tetapi
ukurannya lebih kecil

2.5. Tekstur Batuan Beku

Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral


atau mineral dengan masa gelas yang membentuk masa yang merata
pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengarui oleh kecepatan dan
stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi kandungan
gas, kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur tersebut
merupakan fungsi dari sejarah pembentukan batuan beku. Dalam hal ini
tekstur tersebut menunjukkan derajat kristalisasi (degree of crystallinity),
ukuran butir (grain size), granularitas dan kemas (fabric),(Williams,
1982; Huang, 1962 )

1. Derajat kristalisasi

Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara masa kristal


dan masa gelas dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi,
yaitu :

a) Holokristalin : apabila batuan tersusun seluruhnya oleh masa


kristal
b) Hipokristalin : apabila batuan tersusun oleh masa kristal dan gelas
c) Holohylalin : apabila batuan seluruhnya tersusum oleh masa
gelas

2. Granularitas

Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku,


dapat sangat halus yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 30


mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya dikenal dua
kelompok ukuran butir, yaitu afanitik dan fanerik.

a. Afanitik

Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus,


sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang.

b. Fanerik

Kristal individu yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan


menjadi ukuran-ukuran :

- Halus, ukuran diameter rata-rata kristal individu < 1 mm

- Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm – 5 mm

- Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm – 30 mm

- Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm

3. Kemas

Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam


suatu batuan.

a. Bentuk kristal

Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :

- Euhedral, apabila bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai


bidang kristal yang sempurna

- Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh


sebagian bidang kristal yang sempurna

- Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh


sebagian bidang kristal yang tidak sempurna

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 31


Secara tiga dimensi dikenal :

- Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama


panjang.

- Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu
dimensi lain.

- Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

b. Relasi

Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yang lain dalam


suatu batuan dari ukuran dikenal :

1) Granularitas atau Equiqranular, apabila mineral mempunyai ukuran


butir yang relatif seragam, terdiri dari :

 Panidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran


seragam dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineral-
mineral yang terbentuk paling awal, hal ini dimungkinkan mengingat
ruangan yang tersedia masih sangat luas sehingga mineral-mineral tersebut
sampai membentuk kristal secara sempurna.
 Hipiodiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya
berukuran relatif seragam dan subhedral. Bentuk butiran penyusun
subhedral atau kurang sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat
mineral terbentuk, maka rongga atau ruangan yang tersedia sudah tidak
memadai untuk memadai untuk dapat membentuk kristal secara sempurna.
 Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran
relatif seragam dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama
sekali merupakan pertanda bahwa bahwa pada saat mineral-mineral
penyusun ini terbentuk hanya dapat mengisi rongga yang tersedia saja.
Sehingga dapat ditafsirkan bahwa mineral-mineral anhedral tersebut
terbentuk paling akhir dari rangkaian proses pembentukan batuan beku.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 32


2) Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak
sama , antara lain terdiri dari :
 Porfiritik , adalah tekstur batuan beku dimana kristal besar (fenokris)
tertanam dalam masa dasar kristal yang lebih halus.
 Vitroverik , apabila fenokris tertanam dalam masa dasar berupa gelas.
3) Tekstur khusus batuan beku

Karakter tekstur ditentukan oleh bentuk kristal, struktur, relasi, atau


karakter internal telah memberikan bentuk khusus. Dalam beberapa kasus
ditemukan bahwa detail dari suatu batuan tidak bisa ditentukan tanpa
menggunakan mikroskop. Selain tekstur menunjukkan bentuk dan relasi
antar kristal juga menunjukkan pertumbuhan bersama antara mineral-
mineral yang berbeda. Berikut beberapa tekstur khusus dari batuan beku:

 Diabasik, yaitu tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama dengan


piroksen, di sini piroksen tidak terlihat jelas dan plagioklas radier
terhadap piroksen.
 Trachitik, yaitu tekstur dimana fenokris sanidin dan piroksen tertanam
dalam masa dasar kristal sanidin yang relatif tampak penjajaran
dengan isian butir – butir piroksen, oksida besi dan aksesori mineral.
 Intergranular adalah tekstur batuan beku yang memiliki ruang antar
plagioklas ditempati oleh kristal – kristal piroksen, olivin atau biji
besi.
 Intersertal adalah tekstur batuan beku yang memiliki ruang antar
plagioklas diisi masa dasar gelas.
 Ophitic adalah tekstur batuan beku dimana kristal-kristal plagioklas
tertanam
secara acak dalam kristal yang lebih besar olivin atau piroksen.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 33


2.6. Konposisi Mineral

Menurut Walker T. Huang (1962), komposisi mineral


dikelompokkan menjadi tiga kelompok mineral yaitu :

A. Mineral Utama

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan


kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan.

1. Mineral felsic ( mineral berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5 -


2,7 ), yaitu :

- Kuarsa ( SiO2 )

- Kelompok felspar, terdiri dari seri felspar alkali (K, Na) AlSi3O8. Seri
felsparalkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia dan
mikrolin. Seriplagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin,
labradorit, biwtonit dan anortit.

- Kelompok felspatoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin,


sodalit,

2. Mineral mafik (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap dan


densitas rata-rata 3,0 - 3,6), yaitu :

- Kelompok olivin, terdiri dari fayalite dan forsterite

- Kelompok piroksen, terdiri dari enstatite, hiperstein, augit, pigeonit,

- Kelompok mika, terdiri dari biotit, muskovit, plogopit.

- Kelompok Amphibole, terdiri dari antofilit, cumingtonit, hornblende,

tremolit, aktinolite, glaukofan, dll.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 34


B. Mineral Sekunder

Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari


hasil pelapukan, hidrotermal maupun metamorfisma terhadap mineral-
mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tidak ada
hubungannya dengan pembekuan magma (non pirogenetik).

Mineral sekunder terdiri dari :

- Kelompok kalsit (kalsit, dolomit,), dapat terbentuk dari hasil ubahan

mineral plagioklas.

- Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari


hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivin dan piroksen).

- Kelompok klorit (proktor, penin, talk), umumnya terbentuk dari hasil

ubahan mineral kelompok plagioklas.

- Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas.

- Kelompok kaolin (kaolin, hallosit), umumnya ditemukan sebagai hasil


pelapukan batuan beku.

C. Mineral Tambahan (Accesory Mineral)

Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma,


umumnya dalam jumlah sedikit. Termasuk dalam golongan ini antara lain :

- Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit dan lain-


lain.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 35


Tabel 2.1 Pengenalan Mineral dan Sifatnya

Nama Bentuk dan Perawakan


Warna Belahan Keterangan
Mineral Kristal

Tidak teratur, membutir


Olivin Hijau Tidak sempurna Kilap kaca
dan massif

Prismatik pendek, 2 arah saling Kilap kaca dan


Piroksen Hijau tua - Hitam
massif, membutir tegak lurus permukaannya halus

2 arah
Prismatik panjang,
Amfibol Hitam - coklat membentuk Kilap arang
menyerat dan membutir
sudut lancip

Tabular, berlembar
Biotit Hitam - coklat 2 arah Kilap kaca
(memika)

Prismatik, tabular
Feldspar Merah
panjang, massif, 2 arah Kilap kaca/lemak
Alkali jambu/putih/hijau
membutir

Prismatik/tabular
Plagioklas Putih susu, abu-abu panjang. Massif, 3 arah Kilap kaca/lemak
membutir

Tabular, berlembar
Muskovit Putih transparan 1 arah Kilap kaca/mutiara
(memika)

Tidak teratur, membutir


Kuarsa Tidak berwarna 3 arah Kilap kaca/lemak
dan massif

Tidak berwarna, Rombohedral, massif, Kilap kaca, berbuih


Kalsit Sempurna
putih membutir dengan HCl

Umumnya pada
batuan metamorfik
Klorit Hijau Berlembar, memika Sempurna
dan lapukan batuan
beku basa

Tidak berwarna, Kilap kaca berukuran


Serisit Tabular, berlembar Sempurna
putih halus

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 36


Putih, abu-abu Menyerat, masa fiber
Asbes Kilap lemak
kehijauan asbestos

Coklat merah-
Garnet Poligonal, membutir Tidak ada Kilap kaca/mutiara
hitam

Tidak berwarna,
Sebagai garam
Halit putih kekuningan, Kubus, masif, membutir Sempurna
evaporite
merah

Lembar-lembar tipis
Tidak berwarna, Memapan, membutir,
Gypsum Sempurna terjadi karena
putih menyerat
evaporasi

Putih, abu-abu, biru


Anhidrit Massif, membutir Sempurna Karena evaporasi
pucat

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU

Warna :
Hitam bintik-bintik putih / hijau gelap dll (warna yang representatif)

Struktur :
Masif/vesikuler/amigdaloidal/kekar akibat pendinginan, dll.

Tekstur

Granulitas/Besar butir

Halus < 1 mm
Kasar 5 mm - 3 cm, Sedang 1 mm - 5 mm

Fanerik Afanitik

Derajat Kristalisasi

Holokristalin Holokristalin/Hipokristalin/Hipohyalin Holohyalin

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 37


Keseragaman Butir/Kristal

Equigranular Inequigranular Porfiritik/Vitrofirik

Panidiomorfik Hipidiomorfik Alotriomorfik


Granular Granular Granular

(Euhedral) (Subhedral) (Anhedral)


Fenokris
Komposisi Mineral :

Kuarsa (%), ciri-cirinya, dll.


Nama Batuan (untuk % digunakan diagram
perbandingan secaravisual)
Granitoid/Syen
itoid/ Dioritoid,
Tabeldll.
1.2(Gunakan
. Dasar Penamaan Batuan Beki Asam – IntermedietBerdasarkan Perbandingan K.
diagram dari
Felspar Dengan Total Plagioklas( Konsep Clan Williams, 1954 )
IUSGS)
Asam

KF >2/3 TF 1/3 TF < KF < 2/3 TF 1/8 TF< KF< 1/3 TF

Vulkanik Riolit Riodasit Dasit

Plutonik Granit Adamelit Granidiorit

Intermediet

KF >2/3 TF 1/3 TF < KF < 2/3 TF KF< 1/3 TF

Vulkanik Trachyt Trachyandesit Andesit

Plutonik Syenit Monzonit Diorit

Pengelompokan berdasarkan Teksturnya :

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 38


Basa

Vulkanik Basalt

Plutonik Gabro

Ultrabasa

Plutonik Peridotite dan Dunite

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 39


Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 40
Tabel 1. 3 Pembagian Batuan Beku dari Berbagai Aspek

VARIABEL
ULTRABASA BASA INTERMEDIET ASAM
DASAR

SiO2 < 45% 45 – 52% 52 – 66% >66%

Warna Gelap Gelap Abu-abu Terang

Ultra mafik > Mafik (40 – Mafelsik (10 –


Indeks warna Felsik ± 10%
70% 70%) 40%)

Melanokratik Mesokratik
Hipermelanik (90% Leukokratik
Mineralogi (60-90% (30%
mafik) (30% mafik)
mafik) mafik)

Magma
- Encer Kental
/ lava

Holo-
- Hipokristalin Holohialin
hipokristalin

V Vesikuler-skoria Vesikuler Vesikuler


Kecende
V - (kand. gas (kand.gas (kand. gas
rungan
O tinggi) sedang) rendah)
tekstur
L
Tak ada-sedikit Gelas umum-
K - Gelas umum
gelas banyak
A
N
I Porfiritik;vitrov
- Afirik-porfiritik Porfiritik
K erik

Biotit;<hornble
Olivin;piroksen; Piroksen;horn
nde;kuarsa;plag
Fenokris - plagioklas blende;biotit;
ioklas;feldspar
basa;feldspatoid plagioklas
alkali

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 41


Nama BASALT/BASA ANDESIT/TR
NIT/TEPRIT/SP AKHIANDES DASIT/RIOLIT
ILIT IT/TRAKIT

Hornblende;

Kompos piroksen<<; Biotit; kuarsa;


Olivin;
P isi Olivin; plagioklas; feldspar alkali;
piroksen;plagi
p Mineral piroksen;plagiokl biotit; hornblende<<pl
oklas; spinel;
L as basa feldspar; agioklas;
hornblende
U alkali; muskovit

T kuarsa<<

O Tekstur Holokristalin
N
I DUNIT,

K PERIDOTIT,
GABRO; DIORIT, GRANIT,
HORNBLEN
Nama DIABAS/DOLE MONZONIT, ADAMELIT,G
DIT,
RIT SYENIT RANODIORIT
SERPENTINI
T

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 42


2.7. Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya,


warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.
 Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku, ada 3 yaitu :
a. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di
perut bumi.
b. Batuan beku hipabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh
dari permukaan bumi.
c. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi.

 Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua


yaitu:
a. Mineral mafik (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit.
b. Mineral felsik (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan
feldspatoid.

 Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:


a. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
b. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
c. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
d. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

 Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2nya batuan


beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
a. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya
Granit, Riolit.
b. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Contohnya Diorit, Andesit.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 43


c. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya
Gabbro, Basalt
d. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 45%,
contohnya peridotit, piroksenit, dunit.

Gambar 2.4 Gabro Gambar 2.5 Andesit Gambar 2.6 Peridotit

Gambar 2.7 Basalt Gambar 2.8 Diorit Gambar 2.9 Granit

2.8. Peralatan dan Bahan


2.8.1.Peralatan
1. Lup

2. Kuku Jari
3. Uang Logam
4. Tabel Klasifikasi Batuan
5. Format dan Alat tulis

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 44


Gambar2.10 lup Gambar 2.11 koin Gambar 2.12 kuku jari

2.8.2. Bahan Praktikum


6 buah batuan yang telah disiapkan.
2.9. Waktu Praktikum
Waktu pelaksanaan praktikum meliputi 2 sesi untuk satu acara.
Tempat : Kampus STT Migas Balikpapan

2.10. Prosedur Kerja


Prosedur kerja saat praktikum yaitu :
1. Ambil atau pilih salah satu batuan beku yang sudah disiapkan.
2. Catat nomor peraga batuan.
3. Amati dan deskripsikan batuan beku mulai dari jenis, warna , tekstur,
dan struktur.
4. Deskripsikan dan tulis mineral apa saja yang terkandung pada batuan
beku.
5. Gambarkan bentuk batuan yang diteliti.
6. Lengkapi format dengan nama batuan, genesa, dan ciri khususnya.
7. Lakukan langkah-langkah di atas pada batuan beku lainnya.

2.11. Hasil Praktikum


Hasil pengamatan yang telah dilakukan tentang identifikasi
megaskopik batuan beku,secara terinci terlampir pada halaman berikutnya.

Laporan Resmi Praktikum Petrologi page 45

Anda mungkin juga menyukai