Warna
4. Bentuk kristal II. Identifikasi melalui tes sederhana : 1. Cerat 2. Belahan 3. Pecahan 4. Kekerasan 5. Sifat dalam (tenacity) III.Berat Jenis IV.Sifat-sifat unik
1.Warna
Merupakan sifat fisik yang pertama kali terlihat saat mengamati mineral. Terdiri atas: a. Idiokromatik, yaitu mineral yang mempunyai warna selalu tetap, umumnya pada mineral opak pyrit, pyrrhotite
b. Allokromatik, mineral yang mempunyai warna tidak tetap, umumnya pada mineral transparan Mn)
2. Kilap
Kenampakan mineral karena pantulan cahaya, terbagi atas: Logam, ditunjukkan oleh mineral tidak tembus cahaya galena
Non logam, ditunjukkan oleh mineral bukan logam, terdiri dari: - Kilap kaca (vitreous) : quartz
3. Derajat Kejernihan
Merupakan kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya.Terdiri atas: Opaque: tidak tembus cahaya gold
Transparant: dapat meneruskan cahaya calcite Transculent: antara tidak tembus cahaya dan jernih, disebut juga keruh aquamarine
4. Bentuk Kristal
1. CERAT (Streak) Merupakan warna mineral bila dijadikan bubuk, didapatkan dengan menceratkan mineral dengan keping porselen (yang kasar) atau dengan cara menghancurkan mineral tersebut.
Cerat dapat menunjukkan adanya perbedaan mineral-mineral, misalnya hematit, goethit dan magnetit warnanya hitam ceratnya : coklat hitam, coklat kuning, hitam
2. Belahan (Cleavage)
Adalah kecenderungan suatu mineral untuk belah melalui suatu bidang belahan pada arah tertentu akibat adanya pemukulan sehingga akan didapatkan bidang belahan yang rata dan licin. Jumlah bidang belahan dari 1-6 sejajar dengan bidang batas kristal. Jenis-jenis belahan yang terdapat pada sistem kristal: Sistem isometris : - Hexaedris galenit, halit - Oktaedris Fluorit, intan, cuprit - Rhombendodekaedris sfalerit, sodalit Sistem tetragonal: - Basalapophyllie - Prismatikrutil, zirkon, skapolit - Piramidawulfenit
Sistem Hexagonal: - Basal beryl, apatit,nefelin dan Trigonal - Prismatik apatit,nefelin - Romboedris kalsit, dolomit, siderit Sistem Rhombis: - Basal anhidrit, barit, topas, intan - Prismatik Barit, piroksin Sistem Monoklin: - Basal orthoklas, mika, klorit, epidot - Pinakoidal orthoklas, gips Sistem Trikin: - Basal plagioklas, mikroklin - Pinakoidal makro dan Pinakoidal Brachy kyanit, plagioklas
3. Pecahan (Facture)
Bila pada suatu mineral tidak ditemukan belahan, maka didapat retakan atau pecahan pada mineral tersebut. Permukaan mineral yang mengalami retakan dapat dibedakan menjadi:
Uneven
4. Kekerasan (Hardness)
Adalah daya tahan mineral terhadap penggoresan, dapat ditentukan dengan menggunakan skala kekerasan MOHS, yaitu:
10. Intan
Pengujian kekerasan terhadap suatu mineral dilakukan dengan cara menggores 0,5 cm searah dan pada bagian yang datar. Mineral yang digunakan untuk menggores (atau benda lainnya) dimulai dari yang terkeras.
Merupakan angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara berat mineral dengan berat air yang volumenya sama dengan mineral tersebut pada suhu 4C. Berat jenis suatu mineral dapat ditentukan secara tepat bila mineral dalam keadaan murni, homogen, padat, tidak porous, bebas dari kotoran dan dalam keadaan masih segar. Metode penentuan BJ:
2. Dengan timbangan BEAM - Prinsipnya sama dengan timbangan Jolly - Anting A digunakan untuk penyeimbangan awal dan anting B digunakan untuk penyeimbangan setelah mineral diletakkan
3. Dengan Piknometer
Tabung diisi air aquadest sampai batas ukuran 25 ml Bersihkan dengan kertas filter hingga kering (pada bagian luar) Bila terdapat gelembung udara, hilangkan dengan cara menggoyang- goyangkan tabung Masukkan mineral Rumus yang digunakan: P= Berat Piknometer kosong
M P BJ A M P S
M= Berat mineral A= Berat Piknometer+aquadest S= Berat piknometer, mineral dan aquadest
1. PANAS
Sebagai Penghantar dan Isolator, Penghantar panas Cu, Fe Isolatorasbes, mika
4. Aktinolit
: 1200Cz
a. Frictional Electricity: digosok dengan kainintan, topas b. Pyroelectricity: pada mineral-mineral berbentuk batang,
salah satu ujungnya dipanaskan akan terjadi muatan listrikturmalin, kuarsa