Anda di halaman 1dari 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Industri

Pengertian industri dapat dilihat dari lingkup makro maupun mikro.

Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

menghasilkan barang-barang yang sifatnya saling mengganti sangat erat.

Sedangkan secara makro, industri adalah kegiatan yang menciptakan nilai

tambah (Hasibuan, 1993: 12).

Definisi industri, khusus dalam aplikasi di Indonesia diperluas

menjadi usaha mikro, kecil, dan menengah (Harsoyo dalam Wuri dan

Hardanti, 2006: 4). Dalam implementasinya, konsep industri di Indonesia

pendefinisian berbeda satu dengan yang lain. Beberapa definisi yang telah

dikemukakan oleh beberapa instansi memiliki pendekatan yang berbeda

pula. Beberapa perbedaan definisi menurut berbagai pihak adalah sebagai

berikut:

a. Pengertian Industri Menurut Departemen Perindustrian

Peraturan Menteri Perindustian menjelaskan beberapa pengertian

yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah, yaitu:

1. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi

10
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

2. Perusahaan industri kecil yang selanjutnya disebut industri kecil (IK)

adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dibidang industri

dengan nilai investasi paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

3. Perusahaan Industri Menengah yang selanjutnya disebut Industri

Menengah (IM) adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha

dibidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp

200.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

4. Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah perusahaan industri yang

terdiri dari Industri Kecil dan Industri Menengah.

b. Pengertian Industri Menurut Departemen Perdagangan

Departemen Perdagangan dalam mendefinisikan industri lebih

menitikberatkan pada aspek permodalan, yaitu industri dengan modal

kurang dari Rp 25.000.000,00 (Kuncoro, 2002: 310).

c. Pengertian Industri Menurut Kementerian Negara Koperasi dan Industri

Kementerian Negara Koperasi dan Industri mendefinisikan

industri adalah sebagai berikut:

1. Usaha kecil (termasuk usaha mikro) adalah suatu usaha yang memiliki

aset di luar tanah dan bangunan kurang dari Rp 200.000.000,00 dan

memiliki omset kurang dari 1 milyar per tahun.


perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

2. Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki aset lebih dari Rp

200.000.000,00 dan memiliki omset antara 1 sampai 10 milyar per

tahun (Kuncoro, 2002: 310).

d. Pengertian Industri Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang

Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi

barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

2. Arti Penting Industri Kecil

Industri kecil merupakan sektor yang memiliki peranan penting di

dalam perekonomian Indonesia. Kemampuannya untuk tetap bertahan di

masa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor ini merupakan bagian

dari sektor usaha yang cukup tangguh. Setidaknya terdapat tiga alasan yang

mendasar mengapa negara berkembang memandang penting keberadaan

industri kecil (Berry, et al. 2007: 4-5). Alasan pertama adalah karena kinerja

industri kecil lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang

produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, industri kecil dan

menengah sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi

dan perubahan teknologi. Ketiga, sering diyakini bahwa industri kecil dan

menengah memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas daripada usaha

besar. Demikian pula (Kuncoro, 2002: 34) yang menyebutkan bahwa


perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

industri kecil dan menengah di Indonesia telah memainkan peran penting

dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan

mendukung pendapatan rumah tangga. Pentingnya usaha skala mikro, kecil,

dan menengah dalam suatu perekonomian harus dapat dilihat lebih jauh

sebagai manifestasi dari pasar bebas di suatu negara.

Menurut Moorman, et.al. (1993: 42), secara umum diketahui bahwa

usaha mikro, kecil, dan menengah mempunyai urutan yang sangat penting

dalam perekonomian dan hubungannya dengan karakteristik sosial,

diantaranya:

a. Usaha mikro, kecil, dan menengah dapat dilihat sebagai generator dari

pembukaan kesempatan lapangan pekerjaan.

b. Usaha mikro, kecil, dan menengah mempunyai sifat yang unik dalam

eksistensinya yang mendorong penemuan dan inovasi dari para pelaku

usahanya.

c. Usaha mikro, kecil, dan menengah mendukung secara dominan akan

kebutuhan di masyarakat.

d. Usaha mikro, kecil, dan menengah dapat dilihat sebagai pintu masuk

menuju usaha/bisnis skala besar di dalam suatu perekonomian.

Usaha mikro, kecil, dan menengah memiliki peranan dalam

menurunkan pengangguran, meningkatkan pendapatan pekerja, dan

mengurangi kemiskinan. Walaupun demikian, peranannya di dalam

meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang lebih besar, peranan

industri ini tidak terjadi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

memberikan subsidi terhadap seluruh sektor ekonomi dan perusahaan

kemudian harus dikaji lagi dengan tepat. Pembangunan usaha mikro, kecil,

dan menengah dapat sejalan dan sejajar dengan proses industrialisasi

perusahaan-perusahaan besar dan beberapa sektor ekonomi seharusnya

diberikan kontribusi lebih di dalam meningkatkan pembangunan ekonomi

karena karakteristik pertumbuhan dan kemampuan penyerapan tenaga untuk

setiap sektor ekonomi berbeda-beda.

Industri kecil mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

dunia usaha dan perekonomian nasional. Industri kecil memberi manfaat

sosial bagi perekonomian. Manfaat pertama, industri kecil dapat

menciptakan peluang usaha yang luas dan dengan pelaksanaan

menggunakan biaya yang relatif murah. Manfaat kedua, industri kecil turut

mengambil peranan dalam meningkatkan dan memobilisasi tabungan

domestik. Hal ini dimungkinkan dengan adanya kenyataan bahwa modal

yang digunakan dalam industri kecil adalah berasal dari pengusaha sendiri

dan atau kredit. Manfaat ketiga, industri kecil berkedudukan sebagai

komplementer terhadap industri sedang dan besar, karena produk yang

dihasilkan pada industri kecil relatif murah dan sederhana dibandingkan

dengan industri sedang atau besar (Sakti, 2007: 11).

Industri kecil dan rumah tangga terefleksi antara lain dari jumlah

unitnya yang sangat banyak jauh melebihi jumlah unit usaha dari kelompok

industri menengah dan industri besar. Industri kecil memberi manfaat sosial

yang sangat berarti bagi perekonomian di Indonesia (Sakti, 2007:11).


perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Adapun manfaat dan peranan industri adalah sebagai berikut:

a. Industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan

pembiayaan relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa

tingkat keahlian dan daya dukung permodalan dari pengusaha kecil pada

umumnya masih rendah.

b. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi

tabungan domestik. Ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri

kecil cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri,

tabungan keluarga, atau kerabatnya.

c. Industri kecil mempunyai kedudukan terhadap industri besar dan

sedang,karena industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan

sederhana yang biasanya dihasilkan industri besar dan sedang. Lokasi

industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah menyebabkan biaya

transportasi menjadi minim sehingga dengan demikian akan

memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat sampai ke tangan

konsumen secara cepat, murah dan mudah (Sakti, 2007: 13).

Selain itu, sektor industri berskala kecil dinilai sebagai faktor yang

sangat penting untuk mengatasi masalah pengangguran dan setengah

pengangguran, mengingat teknologi yang lazim digunakan dalm proses

produksinya adalah teknologi padat-karya. Karena industri kecil di seluruh

negeri khususnya di pedesaan, mengembangkanya cara yang dinilai paling

besar peranannya tidak hanya untuk memperbesar lapangan kerja dan


perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

kesempatan usaha sendiri tetapi juga untuk mendorong pembangunan

daerah dan pedesaan di Indonesia.

Meskipun peranannya signifikan dalam perekonomian, industri kecil

dan rumah tangga masih menghadapi kendala-kendala yang berupa

kebijakan pemerintah yang beberapa diantaranya tidak adil dan

diskriminatif. Hal ini terjadi sudah sejak lama bahwa banyak kebijakan

pemerintah cenderung untuk memberikan perlakuan lebih kepada bisnis

skala besar seperti BUMN maupun konglomerat. Belum terlihat keseriusan

dan arahan kepada industri kecil dan rumah tangga.

Suatu perilaku yang seimbang dan menempatkan dalam prioritas

yang lebih tinggi dalam lingkungan bisnis, mengakibatkan kepentingan

industri kecil dan rumah tangga terjadi perbedaan kemampuan

mengakumulasi modal antara usaha besar dengan usaha kecil semakin tajam

dalam jangka panjang ini. Dalam hal ini merupakan salah satu penyebab

semakin melebarnya kesenjangan ekonomi dan sosial. Menurut data BPS

tahun 1998 juga menunjukkan permasalahan utama yang dihadapi oleh

banyak pengusaha industri kecil dan industri rumah tangga yaitu:

a. kualitas pemasaran, misalnya: permintaan menurun, tidak mampu

menjual pada harga pasar, dan tidak mampu bersaing dalam harga dan

kualitas.

b. kesulitan pengadaan bahan baku, misalnya: harga naik terlalu tinggi dan

persediaan menurun.
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

c. Kekurangan modal, misalnya: kekurangan pembayaran pekerja,

pendapatan atau penghasilan menurun, dan UMR naik.

d. Kekurangan energi, misalnya: tarif listrik naik dan harga BBM dan gas

naik (Tambunan, 2002: 71)

Masalah-masalah yang dihadapi oleh industri kecil dapat diatasi

dengan menerapkan teknologi tepat guna, perubahan-perubahan struktural

dan fungsional dalam aspek kelembagaan organisasi untuk meningkatkan

skala usaha dan menejemen yang lebih efisien. Menyediakan perluasan,

pemenuhan kebutuhan modal, dan peningkatan ketrampilan dan lain-lain.

Beberapa masalah yang sering dialami khususnya oleh para pengusaha yang

terlibat pada industri pengolahan kayu adalah sebagai berikut

(www.jetro.go.jp/Indonesia/aktivitas):

a. Mahalnya bahan baku (kayu)

b. Kualitas atau mutu produk kurang bersaing di pasar Internasional

c. Tenaga ahli dalam bidang pemasaran khususnya yang bertaraf

internasional sangat terbatas.

d. Masih terbatasnya teknologi yang digunakan khususnya pengeringan

kayu, sehingga harga jual produk tidak setinggi apabila produk yang

dihasilkan sudah kering.

Pengusaha kecil yang pada umumnya mempunyai tingkat

kewiraswastaan terbatas yang tidak dapat membedakan antara dana untuk

usaha dan dana untuk keperluan pribadi sehingga banyak sekali seorang

pengusaha yang tidak dapat menjalankan usaha mereka dengan lancar. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

karena itu, hampir semua pengusaha berusaha memperoleh bantuan modal

agar usaha tetap berjalan dan dapat lebih produtktif.

Namun, untuk pengambilan kredit biasanya pengusaha kecil sulit

untuk segera memperolehnya karena terbentur prosedur yang bersifat bank

teknis. Hal ini dikarenakan pihak perbankan mempunyai syarat kondisi

tertentu dimana pihak pengusaha kecil biasanya tidak dapat memenuhinya.

Oleh karena itu, dari hal inilah para pengusaha kecil tersebut lebih memilih

memakai modal sendiri, dan lebih suka mengambil kredit kepada kredit

swasta meskipun membayar suku bunga yang relatif tinggi.

3. Tinjauan Tentang Pendapatan dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya

a. Konsep Pendapatan

Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil

berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan

kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga

adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk

uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah

tangga atau sumber lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan

menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh

uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka

waktu tertentu (Samuelson dan William, 2002: 14).


perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Pendapatan adalah pemasukan bersih seseorang, baik berupa uang

kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga pemasukan

dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-

faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Sektor produksi

ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai

input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi.

Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk

barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara

penawaran dan permintaan. Suparmoko (2000: 179), secara singkat

pendapatan seorang warga masyarakat ditentukan oleh:

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada:

hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan atau

pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor

produksi. Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi

ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda:

a. Tanah (termasuk di dalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung

di dalam tanah, mineral, air dan sebagainya) mempunyai

penawaran yang dianggap tidak akan bertambah lagi. Sedangkan

permintaan (demand) akan tanah biasanya menaik dari waktu ke

waktu karena: (1) naiknya harga barang-barang pertanian, (2)

naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barang-barang


perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah),

(3) bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal).

Dengan demikian, harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari

waktu ke waktu.

b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai

penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga

masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk

ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan

menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru,

membeli mesin-mesin yaitu investasi. Karena adanya simpanan dan

investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke

waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang

modal terutama sekali dipengaruhi oleh gerak permintaan akan

barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka permintaan akan

mesin-mesin tenun, mesin jahit juga akan naik. Permintaan akan

barang-barang jadi pada gilirannya dipengaruhi oleh dua faktor

utama: (1) Pertumbuhan penduduk (yang membutuhkan tambahan

baju, perumahan dan sebagainya). (2) Pertumbuhan pendapatan

penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional

atau GNP perkapita).

c. Tenaga kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik

sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan

akan tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan


perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

barang jadi (seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang

modal. Di samping itu, permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi

pula oleh kemajuan teknologi ini. Permintaan akan tenaga kerja

tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan

penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor

produksi tenaga kerja) untuk semakin menurun.

d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi

yang paling sulit untuk dianalisis, karena faktor-faktor yang

menentukan penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam

(dan sering faktor-faktor ini di luar kemampuan ilmu ekonomi

untuk menganalisis, misalnya: faktor-faktor motivasi lain dan

sebagainya). Pada umumnya penawaran pada negara berkembang

orang yang berjiwa enterpreuner masih sangat kecil. Inilah

sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup

besar di negara tersebut. Cara yang banyak dilakukan adalah

dengan tetap mempertahankan hak milik perseorangan, dengan

tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi pendapatan. Cara-

cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain adalah:

1) Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan;

2) Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok,

pakaian, perumahan);

3) Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara

(misalnya rumah sakit, klinik);


perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

4) Memperkecil pengangguran;

5) Pendidikan yang murah dan merata;

6) Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-

hambatan bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal).

Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan

bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan

dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu:

1. Gaji dan upah. Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah

melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau

pemerintah.

2. Pendapatan dari kekayaan. Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan

nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik

dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa

kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari sumber lain. Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh

tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari

pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, bunga bank serta

sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan (income level)

adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang individu atau

keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber-

sumber pendapatan lain (Samuelson dan William, 2002: 16).

Pendapatan merupakan hasil usaha yang didapatkan karena

seseorang telah berusaha sebagai ganti atas jerih payah yang telah
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

dikerjakannya. Pendapatan industri adalah pendapatan yang diperoleh

karena telah mengorganisasikan seluruh faktor-faktor produksi yang

dikelolanya. Pendapatan yaitu pendapatan yang diperoleh dari jumlah

produksi fisik yang dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya atau dalam

persamaan matematik dapat dinyatakan (William, 2001: 98).

TR = P X Q

Dimana TR = Penerimaan Total atau Pendapatan

P = Harga Jual Produk

Q = Jumlah Produksi yang Terjual

Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi

dengan biaya-biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud di sini

adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,

yang dikeluarkan saat proses produksi berlangsung, demi untuk

menghasilkan suatu produk tertentu (Mulyadi, 2003: 7). Biaya ini

merupakan pengorbanan yang secara ekonomis tidak dapat dihindari

dalam proses produksi.

Pendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan yang

diperoleh pengusaha, setelah dikurangi oleh ongkos yang tersembunyi

(Sukirno, 1982: 38). Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan dari

kegiatan usaha seseorang sebagai imbalan atas kegiatan yang dilakukan.

Pengusaha sebagai pemimpin usaha dapat mengambil keputusan-

keputusan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, disamping itu,


perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

pengusaha dapat memproduksi barang dan jasa dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan.

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa

uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income

faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor

-faktor produksi tersebut untuk digunakan

sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor

produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya

juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,

antara penawaran dan permintaan (Suryananto, 2005: 15).

Tingkat pendapatan merupakan alat untuk mengukur tinggi

rendahnya tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Demikian pula tingkat

kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari pendapatan perkapita

penduduk negara tersebut, di samping perlu dilihat pula distribusi dari

pendapatan itu sendiri.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

1. Modal

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan

secara langsung atau tidak langsung, dalam kaitannya untuk

menambah output, lebih khusus dikatakan bahwa kapital terdiri dari


perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

barang-barang yang dibuat untuk penggunaan produk pada masa yang

akan datang (Irawan dan Suparmoko, 1992: 75).

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah

modal, sebab didalam suatu usaha masalah modal mempunyai

hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang

telah didirikan. Modal dapat dibagi sebagai berikut (Suryananto, 2005:

36) :

a. Modal Tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses

produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak

terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi.

b. Modal Lancar adalah modal memberikan jasa hanya sekali dalam

proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan

kebutuhan lain sebagai penunjang usaha tersebut.

Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, dimana modal

dibawah ini akan memberikan pengertian yang lebih baik, antara lain :

pendapat Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian

yang lebih luas, yaitu modal meliputi baik modal dalam bentuk uang

(Geldkapital), maupun dalam bentuk barang atau (Sachkapital),

misalnya mesin barang-barang dagangan dan lain sebagainya

(Riyanto, 1984: 9).


perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal dapat

dibedakan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Yang dimaksud aktiva

lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses

produksi dan perputarannya adalah dalam jangka waktu pendek

(umumnya kurang dari satu tahun). Aktiva lancar dapat merupakan

modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sehari-hari,

misalnya berupa pembelian bahan baku. Sedangkan aktiva tetap

adalah yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis

turut serta dalam proses produksi. Ditinjau dari lamanya perputaran,

aktiva tetap adalah aktiva yang mengalami proses perputaran dalam

jangka panjang (umumnya lebih dari satu tahun). Beberapa konsep

pengertian modal dagang yang dibedakan menjadi (Riyanto, 1997: 57-

58):

a. Konsep kuantitatif adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.

Modal dagang dalam pengertian ini sering disebut modal kerja

bruto (gross working capital).

b. Konsep kualitatif adalah modal kerja yang dikaitkan dengan

besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar.

Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut sebagai modal

kerja neto (net working capital).

c. Konsep fungsional adalah mendasarkan pada fungsi dari dana

dalam menghasilkan pendapatan (income) setiap dana yang


perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk

menghasilkan pendapatan.

Berdasarkan fungsi kerjanya, modal dapat dibagi menjadi dua

yaitu (Riyanto, 1994: 51):

a. Modal investasi tetap. Meliputi peralatan yang digunakan dalam

melakukan kegiatan usaha.

b. Modal kerja. Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari,

misalnya untuk memberikan porsekot, pembelian bahan mentah,

dan membayar upah tenaga kerja.

Perbedaan fungsional antara modal kerja dengan modal tetap

ialah dalam artian bahwa (Ismawan, 1997: 20):

a. Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal kerja

dapat lebih mudah diperbesar dan diperkecil. Sedangkan modal

tetap, sekali dibeli tidak mudah dikurangi atau diperkecil. Dalam

keadaan gelombang ekonomi yang menurun, modal kerja dapat

dengan segera dikurangi, tetapi modal tetap tidak dapat dengan

segera dikurangi sehingga selalu ketinggalan waktunya. Demikian

pada sebaliknya dalam keadaan gelombang ekonomi naik, modal

tetap tidak dapat segera diperbesar atau disesuaikan.

b. Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen modal

kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, sedangkan

susunan modal tetap adalah relatif permanen dalam jangka waktu


perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

tertentu, karena elemen-elemen dari modal tetap tidak segera

mengalami perubahan-perubahan.

c. Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu

yang pendek, sedangkan modal tetap mengalami proses perputaran

dalam jangka waktu yang panjang.

Adapun modal kerja yang digunakan terdiri dari modal sendiri

dan modal yang bukan milik sendiri yang biasanya berupa modal

pinjaman. Tersedianya modal kerja yang cukup akan mempengaruhi

kelancaran dan pengembangan usaha dari para pengusaha mebel itu

sendiri. Dengan modal yang besar, maka volume usaha akan besar

sehingga diharapkan akan mencapai pendapatan yang maksimal. Oleh

karena itu, modal kerja memiliki peranan penting yang akan

menentukan tingkat pendapatan para pengusaha mebel kayu di

Kabupaten Sukoharjo.

2. Bahan Baku

Menurut Mulyadi (2003 : 118) bahan baku adalah bahan yang

membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam

perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian

import atau dari pengolahan sendiri. Bahan baku sangat penting dalam

suatu proses produksi. Dalam hal ini bahan baku mempunyai hubungan

yang positif dengan output. Apabila terdapat penambahan bahan baku

maka produksi semakin meningkat.


perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

Bahan baku atau bahan mentah merupakan faktor produksi yang

dibutuhkan dalam setiap proses produksi. Menurut Gunawan Adi Saputro

dan Marwan Asri, bahan baku atau bahan mentah yang digunakan dalam

proses produksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Bahan mentah langsung (direct material)

Bahan mentah langsung yaitu semua bahan mentah yang

merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan, biaya yang

dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai

hubungan erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang

dihasilkan sehingga biaya bahan mentah langsung merupakan biaya

variabel bagi perusahaan.

b. Bahan mentah tidak langsung (indirect material)

Bahan mentah tidak langsung yaitu bahan mentah yang ikut

berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak

pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang

dihasilkan adalah berupa kerajinan meubel maka kayu gelondong

merupakan bahan mentah langsung, sedangkan pelicin atau pengkilap

kayu merupakan bahan mentah tidak langsung. Dalam teori, yang

perlu dipertimbangkan oleh setiap keputusan dalam berproduksi

adalah berapakan jumlah output yang harus diproduksi dan berapa

input yang digunakan serta bagaimanakah kombinasi-kombinasi

diperlukan (Boediono, 1982: 62).


perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

3. Upah tenaga kerja

Dewasa ini dengan semakin ketatnya persaingan bisnis

mengakibatkan perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan hidup. Oleh karena itu, perusahaan harus

mampu bersaing, dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh

perusahaan adalah upah. Jika sistem upah dirasakan adil dan kompetitif

oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik

pekerja yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi agar lebih

meningkatkan kinerjanya, sehingga produktivitas meningkat dan

perusahaan mampu menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif,

yang pada akhirnya, perusahaan bukan hanya unggul dalam persaingan,

namun juga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan

mampu meningkatkan profitabilitas dan mengembangkan usahanya.

Selanjutnya dikemukakan bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya,

suatu perusahaan tentu membutuhkan berbagai sumberdaya, seperti

modal, material, mesin, dan perusahaan juga membutuhkan sumber daya

manusia, yaitu pekerja (Umar, 2010: 2-3).

Pekerja merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan,

karena memiliki kemampuan tenaga, bakat, dan kreativitas yang sangat

dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya

pekerja juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin

dipenuhinya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang


perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

dipandang sebagai pendorong atau penggerak bagi seseorang untuk

bekerja atau melakukan sesuatu pekerjaan (Umar, 2010: 3).

Bagi sebagian pekerja, harapan untuk mendapatkan uang atau

upah adalah satu satunya alasan untuk bekerja, walaupun ada yang lain

beranggapan bahwa uang atau upah hanyalah salah satu dari sekian

banyak kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Kebutuhan lain yang

terpenuhi melalui kerja antara lain dengan bekerja akan merasa dihargai

oleh masyarakat sekitarnya, akan memperoleh berbagai fasilitas dan

simbol simbol status dari perusahaan dimana mereka bekerja. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kesediaan pekerja untuk mencurahkan

kemampuan, pengetahuan, keterampilan, tenaga dan waktu, sebenarnya

mengharapkan adanya imbalan dari pihak perusahaan yang dapat

memuaskan kebutuhannya (Umar, 2010: 3).

Upah tenaga kerja adalah sesuatu yang berkaitan dengan uang

yang diberikan kepada karyawan. Sistem pembayaran dapat dibedakan

berdasarkan waktu kinerja, yaitu pembayaran yang dilakukan atas dasar

lamanya bekerja, misalnya per jam, hari, minggu, atau bulan dan

pembayaran berdasarkan hasil kinerja, yaitu pembayaran upah yang

didasarkan pada hasil akhir dari proses kinerja, misalnya jumlah produksi

(Samsudin, 2006: 189).

Bagi pengusaha, upah dapat dipandang sebagai beban atau biaya

yang harus dibayarkan kepada pekerja dan diperhitungkan dalam

penentuan biaya total. Semakin besar upah yang dibayarkan kepada


perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

pekerja, semakin kecil proporsi keuntungan bagi pengusaha. Segala

sesuatu yang dikeluarkan oleh pengusaha sehubungan dengan

mempekerjakan seseorang dipandang sebagai komponen upah, misalnya

uang tunai, tunjangan, pengangkutan, kesehatan, konsumsi yang

disediakan dalam menjalankan tugas, pembayaran upah waktu libur, cuti

dan sakit, serta fasilitas rekreasi (Umar, 2010: 4).

Di lain pihak, pekerja dan keluarganya menganggap upah hanya

sebagai apa yang diterimanya dalam bentuk uang (take home pay)

sebagai penghasilan menggunakan tenaganya kepada pengusaha. Pada

kenyataan menunjukkan bahwa hanya sedikit pengusaha yang secara dan

sukarela dan terus menerus berusaha meningkatkan kehidupan

karyawannya, terutama pekerja golongan rendah. Dilain pihak pekerja

melalui serikat pekerja dan atau dengan mengundang campur tangan

pemerintah selalu menuntut kenaikan upah. Tuntutan seperti itu yang

tidak disertai dengan peningkatan produktivitas kerja akan mendorong

pengusaha : (1) mengurangi penggunaan pekerja dengan menurunkan

produksi; (2) menggunakan tekhnologi yang lebih padat modal; dan (3)

menaikkan harga jual barang yang kemudian mendorong inflasi (Umar,

2010: 4).

Menurut Suwarto (2003) bahwa bagi pekerja, upah merupakan

sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Oleh karena itu, sesuai dengan tujuan seseorang bekerja, maka

melalui peningkatan upah kesejahteraan seseorang dapat ditingkatkan.


perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Sebab apabila upah semakin besar, maka makin besar pula peluang

seseorang untuk dapat memenuhi dan memperbaiki tingkat hidupnya,

seperti pemenuhan kebutuhan akan sandang, pangan, papan, kesehatan,

rekreasi dan lainnya. Sementara itu bagi pengusaha, upah merupakan

biaya produksi. Oleh karenanya, setiap terjadi peningkatan upah, maka

akan terjadi peningkatan biaya.

B. Penelitian Terdahulu

NO Nama Pengarang dan Analisis Hasil / Kesimpulan

Judul

1 Sahar (2011) Analisis Alat uji yang digunakan Hasil pengujian secara

Faktor-faktor yang adalah analisis regresi simultan menunjukkan bahwa

Mempengaruhi Tingkat berganda, analisis modal kerja dan upah tenaga

Pendapatan Perajin koefisien regresi, kerja berpengaruh positif

Kompor di Kelurahan koefisien determinasi terhadap pendapatan bersih.

Babakan Kecamatan dengan pengujian secara Berdasarkan analisa koefisien

Sandubaya. GaneC parsial dan secara korelasi menunjukkan bahwa

Swara. Vol. 5 No. 1. simultan. nilai R sebesar 0,981 artinya

Pebruari 2011. bahwa modal kerja dan upah

tenaga kerja mempunyai

pengaruh yang kuat dengan

pencapaian pendapatan bersih

responden.
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

2 Mulyana (2009) dengan Alat uji yang digunakan Secara simultan biaya sapi

-faktor adalah analisis regresi bakalan, biaya tenaga kerja,

yang Mempengaruhi berganda, analisis biaya penyusutan kandang,

Pendapatan Usaha koefisien regresi, dan biaya peralatan kandang

Penggemukan Sapi koefisien determinasi berpengaruh nyata terhadap

(Kasus di Kelurahan dengan pengujian secara pendapatan peternak, dan

Ekajaya, Kecamatan parsial dan secara secara parsial faktor yang

Jambi Selatan, simultan berpengaruh nyata adalah

Kotamadya Jambi). biaya sapi bakalan dan biaya

Vol. XII. No. 4. Hal. tenaga kerja.

186-190

3 Lilik Siswanta (2011) Alat uji yang digunakan Berdasarkan perhitungan

Analisis Faktor Faktor adalah analisis regresi diperoleh hasil modal usaha

yang Mempengaruhi berganda, analisis berpengaruh signifikan

Pendapatan Perajin koefisien regresi, terhadap pendapatan perajin

Genteng. Jurnal koefisien determinasi genteng dengan t- hitung

Akmenika UPY Vol 7. dengan pengujian secara 2,376 > t-Tabel 2,060, bahan

2011 parsial dan secara baku berpengaruh signifikan

simultan terhadap pendapatan perajin

genteng dengan t- hitung

3,937 > 2,060, Tenaga kerja

tidak berpengaruh signifikan


perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

terhadap pendapatan perajin

genteng dengan t- hitung

1,919 > t-Tabel 2,060,

curahan jam kerja tidak

berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan perajin

genteng dengan t- hitung

1,099> 2,060, sedangkan

secara simultan modal usaha,

bahan baku, tenaga kerja dan

curahan jam kerja

mempeunyai pengaruh

terhadap pendapatan perajin

genteng, dengan F hitung

71,334 > F- tabel 2,76.


perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui keberhasilan usaha para

pengusaha mebel di Desa Bulakan Kabupaten Sukoharjo, akan dihitung dari

pendapatan yang diperoleh oleh pengusaha untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dalam penelitian ini pendapatan pengusaha dipengaruhi oleh faktor-

faktor modal, lokasi pemasaran, bahan baku, dan upah tenaga kerja.

Berdasarkan keterangan di atas serta untuk memudahkan dalam menganalisis

data, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Modal

Pendapatan
Bahan Baku
Pengusaha
Mebel

Upah Tenaga Kerja

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan

fakta yang ada (Jogiyanto, 2004 : 41). Berdasarkan permasalahan di atas maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :


perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

5. Modal diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pengusaha mebel di

Desa Bulakan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012.

6. Bahan baku diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pengusaha

mebel di Desa Bulakan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012.

7. Upah tenaga kerja diduga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan

pengusaha mebel di Desa Bulakan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012.

8. Faktor upah tenaga kerja diduga paling dominan berpengaruh terhadap

tingkat pendapatan pengusaha mebel di Desa Bulakan Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai