Anda di halaman 1dari 25

UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL

LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM


LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA
DAN COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Coelenterata
Taufiq Alibrah D061191027 3 Anthozoa
KELAS

ORDO Rugosa

FAMILI Caniniadae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Caninia
Kamis,12-03-2020 13.36 Baiq Safika
Caninia
SPESIES cornucopiae
NO. PERAGA : 887 NICH
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Eksoskleton 4. Hipostoma
2. Oral Opening 5.
3. Enteron 6.

PROSES PEMFOSILAN Permineralisasi


BENTUK FOSIL Tabular
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Karbon Bawah (±345-317 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa,
ordo Rugosa , famili Caniniadae, genus Caninia, dan dengan
nama spesies Caninia cornucopiae NICH.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari
bakteri pembusuk dan tidak mengalami penguraian.
Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama
transportasi, material-material yang tidak resisten terhadap
pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut
terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.
Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah batuan akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu
material mengalami sementasi . Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi
(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah
permineralisasi, dimana terdapat proses perubahan mineral
penyusun fosil oleh mineral kalsium karbonat (CaCO 3.
Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan
lebih awet.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik ke permukaan, fosil
tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air,
angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini Tabular, yaitu fosil yang
menyerupai tabung. Bagian-bagian fosil yang masih dapat
diamati adalah eksoskleton yaitu keseluruhan tubuh fosil. Oral
Opening tempat keluar masuknya air. Enteron garis horizontal
yang terdapat di permukaan tubuh fosil. Hypostoma bagian
tubuh yang digunakan untuk menambatkan tubuh fosil di dasar
laut.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu laut
dangkal. Saat ditetesi HCl, maka fosil ini akan berbuih. Hal ini
menunjukkan bahwa fosil ini mempunyai komposisi kimia
karbonatan. Umur fosil ini yaitu Karbon Bawah (±345-319
juta tahun yang lalu). Kegunaan fosil ini adalah penentu umur
relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan,
untuk mengkolerasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadi sedimentasi.
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA
DAN COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMP TAKSONOMI
OK FILUM Porifera
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Calcarea
ORDO Pharitronida

FAMILI Stellispongianidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Stellispongia
Kamis,12-03-2020 13.43 Baiq Safika
SPESIE Stellispongia
NO. PERAGA : 1652 S glomerata Q.
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Test
2. Holdfast
3. Ekstoderm
4. Ostium

PROSES PEMFOSILAN Permineralisasi


BENTUK FOSIL Branching
KOMPOSISI KIMIA Karbonat (CaCO3)
UMUR Jura Atas (±160-142 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas Calcarea, ordo
Pharitronida, famili Stellispongianidae, genus Stellispongia,
dan dengan nama spesies Stellispongia glomerata Q.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari
bakteri pembusuk dan tidak mengalami penguraian.
Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama
transportasi, material-material yang tidak resisten terhadap
pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut
terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.
Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah batuan akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu
material mengalami sementasi . Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi
(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah
permineralisasi, dimana terdapat proses perubahan mineral
penyusun fosil oleh mineral kalsium karbonat (CaCO 3).
Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan
lebih awet.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil
tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air,
angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Branching, yaitu
bentuk fosil yang bercabang. Adapun bagian-bagian fosil
yang masih dapat di jumpai. Test merupakan bagian
kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian
luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk
keluar masuknya air. Holdfast merupakan bagian tempat
tertambatnya organisme.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu saat ditetesi
HCl maka fosil ini akan berbuih. Hal ini menunjukkan bahwa
fosil ini mengandung silikaan. Adapun umur fosil ini yaitu
Jura Atas (±160-142 juta tahun yang lalu). Kegunaan fosil ini
adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkolerasi batuan, dan
penentu iklim pada saat terjadi sedimentasi.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI V / FILUM
ECHIDONERMATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Porifera
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Calcarea
ORDO Hetercoela

FAMILI Verruculinanidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Verruculina
Kamis , 12-03-2020 14.13 Baiq Safiqa
SPESIE Verruculina
NO. PERAGA : 816 S tenuis
GAMBAR :
KETERANGAN :

1. Test 5. Spongocoel
2. Holdfast 6. Ostia
3. Ekstoderm
4. Oskulum

PROSES PEMFOSILAN Permineralisasi


BENTUK FOSIL Conical
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Kapur Atas (±100-66 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas Calcarea, ordo
Heterecoela, famili Verruculinanidae, genus Verruculina, dan
dengan nama spesies Verruculina tenuis.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh
agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari
proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan
bersama dengan material-material sedimen pada sebuah
cekunganyang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak
material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut
maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral
masuk ke dalam pori-pori organisme tersebut sebelum
tersementasi oleh material-material sedimen. Proses
pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi
merupakan proses perubahan dimana jika terjadi proses
perubahan mineral menyebabkan pergantian secara
menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang
lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya
gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen yang berupa
tektonik yang mengubah lingkungan pengendapan dari laut
menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke
permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan
pelapukan bekerja. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen
geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang
menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama
kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian
fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan
bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding
bagian luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi
untuk keluar masuknya air. Holdfast merupakan bagian tempat
tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang
terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air.
Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada
saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada
fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk
yang menyerupai kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia
berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan
setelah ditetesi oleh HCl fosil ini akan bereaksi. Berdasarkan
komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini
terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi,
fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas (±100–66 juta tahun
yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relatif
dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,
menjadi bukti dari kehidupan masalalu, penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,
sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu
top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya.
Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi dan juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui
korelasi batuan.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA
DAN COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Coelenterata
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Anthozoa
ORDO Stauriida

FAMILI Zaphrentoidesidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Zaphrentoides
Kamis, 12-03-2020 14.25 Baiq Safika
Zaphrentoides
SPESIE
delanoes
NO. PERAGA : 942 S
EDW&H
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Eksoskeleton
2. Opening Disk
3. Calix
4. Hypostoma

PROSES PEMFOSILAN Permineralisasi


BENTUK FOSIL Tabular
KOMPOSISI KIMIA Silikaan (SiO2)
UMUR Karbon Atas (±290-281 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa,
ordo , famili Zaphrentoidesidae, genus Zaphrentoides, dan
dengan nama spesies Zaphrentoides delanoes EDW&H
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari
bakteri pembusuk dan tidak mengalami penguraian.
Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama
transportasi, material-material yang tidak resisten terhadap
pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut
terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.
Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah batuan akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu
material mengalami sementasi . Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi
(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah
permineralisasi, dimana terdapat proses perubahan mineral
penyusun fosil oleh mineral kalsium karbonat (CaCO 3).
Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan
lebih awet.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil
tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air,
angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini Tabular, yaitu fosil yang
menyerupai tabung. Bagian-bagian fosil yang masih dapat
diamati adalah eksoskleton yaitu keseluruhan tubuh fosil. Calix
merupakan garis vertikal yang ada di permukaan tubuh fosil.
Opening disk bagian pinggri dari oral opening. Hypostoma
bagian tubuh untuk menambatkan tubuh fosil di dasar laut.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu laut
dangkal. Saat ditetesi HCl maka fosil ini akan berbuih. Hal ini
menunjukkan bahwa fosil ini mengandung silikaan. Adapun
umur fosil ini yaitu Karbon Atas (±290-281 juta tahunlalu).
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan
sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkolerasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadi
sedimentasi.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA
DAN COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Coelenterata
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Anthozoa
ORDO Cystiphyllida

FAMILI Tryplasmanidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Tryplasma
Kamis, 12-03-2020 13.27 Baiq Safika
Tryplasma
SPESIES
NO. PERAGA : 266 loveni EDW&H
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Eksoskeleton
2. Oral Opening
3. Oral Disk
4. Calix
5.Hypostoma
PROSES PEMFOSILAN Perminalisasi
BENTUK FOSIL Tabular
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Silur Tengah (±434-424 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa,
ordo Cystiphyllida , family Tryplasmanidae, genus Tryplasma,
dan dengan nama spesies Tryplasma loveni EDW&H.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari
bakteri pembusuk dan tidak mengalami penguraian.
Organisme ini akan mengalami transportasi oleh media
geologi berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama
transportasi, material-material yang tidak resisten terhadap
pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut
terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.
Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah batuan akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu
material mengalami sementasi . Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi
(pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah
permineralisasi, dimana terdapat proses perubahan mineral
penyusun fosil oleh mineral kalsium karbonat (CaCO 3.
Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan
lebih awet.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil
tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air,
angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini Tabular, yaitu fosil yang
menyerupai tabung. Bagian-bagian fosil yang masih dapat
diamati adalah eksoskleton yaitu keseluruhan tubuh fosil. Calix
merupakan garis vertikal yang ada di permukaan tubuh fosil.
Opening disk bagian pinggir dari oral opening. Hypostoma
bagian tubuh untuk menambatkan tubuh fosil di dasar laut.
Oral opening berfungsi sebagai alat makan sewaktu fosil
masih hidup.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu saat ditetesi
HCl maka fosil ini tidak berbuih. Hal ini menunjukkan bahwa
fosil ini mengandung karbonatan. Adapun umur fosil ini yaitu
Silur Tengah (±434-422 juta tahun yang lalu). Kegunaan
fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkolerasi batuan, dan
penentu iklim pada saat terjadi sedimentasi.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA DAN
COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Coelenterata
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Hydrozoa
ORDO Anthomedusae

FAMILI Porpitesidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Porpites
Kamis, 12-03-2020 14.38 Baiq Safika
SPESIE
Porpites porpita L.
NO. PERAGA : 157 S
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Eksoskeleton
2. Oral Disk
3. Hypostoma
4. Calix

PROSES PEMFOSILAN Pemineralisasi


BENTUK FOSIL Discoidal
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Silur Tengah (±435-423 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Hydrozoa,
ordo Anthomedusae, famili Porpitesidae, genus Porpites, dan
dengan nama spesies Porpites porpita L.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri
pembusuk dan tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan
mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin,
atau es ke daerah cekungan selama transportasi, material-
material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan.
Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan
yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu, material-material
sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah
batuan akan terakumulasi, semakin lama material akan
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan
tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan),
setelah itu material mengalami sementasi . Seiring dengan
berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi
fosil. Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah
permineralisasi, dimana terdapat proses perubahan mineral
penyusun fosil oleh mineral kalsium karbonat (CaCO 3). Dengan
adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan lebih awet.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan
naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil tersebut
akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air, angin, atau
es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Diskoidal, yaitu fosil
yang membentuk lingkaran. Bagian-bagian fosil yang masih
dapat diamati adalah eksoskleton yaitu keseluruhan tubuh fosil.
Calix merupakan garis vertikal yang ada di permukaan tubuh
fosil. Opening disk bagian pinggir dari oral opening. Hypostoma
bagian tubuh untuk menambatkan tubuh fosil di dasar laut.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu laut dangkal.
Saat ditetesi HCl maka fosil ini akan berbuih. Hal ini
menunjukkan bahwa fosil ini mengandung karbonatan. Umur
fosil ini Silur Tengah (±435-423 juta tahun yang lalu).
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen,
penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkolerasi batuan,
dan penentu iklim pada saat terjadi sedimentasi.

CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI V / FILUM
EHINODERMATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Coelenterata
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Anthozoa
ORDO Stauriida
Cyathophyllumi
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN FAMILI
dae
Selasa, 19-03-2019 14.51 Baiq Safika GENUS Cyathophyllum
Cyathophyllu
SPESIES m dianthus
NO. PERAGA : 395
GOLDF
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Eksoskeleton 4. Hypostoma
2.Oral Disk
3. Calix

PROSES PEMFOSILAN Permineralisasi


BENTUK FOSIL Tabular
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Devon Tengah (±370-361 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa,
ordo Stauriida, famili Cyathophyllumidae, genus
Cyathophyllum, dan dengan nama spesies Cyathophyllum
dianthus GOLDF
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri
pembusuk dan tidak mengalami penguraian. Organisme ini
akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air,
angin, atau es ke daerah cekungan selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan
mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah batuan akan terakumulasi, semakin
lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
tekanan, dan tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami
sementasi . Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan
yang terjadi pada fosil ini adalah permineralisasi, dimana
terdapat proses perubahan mineral penyusun fosil oleh mineral
kalsium karbonat (CaCO3). Dengan adanya proses ini, fosil
akan menjadi lebih berat dan lebih awet.
Adapun bentuk tubuh fosil ini Tabular, yaitu fosil yang
menyerupai tabung. Bagian-bagian fosil yang masih dapat
diamati adalah eksoskleton yaitu keseluruhan tubuh fosil. Calix
merupakan garis vertikal yang ada di permukaan tubuh fosil.
Opening disk bagian pinggir dari oral opening. Hypostoma
bagian tubuh untuk menambatkan tubuh fosil di dasar laut.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu saat ditetesi
HCl maka fosil ini akan berbuih. Hal ini menunjukkan bahwa
fosil ini mengandung karbonatan. Umur fosil ini yaitu Devon
Tengah (±370-361 juta tahun yang lalu). Kegunaan fosil ini
adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkolerasi batuan, dan
penentu iklim pada saat terjadi sedimentasi.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil
tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air,
angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA
DAN COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Coelenterata
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Anthozoa
ORDO Stauriida
Heliophyllumid
FAMILI
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN ae
GENUS Heliophyllum
Kamis,12-03-2020 14.47 Baiq Safika
Heliophyllum
SPESIES
NO. PERAGA : 841 halli EDW&H.
GAMBAR :
KETERANGAN :

1. Eksoskeleton 5.Hyposioma
2. Enteron
3. Oral Disk
4. Opening Disk

PROSES PEMFOSILAN Perminalisasi


BENTUK FOSIL Conical
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Devon Tengah (±370-361 juta tahun)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa,
ordo Stauriida, famili Hellophyllumidae, genus Hellophyllum,
dan dengan nama spesies Hellophyllum halli EDW&H.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri
pembusuk dan tidak mengalami penguraian. Organisme ini
akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air,
angin, atau es ke daerah cekungan selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan
mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah batuan akan terakumulasi, semakin
lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami
tekanan, dan tekanan tersebut akan mengakibatkan material
terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami
sementasi . Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan
yang terjadi pada fosil ini adalah permineralisasi, dimana
terdapat proses perubahan mineral penyusun fosil oleh mineral
kalsium karbonat (CaCO3). Dengan adanya proses ini, fosil
akan menjadi lebih berat dan lebih awet.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil
tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air,
angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Bagian-bagian fosil yang masih dapat diamati adalah
eksoskleton yaitu keseluruhan tubuh fosil. Calix merupakan
garis vertikal yang ada di permukaan tubuh fosil. Opening disk
bagian pinggir dari oral opening. Hypostoma bagian tubuh
untuk menambatkan tubuh fosil di dasar laut. Oral opening
berfungsi sebagai alat makan sewaktu fosil masih hidup.
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu saat ditetesi
HCl maka fosil ini yaitu akan berbuih. Hal ini menunjukkan
bahwa fosil ini mengandung karbonatan. Umur fosil ini yaitu
Devon Tengah (±370-361 juta tahun yang lalu). Kegunaan
fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkolerasi batuan, dan
penentu iklim pada saat terjadi sedimentasi.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA
DAN COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMP TAKSONOMI
OK FILUM Porifera
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Calcarea
ORDO Heterocoela

FAMILI Hyalotragosidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Hyalotragos
Kamis,12-03-2020 14.58 Baiq Safika
Hyalotragos
SPESIES
NO. PERAGA : 1643 rugosum MSTR
GAMBAR :
KETERANGAN :

5. Test 5. Spongocoel
6. Holdfast 6. Ostia

7. Ekstoderm
8. Oskulum

PROSES PEMFOSILAN Permineralisasi


BENTUK FOSIL Conical
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan (CaCO3)
UMUR Jura Atas (±160-142 juta tahun yang lalu)
LINGKUNGAN Laut Dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia,
ordo Homocoel, family Hyalotragosidae, genus Hyalotragos
dan spesies Hyalotragos rugosum MSTR.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh
agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari
proses pembusukan. Kemudian organisme terendapkan
bersama dengan material-material sedimen pada sebuah
cekunganyang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak
material sedimen yang mengendap pada cekungan tersebut
maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral
masuk ke dalam pori-pori organisme tersebut sebelum
tersementasi oleh material-material sedimen. Proses
pemfosilannya berupa permineralisasi. Permineralisasi
merupakan proses perubahan dimana jika terjadi proses
perubahan mineral menyebabkan pergantian secara
menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang
lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya
gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen yang berupa
tektonik yang mengubah lingkungan pengendapan dari laut
menjadi darat dan semua material sedimen terangkat ke
permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan
pelapukan bekerja. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen
geologi seperti air dan angin menyebabkan material yang
menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama
kelamaan fosil akan tersingkap. Adapun bagian-bagian
fosil yang masih dapat di jumpai. Test merupakan bagian
kesuluruhan dari fosil. Ektoderm merupakan dinding bagian
luar. Ostia merupakan lubang atau pori yang berfungsi untuk
keluar masuknya air. Holdfast merupakan bagian tempat
tertambatnya organisme. Oskulum yaitu pori-pori besar yang
terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air.
Spongocoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada
saat organismenya masih hidup. Ostia yaitu pori-pori pada fosil
yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk
yang menyerupai kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia
berupa Karbonatan (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan
setelah ditetesi oleh HCl fosil ini akan bereaksi. Berdasarkan
komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini
terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi,
fosil ini hidup pada zaman Jura Atas (±160– 142 juta tahun
yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relatif dari
suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan, menjadi
bukti dari kehidupan masalalu, penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi, sebagai
penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu top dan
bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu
juga untuk penentuan biostratigrafi dan juga untuk menentukan
arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.
CATATAN: PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI III / FILUM PORIFERA DAN
COELENTERATA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMP TAKSONOMI
OK FILUM Porifera
Taufiq Alibrah D061191027 3 KELAS Demospongia
ORDO Lithistida

FAMILI Cnemidiastrumidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Cnemidiastrum
Kamis, 12-03-2020 14.38 Baiq Safika
Cnemidiastrum
SPESIE
rimulosum
NO. PERAGA : 157 S
GOLDF.
GAMBAR :
KETERANGAN :
5. Test 5. Spongocoel
6. Ostium
6. Holdfast
7. Ekstoderm
8. Oskulum

PROSES PEMFOSILAN Pemineralisasi


BENTUK FOSIL Conical
KOMPOSISI KIMIA Karbonatan
UMUR Jura Atas (±169-141 juta tahun yang lalu)
LINGKUNGAN Laut dangkal
PENGENDAPAN
KETERANGAN Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia, ordo
Lithistida, family Cnediastrumidae, genus Cnediastrum dan
spesies Cnediastrum rimulosum GOLDF.
Mula-mula organisme ini mati dan tertransportasi oleh agen
geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses
pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama
dengan material-material sedimen pada sebuah cekunganyang
relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen
yang mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan
menerima tekanan yang sangat kuat dan sisa dari organisme tadi
akan terkompaksi, sehingga mineral masuk ke dalam pori-pori
organisme tersebut sebelum tersementasi oleh material-material
sedimen. Proses pemfosilannya berupa permineralisasi.
Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi
proses perubahan mineral menyebabkan pergantian secara
menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang lebih
resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya
endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen yang berupa tektonik
yang mengubah lingkungan pengendapan dari laut menjadi darat
dan semua material sedimen terangkat ke permukaan. Setelah
itu gaya eksogen berupa erosi dan pelapukan bekerja.
Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan
angin menyebabkan material yang menutupi fosil tadi akan
terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap.
Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di
jumpai. Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Ektoderm
merupakan dinding bagian luar. Ostia merupakan lubang atau
pori yang berfungsi untuk keluar masuknya air. Holdfast
merupakan bagian tempat tertambatnya organisme. Oskulum
yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai
tempat keluar masuknya air. Spongocoel yaitu saluran tempat
keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. Ostia
yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil.
Fosil ini berbentuk Conical. Conical merupakan bentuk yang
menyerupai kerucut. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa
Karbonatan (CaCO3) hal ini dapat dibuktikan setelah
ditetesi oleh HCl fosil ini akan bereaksi. Berdasarkan komposisi
kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil ini terendapkan
di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup
pada zaman Jura Atas (±169– 141 juta tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relatif
dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan pengendapan,
menjadi bukti dari kehidupan masalalu, penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi dan kedalaman sedimentasi,
sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu
top dan bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain
itu juga untuk penentuan biostratigrafi dan juga untuk
menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi
batuan.
CATATAN: PARAF

Anda mungkin juga menyukai