UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA IV : FILUM BRACHIOPODA DAN MOLLUSCA
LAPORAN
OLEH
MUHAMMAD ISHAR YASRI
D0611181017
GOWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Cambrian yang masih hidup hingga sekarang yang merupakan komponen penting
organisme benthos pada zaman Paleozoikum. Brachiopoda berasal dari bahasa latin
brachium yang berarti lengan (arm), poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda
artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki
dan lengan atau dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki.
Phylum ini merupakan salah satu phylum kecil dari bentik invertebrates. Hingga
saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini yang mampu bertahan dan
sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu
cangkang” atau lamp shell. Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup dalam
setangkup cangkang yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya
hidup menempel pada substrat dengan semen langsung atau atau dengan tangkai
yang memanjang dari ujung cangkang. Mereka sering dikira kerang karena
dimana pada bagian tubuhnya terlindungi secara eksternal oleh sepasang convex
dari priostracum organic, yang berkisar hingga 100 tahun yang lalu (invertebrate
palacontologi). Secara umum brachiopoda merupakan salah satu fosil hewan yang
sangat melimpah keberadaannya pada sedimen yang berasal dari zaman
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum ini agar praktikan mampu
mengenali dan memahami fosil serta mampu mendeskripsi fosil dari segi
geologinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu kea rah Dorsal dan yang lainnya ke
Internal.
Usus berbentuk U.
tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan
cara reproduksinya. Berbagai macam poin yang mencirikan cara hidup dari
Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 meter secara benthos sessil.
maksimal 40 meter.
Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari Brachiopoda.
8 cm.
dan Thanathoconose.
2009).
(valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput dan gigi. Memiliki masa
hidup dari zaman Cambrian hingga ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup
sampai sekarang seperti anggota dari ordo Rhynchonellida dan ordo Terebratulida.
a. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot.
f. Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini (Djauhari. 2009).
Gambar 2.7 Morfologi Internal Brachiopoda
cangkang sangat biconvex dan “straight hinge line”. Impunctate shell = tidak
Terdapat 2 subordor:
umunya cembung ganda.Stuktur cangkang berupa batang tegak lurus, kalsit kecil
SubOrdo Strophomenidina
SubOrdo Chonetidina
c. Ordo: Pentamerida
Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida
sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka.
d. Ordo: Rhynchonellida
Genus ini memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan fibrous,
spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan sulcus (lubang
pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol pada pedicle valve
e. Ordo: Spiriferida
Ordo Spiriferida ini adalah kelompok fosil Brachiopoda yang terbesar dan
kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang terlipat (folded
shell) dan bersifat “strongly biconvex”. Biasanya terdapat “interarea” yang mudah
teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak terdapat pada
brachial valve. Penyebaran vertical ordo ini adalah Ordovisium Tengah ~ Permian
Atas, ada beberapa yang berhasil survive sampai Lias (Djauhari. 2012).
f. Ordo: Terebratulida
Secara umum cangkangnya bersifat punctate (terdapat kanal-kanal kecil yang
hinge line relatif pendek, foramen (lubang) berbentuk bundar pada bagian paruh.
dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput
pengikat.
b. Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati
Paleontologi. 2013).
Articulata,antara lain :
Pada akhir Zaman Permian, terjadi kepunahan masal yang melibatkan hampir
semua golongan Brachiopoda. Hanya sedikit takson yang selama, seperti golongan
Trebratulid dan Lingula, dan masih terdapat hingga masa kini (Holosen).
menggunakan pedikelnya, baik pada batuan keras maupun cangkang binatang yang
fossil) untuk strata pada suatu wilayah yang luas. Brachiopoda dari kelas
Inarticulata; genus Lingula merupakan penciri dari jenis brachiopoda yang paling
tua, yaitu Kambrium Bawah. Jenis ini ditemukan pada batuan Kambrium Bawah
dengan kisaran umur 550 juta tahun yang lalu. Secara garis besar, jenis filum
sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur batuan sebagai index
fossil.
2.6 Mollusca
Mollusca dari bahasa Latin yaitu molluscus yang berarti lunak, Jadi Molusca
Filum mollusca telah ribuan yang telah menjadi fosil, mollusca memiliki
sumbu.
(berfungsi sebagai insang pada air laut dan berfungsi sebagai paru-paru pada
lingkungan terestris).
dan Pous yang berarti kaki, Jadi Mollusca adalah binatang yang mempunyai kaki
yang mirip kapak kecil disebut juga Lamellibranchia yang berarti lempeng kecil.
Binatang dari Phylum ini memilki insang, test dari kulit kerang (bivalve)
dimana dua valve ini dihubungkan dengan sistem engsel yang terdiri dari gigi &
socket. Bagian dalam test ini dilapisi oleh membrant yang tipis dimana kearah
pada bagian tubuh tertentu, yaitu insang, susunan gigi dan otot penutup kelopaknya.
Bentuk gigi yang sederhana telah dijumpai pada zaman Ordovisium & terjadi
evolusi. Kerang, tiram, simping termasuk dalam kelas ini. Hewan ini mempunyai
simetri billateral, tapi tidak dapat bergerak dengan cepat. Hewan ini bergerak
dengan menjulur kan kaki otot yang besar melelui celah antara dua cangkang.
Semua anggota kelas ini memperoleh makanan dengan menyaring makanan dari air
yang masuk kedalam rongga mantel. Adapun pembagian ordo dalam kelas ini
Mempunyai dua muscle scar, dimana muscle scar bagian belakang (posterior)
lebih besar dari anterior, serta mempunyai gigi dan socket dua buah
3. Ordo Eulamellibranchiata yaitu yang mempunyai anterior muscle scar yang
lebih kecil dari posterior muscle scar, tetapi umumnya sama besar dimana gigi
kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut
yang dalam hal ini disebut kaki. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak
(Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan
Gastropoda merupakan kelas yang terbesar dari moluska. Siput dan siput tak
bercanggkang termasuk dalam kelas ini. Siput bercanggkang tunggal dan spiral.
Siput dewasa tidak menunjukan simetri bilateral tetapi larvanya simetri bilateral.
b. Rumahnya terdiri dari satu test yang terputar (terpilin) memanjang melalui satu
sumbu
(berfungsi sebagai insang pada air laut & berfungsi sebagai paru-paru pada
lingkungan darat
e. Test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus
f. Arah putaran test gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) & Sinistral
Gastropoda mempunyai lidah yang panjang dan sempit yang ditutupi deretan
gigi kecil. Lidahnya disebut radula. Hewan ini mempunyai kepala dan dua pasang
tentakel. Pada ujung tentakel terdapat mata. Sebagian besar spesies gastropoda
hidup di laut tetapi beberapa hidup di air tawar bahkan ada yang hidup di darat.
Yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru. Siput tak bercangkang dapat
ditemukan di laut dan di darat. Warna siput darat sederhana namun siput tak
1. Subclass Protogastropoda ;
a. Ordo Cynostraca
b. Ordo Cochliostracea
2. Subclass Prosobranchia ;
a. Ordo Archaeogastropoda
b. Ordo Mesogastropoda
c. Ordo Neogastropoda
3. Subclass Opisthobranchia ;
a. Ordo Pleurocoela
b. Ordo Pteropoda
4. Subclass Pulmonata ;
a. Ordo Basommatopora
b. Ordo Stylommatophora
gastropoda.
berarti kepala dan podos yang berarti kaki. Jadi Cephalopoda adalah Mollusca yang
berkaki di kepala. Contoh dari Klas ini yaitu Cumi-cumi dan sotong yang memiliki
10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek, yang
termasuk kelas ini misalnya gurita, cumi-cumi, dan nautilus. Hewan ini mempunyai
kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada kepala terdapat tangan-tangan
(delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang berguna untuk pergerakan
dan mencari mangsa. Mata cephalophoda dapat melihat dan berfungsi seperti
berupa lempengan yang melekat pada mantel sedangkan gurita tidak bercangkang.
kebiasaan membenamkan diri di pasir pantai. Dentalium vulgare adalah salah satu
cangkang jenis Scaphopoda ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau
benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring. Dentalium vulgare hidup di
laut dalam pasir atau lumpur. Hewan ini juga memiliki cangkok yang berbentuk
silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 sampai dengan
5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya
digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di
mantel.
Hewan Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai.
Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan
(berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar
tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase
larva trokoper.
Neopilina disebut fosil hidup karena sebelum ditemukan pada tahun 1957
hewan ini dianggap sudah punah sejak jutaan tahun yang lalu. Moluska ini sangat
fosil yang sering digunakan dalam penelitian adalah fosil dari kelas
lebih dari 14.000 spesiesnya telah punah dan sebagian terawetkan menjadi fosil.
Fosil berguna sebagai indikator umur geologi suatu batuan. Walaupun lebih sering
fosil makro juga berperan dalam penentuan umur geologi sedimen. Untuk dapat
digunakan sebagai acuan korelasi biostratigrafi, fosil yang digunakan harus tersebar
luas secara geografis, sehingga dapat berada pada bebagai horizon berbeda. Mereka
juga harus berumur pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka
dapat tergabung dalam sedimen relatif sempit, semakin lama waktu hidup spesies,
semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil dapat berevolusi dengan cepat.
banyak spesies kelas gastropoda yang berumur pendek dan telah punah sehingga
terawetkan dengan cara fragmen, yaitu organisme kelas gastropoda yang mati
bagian keras organisme berupa cangkang, organisme ini juga dapat mengalami
lapisan sedimen atuapun cast jika cetakan tersebut terisi oleh material lain.
permukaan litosfer, baik diatas maupun dibawah permukaan laut, yang dicirikan
oleh serangkain ciri kimia, fisika dan biologi yang khusus. Penentuan lingkungan
pengendapan sedimen didasarkan dari kebiasaan hidup organisme kelas gastropoda
yang dapat berdomisili di laut dalam, laut dangkal, darat, maupun perairan tawar.
yang hangat, terang, terkena cahaya matahari serta energy arus yang tidak terlalu
kuat. Organisme gastropoda yang memiliki cangkang dengan ukuran relatif besar,
dinding cangkang tebal serta hiasan cangkang yang kompleks biasanya hidup pada
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
Metode yang akan digunakan dalam praktikum pengenalan fosil ini yaitu
metode pendeskripsian sampel fosil secara langsung didalam laboraturium
paleontologi.
TAHAPAN PENDAHULUAN
TAHAPAN PRAKTIKUM
ANALISIS DATA
PEMBUATAN LAPORAN
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat praktikum ini yaitu adalah:
1) Buku penuntun
2) Literature
3) Lap kasar
4) Lap halus
5) Hcl
6) Alat Tulis Menulis (ATM)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fosil dengan nomor peraga 471 berasal dari filum Mollusca, kelas
Pelecypoda, ordo Rhynchonellida, family Minatothyrisidae, genus Minatothyris
dan memiliki nama spesies yaitu, Minatothyris concentrica var.tumida KAYSER
Kegunaan dari fosil ini diantaranya adalah, penentu umur relatif batuan,
sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau, ataupun sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeografi.
Kegunaan dari fosil ini diantaranya adalah, penentu umur relatif batuan,
sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau, ataupun sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeografi.
4.3 Glycymeris philippi
Fosil dengan nomor peraga 1942 ini berasal dari filum Mollusca, kelas
Pelecypoda, ordo Arcoida, family Glycymerisidae, genus Glycymeris, dan
memiliki nama spesies yaitu, Glycymeris philippi
Kegunaan dari fosil ini diantaranya adalah, penentu umur relatif batuan,
sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau, ataupun sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeografi.
4.4 Lycophoria nucella DALLMAN
Fosil dengan nomor peraga 89 ini berasal dari filum Brachiopoda, kelas
Artikulata, ordo Orthida, family Lycophorianidae, genus Lycophoria, dan memiliki
nama spesies yaitu, Lycophoria nucella DALLMAN
Untuk menjadi fosil, setiap organisme harus mengalami kematian terlebih
dahulu. Setelah melewati tahap kematian setiap organisme mengalami pembusukan
oleh bakteri pembusuk dimana bagian yang terlebih dahulu mengalami
pembusukan dan pelarutan ialah jaringan lunak (daging, dan otot). Untuk menjadi
fosil, bagian yang terfosilkan ialah bagian tubuh yang awet seperti jaringan keras
(tulang dan gigi). Jaringan keras pada organisme kemudian terkubur, baik secara
cepat maupun secara lambat (tidak langsung terkubur). Fosil yang mengalami rapid
burial sering kali dapat terawetkan dengan baik karena tidak mengalami gangguan
paska-mati, sedangkan organisme yag tidak langsung terkubur akan mengalami
proses-proses alamiah sehingga posisinya sudah berpindah dari tempat organisme
tersebut mati. Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah Permineralisasi.
Artinya, fosil tersebut mengalami pergatian sebagian anggota tubuh oleh mineral.
Bentuk tubuh fosil ini ialah biconveks yang merupakan salah satu bentuk
fosil yang berbentuk kerang atau dua bagian cangkang. Adapun bagian tubuhnya
terdiri dari Test, Commissure, Pedical Valve, Pedical Opening, Beak, dan Brachial
Valve
Ketika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M fosil ini bereaksi (gelembung-
gelembung buih berasap) yang menunjukkan bahwa komposisi kimia dari fosil ini
adalah karbonatan (CaCO3). Dari reaksi kimianya dapat diketahui bahwa
lingkungan pengendapan fosil ini adalah di laut dangkal. Sedangkan berdasarkan
skala waktu geologi, fosil ini masuk ke dalam zaman Ordovisum (± 500-450 Ma)
` Kegunaan dari fosil ini diantaranya adalah, penentu umur relatif batuan,
sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau, ataupun sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeografi.
Fosil dengan nomor peraga 256 ini berasal dari filum Brachiopoda, kelas
Artikulata, ordo Spiriferida, family Acrospiriferidae, genus Acrospirifer, dan
memiliki nama spesies yaitu, Acrospirifer speciosus BRONN.
Kegunaan dari fosil ini diantaranya adalah, penentu umur relatif batuan,
sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau, ataupun sebagai penunjuk
rekonstruksi paleogeografi.
4.6 Belemnitella mucronata (SCHLOTH)
Fosil dengan nomor peraga 819 ini berasal dari filum Mollusca, kelas
Schapopoda, ordo Belemnitida, family Belemnitellanidae, genus Belemnitella, dan
memiliki nama spesies yaitu, Belemnitella mucronata (SCHLOTH)
Kegunaan dari fosil ini diantaranya untuk menentukan umur relatif dan
membuktikan adanya kehidupan di masa lampau.
4.6 Belemnitella mucronata (SCHLOTH)
Fosil dengan nomor peraga 819 ini berasal dari filum Mollusca, kelas
Schapopoda, ordo Belemnitida, family Belemnitellanidae, genus Belemnitella, dan
memiliki nama spesies yaitu, Belemnitella mucronata (SCHLOTH)
Kegunaan dari fosil ini diantaranya untuk menentukan umur relatif dan
membuktikan adanya kehidupan di masa lampau.
4.7 Tympanotonos margaritaceus (BROCCHI)
Fosil dengan nomor peraga 1959 ini berasal dari filum Mollusca, kelas
Gastrophoda, ordo Sorbeoconcha, family Tympanotonosidae, genus
Tympanotonos, dan memiliki nama spesies yaitu Tympanotonos margaritaceus
(BROCCHI)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa:
evolusi kehidupan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asisten-asisten Paleontologi. 2013. Penuntun Praktikum Paleontologi. Makassar:
Laboratorium Paleontologi Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin