MAKROPALEONTOLOGI
Disusun Oleh:
Ahmad Syihab Fajarulloh
21100117140041
SEMARANG
MARET 2018
LEMBAR PENGESAHAN
hari :
Tanggal :
Pukul :
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Manfaat………………………………….................................. 1
1.2 Tujuan……….……………………………………………….. 1
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan……………………………… 1
BAB II HASIL DESKRIPI……………………………………..………….
1
2.1 Fosil kode C-1…………………..……………………………..
2
2.2 Fosil kode C-2…………………………………………………
2.3 Fosil kode C-3……..………………………………………….. 3
2.4 Fosil kode P-1………….……………………………………… 4
2.5 Fosil kode P-2……………………………………………......... 5
BAB III PEMBAHASAN……………….………………………………… 67
2.1 Fosil kode C-1…………………..…………………………….. 9
2.2 Fosil kode C-2…………………………………………………. 11
2.3 Fosil kode C-3……..…………………………………………... 13
2.4 Fosil kode P-1………….………………………………………
15
2.5 Fosil kode P-2…………………………………………….........
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….. 18
A. Kesimpulan………………………………………………………... 18
B. Saran………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 19
LAMPIRAN……………………………………………………………… 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Mengetahui karakteristik dari phylum Porifera dan Coloenterata
Mengetahui cara dan rentang hidup dari Porifera dan Coloenterata
Mengetahi kelas-kelas yang terdapat dalam Porifera dan Coloenterata
1.2 Tujuan
Dapat mnegetahui karakteristik dari phylum Porifera dan Coloenterata
Dapat mengetahui cara dan rentang hidup dari Porifera dan Coloenterata
Dapat menjelaskan kelas-kelas yang terdapat dalam Porifera dan
Coloenterata
1
BAB II
HASIL DESKRIPSI
4c
m
calyx
septa
7cm
4c
m
2
3.2 Fosil kode C-2
2cm
8cm
septa
18cm
3
3.3 Fosil kode C-3
12cm
calyx 8cm
septa
4
3.4 Fosil kode P-1
oskulum
20cm
2cm
epidermi
s
spikula spikula
s
Fosil ini memmiliki warna putih, dengan dimensi 24cm x 20cm x
2cm. Jenis fosil tersebut berasal dari spesies Aplysina archeri dalam
DESKRIPSI bentuk lain-lain (peraga). Proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian lunak pada organisme. Cara hidupnya di dasar perairan yang
dangkal dan hidup secara koloni dan ada juga yang hidup secara soliter
5
3.5 Fosil kode P-2
4cm
spikula
oskulu 7cm
epidermis
m
6
BAB III
PEMBAHASAN
mulut
7
Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh
tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat yang namanya septum
yang menunjukan semakin membukat dari septum tersebut mka dapat
diinterpretasikan umur dari hewan tersebut semakin tua. Terdapat pula bagian
yang membatasi antar septa yang dinamakn dengan calyx Selian itu di bagian
samping dari fosil tersebut digunakan untuk pernafasan. Pada bagian atas juga
terdapat rongga yang dinamakan mulut. Dalam bagian mulut pada saat hewan
ini masih hidup bagian mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang
memudahkan dalam mencari makan. Pada bagian bawah dari coral tersebut
terdapat lempengan dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang
digunakan coral untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat dan
banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan menempel
pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula yang hidup
secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya berkoloni.
Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri fisiknya
dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam bhentos secyl
yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat. Berdasarkan ciri fisik
dari hewan ini yang termasuk dalam koral atau karang maka dapat
diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian keras dari organisme yang mengandung karbonatan.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
paleozoikum. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
8
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari suatu
perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai pengontrol
ekosistem laut.
Septa
Bagiab untuk menempel
mulut
pada substrat
(kecil)
Gambar 4.2 Fosil kode C-2
9
samping dari fosil tersebut digunakan untuk pernafasan. Selain itu, bagian
rongga kecil tersebut juga dapat dikatan sebagai mulut meskipun kurang
kelihatan. Dalam bagian mulut pada saat hewan ini masih hidup bagian
mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang memudahkan dalam mencari
makan. Pada bagian bawah dari coral tersebut terdapat lempengan dengan
bentuk datar dan terdapat garis-garis yang digunakan coral untuk menempel
pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagian tersebut maka,
hewan tersebut hidup di daerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat dan
banyak asupan makanan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan menempel
pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula yang hidup
secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya berkoloni.
Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri fisiknya
dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam bhentos secyl
yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat. Berdasarkan ciri fisik
dari hewan ini yang termasuk dalam koral atau karang maka dapat
diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian keras dari organisme yang mengandung karbonatan.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
paleozoikum. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari suatu
perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai pengontrol
ekosistem laut.
10
3.3 Fosil kode C-3
Pengamatan yang dilakukan pada fosil C-1 dapat dijelaskan bahwa fosil
tersebut bewarna putih degan bentuk oval. Dibagain atas permukaan pada
fosil tersebut terdapat adanya lembaran-lembaran yang disebut septum.
Fosil tersebut memiliki dimensi yaitu panjang 12cm, lebar 8cm, dan tinggi
2cm. Pengamatan yang dilakukan merupakan fosil dengan bodi utuh karena
tidak merupakan bagian dari suatu organisme melainkan tubuh secara utuh
dari fosil tersebut. Berdasarkan bentuknya fosil ini termasuk dalam phylum
Coloenterata dari kelas Antozoa, ordo sceleratina, family Pasilloporadae dan
termasuk dalam spesies Posillopora sp.
septa
mulut lempengan untuk
menenpel pada
calyx substrat
alat pernafasan
11
tersebut termasuk hewan yang tua. Terdapat pula bagian yang membatasi
antar septa yang dinamakn dengan calyx Selian itu di bagian samping dari
fosil tersebut digunakan untuk pernafasan. Pada bagian atas juga terdapat
rongga yang dinamakan mulut. Dalam bagian mulut pada saat hewan ini
masih hidup bagian mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang
memudahkan dalam mencari makan. Pada bagian bawah dari coral tersebut
terdapat lempengan dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang
digunakan coral untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat
dan banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan
menempel pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula
yang hidup secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya
berkoloni. Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri
fisiknya dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam
bhentos secyl yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan ini yang termasuk dalam koral atau karang
maka dapat diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat
melalui perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian
dalam keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan
pengawetan pada bagian keras dari organisme yang mengandung
karbonatan.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
mesozoikum sampai kenozoikum. ditemukannya fosil tersebut membuat
dapat digunakan dalam fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri
umur suatu batuan. Selain itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat
12
digunakan untuk penciri dari suatu perairan apakah perairan tersebut
tercemar atau tidak dan sebgai pengontrol ekosistem laut.
spikula
osculum
mulut
saluran air
epidermis
13
Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh
tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat bentuk kotak-kotak
kecil yang merupakan epidermis (kulit baguan luar). Selian itu, dibagian
atas yang berupa ringga besar dinamakan dengan osculum yang digunakan
sebagai masuknnya air yang mengandung makanan, didalam oskulum juga
terdapat adanya mulut yang membantu dalam proses memakan. Bagian
dalamnya juga terdapat adanya spikula, pada hewan ini dapat
diinterpretasikan spiulnya mengandung karbonatan dikarenakan warnanya
putih. Terdapat pula bagian samping dari fosil tersebut berupa garis-garis
yang melekat pada epidermis yang digunakan untuk jalur masuknya air dari
ssamping. Dalam bagian osculum pada saat hewan ini masih hidup bagian
mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang memudahkan dalam
mencari makan. Pada bagian bawah dari spesies ini terdapat lempengan
dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang digunakan spesies ini
untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat
dan banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan
menempel pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula
yang hidup secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya
berkoloni. Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri
fisiknya dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam
bhentos secyl yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan ini yang termasuk dalam porifera maka
dapat diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian lunak dari organisme.
14
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
cambrian. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari
suatu perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai
pengontrol ekosistem laut.
spikula
osculum epidermis mulut
15
Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh
tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat bentuk rata polos
yang merupakan epidermis (kulit baguan luar). Selian itu, dibagian atas
yang berupa rongga-rongga kecil dinamakan dengan osculum yang
digunakan sebagai masuknnya air yang mengandung makanan, didalam
oskulum juga terdapat adanya mulut yang membantu dalam proses
memakan. Bagian dalamnya juga terdapat adanya spikula, pada hewan ini
dapat diinterpretasikan spiulnya mengandung karbonatan dikarenakan
warnanya putih kecoklatan. Dalam bagian osculum pada saat hewan ini
masih hidup bagian mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang
memudahkan dalam mencari makan. Pada bagian bawah dari spesies ini
terdapat lempengan dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang
digunakan spesies ini untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat
dan banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan
menempel pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula
yang hidup secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya
berkoloni. Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri
fisiknya dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam
bhentos secyl yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan ini yang termasuk dalam porifera maka
dapat diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian lunak dari organisme.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
16
cambrian. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari
suatu perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai
pengontrol ekosistem laut.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada fosil C-1 termasuk dalam phylum Coloenterata dari kelas Antozoa,
ordo sceleratina, family Favildae dan termasuk dalam spesies Hydropora
sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman paleozoikum
Pada fosil C-2 termasuk dalam phylum Coloenterata dari kelas Antozoa,
ordo sceleratina, family Acroporidae dan termasuk dalam spesies
Akrospora sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman paleozoikum
Pada fosil C-3 termasuk dalam phylum Coloenterata dari kelas Antozoa,
ordo sceleratina, family pasiloporadae dan termasuk dalam spesies
Pasillopoda sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman
mesozoikum sampai enozoikum
Pada fosil P-1 termasuk dalam phylum Porifera dari kelas
Demospongiae, ordo Verangida, family Aplysinidae dan termasuk dalam
spesies Aplisina arachis sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman
cambrian
Pada fosil P-2 termasuk dalam phylum Porifera dari kelas Calcarea, ordo
Hadromenda, family Clinaidae dan termasuk dalam spesies Clinocelata
sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman paleozoikum
4.2 Saran
Sebaiknya asisten menjelaskan sampai ordo ke spesies agar praktikan
tidak bingung menentukan taksonominya
Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam mengamati fosil
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
DAFTAR GAMBAR
iii