Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MAKROPALEONTOLOGI

PORIFERA DAN COLOENTERATA

Disusun Oleh:
Ahmad Syihab Fajarulloh
21100117140041

LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI


FOTO DAN GEOOPTIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporann praktikum makropaleontologi acara porifera dan coloenterarata


yang disusun oleh praktikan bernama Ahmad Syihab Fajarulloh ini, telah
disahkan pada :

hari :

Tanggal :

Pukul :

Sebagai tugas laporan praktikum makropaleontologi, mata kuliah


makropaleontologi.

Semarang, 6 Maret 2018


Asisten Acara Praktikan

Tenny Ruth Simamora Ahmad Syihab Fajarulloh


NIM. 21100115120029 NIM. 21100117140041

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Manfaat………………………………….................................. 1
1.2 Tujuan……….……………………………………………….. 1
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan……………………………… 1
BAB II HASIL DESKRIPI……………………………………..………….
1
2.1 Fosil kode C-1…………………..……………………………..
2
2.2 Fosil kode C-2…………………………………………………
2.3 Fosil kode C-3……..………………………………………….. 3
2.4 Fosil kode P-1………….……………………………………… 4
2.5 Fosil kode P-2……………………………………………......... 5
BAB III PEMBAHASAN……………….………………………………… 67
2.1 Fosil kode C-1…………………..…………………………….. 9
2.2 Fosil kode C-2…………………………………………………. 11
2.3 Fosil kode C-3……..…………………………………………... 13
2.4 Fosil kode P-1………….………………………………………
15
2.5 Fosil kode P-2…………………………………………….........
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….. 18
A. Kesimpulan………………………………………………………... 18
B. Saran………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 19
LAMPIRAN……………………………………………………………… 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
 Mengetahui karakteristik dari phylum Porifera dan Coloenterata
 Mengetahui cara dan rentang hidup dari Porifera dan Coloenterata
 Mengetahi kelas-kelas yang terdapat dalam Porifera dan Coloenterata

1.2 Tujuan
 Dapat mnegetahui karakteristik dari phylum Porifera dan Coloenterata
 Dapat mengetahui cara dan rentang hidup dari Porifera dan Coloenterata
 Dapat menjelaskan kelas-kelas yang terdapat dalam Porifera dan
Coloenterata

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum Makropaleontologi acar Porifera dan Coloenterata telah
dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 27 Februari 2018
Pukul : 15.30 WIB – selesai
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukowati Unoversitas
Diponegoro

1
BAB II
HASIL DESKRIPSI

3.1 Fosil kode C-1

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Porifera dan Coloenterata
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : C-1

NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA


Ahmad Syihab Fajarulloh 21100117140041 Fosil Hydnophora sp
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
27 Februari 2018 15.30 Tenny Ruth S Phylum Coloenterata
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
WIB Kelas Anthopoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Sceleratina
v Famili Favildae
Dorsal Periferal Ventral

4c
m

calyx
septa
7cm

4c
m

Fosil ini memmiliki warna putih kekuningan, dengan dimensi 7cm x


6cm x 4cm. Jenis fosil tersebut berasal dari spesies Hydnophora sp
DESKRIPSI secra body utuh. Proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan pada
bagian keras yang asli pada organisme yang mengandung karbontan Cara
hidupnya di dasar perairan yang dangkal dan hidup secara koloni

UMUR GEOLOGI Paleozoikum


LINGKUNGAN HIDUP dasar laut yang dangkal

2
3.2 Fosil kode C-2

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Porifera dan Coloenterata
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : C-2

NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA


Ahmad Syihab Fajarulloh 21100117140041 Fosil Acropora sp
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
27 Februari 2018 15.30 Tenny Ruth S Phylum Coloenterata
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
WIB Kelas Anthopoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Sceleratina
v Famili Acroporide
Dorsal Periferal Ventral

2cm

8cm

septa
18cm

Fosil ini memmiliki warna putih, dengan dimensi 18cm x 8cm x


2cm. Jenis fosil tersebut berasal dari spesies Acroporasp secara body
utuh. Proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan pada bagian keras
DESKRIPSI
yang asli pada organisme yang mengandung karbontan Cara hidupnya di
dasar perairan yang dangkal dan hidup secara koloni dan ada juga yang
hidup secara soliter

UMUR GEOLOGI Paleozoikum


LINGKUNGAN HIDUP dasar laut yang dangkal

3
3.3 Fosil kode C-3

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Porifera dan Coloenterata
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : C-3

NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA


Ahmad Syihab Fajarulloh 21100117140041 Fosil Pocillopora sp
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
27 Februari 2018 15.30 Tenny Ruth S Phylum Coloenterata
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
WIB Kelas Anthopoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Sceleratina
v Famili Pocillopora sp
Dorsal Periferal Ventral

12cm

calyx 8cm
septa

Fosil ini memmiliki warna putih, dengan dimensi 12cm x 8cm x


2cm. Jenis fosil tersebut berasal dari spesies Pocillopora sp secara
body utuh. Proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan pada bagian
DESKRIPSI
keras yang asli pada organisme yang mengandung karbontan Cara
hidupnya di dasar perairan yang dangkal dan hidup secara koloni dan ada
juga yang hidup secara soliter

UMUR GEOLOGI Mesozoikum-Kenozoikum


LINGKUNGAN HIDUP laut dangkal

4
3.4 Fosil kode P-1

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Porifera dan Coloenterata
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : P-1

NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA


Ahmad Syihab Fajarulloh 21100117140041 Fosil Aplysina archeri
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
27 Februari 2018 15.30 Tenny Ruth S Phylum Porifera
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
WIB Kelas Demospongiae
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Verongida
v Famili Aplysinidae
Dorsal Periferal Ventral

oskulum
20cm

2cm

epidermi
s
spikula spikula

s
Fosil ini memmiliki warna putih, dengan dimensi 24cm x 20cm x
2cm. Jenis fosil tersebut berasal dari spesies Aplysina archeri dalam
DESKRIPSI bentuk lain-lain (peraga). Proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian lunak pada organisme. Cara hidupnya di dasar perairan yang
dangkal dan hidup secara koloni dan ada juga yang hidup secara soliter

UMUR GEOLOGI Cambrian


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

5
3.5 Fosil kode P-2

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Porifera dan Coloenterata
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : P-2

NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA


Ahmad Syihab Fajarulloh 21100117140041 Fosil Cliona celata (boring sponge)
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
27 Februari 2018 15.30 Tenny Ruth S Phylum Porifera
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
WIB Kelas Demospongiae
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Hadromerida
v Famili Clinaidae
Dorsal Periferal Ventral
10cm

4cm

spikula

oskulu 7cm
epidermis
m

Fosil ini memmiliki warna putih, dengan dimensi 10cm x 7cm x


4cm. Jenis fosil tersebut berasal dari spesies Cliona celata (boring
sponge) dalam bentuk Body utuh. Proses pemfosilan yaitu dengan
DESKRIPSI pengawetan pada bagian keras dari organisme yang aslipada organisme.
Cara hidupnya di dasar perairan yang dangkal dan hidup secara koloni dan
ada juga yang hidup secara soliter

UMUR GEOLOGI Cambrian


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

6
BAB III
PEMBAHASAN

Praktikum makropaleontologi acara porifera dan coloenterta dilaksankan pada


hari selesa, 27 Februari 2018 di Gedung Pertamina Sukowati Universitas
Dipnegoro. Pada praktikum dilakukan pengamatan terhadap beberapa fosil
mengenai warna fosil, dimensi, taksonomi, proses pemfosilan, cara hidup,
lindkungan hidup dan umur geologi dari fosil tersebbut. Fosil yang diamati taitu
fosil dengan kode C-1, kode C-2, kode C-3, kode P-1 , dank ode P-2. Sehingga
didapatkan penjelasan sebagai berikut :

3.1 Fosil kode C-1


Pengamatan yang dilakukan pada fosil C-1 dapat dijelaskan bahwa fosil
tersebut bewarna putih degan bentuk oval. Dibagain atas permukaan pada
fosil tersebut terdapat adanya lingkaran-lingkaran yang disebut septum. Fosil
tersebut memiliki dimensi yaitu panjang 7cm, lebar 6cm, dan tinggi 4cm.
Pengamatan yang dilakukan merupakan fosil dengan bodi utuh karena tidak
merupakn bagian dari suatu organisme melainkan tubuh secara utuh dari fosil
tersebut. Berdasarkan bentuknya fosil ini termasuk dalam Coloenterata dari
kelas Antozoa, ordo sceleratina, family Favildae dan termasuk dalam spesies
Hydropora sp.

mulut

Lempengan untuk alat


Calyx
menempel pada pernafasan
substrat Septa

Gambar 4.1 Fosil kode C-1

7
Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh
tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat yang namanya septum
yang menunjukan semakin membukat dari septum tersebut mka dapat
diinterpretasikan umur dari hewan tersebut semakin tua. Terdapat pula bagian
yang membatasi antar septa yang dinamakn dengan calyx Selian itu di bagian
samping dari fosil tersebut digunakan untuk pernafasan. Pada bagian atas juga
terdapat rongga yang dinamakan mulut. Dalam bagian mulut pada saat hewan
ini masih hidup bagian mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang
memudahkan dalam mencari makan. Pada bagian bawah dari coral tersebut
terdapat lempengan dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang
digunakan coral untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat dan
banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan menempel
pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula yang hidup
secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya berkoloni.
Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri fisiknya
dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam bhentos secyl
yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat. Berdasarkan ciri fisik
dari hewan ini yang termasuk dalam koral atau karang maka dapat
diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian keras dari organisme yang mengandung karbonatan.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
paleozoikum. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain

8
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari suatu
perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai pengontrol
ekosistem laut.

3.2 Fosil kode C-2


Pengamatan yang dilakukan pada fosil C-2 dapat dijelaskan bahwa fosil
tersebut bewarna putih keabuan degan bentuk tidak beratuan. Di bagain atas
permukaan pada fosil tersebut terdapat adanya bintik-bintik yang berongga.
Fosil tersebut memiliki dimensi yaitu panjang 18cm, lebar 8cm, dan tinggi
cm. Pengamatan yang dilakukan merupakan fosil dengan bodi utuh karena
tidak merupakn bagian dari suatu organisme melainkan tubuh secara utuh dari
fosil tersebut. Berdasarkan bentuknya fosil ini termasuk dalam phylum
Coloenterata dari kelas Antozoa, ordo sceleratina, family Acroporidae dan
termasuk dalam spesies Acrospora sp.

Septa
Bagiab untuk menempel
mulut
pada substrat
(kecil)
Gambar 4.2 Fosil kode C-2

Pada fosil ini dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh tersebut.


Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat yang namanya septum, namun
septum yang terdapat pada fosil ini bentuknya yang kecil dan merata dan
hampir tidak terlihat dapat diinterpretasikan umur dari fosil atau hewan
tersebu adalah tua karena septanya semakin membulat. Selian itu di bagian

9
samping dari fosil tersebut digunakan untuk pernafasan. Selain itu, bagian
rongga kecil tersebut juga dapat dikatan sebagai mulut meskipun kurang
kelihatan. Dalam bagian mulut pada saat hewan ini masih hidup bagian
mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang memudahkan dalam mencari
makan. Pada bagian bawah dari coral tersebut terdapat lempengan dengan
bentuk datar dan terdapat garis-garis yang digunakan coral untuk menempel
pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagian tersebut maka,
hewan tersebut hidup di daerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat dan
banyak asupan makanan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan menempel
pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula yang hidup
secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya berkoloni.
Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri fisiknya
dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam bhentos secyl
yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat. Berdasarkan ciri fisik
dari hewan ini yang termasuk dalam koral atau karang maka dapat
diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian keras dari organisme yang mengandung karbonatan.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
paleozoikum. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari suatu
perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai pengontrol
ekosistem laut.

10
3.3 Fosil kode C-3
Pengamatan yang dilakukan pada fosil C-1 dapat dijelaskan bahwa fosil
tersebut bewarna putih degan bentuk oval. Dibagain atas permukaan pada
fosil tersebut terdapat adanya lembaran-lembaran yang disebut septum.
Fosil tersebut memiliki dimensi yaitu panjang 12cm, lebar 8cm, dan tinggi
2cm. Pengamatan yang dilakukan merupakan fosil dengan bodi utuh karena
tidak merupakan bagian dari suatu organisme melainkan tubuh secara utuh
dari fosil tersebut. Berdasarkan bentuknya fosil ini termasuk dalam phylum
Coloenterata dari kelas Antozoa, ordo sceleratina, family Pasilloporadae dan
termasuk dalam spesies Posillopora sp.

septa
mulut lempengan untuk
menenpel pada
calyx substrat

alat pernafasan

Gambar 4.3 Fosil kode C-3

Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh


tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat yang namanya
septum yang menunjukan semakin membulat dari septum tersebut maka
dapat diinterpretasikan umur dari hewan tersebut semakin tua dan pada fosil

11
tersebut termasuk hewan yang tua. Terdapat pula bagian yang membatasi
antar septa yang dinamakn dengan calyx Selian itu di bagian samping dari
fosil tersebut digunakan untuk pernafasan. Pada bagian atas juga terdapat
rongga yang dinamakan mulut. Dalam bagian mulut pada saat hewan ini
masih hidup bagian mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang
memudahkan dalam mencari makan. Pada bagian bawah dari coral tersebut
terdapat lempengan dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang
digunakan coral untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat
dan banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan
menempel pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula
yang hidup secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya
berkoloni. Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri
fisiknya dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam
bhentos secyl yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan ini yang termasuk dalam koral atau karang
maka dapat diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat
melalui perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian
dalam keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan
pengawetan pada bagian keras dari organisme yang mengandung
karbonatan.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
mesozoikum sampai kenozoikum. ditemukannya fosil tersebut membuat
dapat digunakan dalam fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri
umur suatu batuan. Selain itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat

12
digunakan untuk penciri dari suatu perairan apakah perairan tersebut
tercemar atau tidak dan sebgai pengontrol ekosistem laut.

3.4 Fosil kode P-1


Pengamatan yang dilakukan pada fosil P-1 dapat dijelaskan bahwa fosil
tersebut bewarna putih degan bentuk lonjong menyerupai pipa. Di bagian
atas permukaan pada fosil tersebut terdapat adanya lubang yang dinakan
osculum. Fosil tersebut memiliki dimensi yaitu panjang 24cm, lebar 20cm,
dan tinggi 4cm. Pengamatan yang dilakukan merupakan fosil dengan bentuk
lain-lain pasalnya dari fosil tersebut merupakan maket dan buatan.
Berdasarkan bentuknya fosil ini termasuk dalam phylum Porifera dari kelas
Demospongiae, ordo Verangida, family Aplisinidae dan termasuk dalam
spesies Aplisina archeis sp.

spikula

osculum

mulut

saluran air

epidermis

bagian yang menempel


pada substrat

Gambar 4.4 Fosil kode P-1

13
Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh
tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat bentuk kotak-kotak
kecil yang merupakan epidermis (kulit baguan luar). Selian itu, dibagian
atas yang berupa ringga besar dinamakan dengan osculum yang digunakan
sebagai masuknnya air yang mengandung makanan, didalam oskulum juga
terdapat adanya mulut yang membantu dalam proses memakan. Bagian
dalamnya juga terdapat adanya spikula, pada hewan ini dapat
diinterpretasikan spiulnya mengandung karbonatan dikarenakan warnanya
putih. Terdapat pula bagian samping dari fosil tersebut berupa garis-garis
yang melekat pada epidermis yang digunakan untuk jalur masuknya air dari
ssamping. Dalam bagian osculum pada saat hewan ini masih hidup bagian
mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang memudahkan dalam
mencari makan. Pada bagian bawah dari spesies ini terdapat lempengan
dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang digunakan spesies ini
untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat
dan banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan
menempel pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula
yang hidup secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya
berkoloni. Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri
fisiknya dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam
bhentos secyl yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan ini yang termasuk dalam porifera maka
dapat diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian lunak dari organisme.

14
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman
cambrian. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari
suatu perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai
pengontrol ekosistem laut.

3.5 Fosil kode P-2


Pengamatan yang dilakukan pada fosil P-2 dapat dijelaskan bahwa fosil
tersebut bewarna cream atau putih kecoklatan degan bentuk oval membulat.
Di bagian atas permukaan pada fosil tersebut terdapat adanya lubang-lubang
kecil yang dinamakan osculum. Fosil tersebut memiliki dimensi yaitu
panjang 10cm, lebar 7cm, dan tinggi 4cm. Pengamatan yang dilakukan
merupakan fosil dengan bodi utuh karena tidak merupakan bagian dari suatu
organisme melainkan tubuh secara utuh dari fosil tersebut. Berdasarkan
bentuknya fosil ini termasuk dalam phylum Porifera dari kelas Calcarea,
ordo Hadromenda, family Clinaidae dan termasuk dalam spesies Clinocelata
sp.

spikula
osculum epidermis mulut

Gambar 4.5 Fosil kode P-2

15
Pada fosil ini terdapat dapat dijelaskan mengenai bagian-bagian tubuh
tersebut. Bagian permukaan dari fosil tersebut terdapat bentuk rata polos
yang merupakan epidermis (kulit baguan luar). Selian itu, dibagian atas
yang berupa rongga-rongga kecil dinamakan dengan osculum yang
digunakan sebagai masuknnya air yang mengandung makanan, didalam
oskulum juga terdapat adanya mulut yang membantu dalam proses
memakan. Bagian dalamnya juga terdapat adanya spikula, pada hewan ini
dapat diinterpretasikan spiulnya mengandung karbonatan dikarenakan
warnanya putih kecoklatan. Dalam bagian osculum pada saat hewan ini
masih hidup bagian mulutnya terdapat adanya tentakel-tentakel yang
memudahkan dalam mencari makan. Pada bagian bawah dari spesies ini
terdapat lempengan dengan bentuk datar dan terdapat garis-garis yang
digunakan spesies ini untuk menempel pada substratnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsi dari bagain-bagia tersebut maka, hewan
tersebut hidup didaerah laut dangkal dikarenakan hewan tersebut
mengandung karbonatan sehingga tidak menjamin untuk hidup dilaut dalam
yang hanya bisa untuk komposisi silikat , selain itu di laut dangkal pancaran
sinar mataharinya juga cukup dan memungkinkan kondisi air yang hangat
dan banyak asupan makan di laut dangkal. Hewan ini hidup dengan
menempel pada substratnya, ada yang hidup secara koloni dan ada pula
yang hidup secara soliter. Namun kebanyakan dari hewan ini hidupnya
berkoloni. Berdasarkan cara hidup yang menempel dan juga dilihat dari ciri
fisiknya dapat diinterpretasikan cara hidup hewan ini termasuk dalam
bhentos secyl yang hanya diam dan menunggu makanan yang lewat.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan ini yang termasuk dalam porifera maka
dapat diinterpretasikan cara perkembangbiakan hewan ini dapat melalui
perkembangbiakan secara seksual maupun aseksual. Kemudian dalam
keadaan fosil hewan ini melalui proses pemfosilan yaitu dengan pengawetan
pada bagian lunak dari organisme.
Berdasarkan ciri fisik dari hewan tersebut maka dapat diinterpretasikan
bahwa hewan tersebut berdasarkan umur geologi hidup pada zaman

16
cambrian. ditemukannya fosil tersebut membuat dapat digunakan dalam
fosil indeks atau fosil yang digunkan dala penciri umur suatu batuan. Selain
itu, pada saat hewan ini masih hidup dapat digunakan untuk penciri dari
suatu perairan apakah perairan tersebut tercemar atau tidak dan sebgai
pengontrol ekosistem laut.

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
 Pada fosil C-1 termasuk dalam phylum Coloenterata dari kelas Antozoa,
ordo sceleratina, family Favildae dan termasuk dalam spesies Hydropora
sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman paleozoikum
 Pada fosil C-2 termasuk dalam phylum Coloenterata dari kelas Antozoa,
ordo sceleratina, family Acroporidae dan termasuk dalam spesies
Akrospora sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman paleozoikum
 Pada fosil C-3 termasuk dalam phylum Coloenterata dari kelas Antozoa,
ordo sceleratina, family pasiloporadae dan termasuk dalam spesies
Pasillopoda sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman
mesozoikum sampai enozoikum
 Pada fosil P-1 termasuk dalam phylum Porifera dari kelas
Demospongiae, ordo Verangida, family Aplysinidae dan termasuk dalam
spesies Aplisina arachis sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman
cambrian
 Pada fosil P-2 termasuk dalam phylum Porifera dari kelas Calcarea, ordo
Hadromenda, family Clinaidae dan termasuk dalam spesies Clinocelata
sp. Hidup di laut dangkal dan hidup pada zaman paleozoikum

4.2 Saran
 Sebaiknya asisten menjelaskan sampai ordo ke spesies agar praktikan
tidak bingung menentukan taksonominya
 Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam mengamati fosil

18
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten Makropaleontologi.2017. Buku Panduan Praktikum


Makropaleontologi. Semaramh; UNDIP

19
LAMPIRAN

20
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Fosil kode C-1………………………………………………… 7

Gambar 4.2 Fosil kode C-2………………………………………………… 9

Gambar 4.3 Fosil kode C-3………………………………………………… 11

Gambar 4.4 Fosil kode P-1………………………………………………… 13

Gambar 4.5 Fosil kode P-2………………………………………………… 15

iii

Anda mungkin juga menyukai