Anda di halaman 1dari 3

STUDI PROVENANCE PASIR FORMASI KEREK DAERAH

JABUNGAN, KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN


ANALISIS MINERAL BERAT
Shofiana Nadia Fairuz
21100116120008
Nadiafairuz4@gmail.com
1
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

ABSTRAK
Mineral berat merupakan mineral yang memiliki berat jenis 2,85 gr/cm3 sehingga memiliki tingkat resistensi yang
tinggi dan tidak mudah tererosi. Karena memiliki tingkat resistensi yang tinggi maka mineral berat dapat ditemukan
jauh dari provanancenya sehingga dapat digunakan sebagai studi provanance berserta paleogeography. Penelitian
dilakukan di Sungai Jabungan, Kabupaten Semarang pada dua tempat yaitu daerah hilir dan hulu yang terletak pada
Kendeng Basin tepatnya formasi kerek. Mengetahui jenis provananance dari endapan pasir yang terletak pada
formasi kerek yang merupakan formasi tertua pada daerah Semarang merupakan hal yang menarik untuk dibahas.
Penelitian ini bermaksud untuk analisis mineral berat pada sungai Jabungan Kabupaten Semarang yang terletak
pada formasi kerek di Kabupaten Semarang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui provanance dari
endapan pasir beserta paleogeografi berdasarkan analisis mineral berat. Metode yang digunakan dalam pembuatan
paper ini menggunakan metode observasi lapangan dipadukan dengan studi pustaka. Diinterpretasikan endapan
pasir yang terdapat pada sungai Jabungan, Kabupaten Semarang merupakan hasil dari batuan beku basa yang
merupakan produk dari Volcanic Arc yang telah mengalami proses metamorfisme derajat tinggi dan cuaca pada
saat mengendapkan mineral-mineral tersebut mengalami perubahan dengan cepat antara panas dan hujan sehingga
mineral mudah tererosi dan mengalami ubahan.

Kata kunci : Mineral Berat, provanance, Formasi Kerek, Kabupaten Semarang, Jabungan

1
Pendahuluan terbenam dalam bromofon. Golongan ketiga
adalah kelompok Ultra-Stabil yaitu antara lain
Daerah penelitian merupakan endapan
sungai yang terletak daerah Jabungan, Kabupaten Zircon, turmalin, rutil memiliki sifat fisik sangat
Semarang yang dapat ditempuh selama 30 menit keras dan inert, serta bisa bertahan oleh beberapa
menggunakan sepeda motor menuju arah kali reworking. Golongan mineral berat yang
tenggara. Daerah penelitian merupakan anggota terakhir adalah Kelompok Meta-Stabil yaitu
dari Formasi Kerek pada daerah Kendeng Basin antara lain Olivin, Apatit, Hornblende,
atau Zona kendeng.Analisis menggunakan piroksen, Garnet, Epidot, Klinozoisit, dan Zoisit,
mineral berat dilakukan karena mineral berat
memiliki berat jenis 2,85 gr/cm3 sehingga Kyanit, silimanit, andalusit, stauroit
walaupun telah mengalami transportasi yang jauh Faktor-faktor yang mempengaruhi
mineral tersebut tetap resisten. Penelitian ini
memiliki maksud untuk menganalisis mineral frekuensi dan variasi mineral berat yaitu
berat yang terdapat pada endapan sungai litologi daerah asal dan kelimpahan mineral,
Jabunan,Kabupaten Semarang dan memiliki kondisi kimiawi lingkungan pengendapan,
tujuan untuk mengetahui provanance dan proses fisis selama transportasi, kestabilan
paleogeografi dari endapan sungai Jabungan.
endapan pasir yang terdapat pada sungai diferensial mineral, abrasi yang berlangsung,
Jabungan, Kabupaten Semarang merupakan hasil dan faktor yang berlangsung setelah
dari batuan beku basa yang merupakan produk pengendapan. Kelebihan menggunakan
dari Volcanic Arc yang telah mengalami proses metode analisa mineral berat adalah untuk
metamorfisme derajat tinggi dan cuaca pada saat
mengendapkan mineral-mineral tersebut akurasi dan ketepatan yang baik dalam
mengalami perubahan dengan cepat antara panas interpretasi karena adanya perhitungan
dan hujan sehingga mineral mudah tererosi dan secara kuantitatif dari jenis mineral beratnya.
mengalami ubahan.
Kemudian kelemahan menggunakan metode
Tinjauan Pustaka analisis mineral berat adalah bila terdapat 2
sumber batuan asal atau lebih, maka akan
Mineral berat (heavy mineral) sukar dalam menginterpretasikannya, yang
merupakan mineral yang memiliki berat jenis kedua setelah mengalami transportasi
lebih besar dari 2,58. mineral berat merupakan mineral berat mengalami penyusutan karena
mineral tambahan yang konsentrasinya kurang abrasi, pelarutan dan hal-hal lainnya yang
dari 1%. Meskipun kecil jumlahnya, mineral
mengakibatkan adanya perubahan variasi dan
berat sangat berperan untuk studi provenans,
selain itu sejarah transportasi, pelapukan sedimen frekuensi mineral berat yang ada
serta studi korelasi dan paleogeografi juga dibandingkan dengan batuan asalnya, dan
memanfaatkan mineral berat. yang terakhir mineral berat terangkut secara
Bed load yang kemudian mengalami abrasi
Mineral berat dapat dikelompokkan secara efektif yang mengakibatkan butiran
kedalam 4 bagian yaitu yang pertama adalah menjadi halus sehingga sukar diamati.
Mineral Opak yang memiliki berat jenis yang
sangat tinggi disebabkan kandungan unsur
besinya. Contoh mineral opak adalah Magnetit
dan Ilmenit bernilai ekonomis sebagai endapan Geologi Regional
placer [letakan]. Stabil pada kondisi oksidasi, tapi
mudah larut pada lingkungan reduksi. Contoh Wilayah Kabupaten Semarang memiliki
lain dari mineral berat adalah Pirit, Hematit dan iklim tropi ysng terdiri dari musim kemarau dan
limonit ang terbentuk dari alterasi. Golongan musim hujan silih berganti sepanjang tahun.
kedua adalah mineral mika namun tidak dapat Besarnya rata-rata jumlah curah hujan tahunan
digunakan lebih lanjut untuk studi provanance wilayah Semarang utara 2000 – 2500 mm/tahun
karena memiliki bentuk berbeda dan tidak dan Semarang bagian selatan antara 2500 – 3000
mm/tahun. Sedangkan curah hujan rata-rata
2
perbulan berdasarkan data dari tahun 1994 – 1998 yang ditemukan dalam kosentrasi yang cukup
berkisar antara 58 – 338 mm/bulan, curah hujan sedikit. Secara umum, mineral yang terdapat di
tertinggi di daerah penelitian pada sungai hulu dan hilir sungai memiliki mineral dengan
Jabungan terjadi pada bulan Oktober sampai variasi yang tidak begitu berbeda secara
bulan April dengan curah hujan antara 176-338 signifikan, sehingga diinterpretasikan bahwa
mm/bulan, sedangkan curah hujan terendah memiliki provanance pun tidak berbeda antara
terjadi pada bulan Mei sampai bulan September sungai bagian hulu dan bagian hilir. Pada daerah
dengan curah hujan antara 58 – 131 mm/bulan. hulu dan hilir terdapat 3 mineral dengan tingkat
Morfologi daerah studi berdasarkan pada bentuk kosentrasi yang melimpah yaitu Ilmenit,
topografi dan kemiringan lerengnya merupakan hornblende dan garnet yang dapat digunakan
daerah dataran aluvial pantai dan sungai yang sebagai dasar studi provanance.
memiliki bentuk lereng umumnya datar hingga
sangat landai dengan kemiringan lereng medan Pembahasan
antara 0 – 5% (0-3%). Daerah penelitian
Pada daerah hulu terdapat mineral ilmenit,
memiliki tata guna lahan yang digunakan
kuarsa, magnetit, dan biotit yang menunjukan
sebagaipertanian, dan kawasan perkebunan.
bahwa mineral ini menunjukkan bahwa ilmenit
Daerah Penelitian ini merupakan anggota dan magnetit provenance berasal dari batuan
formasi kerek yang memiliki litologi berupa beku basa. Kemudian terdapat mineral kuarsa
perselingan batu lempung, napal, batu pasir yang menunjukkan hasil dari erosi batuan
tufaan, konglomerat, breksi volkanik dan batu sedimen dan batuan beku asam. Sedangkan biotit
gamping. Batu lempung kelabu muda – tua, dapat menunjukkan provanance berupa batuan
gampingan, sebagian bersisipan dengan batu high grade metamorphic. Mineral yang hanya
lanau atau batu pasir, mengandung fosil foram,
moluska dan koral-koral koloni. Formasi ini
mempunyai ketebalan total lebih dari 400 m.
Struktur geologi yang terdapat di daerah
penelitian umumnya berupa sesar yang terdiri
dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik.
Metodologi
Dalam pembuatan paper ini menggunakan
metode observasi lapangan untuk mengetahui
kandungan mineral berat yang terdapat pada
endapan sungai Jabungan berdasarkan metode
analisis mineral berat dan studi pustaka guna
menentukan korelasi dengan formasi berserta
kondisi alam disekitarnya

Deskripsi
Pada daerah hulu dapat ditemukan
beberapa mineral berat pada sampel yang telah
didapatkan pada sungai Jabungan. Pada daerah
hulu ditemukan mineral ilmenit, kuarsa,
magnetit, dan biotit yang memiliki kosentrasi
yang melimpah. Mineral yang hanya dapat
ditemukan di hulu adalah mineral pirit. Pada
daerah hulu juga dapat ditemukan mineral garnet

Anda mungkin juga menyukai