Anda di halaman 1dari 5

Interpretasi Ichnofacies dan Lingkungan Pengendapan

berdasarkan Ichnofossil pada Singkapan Sungai Daerah


Banyumeneng, Demak, Jawa Tengah
Khonsa Nurul Izzati1
(21100118130068)
Muhammad Al Fatih1
(21100118130042)
1
Universitas Diponegoro
fatihbisbe@gmail.com

ABSTRAK
Pada Sungai daerah Banyumeneng Semarang dilakukan penelitian terhadap keterdapatan suatu
ichnofossil yang nantinya akan dikaji untuk mengetahui ichnofacies dan juga untuk mengetahui suatu
lingkungan pengendapan. Metode yang dilakukan untuk melakukan analisis yaitu dengan menggunakan
data primer dan data sekunder. Geologi regional berupa formasi kerek dari tempat penelitian yang
termasuk dalam zona kendeng. Dari hasil penelitian ditemukan ichnofossil dengan bentuk dari trace fossil
ini berupa full relief, ichnofacies yang bisa di korelasikan yaitu termasuk dalam ichnofacies cruziana,
lingkungan pengendapan daerah penelitian termasuk dalam lingkungan pengendapan daerah continental
shelf. Dapat disimpukan pada daerah penelitian termasuk dalam cruziana ichnofacies dan lingkungan
pengendapannya adalah daerah laut dangkal.

Kata kunci : Banyumeneng, Ichnofossil, Ichnofacies

I. Pendahuluan bergelombang, ditunjukkan oleh jajaran bukit-


Pada daerah singkapan di sungai bukit rendah dengan ketingian antara 50-100
Banyumeneng, Demak, Jawa Tengah meter diatas permukaan laut yang
ditemukan adanya beberapa keberadaan mencerminkan lipatan batuan sedimen. Satuan
ichnofossil, tepatnya berada pada lapisan ini nyaris secara keseluruhan disusun oleh
batupasir dan batulempung. Lapisan batupasir litologi napal abu-abu.
dan batulempung tersebut berada pada Kemudian satuan morfologi perbukitan
perlapisan yang didominasi batupasir terjal, yang merupakan inti Pegunungan
gampingan dan batulempung. Kendeng dengan ketingian rata-rata 350 meter
Penelitian ini dilakukan untuk diatas permukaan laut, tipe genetik sungainya
mengetahui ichnofacies dan mengetahui adalah tipe konsekuen, subsekuen, dan
lingkungan pengendapan yang insekuen. Litologi yang menyusun satuan ini,
diinterpretasikan dari ichnofacies yang didapat sebagian besar adalah batugamping dan
dari ichnofossil kemudian mengkorelasikan batupasir.
dengan menginterpretasi lingkungan Kemudian satuan morfologi dataran
pengendapan. rendah, yang disusun oleh endapan aluvial
yang terdapat di Ngawi (Bengawan Solo) dan
II. Geologi Regional dataran Sungai Brantas di timur.
Banyumeneng merupakan suatu daerah di Zona Kendeng dapat dibagi menjadi tiga
Demak, tepatnya di Jawa Tengah, yang bagian berdasarkan atas perbedaan stratigrafi
aktivitas tektoniknya dikontrol oleh zona dan perbedaan intensitas tektoniknya (van
kendeng. Bemmelen, (1949); de Genevraye dan Samuel,
Pringgoprawiro (1983) membagi (1973) yaitu Kendeng Barat, Kendeng Tengah,
morfologi Zona Kendeng menjadi tiga satuan dan Kendeng Timur.
yang masing-masing membentang dari barat Kendeng Barat meliputi daerah yang
ke timur, yaitu satuan morfologi perbukitan terbatas antara Gunung Ungaran hingga
daerah sekitar Purwodadi dengan singkapan meter, sedangkan bagian atas ditandai oleh
batuan tertua berumur Oligo-Miosen Bawah adanya perlapisan kalkarenit pasiran setebal 5
yang diwakili oleh Formasi Pelang. Batuannya meter dengan sisipan tipis dari tuf halus.
mengandung bahan vulkanis. Daerah ini Anggota ini berumur N10 – N15 (Miosen
memiliki struktur geologi yang rumit yaitu Tengah bagian tengah – atas). Anggota Sentul
banyak sesar-sesar sungkup. Tersusun oleh perulangan yang hampir sama
Kendeng Tengah mencakup daerah dengan Anggota Banyuurip, tetapi lapisan
Purwodadi hingga Gunung Pandan batuan yang bertufa menjadi lebih tebal. Ketebalan
tertua yang tersingkap berumur Miosen seluruh anggota ini mencapai 500 meter.
Tengah. Daerah ini terdiri dari sedimen Anggota Sentul diperkirakan berumur N16
bersifat turbidit (laut dalam) yang diwakili (Miosen Tengah bagian bawah). Batugamping
oleh Formasi Kerek dan Formasi Kalibeng, Kerek Anggota teratas dari Formasi Kerek ini
presentase kandungan piroklastik dalam tersusun oleh perselang-selingan antara
batuan sedimen menurun ke arah Utara, batugamping tufan dengan perlapisan lempung
dengan pola struktur geologi yang kurang dan tuf. Ketebalan dari anggota ini adalah 150
rumit. meter. Umur dari Batugamping Kerek ini
Kendeng Timur terdiri dari endapan- adalah N17 (Miosen Atas bagian tengah).
endapan Kenozoikum Akhir yang tersingkap
diantara Gunung Pandan dan Mojokerto, III.Metode Penelitian
berumur Pliosen dan Plistosen. Struktur Metode yang digunakan dalam
geologinya adalah lipatan dengan sumbu- pembuatan paper ini adalah menggunakan
sumbu lipatannya yang menggeser ke utara data primer yang diambil ketika kegiatan
dan menunjam ke timur. lapangan yang dilakukan di sungai
Zona Kendeng merupakan bagian tengah Banyumeneng, Demak, Jawa Tengah. Selain
dari Cekungan Jawa Timur. Sebagian besar data dari pengamatan langsung, juga diambil
litologinya menunjukkan pengaruh lingkungan data-data sekunder berupa sumber-sumber
laut dalam. Menurut Pringgoprawiro (1983), penelitian seperti jurnal dan sumber literasi
stratigrafi Zona Kendeng dibagi kedalam lainnya.
Formasi Pelang, Formasi Kerek, Formasi
Kalibeng (Kalibeng Bawah), Formasi Sonde IV. Hasil dan Pembahasan
(Kalibeng Atas), Formasi Pucangan, Formasi Pengamatan dan pengambilan data
Kabuh, dan Formasi Notopuro dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 28 April
Formasi yang ditemukan di kali 2019. Penelitian diawali dengan observasi
Banyumeneng adalah formasi kerek. Formasi lapangan untuk mengamati bagian mana dari
ini mempunyai ciri khas berupa perselingan perlapisan yang dapat ditemukan ichnofossil.
antara lempung, napal lempungan, napal, Lapisan dengan banyak ichnofossil ditemukan
batupasir tufaan gampingan dan batupasir di lapisan batupasir dan batulempung.
tufaan. Perulangan ini menunjukkan struktur Ichnofossil yang ditemukan banyak yang
sedimen yang khas yaitu perlapisan bersusun berupa burrow dan trail.
(graded bedding). Berdasarkan fosil
foraminifera planktonik dan bentoniknya,
formasi ini terbentuk pada Miosen Awal –
Miosen Akhir ( N10 – N18 ) pada lingkungan
shelf. Ketebalan formasi ini bervariasi antara
1000 – 3000 meter. Formasi ini terbagi
menjadi 3 anggota (de Genevreye & Samuel,
1972), dari tua ke muda masing-masing :
Anggota Banyuurip tersusun oleh perselingan
antara napal lempungan, napal, lempung
Gambar 1. Ichnofossil berupa burrow
dengan batupasir tuf gampingan dan batupasir
tufaan dengan total ketebalan 270 meter. Pada
bagian tengah perselingan ini dijumpai Ichnofossil ditemukan pada lapisan
batupasir gampingan dan tufaan setebal 5 batupasir dan batulempung seperti yang
terdapat pada Gambar 1. Ichnofossil tersebut
berupa burrow dengan I-shape, memiliki
substrat batulempung dan pengisi batupasir,
dimensi 10 cm x 2 cm, dengan posisi fullrelief,
dan behaviour-nya berupa cubichnia. Dari
fosil ini dapat diketahui bahwa batupasir
memiliki umur yang lebih muda dibandingkan
batulempung.

Gambar 4. Ichnofossil berupa burrow

Pada Gambar 4 terdapat ichnofossil


berupa burrow dengan I-shape, memiliki
substrat batulempung dan pengisi batupasir,
Gambar 2. Ichnofossil berupa trail dimensi 25 cm x 3 cm, dengan posisi fullrelief,
dan behaviour-nya berupa fugichnia.
Pada Gambar 2 terdapat ichnofossil Ichnofossil yang ditemukan rata-rata
berupa trail dengan I-shape, memiliki substrat memiliki I-shape, beberapa ada yang vertikal
dan pengisi yang sama-sama batupasir, dan ada yang horizontal. Berdasarkan pada
dimensi 13 cm x 1 cm, dengan posisi ichnofossil yang ditemukan dan juga
hiporelief, dan behaviour-nya berupa litologinya, dapat diinterpretasikan bahwa
fodinichnia. fasies dari daerah tersebut adalah cruziana
ichnofacies. Pada Cruziana ichnofasies
memiliki ichnofossil yang vertikal dan
horizontal. Fasies ini mengindikasikan
sedimen lunak dan halus, tersortasi dengan
baik, dan kondisi arus sedang.
Cruziana ichnofacies terbentuk pada
daerah laut dangkal (lebih dalam dari
skolithos ichnofacies) sekitar subtidal zone
dan daerah ini sangat dipengaruhi oleh
gelombang.
Gambar 3. Ichnofossil berupa burrow
V. Kesimpulan
Pada Gambar 3 terdapat ichnofossil
Berdasarkan pada ichnofossil yang
berupa burrow dengan I-shape, memiliki ditemukan pada lapisan batupasir dan
substrat batulempung dan pengisi batupasir,
batulempung, diinterpretasikan bahwa
dimensi 15 cm x 1 cm, dengan posisi fullrelief, ichnofossil tersebut berada pada cruziana
dan behaviour-nya berupa repichnia.
ichnofacies yang terbentuk pada daerah laut
dangkal. Sehingga lingkungan
pengendapannya berada pada laut dangkal
atau pada continental shelf, sekitar subtidal
zone.

REFERENSI
Ridha, M., Nurdiansyah, M., Zamili, J. S., Triwigati, P.
T., Muslih, Y. B., & Farida, W. N. (2019,
March). Depositional Pattern and Diagenesis
of Neogene Resedimented Carbonates of
Sunda Shelf in Banyumeneng Area, Western
Kendeng Basin, Indonesia. In International
Petroleum Technology Conference.
International Petroleum Technology
Conference.R. Caves. 1982. Multinational
Enterprise and Economic Analysis. England :
Cambridge University Press, Cambridge.
(book style)
Jurnaliah, L., Muhamadsyah, F., & Barkah, M. N.
(2016). Lingkungan Pengendapan Formasi
Kalibeng Pada Kala Miosen Akhir Di
Kabupaten Demak dan Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah Berdasarkan Rasio Foraminifera
Plangtonik dan Bentonik (Rasio P/B). Bulletin
of Scientific Contribution: GEOLOGY, 14(3),
233-238.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai