Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MINERAL OPTIK

SIFAT OPTIK MINERAL DALAM BATUAN METAMORF

Disusun Oleh:
Ahmad Syihab Fajarulloh
21100117140041

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN


BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
NOVEMBER 2018

‫أ‬
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum mineral optik acara sifat optik mineral dalam batuan
metamorf yang disusun oleh praktikan bernama Ahmad Syihab Fajarulloh ini,
telah disahkan pada :

hari :

tanggal :

pukul :

Sebagai tugas laporan praktikum mineral optik, mata kuliah mineral optik.

Semarang, November 2018


Asisten Acara Praktikan

Saifullah Fattah Al Ayubi Ahmad Syihab Fajarulloh


NIM. 21100116140060 NIM. 21100117140041

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
1.1 Manfaat………………………………….........................................
1.2 Tujuan……….……………………………………………………..
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan…………………………………….
BABII HASIL DESKRIPSI…..……………………………..………….
2.1 Sayatan kode Kode G13L038….…………………………………
2.2 Sayatan kode Kode GTA M2………..………………..………….
2.3 Sayatan kode Kode 47…………………..………………………….
2.4 Sayatan kode Kode 21…………..….…..………………………….
BAB IIIPEMBAHASAN…………….…………………………………
3.1 Sayatan kode Kode G13L038….…………………………………
3.2 Sayatan kode Kode GTA M2………..………………..………….
3.3 Sayatan kode Kode 47…………………..………………………….
3.4 Sayatan kode Kode 21…………..….…..………………………….
BAB IV PENUTUP……………………………………………………..
4.1 Kesimpulan………….…………..….…..………………………….
4.2 Saran……………………………..….…..………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
LAMPIRAN………………………………………………………………

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Sayatan kode 26………… ……….…………………………..

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
a. Mendeskripsikan mineral dalam batuan metamorf.
b. Manentukan sifat-sifat optik mineral dengan pengamatan PPL dan XPL.
c. Mengetahui nama mineral dari sifat-sifat optik suatu mineral .

1.2 Tujuan
a. Dapat mengetahui mineral dan komposisi yang menyusun batuan
metamorf.
b. Dapat mengetahui sifat-sifat optik mineral dan komposisi penyusun batuan
metamorf.
c. Dapat memberi nama pada mineral dan komposisi batuan sedimen
karbonat sesuai dengan sifat optik yang diamati.

1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan


Praktikum mineral optik acara sifat optik mineral dalam batuan beku
fragmental telah dilaksanakan pada :
a. Praktikum penjelasan materi
Hari : Senin
Tanggal : 28 Oktober 2018
Pukul : 18.30 WIB – selesai
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukowati UNDIP
b. Pengamatan pertama
Hari : Kamis
Tanggal : 1 November 2018
Pukul : 13.30 WIB – selesai
Tempat : Laboratorium Sumber Daya Mineral Dan Batubara
Gedung Pertamina Sukowati UNDIP

1
BAB II
HASIL DESKRIPSI

2.1 Sayatan kode G13L038


Perbesaran : 4X

Nama Mineral : Serpentine

PPL PPL
- Warna : transparan
- Pleokroisme : -
- Belahan : -
- Pecahan : -
- Bentuk : anhedral
- Relief : rendah

PPL
- Gelapan : miring
XPL - Sudut : 400

BAJI KUARSA
- WI : hijau-orange
- TRO : +

PEMBENTUKAN MINERAL
Diinterpretasikan mineral in
terbentukdari batuan asal berupa
batuan beku yang bersifat basa
BAJI KUARSA yang mengandung oliven dan
piroksen.

2
2.2 Sayatan kode GTA M2
Perbesaran : 4X

Nama Mineral : kalsit

PPL PPL
- Warna : transparan
- Pleokroisme : -
- Belahan : 3 arah
- Pecahan : ada sedikit
- Bentuk : subhedral
- Relief : rendah-sedang

PPL
- Gelapan : miring
XPL - Sudut : 400

BAJI KUARSA
- WI : coklat-orange
- TRO : -

PEMBENTUKAN MINERAL
Diinterpretasikan mineral in
terbentukdari batuan asal berupa
batuan beku sedimen yang telah
BAJI KUARSA mengalami rekristalisasi.

3
2.3 Sayatan kode 47
Perbesaran : 4X

Nama Mineral : kuarsa

PPL PPL
- Warna : transparan
- Pleokroisme : -
- Belahan : -
- Pecahan : -
- Bentuk : anhedral
- Relief : rendah-sedang

PPL
- Gelapan : bergelombang
XPL
BAJI KUARSA
- WI : putih-pink
- TRO : +

PEMBENTUKAN MINERAL
Diinterpretasikan mineral ini
terbentukdari batuan asal berupa
batuan beku yang bersifat asam
yang relative resisten dalam
BAJI KUARSA metamorfisme.

4
2.4 Sayatan kode 21
Perbesaran : 10X

Nama Mineral : klorit

PPL PPL
- Warna : hijau
- Pleokroisme : -
- Belahan : -
- Pecahan : -
- Bentuk : subhedral fobrous
- Relief : rendah-sedang

PPL
- Gelapan : miring
XPL
BAJI KUARSA
- WI : hijau-orange
- TRO : +

PEMBENTUKAN MINERAL
Diinterpretasikan mineral ini
terbentukdari batuan asal berupa
batuan beku intermediet dengan
keterdapatan mineral hornblende
dan biotit.
BAJI KUARSA

5
BAB III
PEMBAHASAN

Praktikum mineral optik acara sifat optik mineral dalam batuan metamorf
proses pengamatan diselanggarakan pada hari Kamis, 1 November 2018, di
Laboratorium Sumber Daya Mineral dan Batubara Gedung Pertamna Sukowati
Universitas Diponegoro. Pada praktikum dilakukan pengamatan terhadap 4
sayatan mineral dalam batuan metamorf untuk menentukan komposisi berupa,
sifat-sifat optik komposisi dengan penagamatan PPL, XPL, dan baji kuarsa, serta
menginterpretasi terbentuknya mineral tersebut. Sayatan mineral yang diamati
diantaranya sayatan kode G13L038, kode GTAM2, kode 47, dan kode 21.
Sehingga didapatkan data pengamatan sebagai berikut :

3.1. Sayatan Kode 26


Sayatan yang diamati merupakan sayatan batuan dengan kode 26. Pada
sayatan tersebut terdapat kenampakan sayatan terdapat adanya bentukan
memanjang dan meliuk-liuk dan terdapat bentukan tidak teratur dan selang-
seling. Pada sayatan batuan tersebut terdapat bagian yang ukurannya lebih
besar dari yang lain atau disebut dengan allochern, kemudian terdapat bagian
yang lebih kecil dari allocherm atau disebut dengan orthocherm. Selain itu
dalam sayatan tersebut terdapat adanya bagian yang berfungdi untuk
merekatkan allocherm dan orthocherm yaitu berupa semen dan terdapat
adanya rongga atau ruang yang terdapat dalam sayatan yang dinamakan
dengan porositas. Dari bagian-bagian tersebt menunjukan bahwa sayatan
tersebut adalah sayatan batuan sedimen karbonat.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan PPL ataupun XPL,
didapatkan allocherm atau fragmen dengan bentukan panjang yang meliuk-
liuk dengan bewarna coklat, dapat diinterpretasikan allocherm tersebut adalah
bentukan alga. Selain itu, terdapat bentukan selang seling dengan warna
hitam, allocherm tersebut dapat diinterpretasikan merupakan sayatan coral.
Kemudian dalam sayatan kode ini didapatkan bentukan allocherm dengan

6
bentuk membulat dan ditengahna terdapat bukatan lagi allocherm ini
diinterpretasikan adalah saatan dari bentuk skeletal grain berupa coral yang
masih kecil. Pengamatan pada orthocherm atau matriks didapatkan bentukan
atau jenis matriks tersebut yaitu dengan bentukan bintik-bintik gelap yang
menyelimuti allocherm sehingga dapat diinterpretasikan orthochermnya
berupa maicrit. Selain itu, pengamatan pada sement yang merupakan bagian
yang menyatukan allocherm dan ortocherm didapatkan bentukan semen
dengan bentuk mengotak namun tidak terlalu tebal dan masih tipis sehingga
diinterpretasikan semennya berupa kalsit. Selain itu dilihat terdapat adana
warna biru yang salaing berjauhan, sehingga diinterpretasikan pada sayatan
tersebut terdapat adana porositas yaitu dengan jenis porositas vuggy.

coral
kalsit

alga

Porositas vuggy
Skeletal grain
(coral)

Gambar 3.1 Sayatan kode 26


Pada sayatan ini dapat diinterpretasikan proses terbentuknya atau genesa
dari sayatan tersebut berasal dari batuan sedimen karbonat. Karena
berdasarkan alochermnya yang berupa alga dan coral diinterpertasikan
terbentuknya batuan yang disaat tersebut terdapat di lingkungan laut dangkal.
Selain itu, pada saatan tersebut didapatkan semen berupa kalsit
diinterpretasikan pada sayatan tersebut telah mengalami prosesreplacemen,
yang mana telah terjadi proses penggantian suatu material-material sedimen
menjadi suatu mineral yaitu berupa mineral kalsit. Selain itu, karena
semennya berupa kalsit diindikasikan proses yang terjadi secara berkelanjutan
pada sayatan tersebut atau telah terjadi proses neoformisme. Karena telah
terjadi percampuran dengan material-material organik maka batuan yang
disayat tersebut telah mengalami prioses cavity fill.

7
8
BAB V
PRNUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Sayatan kode 26 didapatkan dalam pengamatan berupa sayatan batuan
sedimen karbonat dengan allocherm berupa coral, alga, dan skeletal grain
(coral). Orthocherm berupa mikrit, dengan semen berupa kalsit dan
terdapat porositas vuggy.
b. Sayatan kode 35 didapatkan dalam pengamatan berupa sayatan batuan
sedimen karbonat dengan allocherm berupa alga. Orthocherm berupa
mikrit, dengan semen berupa kalsit dan terdapat porositas vuggy.
c. Sayatan kode 36 didapatkan dalam pengamatan berupa sayatan batuan
sedimen karbonat dengan allocherm berupa coral. Orthocherm berupa
mikrit, dengan semen berupa kalsit dan tidak terdapat porositas.
d. Sayatan kode 38 didapatkan dalam pengamatan berupa sayatan batuan
sedimen karbonat dengan allocherm berupa coral, foraminifera, dan
bivalvia. Orthocherm berupa mikrospar, dengan semen berupa dolomit
dan terdapat porositas vuggy.
e. Sayatan kode 40 didapatkan dalam pengamatan berupa sayatan batuan
sedimen karbonat dengan allocherm berupa coral. Orthocherm berupa
mikrospar, dengan semen berupa kalsit dan tidak terdapat porositas.

5.2 Saran
a. Sebaiknya dalam melakukan praktikum praktikan harus berhati-hati
dalam menggunakan peraga dari laboratorium.
b. Kerjakan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten Petrografi 2017. 2017. Buku Panduan Praktikum Petrografi 2017.
Semarang ; Teknik Geologi Universitas Diponegoro

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai