SEDIMETOLOGI
GRANULOMETRI
Disusun Oleh:
Lintang Nuril Huda
21100117140037
SEMARANG
MARET 2018
LEMBAR PENGESAHAAN
COVER...........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ...........
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud ...................................................................................
1.2 Tujuan ......................................................................................
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...............................................
BAB II PERHITUNGAN DATA
2.1 HULU A…………………... ....................................................
2.2 HULU B……………………... ................................................
2.3 HULU C. ………………………... ..........................................
2.4 HILIR A.............................................................................
2.5 HILIR C.............................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Analisis Granulometri Bagian Hulu (Cara Grafis dan Cara
Matematis)………………... .....................................................
3.2 Analisis Granulometri Bagian Hilir (Cara Grafis dan Cara
Matematis)...................................................………………...
BABIV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................
4.2 Saran………………………………………………………..….
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
A. Memisahkan fraksi butiran sedimen pada ukuran (diameter)
butir tertentu.
B. Menentukan nilai koefisien sortasi, skewness dan kurtosi baik
secara grafis maupun matematis.
C. Menginterpretasikan lokasi pengendapan dan setting geologi
berdasarkan nilai koefisien sortasi, skewness dan kurtosis.
1.2 Tujuan
A. Dapat memisahkan fraksi butiran sedimen pada ukuran
(diameter) butir tertentu.
B. Dapat menghitung dan menentukan nilai median diameter,
koefisien sortasi, skewness dan kurtosis baik secara grafis
maupun matematis.
C. Dapat menginterpretasikan lokasi pengendapan dan setting
geologi berdasarkan nilai koefisien sortasi, skewness dan
kurtosis.
A. HULU
B. HILIR
Mess 10 Mess 20 Mess 100 Mess 200 Mess 500 %
4 -2
2 -1
Pasir
2 sangat 1.5 -0.5 335 21.26 39.35
kasar
1 0
0,5 1
Pasir
4 0.375 1.5 20 1,27 99,35
sedang
0,25 2
Pasir
5 0.1875 2.5 10 0,63 99,98
hallus
0,125 3
Pasir
6 sangat 0.09375 3.5
halus
0,0625 4 1575
Sortasi
𝜙84 − 𝜙16 𝜙95 − 𝜙5
𝜎= +
4 6.6
𝜎 = 1,3825
(Poorly Sorted)
Skewness
𝜙84+ϕ16−2(𝜙50) 𝜙95+𝜙5−2(𝜙50)
Sk = +
2(𝜙84−ϕ16) 2(𝜙84−ϕ16)
Sk = -0,35
(Strongly Coarsed Skewed)
Kurtosis
𝜙95−𝜙5
K=
2.44(𝜙75−𝜙25)
K = 1,114
Nilai
Diameter Phi Berat Frekuensi
tengah
No Jenis butir m.f m-x (m-x)2 f(m-x)2 (m-x)3 f(m-x)3 (m-x)4 f(m--x)4
(mm) (Φ) (m) (gr) (%)
0,0625 4
Pasir sangat
1 3.5
halus
0,125 3
2 Pasir halus 2.5 10 0.63 1.57 2.54 6.45 4.06 16.38 10.31 41.62 26.22
0,25 2
3 Pasir sedang 1.5 20 1.27 1.90 1.54 2.37 3.009 3.65 4.63 5.62 7.13
0,5 1
4 Pasir kasar 0.5 925 58.7 29.35 0.54 0.29 17.02 0.16 9.39 0.08 4.69
1 0
pasir sangat
5 -0.5 335 21,26 -10.63 -0.46 0.21 4.46 -0.097 -2.06 0.04 0.85
kasar
2 -1
6 Kerikil -1.5 285 18.09 -27.13 -1.46 2.13 38.53 -3.112 -56.29 4.54 82.12
4 -2
4 -2
.. 2 -1
Pasir sangat
2 1,5 -0.5 115 35,03 41,5
kasar
1 0
0,5 1
0,25 2
0,125 3
Pasir sangat
6 0.833 3.5
halus
0,0625 4 2626
2,5 0,57 1,425 2,458 6,042 3,443 14,85 8,464 36,505 20,807
1,5 0,99 1,485 1,458 2,126 2,104 3,099 3,068 4,519 4,473
0,5 56,93 28,47 0,458 0,21 11,955 0,096 5,465 0,044 2,504
2,5 99,99 4,165 2,29 5,709 -8,133 14,221 -12,284 35,338 -11,716
2.3 HULU C
Nilai
Diameter Phi Berat Frekuensi
Tengah
NNoo Jenis butir Beratkumulatif
(mm) (Φ) (m) (gr) (%)
4 -2
2 -1
1 0
0,5 1
0,25 2
0,125 3
Total
0,0625 4
: 1969
4 -2
2 -1
Pasir sangat
2 -0.5 115 6,39% 78,98
kasar
1 0
0,5 1
Pasir
4 1.5 76 4,22% 98.09
sedang
0,25 2
0,125 3
Pasir sangat
6 3.5
halus
0,0625 4
1799
2.5 HILIR B
Nilai
Diameter Phi Berat Frekuensi
Jenis tengah
No Berat kumulatif
butir
(mm) (Φ) (m) (gr) (%)
4 -2
2 -1
Pasir
2 sangat -0.5 25 10.19% 59.55
kasar
1 0
Pasir
3 0.5 895 36.57% 96.12
kasar
0,5 1
Pasir
4 1.5 55 2.24% 98.36
sedang
0,25 2
Pasir
5 2.5 41 1.67% 100.
hallus
0,125 3
Pasir
6 sangat 3.5
halus
0,0625 4 1362
4 -2
2 -1
1 0
0,5 1
0,25 2
0,125 3
Pasir sangat
6 0.09375 3.5
halus
Total
4 :
2,451
Berdasarkan data padata table tersebut dan pengukuran di kertas semilog,
ditemukan koefesien sortasi, skewness, dan kurtosisnya
Sortasi
𝜙84 − 𝜙16 𝜙95 − 𝜙5
𝜎= +
4 6.6
0,058 − (−3,12) 0,23 − (−3.26)
𝜎= +
4 6.6
𝜎 = 0.79 + 0.52
𝜎 = 1.31
(Poorly Sorted)
Skewness
𝜙84+ϕ16−2(𝜙50) 𝜙95+𝜙5−2(𝜙50)
Sk = +
2(𝜙84−ϕ16) 2(𝜙84−ϕ16)
1,338 5,43
Sk = +
7,24 −18.79
Sk = 0,184 + (−0,28)
Sk = −0.096
(Strongly Coarsed Skewed)
Kurtosis
𝜙95−𝜙5
K = 2.44(𝜙75−𝜙25)
−9,37
K= 7.29
K = −1,28
(Extremely LeptoCurtic)
TabelPerhitunganMatematis
Nilai
Diameter Phi Berat Frekuensi
tengah
No Jenis butir m.f m-x (m-x)2 f(m-x)2 (m-x)3 f(m-x)3 (m-x)4 f(m--x)4
(mm) (Φ) (m) (gr) (%)
0,0625 4
Pasir sangat
1 3.5
halus
0,125 3
2 Pasir halus 2.5 15 0,67 1,675 3,335 11,1225 7,451 37,09 24,85 123,7 82,88
0,25 2
3 Pasir sedang 1.5 40 1,78 2,67 2,335 5,4522 9,704 12,73 22,66 29,72 52,91
0,5 1
4 Pasir kasar 0.5 565 25,11 12,55 1,335 1,7822 44,75 2,379 59,74 3,176 79,75
1 0
pasir sangat
5 -0.5 190 8,9 -4,45 0,335 0,1122 0,998 0,0375 0,334 0,0125 0,112
kasar
2 -1
6 Kerikil -1.5 1440 64 -96 -0,665 0,4422 28,55 -0,294 -18,82 0,195 12,51
4 -2
SORTASI
𝜖𝑓.𝑚∅−𝑥 2 91,453
So = √ = √100.03 = 0.095 (Poor Sorted)
𝜖𝑓
SKEWNESS
𝜖𝑓.(𝑚∅−𝑥 3 88,764
Sk = = = 0.103 (Strongly Coarsed Skewed)
𝜖𝑓.𝑆𝑜 3 857
KURTOSIS
𝜖𝑓.(𝑚∅−𝑥)4 228,16
K= = = 28.02(Very LeptoKurtic)
𝜖𝑓.𝑆𝑜 4 8,14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Granulometri Bagian Hulu (Cara Grafis dan Cara Matematis)
Dari hasil perhitungan dengan cara grafis dan matematis ini, didapat nilai
dari parameter granulometri yaitu tampak ada perbedaan yang cukup terlihat
antara hasil perhitungan menggunakan cara grafis dengan cara matematis.
Nilai koefisien sortasi dengan cara grafis menunjukkan klasifikasi very
well sorted yang berarti proses sortasi didaerah hulu berjalan dengan baik yang
berarti menunjukkan tingkat keseragaman butir yang sangat baik dengan keadaan
tersebut bahwa arus yang terjadi di daerah hulu cukup tenang. Nilai skewness
untuk perhitungan cara grafis didapat hasil fine skewed. Dilihat dari diagram
batang dibawah ini menandakan bahwa nilai skewednya berharga negatif dimana
jumlah butir yang kasar lebih banyak dibanding dengan jumlah butir yang halus.
Tetapi hal ini berkebalikan dengan kurva skewed bahwa apabila butiran kasar
lebih dominan dibanding dengan butir halus berarti menunjukan harga yang
positif.
Pada bagian hulu titik A akan didapat data dari perhitungan berupa sortasi
yang buruk, skewnessnya Strongly Coarsed Skewed, dan kurtosis Extremely
Lepto Curtic. Lalu pada bagian hulu titik B ini didapat data yang kedua yaitu
memiliki sortasi yang baik, skewnessnya Strongly fine skewed, dan kurtosis
Platy Curtic. Dan Pada bagian hulu titik C ini didapat data yang ketiga yaitu
memiliki sortasi yang buruk, skewnessnya Strongly Coarsed Skewed, dan
kurtosis very platy kurtic. Berdasarkan hal tersebut dapat diinterpretasikan jika
daerah hulu tersebut memiliki sebaran butir yang tidak merata ukurannya karena
sortasinya yang buruk dan terdiri dari banyak material yang berukuran cukup
besar. Dapat dipengaruhi oleh transportasi dan kekuatan arus. Dimana material-
material yang berukuran cukup besar sudah tidak dapat tertransportasi oleh air.
Material ini dapat terbawa oleh arus yang cukup kuat pada bagian yang lebih atas.
bagian hulu jika dilihat dari tabel hjulstrom termasuk kedalam daerah terdeposisi
dimana nilai sortasi dilihat dari jumlah frekuensi terbesar yaitu berupa pasir sangat
kasar yang memakai mid point dari frekuensi.
Tabel hjulstrom hulu
Dari hasil perhitungan dengan cara grafis dan matematis ini, didapat
nilai dari parameter granulometri yaitu tampak ada perbedaan yang cukup
terlihat antara hasil perhitungan menggunakan cara grafis dengan cara
matematis.
Nilai koefisien sortasi dengan cara grafis menunjukkan klasifikasi very
well sorted yang berarti proses sortasi didaerah hulu berjalan dengan baik yang
berarti menunjukkan tingkat keseragaman butir yang sangat baik dengan
keadaan tersebut bahwa arus yang terjadi di daerah hulu cukup tenang. Nilai
skewness untuk perhitungan cara grafis didapat hasil coarse skewed. Dilihat
dari diagram batang dibawah ini menandakan bahwa nilai skewednya berharga
positif dimana jumlah butir yang halus lebih banyak dibanding dengan jumlah
butir yang kasar. Tetapi hal ini berkebalikan dengan kurva skewed bahwa
apabila butiran halus lebih dominan dibanding dengan butir kasar berarti
menunjukan harga yang negatif.
Hasil pada titik A lokasi hilir yaitu didominasi oleh kerikil dengan
jumlah yang sangat mencolok jika dilihat dengan butir yang lain. Dari
interpretasi kekuatan yang kuat dan stabil menyebabkan material krikil mampu
tertransportasi kemudian akan terendapkan pada lokasi titik A. Pada titik B
lokasi hilir yaitu didominasi oleh kerikil dan pasir kasar karena arus yang
terdapat pada lokasi B tidak sekuat arus pada lokasi A. Dan terakhir dilokasi C
didapatkan betuk material berupa pasir kasar dan kerikil dapat diinterpretasi
bahwa pada lokasi C arus sangat kuat karena dapat mengangkut dan
menyebabkan material besar.
Tabel hjulstrom hilir
Secara matematis pada bagian hilir jika dilihat dari tabel hjulstrom
termasuk kedalam daerah terdeposisi dimana nilai sortasi secara matematis
sebesar 0.1875 dilihat dari jumlah frekuensi terbesar yaitu berupa pasir halus
yang memakai mid point dari frekuensi. Hal tersebut dapat diketahui pada
daerah hulu ini memilki kecepatan aliran sungai sebesar 2cm/s.
4.1 Kesimpulan
A. Hulu
Berdasarkan perhitungan matematis didapat hasil poorly sorted
yang berarti proses sortasi berjalan buruk yang
mengindikasikan bahwa ukuran butir tidak seragam dengan
keadaan tersebut bahwa arus yang terjadi di daerah hulu deras
Pada daerah hulu jika dilihat dari tabel hjulstrom termasuk
kedalam daerah terdeposisi yang memilki kecepatan aliran
sungai.
B. Hilir
Berdasarkan perhitungan matematis didapat hasil poorly sorted
yang berarti proses sortasi berjalan buruk yang
mengindikasikan bahwa ukuran butir tidak seragam dengan
keadaan tersebut bahwa arus yang terjadi di daerah hulu deras.
Pada daerah hilir jika dilihat dari tabel hjulstrom termasuk
kedalam daerah terdeposisi yang memilki kecepatan aliran
sungai
4.2 Saran
Dalam perhitungan dapat memberikan kelonggaran untuk praktikan
bertanya
Menyampaikan materi lebih jelas lagi
Praktikan mengikuti aturan dari asisten