1.
1. Kesampaian Daerah
1.1.1 Alas Kobong
2.2.2. Stratigrafi
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan,
formasi penyusun daerah sangiran merupakan urutan
dari pengendapan syn-orogenic danpost-orogenic (proses
pengendapan bahan rombakan yang terjadi pada dan
setelah terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada
disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua.
(Wartono R, 2005)
Urutan Formasi yang menyusun daerah Sangiran adalah
Formasi Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro.
A. Formasi Kalibeng
Menurut Wartono R. (2005), formasi ini tersusun
atas batulempung gampingan abu-abuian kebiruan dan
napal dibagian bawah kemudian diikuti dengan
batugamping kalkarenit dan kalsidunit dibagian atas.
Batuan ini tersingkap pada daerah depresi di utara desa
C. Formasi Kabuh
Formasi ini berada di atas formasi pucangan di
mana pada lapisan paling bawah ini di temukan batu
gamping konglomeratan, pelapisan dari lapisan ini tidak
selalu menerus karena di temukan beberapa lensa yang
terputus seperti yang di temukan di daerah brangkal.Jika
di tinjau dari ketebalannya lapisan ini memiliki
ketebelan dari 0,5 m sampai dengan 3 m. Lapisan ini di
sebut juga dengan lapisan batas artau yang biasa di
sebut grenzbank (Koeningswald,1940)
lapisan
ini
membatasi formasi kabuh dengan formasi pucangan
yang ada di bawahnya. Lapisan ini tersusun atas
fragmen-fragmen yang membulat yang terdiri dari
kalsedon dan beberapa batuan lain yang telah mengalami
altersi hidrothermal (silifikasi), bercampur dengan
pelecypoda yang cangkangnya menebal dan membulat
karena adanya proses kalsifikasi dan tesemen secara
kuat.
Pada lapisan ini banyak ditemukan fosil
mamalia,
yang
terkenal
diantaranya
adalah
ditemukannya fosil Homo erectus. (Wartono R, 2005)
D. Formasi Notopuro
Formasi ini di sebut juga lapisan lahar atas,
terbentuk sebagai akibat adanya proses vulkanisme yang
ada di sekitar daerah tersebut. Pada formasi ini di
temukan Breksi, Konglomerat, yang mengandung
fragmen-fragmen yang berasal dari batuan beku yang
berukuran berangkal hingga bongkah. Di mana batuan
tersebut mengambang oleh masa dasar yang berasal dari
batu pasir dan batu lempung vulakanik. Formasi ini
jarang sekali ditemukan fosil. (Wartono R, 2005)
E. Endapan Mud Vulcano
(inflection line).
3.3 Sesar
Sesar adalah struktur rekahan yang telah
mengalami
perkembangan
pergeseran
maupun
pergerakan blok batuan yang tersesarkan. Sederhananya,
sesar merupakan patahan pada blok batuan yang
memiliki sifat pergeseran blok batuan yang terpatahkan,
sifat pergeserannya dapat bermacam-macam, mendatar,
miring (oblique), naik dan turun. Di dalam mempelajari
struktur sesar, disamping geometrinya yaitu, bentuk,
ukuran, arah dan polanya, yang penting juga untuk
diketahui adalah mekanisme pergerakannya. Ada
beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam
pengamatan sesar di lapangan. Data yang baik akan
diperoleh dengan memahami betul bagaimana data ini
akan diolah. Beberapa anatomi atau unsur-unsur yang
dapat diamati pada sesar adalah sebagai berikut:
Dalam analisis sesar digunakan data daru unsurunsur sesar yang diamati dilapangan, termasuk struktur
penyertanya. Berikut adalah beberapa contoh analisis
sesar beserta dengan struktur penyerta berupa gash
fracture, lipatan mikro (drag fold), striasi atau gores garis.
3.4 Kekar
Kekar adalah gejala yang umum terdapat pada
batuan. Kekar adalah bidang rekahan yang tidak
memperlihatkan adanya pergeseran yang berarti (bagian
masanya masih berhubungan/bergabung). Secara
kejadiannya (genetik), kekar dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu :
a. Kekar gerus (shear joint) : adalah rekahan yang bidangbidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk
saling bergeser (shearing). Beberapa referensi menyebut
tipe kekar gerus dengan sudut antar bidang lebih kurang
60O sebagai shear joint, dan kekar gerus dengan sudut
antar bidang lebih kurang 30o hybrid joint. Namun dalam
McClay (1987) menyatakan bahwa hybrid joint secara
genetik adalah perpaduan antara extension dan shear
joint yang menampakan pergerakan dari kedua kekar
tersebut, yaitu merenggang dan bergeser.
b. Kekar tarik (extention joint) : adalah rekahan yang
bidang-bidangnya
terbentuk
karena
adanya
kecenderungan untuk saling menarik (meregang).
Extension joint sendiri dapat dibedakan sebagai tension
joint yang bidang rekahnya searah dengan arah tegasan
utama, dan release joint yang terbentuk akibat hilangnya
atau pengurangan tekanan dan tegak lurus terhadap gaya
utama. Pembedaan kedua jenis kekar ini terutama
didasarkan pada sifatnya.
(a)
(b)
Gambar 15. Anatomi kekar (Fosen, 2010) b. Jenis kekar dalam
McClay (1987)
Kekar biasanya tersusun secara simetrical di dalam
sistem
lipatan
dan
sesar.Gambar
dibawah
akan
memperlihatkan jenis-jenis kekar yang ada pada batuan yang
terlipatan.