Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS MEKANISME PEMBENTUKAN DELTA DAN

KONDISI YANG MENDUKUNG TERBENTUKNYA DELTA DI


SUNGAI MAMBERAMO PAPUA
Aulia Sabria Damayani
21100115120007
auliasabria_d@yahoo.com
1

Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian atau analisis ini dilakukan di daerah sungai Mamberamo yang terletak di sebelah selatan Pegunungan Foja,
Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Kajian ini dilakukan agar lebih memahami tentang mekanisme pembentukan sebuah delta
dan faktor lingkungan yang mendukung terbentuknya delta. Bentuklahan delta adalah bentuklahan yang terbentuk akibat
suplai sedimen lebih banyak pada bagian pantai sedangkan pengaruh gelombang tidak terlalu dominan. Di dalam bentuklahan
delta ini terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembentukan delta tersebut. Dari faktor yang mendukung
pembentukan delta kemudian muncullah proses atau mekanisme pembentukan delta. Setelah terbentuk delta maka terdapat
beberapa unsur dasar dari delta tersebut seperti sungai, distributary chanel, delta plan, delta front dan prodelta. Dalam
pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme suplai sedimen di hilir sungai Memberamo dan mekanisme
pengendapannya di pantai sehingga dapat membentuk delta. Paper ini menggunakan metode kajian pustaka karena letak dari
lokasi yang jauh yaitu dengan sinkronisasi google earth yang ada, Jurnal ilmiah serta beberapa bacaan yang lainnya. Delta
Memberamo ini terbentuk karena adanya cekungan besar. Cekungan Mamberamo basin berperan sebagai tempat
penangkapan air ini memiliki luas 7,7 ribu hektar yang membentuk delta maberamo serta terhubung dengan cekungan
daratan dan beberapa danau alami. Salah satu dari sungai-sungai tersebut disebut Sungai Rombebay, yang dikelilingi oleh
perbukitan dan pegunungan. Pengangkatan dari cekungan tersebut berkisar antara 0 m asl pada bagian utara hingga 5.000 m
asl di bagian selatan cekungan. Delta Mamberamo terbentuk akibat sebuah fenomena alam dalam hal ini terbentuk karena
geomorfologi fluvial dari sedimen teresterial yang terdesposisi dan materi yang mengalir ke Danau Rombebai, lalu danau
&ndash danau kecil lainnya di daerah dataran rendah yang dialiri sungai hingga ke estuaria. Faktor yang mendukung
terbentuknya delta pada daerah sungai ini adalah terdapat cekungan yang besar, Iklim pada daerah tersebut dan sistem air di
sungai Mamberamo.
Kata kunci : Bentuklahan Delta, Unsur Delta, Mekanisme Pembentukan, Sungai Mamberamo

Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan pada daerah Sungai
Mamberamo yang terletak di sebelah selatan
Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.
Penelitian ini bertujuan untuk agar dapat
mengidentifikasi mekanisme pembentukan dari
bentuklahan delta serta unsur dasar delta yang berupa
suplai sedimen, distributry chanel, delta plain, delta
front dan pro delta serta menganalisis faktor yang
menyebabkan atau mendukung terbentuknya delta
pada daerah Sungai Mamberamo hingga proses yang
bekerja di dalamnya. Sungai Mamberamo ini Sumber
air sungai ini berasal dari pertemuan antara beberapa
anak sungai utama, yaitu Tariku,Van Daalen dan
Taritatu. Air lalu mengalir ke arah utara melalui
lembah Pegunungan Van Rees guna mencapai bagian

delta yang berawa dataran rendah. Sungai ini akhirn


ya bermuara di Samudra Pasifik di titik utara Tanjung
D'Urville. Di daerah hilir sungai terdapat dataran yang
yang berawa-rawa, dan di bagian tengah berupa
cekungan dataran tinggi yang luas. Curah hujan di
daerah aliran sungai Mamberamo dapat mencapai
5.600 mm/tahun. Sungai Mamberamo mempunyai
dua anak sungai utama, yaitu Sungai Rouffaer/
Tariku yang mengalir dari arah barat ke timur dan
Sungai Idenberg/Taritatu yang mengalir dari arah
timur ke barat. Panjang sungai sekitar 670 km dan
debit rata-rata tahunan 5,000 m3/detik. Sungai ini
memiliki dua kawasan lindung yang berada di
wilayah Mamberamo yakni Suaka Margasatwa
Sungai Rouffer dengan luas wilayah sekitar 310.000
Ha dan terletak pada ketinggian 200 m dpl, dan
Suaka Margasatwa Pegunungan Mamberamo

Foya dengan luas kawasan 1,108 juta Ha dengan


debit andalan rata rata 337,99 m/detik Sungai
tersebut mengalir ke utara menuju lembah yang
terbentang luas dan melintasi pegunungan Van Rees
sebelum sampai ke hilir sungai dengan topography
rendah dan berlumpur serta berbentuk delta.
Akhirnya, sungai tersebut berakhir di Samudra Pasifik
pada tanjung Poin DUrville.

ultramafik (kompleks ofiolit) dan batuan plutonik


berkomposisi mafik. Kelompok batuan ini
tersungkupkan dan terakrasikan di atas kerak kontinen
Australia karena bertumbukan dengan lempeng
pasifik. Keadaan ini membentuk pola pegunungan
kasar di daerah pegunungan tengah bagian utara. Jalur
ofiolit membantang kearah timur barat sejauh 400 km
dan lebih dari 50 km lebar (dow dan sukamto,1984).

Tinjauan Pustaka

Metodologi

Bentuklahan delta adalah bentuklahan yang


berbentuk tanah datar hasil pengendapan yang
dibentuk oleh sungai, muara sungai,dimana timbunan
sediment tersebut mengakibatkan propagradasi yang
tidak teratur padagaris pantai (Coleman, 1968; Scott
& Fischer, 1969). Delta terbentuk akibat adanya
suplai sedimen yang besar dan arus serta pasang surut
air laut tidak terlalu tinggi. Syarat terbentuknya delta
yaitu terdapat sungai yang menuju ke laut atau
danau, Lautnya dangkal, Gelombang atau arus laut
yang ada sangat kecil, Tidak ada gerakan tektonik
yang menyebabkan penurunan dasar laut atau danau
di tempatmuara sungai tersebut, Arus pasang surut
tidak kuat, Pantainya relatif landai. Untuk membentuk
sebuah delta terdapat usur yang harus ada yaitu
adanya sungai, distributry chanel, delta palin, delta
front dan prodelta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode


tinjauan pustaka yang berasal dari paper atau jurnal
ilmiah serta melakukan sinkronisasi terhadap
beberapa materi yang sudah di dapat dan berasal dari
peta yang di dapat dari Google Earth sehingga dapat
menginterpretasikan dengan keadaan yang sebenarnya
di lapangan. Setelah mengetahui dasar pemikirannya,
proses yang terjadi dan mensinkronasikan dengan
data sekunder seperti peta maka dapat diambil hasil
atau kesimpulaqn dari penelitian yang di lakukan ini.
Penelitian ini walaupun dilakukan hanya dengan
kajian pustaka namun referensi yang digunakan cukup
dapat dipertanggung jawabkan karena berasal dari
jurnal ilmiah maupun e-book. Ditambah juga dengan
beberapa artikel yang dirasa mendukung seperti
artikel yang berasal dari Badan Geologi atau lembaga
yang berkutat di bidangnya.

Geologi Regional

Deskripsi

Daerah Irian Jaya atau Papua Geologi Irian Jaya


terletak pada sekitar 13621 "14049" garis lintang dan
127 432 136 & rsquo 21 garis bujur dari provinsi
Papua. Di daerah Papua secara garis besar dibedakan
ke dalam tiga kelompok batuan penyusan utama yaitu:
(a) batuan kraton Australia; (b) batuan lempeng
pasifik; dan (c) batuan campuran dari kedua lempeng
Litologi yang terakhir ini batuan bentukan dari
orogenesa Melanesia. Batuan yang berasal dari kraton
Australia terutama tersusun oleh batuan alas, batuan
malihan berderajat rendah dan tinggi sebagian telah
diintrusi oleh batuan granit di sebelah barat, batuan ini
berumur palaezoikum akhir, secara selaras ditindih
oleh sedimen paparan mesozoikum dan batuan
sedimen yang lebih muda , batuan vulkanik dan
batuan malihan hingga tersier akhir. (dow, drr,1985).
Singkapan yang baik dan menerus dapat diamati
sepanjang daerah batas tepi. Utara dan pegunungan
tengah. Batuan lempeng pasifik umumnya lebih muda
dan tersusun terutama oleh batuan ultrabasa, tuf
berbutir halus dan batuan sedimen laut dalam yang
diduga berumur jura batuan mesozoikum lainnya
yang berasal dari kerak samudera seperti batuan

Morfologi
Sungai Mamberamo mempunyai panjang 870 km.
Arus Sungai Mamberamo cukup tenang pada bagian
tepinya namun sangat kuat di bagian tengahnya (dapat
mencapai kecepatan aliran 450 km/jam). Sungai
Mamberamo tersusun oleh endapan batuan sedimen
yang tebalnya mencapai ribuan meter serta terpotongpotong oleh struktur geologi yang rumit. Juga karena
masih dipengaruhi oleh tekanan tektonik aktif, di
beberapa tempat muncul fenomena alam berupa
keluarnya semburan lumpur dari dalam bumi
(mudvocano). Fenomena ini mudah dikenali dari
penampakan di lapangan yang jika diamati dari udara
bentuknya berupa kumpulan lumpur dan pasir
berwarna abu-abu berbentuk sirkuler dengan diameter
lebih dari 50 m yang muncul di tengah-tengah hutan
lebat. Ekosistem hutan yang terdapat di Mamberamo
Berdasarkan
jarak
pengangkatan
kawasan
Mamberamo terdiri dari lima formasi hutan. Formasi
hutan hutan tersebut antara lain High montane forests
letaknya diatas 4,000 m, Upper and lower montane

forest terletak di kisaran 1,000 &ndash 3,000 m, Hill


forest, terletak pada kisaran ketinggian100-1,000 m,
Lowland rain forest terletak pada kisaran ketinggian
0-100 m, dan Swamp forest dan formasi rawa lainnya
mencakup daerah yang luas mengakibatkan depresi
pada permukaan danau.
Pembahasan
Letak dari delta Mamberamo adalah pada aliran
sungai Mamnberamo yang terletak pada sebelah
selatan Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi
Papua. . Seperti pada umumnya, proses pembentukan
delta sungai Mamberamo juga dipengaruhi oleh faktor
iklim, kelerengan paparan, serta sistem air yang
bekerja. Iklim di sekitar sungai Mamberamo yaitu
memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan
terendah mencapai 600mm. Curah hujan tersebut
dicatat pada bagian utara lempeng yang memiliki
topografi yang datar. Curah hujan tertinggi mencapai
5,300mm tercatat di bagian pegunungan tepatnya di
bagian utara lempengan tersebut. Sementara itu curah
hujan minimal setiap bulan adalah 220 tercatat pada
bulan Oktober dan curah hujan maksimal setiap bulan
adalah lebih dari 300 terjadi pada bulan Maret
Kondisi ini menunjukkan bahwa perbedaan curah
hujan di setiap bulan sangat sedikit. Curah hujan
tahunan di daerah ini menciptakan sumber daya
energi yang berlimpah dan tidak ternilai harganya,
sejauh curah hujannya stabil setiap tahun. Kondisi
tropis di kawasan delta sungai Mamberamo. Seluruh
bagian hulu dan tengah sungai didominasi oleh
topografi pegunungan serta hutan hujan tropis.
Sementara itu, pada bagian hilir didominasi oleh
dataran rendah yang berlumpur. Dengan keadaan
iklim yang stabil pada tiap bulannya akan membantu
dalam proses pembentukan delta itu sendiri. Dengan
iklim atau curah hujan yang stabil akan membuat
suplai sedimen yang terangkut ke daerah pantai juga
stabil. Kemudian hal yang mendukung karena
gelombang air lautnya tidak terlalu tinggi sehingga
dapat menunjang terbentuknya delta. Selain itu
kondisi geografisnya yaitu berupa cekungan yang
besar pada pantai yang dapatb menampung suplai
sedimen dengan banyak. Cekungan Mamberamo
basin yang berperan sebagai tempat penangkapan air
ini memiliki luas 7,7 ribu hektar (delta terbesar di
Provinsi Papua) yang membentuk delta maberamo
serta terhubung dengan cekungan daratan dan
beberapa danau alami. Cekungan ini terbentuk akibat
pergerakan lempeng. Pergerakan lempengan ini yaitu
peregerakan dari tektonik New Guinea, Australia dan
Kawasan Pasifik. Dilihat dari geologi regional pada
daerah ini di susun oleh batuan campuran dari kedua

lempeng yaitu lempeng Australia dan Pasifik. Karena


letak dari delta yang berdekatan dengan pegunungan
Foja maka mendapat pengaruh juga terhadap litologi
yang ada. Permukaan geologi di sekitar pegunungan
Foja terbentuk dari batuan resistant, intusive plutonic
dan metamorphic. Batuan tersebut dikelilingi oleh
sedimen arenaceous atau argillaceous. Litologi pada
cekungan tersebut juga mendapat pengaruh. Litologi
di cekungan tersebut didominasi oleh batuan vulkanik
tua dan sedimen yang sudah memadat yang terdapat
di bagian Utara dan Selatan lempengan. Bentuk ini
dapat ditemukan di kampong Kwerba dan lokasi ini
dijadikan sebagai sampling. Batuan di kampung
tersebut memiliki sedikit rendah rembesan sementara
batuan kuarsa di kampung tersebut memiliki
rembesan yang tinggi. Di tengah & dash tengah
lempengan
Papasena
terletak
di
sedimen
tersemikonsulidasi dan membentuk lempeng hingga
batu koral denga tiingkat rembesan yang rendah.
Dabra memiliki sumber daya batuan igneous atau
metamorphic yang didominasi oleh granit, dionit,
gabro, schist, dan quartzite dengan tingkat rembesan
yang sangat rendah. Dengan adanya cekungan yang
besar dan kuat karena disusun oleh litologi dengan
tingkat keresistenan yang tinggi maka dapatr
menampung suplai sedimen dengan jumlah yang
besar, maka dari itu tidak heran dapat membentuk
delta. Hal penting lainnya yang mempengaruhi dari
pembentukan delta adalah sistem air di sungai
Mamberamo. Karena sistem air ini akan berpengaruh
pada mekanisme transportasi dari sedimen. Sistem
sungai Mamberamo yaitu sungai utama di lempeng
Mamberamo membentuk alphabet T aksara yang
terbentuk dari dua sungai besar, yakni sungai Tariku
(yang sebelumnya di sebut Sungai Rouffaer) pada
bagian barat dan mengalir kearah timur. Dan Sungai
Taritatu (sebelumnya disebut Sungai Idenburg) di
bagian timur serta mengalir secara merata kearah
barat. Kedua sungai tersebut bergabung kembali di
danau yang datar dan selanjutnya membentuk Sungai
Mamberamo. Sebelum mencapai dataran rendah,
sungai ini melintas di antara dua tebing (Pegunungan
Foja dan Van Rees) yang beberapa bagiannya dialiri
arus yang deras namun masih dapat dikendalikan.
Meskipun demikian, bagian yang terkenal dengan
arusnya yang deras berada di Batavia. Materiial
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai berupa
klastika batubara karena memang singai ini melewati
rawa-rawa ataupun danau yang menjadi tempat
pembentukan dari batubara. Selain klastika material
berupa rombakan batuan beku mengingat bagian hulu
sungai ini terdapat deretan pegunungan yang tentunya
akan memberikan pengaruh. Delta Mamberamo ini
berbentuk seperti kipas. Delta Mamberamo

merupakan kawasan yang unik di lempeng


Mamberamo. Bentang alam di Delta Mamberamo
arcuate or Fan-Delta Shape. Karakteristik Fan-Delta
cembung ke arah laut, membentuk perisai bundar,
mengalir landai dan tidak beraturan. Material terlarut
terserap, melintasi sungai lain dan dangkal. Maka
dapat dikatakan tipe dari delta Ekosistem pada daerah
aliran sungai ini sangat dipenuhi dengan kawasan
hutan. Hutan ini termasuk pada hutan hujan tropis
serta hutan konservasi serta hutan wisata. Pada daerah
ini juga terdapat hutan bakau. Delta Mamberamo ini
juga sangat mendapaty pengaruh dari samudera
Pasifik karena memang berbatasan langsung.
Sedangkan gelombang pada samudera pasifik
termasuk pada gelombang yang besar. Di samudera
pasifik sendiri sering terjadi badai yang sangat besar
dan merupakan Samudera daerah divergensi lempeng
samudera bergerak saling menjauh. Kemudian Sungai
Mamberamo mudah dikenal karena banyak
mempunyai kelokan (meander) serta danau tapal kuda
(oxbow lake) sebagai hasil perpindahan alur sungai.
Kedalaman sungai bisa mencapai lebih dari 10 m dan
debit airnya mampu mencapai 5.500 m/detik. Dari
debit air yang besar maka dapat membawa sedimen
yang besar pula. Delta sungai Mamberamo ini dapat
diklasifikasikan menurut Gallowy 1975 termasuk
delta yang wave dominated yang disebut tipe Lobate.
Dan klasifikasi menurut Fisher 1969 dapat
diklasifikasikan dalam Cuspate kaena wave
dominated.

(diakses pada Kamis 19 Mei 2016 pukul 23.00


WIB)
Lampiran

Gambar 1. Delta Mamberamo

Kesimpulan
Delta di sungai Mamberamo terbentuk akibat
adanya cekungan besar akibat aktivitas lempeng.
Cekungan ini akan menjadi tempat akumulasi
sedimen yang baik dari suplai sedimen oleh sungai
Mamberamo. Selain itu dipengaruhi oleh iklim dan
sistem air yang membentuk aliran sungai Mamberamo
itu sendiri. Delta Mamberamo terbentuk akibat sebuah
fenomena alam dalam hal ini terbentuk karena
geomorfologi fluvial dari sedimen teresterial yang
terdesposisi dan materi yang mengalir ke Danau
Rombebai, lalu danau &ndash danau kecil lainnya di
daerah dataran rendah yang dialiri sungai hingga ke
estuaria (bibir sungai berhubungan dengan laut).

Gambar 2. Geologi Regional Papua

Referensi

Ridha

Chairunnisa.2009.Karakteristik Daerah
Aliran Sungai Mamberamo Papua. Jakarta:
Geografi Universitas Indonesia.
http:// http://bapesdalh.papua.go.id/page/63/deltamamberamo-di-provinsi-papua-indonesia.htm

Gambar 3. Sungai Mamberamo

Anda mungkin juga menyukai