DAERAH 1
Gambar 1.1
Pembagian satuan geomorfologi pada daerah 1
1.1.1 Lembah Homoklin
Aspek yang digambarkan dari morfologi daerah ini adalah lembah yang
merupakan sayap antiklin. Pelamparan dari lembah homoklin ini tersebar
seluruhnya 30% dari daerah penelitian. Kelerengan dari lembah homoklin
(sayap antiklin) ini berkisar antara 0-55% dieluruh satuan lembah homoklin
dengan titik terendah 237 meter serta 150meter dan titik tertinggi 300
meter serta 200 meter sehingga beda tingginya adalah 62,5 meter dan50
meter.
Persebaran batuan yang ada pada satuan ini dibagian selatan peta adalah
Batugamping disisipi batugamping pasiran dan batugamping lempungan,
batu lempung dan batugamping, dengan sisipan batu pasir, batu lanau dan
kalkarenit,selang-seling napal, batupasir serta batulempungan dengan
sisipan batugamping pasiran sedangkan persebaran batuan dibagian utara
peta adalah Batugamping, abu keputihan, pasiran dan berlapis dan dibagian
alas dicirikan oleh Crycloclypeus annulatus dan lepidocyclina bagian
tengah mengandung napal. Selang-seling napal batupasir dan batulempung
dengan sisipan pasiran.
Morfogenesa aktif yang mempengaruhi satuan ini adalah homoklin
yang dimana awalnya satuan ini termasuk dalam satuan antiklin tetapi
akibat adanya erosi dari sungai sehingga jarak satuannya jauh dari pusat
antiklin sehingga disebut sebagai sayap antiklin.
Morfogenesa dinamis pada satuan ini juga berperan. Pola aliran yang
terbentuk pada satuan ini dibagian selatan peta adalah Paralel yang pola
alirannya memanjang dan sejajar. Serta dibagian utara peta ada juga pola
aliran Trellis yang dicirikan dengan pola aliran yang panjang-panjang
sehingga menyatu di sungai utama dan berbentuk seperti pola trail pagar.
1.1.2 Perbukitan Antiklin
Aspek yang digambarkan dari morfologi daerah ini adalah perbukitan.
Pelamparan dari perbukitan antiklin ini tersebar 33.9% dari luas daerah
penelitian. Kelerengan dari perbukitan antiklin ini berkisar antara 0-61%
dengan titik terendah 162.5 meter dan titik tertingginya 387.5 meter
sehingga beda tingginya adalah 225 meter.
Persebaran batuan yang ada pada satuan ini adalah Batulempung dan
batugamping, dengan sisipan batupasir, batulanau, dan kalkarenit. Selang
seling napal, batupasir dan batulempung dengan sisipan batugamping
pasiran
Morfogenesa aktif yang mempengaruhi satuan ini adalah antiklin yang
berada pada puncak ketinggiannya.
Morfogenesa dinamis pada satuan ini juga berperan. Pola aliran yang
terbentuk pada satuan ini adalah Paralel yang pola alirannya memanjang
dan sejajar. Serta ada juga pola aliran Dendtritik yang dicirikan seperti
percabangan pohon.
Gambar 1.2
Pembagian Pola Aliran pada Daerah 1
1.2.1 Pola Aliran Dendtritik
Pola aliran dendtritik yang berada dibagian barat peta memanjang
sampai ke utara peta. pola aliran dendtritik didalam peta ini dicirikan
dengan adanya pola aliran yang berbentuk seperti percabangan pohon dan
terlihat tidak beraturan.
Berdasarkan peta topografi dan pola aliran sungainya, dapat disimpulkan bahwa
stadia yang terjadi adalah stadia muda dan dewasa. Dimana pada stadia muda terjadi di
perbukitan antiklin yang dominan terdiri dari batugamping yang sulit ter-erosi dan
memiliki pola aliran paralel yang merupkan ciri dari perbukitan berlereng curam juga
memiliki pola aliran dendritik. sedangkan stadia dewasa yang dominan terdiri dari
batulempung, napal dan batugamping pasiran sehingga mudah sekali ter-erosi seperti
pada dataran lembah homoklin dibagian utara daerah penelitian.