TINJAUAN PUSTAKA terdapat filit mika, di daerah Taman Watuprahu juga dapat dijumpai beberapa singkapan batugamping nummulites
dan intrusi batuan beku. Dengan berkembangnya kawasan wisata Watuprahu, dapat membuka peluang usaha yang
Batuan tertua di Perbukitan Jiwo, Bayat merupakan batuan metamorf yang berderajat rendah dengan fasies dapat dilakukan oleh warga sekitar seperti membuka warung makan, menjadi jasa wisata, dan menyediakan sarana
greenschist seperti filit, sekis mika, sekis kalk-silikat, dan marmer dengan arah foliasi NE-SW (Warmada, bermain untuk anak-anak.
Sudarno, dan Wijanarko, 2008). Batuan tersebut merupakan basement dari sedimentasi yang berlangsung pada 1) Gambar 1. a. dan b. Bukit batugamping yang berada
di Kawah Putih Negeri Dongeng. c. Situs filit grafit
3) Gambar 3. a. Panorama sekitar
Gunung Jabalkat. b. Petilasan Sunan
Pandanaran di puncak Gunung
zaman Tersier (Warmada, Sudarno, dan Wijanarko, 2008). Berdasarkan dating umur sampel sekis dengan metode dan marmer di Jokotuo. Gambar merupakan hasil
Jabalkat. c. Salah satu toko industri
dari dokumentasi lapangan penelitian.
gerabah yang berkembang di
radiometri K-Ar yang dilakukan Prasetyadi (2007), batuan metamorf di daerah Perbukitan Jiwo memiliki umur Pagerjurang. d. Situs marmer dan
skarn di Pagerjurang. e. Situs
98 juta tahun yang lalu. serpentinit di Pagerjurang. Gambar
Sisi pandang sejarah geologi Perbukitan Jiwo, Bayat memiliki banyak pendapat yang berbeda yang 2) merupakan hasil dari dokumentasi
lapangan penelitian.
menimbulkan perdebatan. Hal yang menjadi perdebatan adalah status daerah Perbukitan Jiwo, Bayat yang
diragukan sebagai zona subduksi pada tenggara Sundaland berumur Kapur Awal yang menerus dari Luk Ulo,
Karangsambung. Setiawan, Osanai, dan Prasetyadi (2013) memperkirakan Perbukitan Jiwo merupakan zona
Gambar 2. a. Tempat bertapa Panembahan Menang 4)
Langse di Bukit Pertapan. b. Situs sekishijau dan
marmer di Desa Kebon. c. Salah satu gardu pandang
kompleks subduksi yang merupakan bagian dari subduksi berumur Kapur Awal berdasarkan kehadiran sekis biru
dan panorama sekitar Bukit Pertapan. d. Panorama
yang dijumpai di daerah Pagerjurang. Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Satyana (2014) yang dari Puncak Arjuna. Gambar merupakan hasil dari
dokumentasi lapangan penelitian.
menjelaskan bahwa Perbukitan Jiwo bukan merupakan kemenerusan dengan Komplek Luk Ulo yang merupakan
bagian dari subduksi berumur Kapur. Hal tersebut berdasarkan tidak adanya blok tektonik dari ofiolit, sedimen Gambar 4. a. Panorama dari puncak Gunung Pendul. b. Kondisi wisata di Taman Watuprahu. c.
Panorama dari puncak Bukit Cinta. d. Situs filit mika di Watuprahu. Gambar merupakan hasil dari
laut dalam seperti radiolaria dan rijang, serta tidak adanya mélange. dokumentasi lapangan penelitian.
METODE
KESIMPULAN
Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pengambilan data dan analisis data. Pada
tahap pengambilan data, dilakukan pengumpulan data sampel batuan metamorf melalui survey langsung di lima Sebanyak lima lokasi singkapan batuan metamorf pada empat daerah penelitian di Bayat telah dilakukan
pendataan dan dimasukkan ke dalam peta “Bayat Metamorphosites”. Singkapan-singkapan tersebut merupakan
titik lokasi singkapan pada empat daerah penelitian. Kemudian, dilakukan pencatatan koordinat dalam sistem
sebagian kecil dari keseluruhan singkapan batuan metamorf yang berada di Bayat. Dengan dibuatnya peta
UTM pada setiap lokasi singkapan. Selain pengumpulan data sampel batuan metamorf, juga dilakukan identifikasi
“Bayat Metamorphosites” yang didalamnya memuat informasi lokasi singkapan batuan metamorf diharapkan
geomorfologi pada daerah penelitian. Pada tahap analisis data, dilakukan deskripsi sampel batuan metamorf serta dapat menunjang kegiatan penelitian terkait keilmuan geologi di daerah tersebut.
analisis potensi geowisata dengan melihat morfologi daerah penelitian dan dipadukan dengan kondisi sosial, Selain terdapat informasi mengenai lokasi-lokasi singkapan batuan metamorf, peta “Bayat
ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar. Selain itu, juga dilakukan studi literatur mengenai geologi regional Metamorphosites” juga memuat titik-titik geowisata dan zonasi potensi geowisata yang sedang ataupun dapat
dikembangkan. Hal tersebut diharapkan mampu memperkenalkan pariwisata di Bayat yang mengangkat konsep
daerah penelitian dan pengembangan potensi geowisata untuk menunjang pembahasan topik penelitian.
geowisata dan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Konsep geowisata yang diangkat mencoba menyelaraskan antara fitur geologi yang ada dengan kondisi sosial,
PEMBAHASAN ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar. Dan pada akhirnya, upaya konservasi, terutama terhadap situs-situs
batuan metamorf, dapat dilakukan dengan baik melalui kegiatan yang edukatif dan interaktif dalam konsep
Setelah data berhasil dikumpulkan dan sampel batuan metamorf telah diidentifikasi, kemudian data koordinat geowisata di Bayat.
lokasi singkapan dimasukkan ke dalam peta “Bayat Metamorphosites”. Selain terdapat titik-titik lokasi
singkapan batuan metamorf, peta “Bayat Metamorphosites” juga terdapat titik-titik geowisata di sekitar lokasi
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.ugm.ac.id/274758/1/OGE-1_GEOWISATA%20PERBUKITAN%20JIWO%20%20UPAYA%20KONSERVASI%20W
singkapan batuan metamorf, akses jalur yang dapat ditempuh ke lokasi singkapan batuan metamorf, dan zonasi
ARISAN%20GEOLOGI%20BERUPA%20SITUS-SITUS%20BATUAN%20METAMORF.pdf
potensi geowisata yang dapat dikembangkan. Titik-titik lokasi singkapan batuan metamorf beserta akses jalur
menuju singkapan tersebut dapat mempermudah pencarian lokasi singkapan sehingga dapat menunjang kegiatan
penelitian seputar keilmuan geologi lebih lanjut.
Zonasi potensi geowisata merupakan pembagian zona atau daerah mengenai potensi dari aspek-aspek
OLEH
geowisata yang dapat dikembangkan dan didasarkan pada aspek kuantitatif, seperti interpretasi geomorfologi dan TRIVENNA A ORAT MANGUN
12.2016.1.00277
kondisi geologi, serta aspek kualitatif yang berkaitan dengan pemanfaatan dari morfologi suatu daerah dengan
menyesuaikan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar. TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA