Oleh
Team Lapangan
29 Oktober 2016
Daerah Mabapura Kecamatan Kota Maba, Teluk Buli Halmahera Timur disusun
oleh kompleks batuan Ultra basa, Gabro,Basal dan Diabas dengan penyebaran meliputi
daerah selatan dan utara. Batuan ultra basa terutama
erutama berupa serpentinit dan dunit yang
berperan penting sebagai pembawa nikel. Daerah
Da rah ini merupakan jalur yang dilalui sesar
naik yang memungkinkan naiknya
naik magna yang mengandung unsur nikel. Sehingga
struktur
uktur ini menjadi salah satu faktor
faktor penting dalam pembentukan cebakan bijih nikel
Secara horizontal penyebaran nikel tergantung dari arah aliran air tanah dan
sangat dipengaruhi oleh bentuk morfiloginya,
morfiloginya, di mana air tanah yang bergerak dari
pegunungan-pegunungan
pegunungan ke arah rah lereng dan air tanah pembawa Ni, Mg dan Si
mengalir di zona pelindihan. Ni akan terjebak pada tempat-tempat
tempat tempat terdapat banyak
rekahan dan lereng dengan kemiringan lereng relative landai – sedang merupakan
topografi yang ideal untuk terjdinya keseimbangan antara proses mekanik dan proses
kimia sehingga memberi kontribusi terhadap pengayaan nikel.
Dilihat dari letak geografis daerah Pulau Mabuli Mabapura termasuk ke dalam iklim
tropis, dicirikan dengan curah hujan yang tinggi dan suhu yang panas pada siang hari
yang dikarenakan derah dekat dengan garis pantai.
Vegetasi
Vegetasi yang dominan pada daerah penambangan pada Pit PT. Makmur Jaya Lestari
sangat bervariasi, dimana terdapat pembagian tipe komunitas vegetasi berdasarkan
perbedaan elevasi tempat tumbuh. Adapun komunitas
komu itas yang pertama adalah vegetasi
yang terdapat pada sepanjang garis pantai Pulau Malibu yaitu vegetasi mangrove dan
vegetasi hutan pantai, dengan tempat tumbuh berupa lumpur dan pasir, vegetasi yang
terdapat pada level ini ialah mangrove (bakau), pandan, kelapa, dan pohon nyamplung.
Mandala fisiografi
iografi Halmahera Timur terdiri dari pegunungan berlereng curam dengan
torehan sungai yang dalam dan bermorfologi karst. Morfologi pegunungan berlereng
curam merupakan cerminan batuan ultra basa, batuan sediment, serta batuan gunung
api Oligo-Miosen dan yang ng lebih tua. Morfologi karst terdapat pada daerah batu
gamping, baik yang berumur Paleosen-Eosen,
Paleosen Oligo-Miosen
Miosen maupun Miosen
Miosen-Paleosen.
Batuan sediment Miosen-Paleosen
Paleosen membentuk morfologi dengan perbukitan yang
relative lebih rendah dan lerengnya yang lebih
lebih landai daripada batuan yang lebih tua
Stratigrafi
- Satuan Batuan Ultra Basa (Ub) ini terdiri dari Batuan Serpentinit,, piroks
piroksenit dan
dunit. Dengan ciri
ri khas berwarna hitam kehijauan, getas, terbreksikan, mengandung
asbes dan garnerit. Pada satuan ini teramati batuan metasedimen dan rijang.
Posisinya terjepit diantara sesar di dalam batuan ultra basa. Adapun
Adapun satuan ini di
manakan sebagai formasi Watileo ( Bessho, 1994) dan hubungannya dengan
satuan batuan yang lebih muda berupa bidang ketidakselarasan atau berupa sesar.
- Satuan Batuan Beku Basa (Gb) ini terdiri dari batuan gabro piroksin, gabro
hornblende, dan gabro olivine, tersingkap di dalam kompleks satuan Batuan Ultra
Basa, adapun satuan batuan ini dinamakan seri wato-wato ( Bessho, 1994)
- Satuan Batuan Intermedite (Di) ini terdiri dari batuan diorite kursa dan diorite
hornblende, tersingkap juga dalam kompleks batuan ultra basa. Selain itu teramati
sejumlah retas andesit dan diorite yang tidak terpetakan, berhubungan dengan
kuarsa dan pirit di daerah Formasi Bacan.
Dari hasil visit site PT. Makmur Jaya Lestari pada tanggal 29 Oktober 2016
bersama KTT, menunjukan Pit Penambangan PT. MJL pernah melakukan kegiatan
produksi yang bekerja sama dengan PMA dari China, info yang team terima dari Team
MJL bahwa sebelum Peraturan menteri ESDM mengenai Pembatasan ekspor terbit,
MJL telah melakukan pengiriman cargo ke china dengan kadar Ni 1.6%-1.8% dan dan
cargo limonite (nikel dengan kandungan High Fe) sebanyak 10 Vessel.
Pit penambangan PT. MJL dibagi dalam 8 blok yang telah di hubungkan dengan
infrastruktur jalan hauling sepanjang +- 20 KM yang masih layak pakai. Kesiapan dalam
hal penambangan PT. MJL dapat dilihat dengan dengan lengkapnya Infrastruktur yang
berada dalam IUP OP PT. MJL. Terdapat dua Jetty muat dan stockpile di setiap jetty
dan fasilitas Mess Karyawan dan kantor yang cukup mewah. Dikarenakan cuaca yang
tidak bersahabat di darat dan di laut, saat visit site sehingga hanya salah satu jetty
yang bisa kami survey.
Fasilitas Jetty PT. MJL
Jetty 2 PT. MJL berada pada koordinat 0 48 25 LU dan 128 14 38 BT BT. Berada pada
sebelah timur dari blok Monoropo PT. Antam atau berjarak 2.80 Nmil ke jetty MJL
MJL. Pada
jetty ini terdapat dua pintu untuk loading tongkang dengan draft kedalaman antara 8
8-12
meter.
IUP OP PT. Makmur Jaya Lestari telah dilengkapi jalan hauling yang menghubungkan 8
blok pit penambangan dengan Stock pile dan jetty. Kondisi jalan hauling masih layak
pakai, hal ini dilihat dari material timbunan jalan yang digunakan sangat padat berupa
sirtu yang memang terdapat pada area Pulau Mabuli. Lebar jalan hauling PT. MJL + +-
12-14
14 M yang di lengkapi dengan jalur drainase.
Mess Karyawan dan Kantor PT. MJL terletak di desa Mabapura Kecamatan Kota Maba
atau berjarak +- 800 M dari Site Pulau Mabuli. Mess karyawan diperuntukan untuk
karyawan teknik dan non skill.
Litologi PT.MJL
Secara umum litologi daerah tambang jika dilihat dari penampang bukaan
tambang sebagaimana lazimnya zona laterit terdiri dari 3 zona utama yaitu zona Topsoil
(Didominasi iron cap high Fe),zona Limonit dan saprolite diikuti batuan dasar(Bed Rock)
Zona Laterit
a. Zona Top soil
Sebagaimana yang terlihat dari visual lapangan menunjukkan bahwa secara
umum daerah focus survey terutama zona atas berwarna coklat tua yang
didominasi oleh mineral mineral besi. Ketebalan rata rata topsoil antara 40-50
cm yang masih terpengaruh oleh akar akar tumbuhan.
b. Zona Limonit
c. Zona saprolite
Zona saprolite merupakan zona lapisan laterisasi yang mengandung kadar nikel (Ni)%
yang tinggi. Secara umum dari penampang litologi
litolo yang tersingkap
ngkap dilapang (pada foto
di atas) lapisan permukaan didominasi oleh besi oksidasi (iron capping) yang menyebar
secara homogen dengan ketebalan mencapai 50 cm, kemudian masuk pada zona
limonit dengan ketebalan 2 meter. Terlihat
T pada penampang zona saprolite berada
pada kedalaman 2 meter dengan ketebalan saprolit 6-7
6 meter dan terindikasi masih
menerus sampai zona bedrock.
bedrock Secara visual warna, material saprolit berwarna
merahan-kehijauan,
kehijauan, dengan tekstur material soft-medium
soft medium soft (rocky saprolit
saprolit) yang
ditemukan/terindentifikasi pada beberapa titik pengamatan yang menadakan tingkat
laterisasi nikel yang cukup baik.