Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi Kerja

2.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Wilayah konsesi PT. Timah Investasi Mineral dengan luas 300 hektar
berada pada area kecamatan Kabaena dan Kecamatan Kabaena Barat
Propinsi Sulawesi Tenggara Sulawesi tengah.Areal konsesi dibagi menjadi
tiga zona yaitu Desa Langkema, Desa Batuawu dan Desa Rahadopi. Secara
geografis, wilayah konsesi terletak antara 121o 49’ 49” BT dan 05o
15’ 59” LS.
Untuk dapat sampai ke wilayah yang dimaksud dapat ditempuh
dengan transportasi umum dan atau pribadi dengan rute :
 Jakarta – Makassar – Kendari : Dapat ditempuh dengan
menggunakan pesawat terbang kurang lebih 3 Jam.
 Kendari – Bombana : Ditempuh dengan menggunakan Kendaraan
umum atau pribadi selama kurang lebih 4 Jam.
 Bombana – Pulau Kabaena : Ditempuh dengan menggunakan Speed
Boat selama kurang lebih 90 Menit menuju pelabuhan Sikeli
 Pelabuhan Sikeli : menuju lokasi Penambangan PT. Timah Investasi
Mineral yang terletak dalam Kecamatan Kabaena Barat (± 2 Km) dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda
empat kearah Barat selama kurang lebih 10 Menit.

5
Sumber : PT. Timah Investasi Mineral
Gambar 2.1
Peta IUP Operasi Produksi pada PT. Timah Investasi Mineral

Sumber : PT. Timah Investasi Mineral


Gambar 2.2
Peta Lokasi Kesampaian Daerah

6
2.1.2 Keadaan Daerah
a. Penduduk
Secara umum penduduk yang bermukim didaerah IUP Operasi
Produksi PT. Timah investasi mineral secara sosial ekonomi  pulau
kabaena umumnya terdapat 2 mata pencaharian  yaitu sebagai nelayan
dan petani.  Penduduk Pulau Kabaena pesisir merupakan penduduk
migrasi yang didominasi oleh suku Makassar, Bugis, Selayar, Buton,
dan Bajo.  Mereka adalah  nelayan dan pedagang dengan hasil laut
berupa  ikan, kepiting dan rumput laut.
Di wilayah pegunugan dihuni oleh suku Moronene, suku asli
pulau kabaena yang bermata pencaharian sebagai petani dengan hasil 
berupa kelapa, kakao, cengkeh, gula merah dan kacang mente
sedangkan hasil ternak berupa sapi dan kambingdan terdapat sebagian
pegawai negeri.
Pada daerah ini juga terdapat kantor – kantor pemerintah berupa kantor
Desa, Kantor Kecamatan, Kantor Polisi ,koramil, Rumah sakit pembantu, serta
terdapat instansi pendidikan tingkat pertama dan Desa Temokole dan batuawu
merupakan Kota Kecamatan.

b. Morfologi Daerah Penyelidikan


1. Satuan Geomorfology Lereng Curam
Satuan ini menempati sebelah tenggara dari daerah eksplorasi
yang disusun oleh batuan ultrabasa dan gamping kuarsa yaitu
meliputi 10% dari louas area eksplorasi dengan slope/kemiringan
450 dan pada umumnya merupakan semak belukar dan hutan,
berada pada ketinggian 350 – 600 Mdpl. Kerapatan kontur
menandakan kemiringan lereng yang curam dengan arah
memanjang kea rah barat laut tenggara.
2. Satuan Geomorfology Lereng Sedang
Satuan ini menempatisebelah barat laut dan tenggaradaerah
eksplorasi yang meliputi 60% dari luas areal dengan kemiringan

7
250-300 dan pada umumnya merupakan perkebunan, hutan dan
semak belukar, dengan ketinggian 150 – 300 Mdpl. Terdapat aliran
sungai kering yang mengalir di tengah yang terisi air pada saat
hujan dengan kerapatan kontur sedang dengan arah memanjang
kearah barat tenggara mengikuti lereng bukit.
3. Satuan Geomorfology Lereng Landai
Satuan ini menempati sebelah barat daya daerah eksplorasi
yang meliputi 30% dari luas area eksplorasi dengan kemiringan 10
– 200 dan pada umumnya perkebunan dan semak belukar pada
ketinggian 100 – 150 Mdpl kerapatan kontur agak kurang dengan
arah memanjang kearah barat laut tenggara mengikuti lereng bukit.

2.2 Struktur Geologi

Struktur geologi yang dijumpai di blok Toshida terdiri dari perlipatan


dan sesar serta kekar, sebaran struktur geologi dapat dilihat pada peta
geologi. Perlipatan yang ada terdiri dari lipatan lemah dan lipatan
tertutup.Lipatan lemah kemiringan lapisannya landai kurang dari 30 derajat,
merupakan lipatan terbuka, berarah Baratdaya Timurlaut dengan sumbu
lipatan bergelombang.Lipatan tertutup kemiringan lapisannya agak tekak
sampai terbalik, sumbu lipatan secara umum berarah utara-Barat,
diperkirakan terbentuk pada kala Oligosen.
Secara umum keseluruhan sesar berarah Baratlaut-Tenggara berupa
sesar geser dan. Sesar tersebut diperkirakan terbentuk sejak Mezosokum.
Sesar Pali Korok merupakan sesar utama yang berarah Baratlaut-Tenggara
dan menunjukkan gerak mengiri. Diduga sesar masih aktif sampai sekarang
(Simandjuntak, 1991).
Kekar terdapat dalam hampir semua jenis batuan dan tampaknya
terjadi dalam beberapa priode. Perpaduan terjadi pada batuan yang berumur
Kapur sejalan dengan kegiatan tektonik di daerah tersebut.

8
Gambar 2.3
Peta Struktur Geologi.

2.3 Geologi Wilayah Sekitar

Berdasarkan peta geologi lembar kolaka, terdapat empat formasi yang


kemungkinan terdapat dilokasi eksplorasi daerah ini tersusun oleh batuan
yang dapat dikelompokkan dalam batuan mesozoikum dan kenozoikum.
Jenis batuan yang termasuk kelompokmesozoikum terdiri atas jenis batuan
hasburgit, basalt, dolerite, magnesit sedangkan batuan yang termasuk dalam
kenozoikum seperti konglomerat, batupasir, serpih dan kalkanerit.
Tektonik yang terjadi di Pulau Kabaena mulai dari kala Eosen sampai
Oligosen tektonik ini ini menyebabkan terjadinya sesar sesar naik yang
mempunyai arah naik yang mengarah relative ke barat – timur sampai
dengan kala miosen awal, tektonik ini berkembang terus menerus berupa
sesar sesar yang mengarah ke barat laut – tenggara dan timur laut,
selanjutnya pada kala pliopisto terjadi tektonik yang menyebabkan

9
pengangkatan, perlipatan dan tersesarkan batuan tersier, kemungkinan
tektonik ini menerus sampai sekarang.

Gambar 2.4
Peta Lithology Lokasi IUP dan Sekitarnya
Pada sesar – sesar batuan yang mengarah ke barat laut dan tenggara
yang membentuk bukit bukit dengan ketinggian sekitar 50 – 150 m dari
permukaan laut.
Batuan induk biji besi nikel adalah batuan peridotite menurut
vinogradov batuan ultrabasa rata – rata mempunyai kandungan nikel 0.2%
unsure ni tersebut terdapat dalam kisi – kisi Kristal mineral olivium dan
piroksin.
Muatan iron yang hamper bersamaan diantara unsure – unsure
tersebut pada pelapukan kimia khususnya air tanah yang kaya akan CO2
berasal dari udaradan pembusukan tumbuh tumbuhan menguraikan mineral
mineral yang tidak stabil seperti ( olivium dan piroksin ) pada batuan
ultrabasa menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut, Si cenderung membentuk
koloid dari partikel partikel silica yang sangat halus. Di dalam larutan Fe

10
teroksidasi dan mengendap sebagai ferry-hydroksida akhirnya membentuk
mineral mineral seperti goethite, limonite, dan hematite dekat permukaan.
Bersama mineral mineral ini selalu ikut serta unsure Cobalth dalam
jumlah relative lebih kecil.Larutan yang mengandung Mg, Ni dan Si terus
menerus kebawah selama larutannya bersifat asam, hingga pada suatu
kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah
dan batuan, membentuk endapan Hydrosilikat.
Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan
komposisi yang berfariasi tersebut akan mengendap pada celah – celah atau
rekahan – rekahan yang dikenal dengan urat – urat garneritdan krisopras,
sedangkan residunya akan membentuk suatu unsure lainnya seperti Ca dan
Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas
pelapukan dan diendapkan sebagai dolomite, magnesit yang biasa mengisi
celah – celah atau rekahan pada batuan induk.

11

Anda mungkin juga menyukai