Anda di halaman 1dari 9

VISI DAN MISI

PT. Tambang Bumi Sulawesi selaku pemegang IUP Operasi Produksi bjih Nikel menjadi

perusahaan yang handal dan professional dalam menjalankan kegiatan usaha

pertambangan dan akan tumbuh secara menguntungkan sebagai penghasil bijih nikel

yang dapat diandalkan.

TUJUAN UTAMA

1. Memberikan keuntungan yang berkesinambungan dan kompetitif bagi pemegang

saham melalui kegiatan produksi bijih nikel yang menguntungkan.

2. Mengoperasikan lingkungan kerja yang aman dan sehat mencerminkan

pemeliharaan lingkungan yang bertanggungjawab

3. Secara aktif berkomunikasi dengan para pihak, termasuk pemegang saham,

karyawan, masyarakat sekitar, pemerintah, pelanggan dan pemasok, untuk

memastikan hubungan baik yang berkelanjutan.

ENAMBANGAN DAN RENCANA PRODUKSI

Rencana penambangan yang akan dilakukan adalah sistem tambang terbuka (open pit)

dengan cara melakukan pengupasan tanah penutup (overburden) dan penempatan top

soil di area waste dump secara teratur dan penggalian bijih nikel dengan menggunakan

alat berat berupa excavator atau buldozer kemudian diangkut ke Stock Pile dengan

menggunakan Dump Truck.


Pengawasan kadar akan dilakukan secara ketat oleh Quality Control baik dari front

tambang sampai penempatan bijih di area Stock Pile serta secara kontinyu melakukan

pengambilan sample untuk mengontrol grade dan melakukan blending ore dengan

metode yang tepat sehingga kadar yang diinginkan dapat tercapai.

Guna menjaga kestabilan lereng tambang dibuat teras (bench) agar lereng tidak mudah

longsor akibat pengaruh hujan/air dan pembebanan yang dialami lereng. Sistem

pengeringan tambang (drainage) dilakukan dengan parit dan pompa untuk mengalirkan

air keluar tambang dan sedimentasin akan terkenadali melaui sump serta settling pond.

Target produksi PT. Tambang Bumi Sulawesi sebesar 600.000 ton/tahun atau setara

dengan 50.000 ton/bulan dalam bentuk ore raw material.

Penambangan bijih nikel disusun dengan urutan pekerjaan seperti berikut (bagan alir

penambangan :
Gambar 3. Alir Penambangan bijih nikel

OB ditumpuk Bijih Nikel dari Dikembalikan


tambang setelah
Di Lok. Pembuangan OB
penambangan

Kadar rendah
Pengangkutan ke
menjadi OB
Stock Pile dan
bijih dibuang
Blending

Pengangkutan ke
Pelabuahan

Pengapalan

Perijinan
Hak pengelolaan bahan galian Nikel PT. Tambang Bumi Sulawesi yang terletak
di Desa Batuawu, Desa Puununu dan Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan
Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi

Lokasi Kesampaian Daerah


PT. Tambang Bumi Sulawesi secara administrasi terletak pada wilayah Pulau
Kabaena Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi
Tenggara. Adapun desa-desa yang masuk ke dalam wilayah IUP Operasi Produksi PT.
Tambang Bumi Sulawesi antara lain Desa Batuawu, Desa Pu’ununu dan Desa
Pongkalaero.
Untuk sampai ke lokasi IUP Operasi Produksi PT. Tambang Bumi Sulawesi dapat
dilakukan melalui pesawat udara dari Jakarta ke Kota Kendari, Ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan waktu tempuh yang digunakan ± 2 jam kemudian dilanjutkan
menggunakan perjalanan darat dengan rute Kota Kendari melewati Kabupaten Konawe
Selatan ke Kabupaten Bombana dengan waktu tempuh ± 3,5 jam, setelah itu dilanjutkan
dengan menggunakan perjalanan laut menuju Pulau Kabaena yaitu Kecamatan Kabaena
Barat (Pelabuhan Sikeli) dengan waktu tempuh ± 5 jam, dari Kecamatan Kabaena Barat
akan dilakukan perjalan menggunakan jalur darat menuju ke Wilayah IUP Eksplorasi PT.
Tambang Bumi Sulawesi yang tepatnya berada pada wilayah Kecamatan Kabaena
Selatan dengan waktu tempuh yang digunakan ± 1 jam.

IUP PT.TBS

Gbr. Lokasi Kesampaian Daerah


Penyelidikan Terdahulu
Secara umum daerah penyelidikan termasuk didalam Peta Geologi Lembar
Kolaka, Sulawesi skala 1: 250.000, laporan geologi sebelumnya dari daerah ini didapat
dari Dieckman dan Julius (1924). De Rover (1929, 1956), Bothe dan Hetzel (1944),
Bauman dan Sigal (1970) serta Kartaadipoetra dan Sudiro (1973).

Geologi Regional
Secara geologi regional, P. Sulawesi terletak pertemuan tiga lempeng yang
aktif bertubrukan: Lempeng Benua Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng
Samudera Pasifik.
Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara ditempai oleh berbagai batuan yang
berasal dari tiga mendala geologi (Mandala Sulawesi Tengah, Mandala Sulawesi
Timur, dan Mandala Benua Renik). Mandala Sulawesi Tengah berada di bagian barat
Lengan Tenggara Sulawesi, yang berisikan batuan metamorf, merupakan alas dari
batuan Mesozoikum dari Mendala Benua Renik. Dengan demikian di wilayah Propinsi
Sulawesi Tenggara hanya ada dua mendala geologi, yakni Mendala Benua Renik
dan Mendala Sulawesi Timur. Selanjutnya kedua himpunan batuan dari kedua
mendala itu ditindih oleh batuan sedimen Tersier dari Molasa Sulawesi (Gambar A.1
Peta Geologi Lengan Tenggara Sulawesi).
Gambar A.1.Peta Geologi Regional Kabupaten. Bombana (Dinas Energi dan
Sumber daya Mineral Propinsi Sulawesi Tenggara, tahun 2005)
Susunan dan tataan satuan batuan daerah penyelidikan berdasarkan hasil
penyelidikan sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Mandala Sulawesi Timur.


Batuan asal samudra pembentuk Mandala Sulawesi Timur, menyebar di
bagian timurutara Lengan Tenggara dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, P. Wowonii
dan Pulau Kabaena serta sedikit di Pulau Buton. Batuannya terdiri dari dunit,
harzburgit, leherzolit, pyroksinit, serpentinit dan mikrogabro serta basalt. Setempat
batuan tersebut ditindih oleh batugamping dan/atau rijang laut dalam berwarna
merah. Umur dari ofiolit di Sulawesi Tenggara ini Kapur Akhir - Oligosen.
b. Mandala Benua Renik.
Sebutan Mandala Benua Renik diberikan pada sekumpulan batuan asal
benua yang berukuran kecil. Batuan asal benua terdiri atas batuan malihan
berderajad rendah yang diterobos batuan granitan, ditintih oleh batuan sedimen
klastik dan karbonat Mesozoikum.
Batuan malihan dan granitan dipercaya sebagai batuan alas dari endapan
sedimen Mesozoikum. Semula endapan Mesozoikum berupa sedimen klastik
(Formasi Tinala dan Formasi Meluhu) yang berumur Trias, kemudian kearah atas
ditindih batuan sedimen karbonat (Formasi Masiku dan Formasi Tetambahu).
Sedimen Mesozoikum ini ditindih takselaras oleh batuan karbonat laut dangkal dari
Formasi Tampakura.

c. Molasa Sulawesi.
Batuan ofiolit yang bergerak ke tenggara bertabrakan dengan kepingan benua
di Sulawesi Tenggara pada akhir Oligosen. Proses trabrakan ini berlangsung terus
sampai Miosen Tengah. Setelah proses tabrakan itu terhenti, proses perenggangan
membentuk cekungan sedimen yang luas. Pada cekungan tersebut terjadi dan
terendapkan Molasa Sulawesi.
Batuan penyusun Molasa Sulawesi ini bervareasi mulai klastik berukuran
kasar-halus sampai batuan karbonat laut dangkal. Batuan iniduk dari Molasa
Sulawesi berasal dari batuan ofiolit dan batuan asal benua.

Geologi Daerah Penyelidikan


Susunan dan tataan satuan batuan daerah penyelidikan berdasarkan hasil
penyelidikan bahwa terdapat 3 satuan batuan yang terdiri dari satuan Batuan Beku
Ultrabasa yang batuannya terdiri dari dunit, harzburgit, leherzolit, pyroksinit, serpentinit
dan mikrogabro serta basalt. Satuan Endapan permukaan dan Batuan Sedimen yang
tersusun atas endapan alluvium, konglomerat, batupasir, batulanau, lempung pasiran
serta Satuan batuan metamorf yang terdiri dari kuarsit, filit, sekis mika

Anda mungkin juga menyukai