PT. Tambang Bumi Sulawesi selaku pemegang IUP Operasi Produksi bjih Nikel menjadi
pertambangan dan akan tumbuh secara menguntungkan sebagai penghasil bijih nikel
TUJUAN UTAMA
Rencana penambangan yang akan dilakukan adalah sistem tambang terbuka (open pit)
dengan cara melakukan pengupasan tanah penutup (overburden) dan penempatan top
soil di area waste dump secara teratur dan penggalian bijih nikel dengan menggunakan
alat berat berupa excavator atau buldozer kemudian diangkut ke Stock Pile dengan
tambang sampai penempatan bijih di area Stock Pile serta secara kontinyu melakukan
pengambilan sample untuk mengontrol grade dan melakukan blending ore dengan
Guna menjaga kestabilan lereng tambang dibuat teras (bench) agar lereng tidak mudah
longsor akibat pengaruh hujan/air dan pembebanan yang dialami lereng. Sistem
pengeringan tambang (drainage) dilakukan dengan parit dan pompa untuk mengalirkan
air keluar tambang dan sedimentasin akan terkenadali melaui sump serta settling pond.
Target produksi PT. Tambang Bumi Sulawesi sebesar 600.000 ton/tahun atau setara
Penambangan bijih nikel disusun dengan urutan pekerjaan seperti berikut (bagan alir
penambangan :
Gambar 3. Alir Penambangan bijih nikel
Kadar rendah
Pengangkutan ke
menjadi OB
Stock Pile dan
bijih dibuang
Blending
Pengangkutan ke
Pelabuahan
Pengapalan
Perijinan
Hak pengelolaan bahan galian Nikel PT. Tambang Bumi Sulawesi yang terletak
di Desa Batuawu, Desa Puununu dan Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan
Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi
IUP PT.TBS
Geologi Regional
Secara geologi regional, P. Sulawesi terletak pertemuan tiga lempeng yang
aktif bertubrukan: Lempeng Benua Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng
Samudera Pasifik.
Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara ditempai oleh berbagai batuan yang
berasal dari tiga mendala geologi (Mandala Sulawesi Tengah, Mandala Sulawesi
Timur, dan Mandala Benua Renik). Mandala Sulawesi Tengah berada di bagian barat
Lengan Tenggara Sulawesi, yang berisikan batuan metamorf, merupakan alas dari
batuan Mesozoikum dari Mendala Benua Renik. Dengan demikian di wilayah Propinsi
Sulawesi Tenggara hanya ada dua mendala geologi, yakni Mendala Benua Renik
dan Mendala Sulawesi Timur. Selanjutnya kedua himpunan batuan dari kedua
mendala itu ditindih oleh batuan sedimen Tersier dari Molasa Sulawesi (Gambar A.1
Peta Geologi Lengan Tenggara Sulawesi).
Gambar A.1.Peta Geologi Regional Kabupaten. Bombana (Dinas Energi dan
Sumber daya Mineral Propinsi Sulawesi Tenggara, tahun 2005)
Susunan dan tataan satuan batuan daerah penyelidikan berdasarkan hasil
penyelidikan sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
c. Molasa Sulawesi.
Batuan ofiolit yang bergerak ke tenggara bertabrakan dengan kepingan benua
di Sulawesi Tenggara pada akhir Oligosen. Proses trabrakan ini berlangsung terus
sampai Miosen Tengah. Setelah proses tabrakan itu terhenti, proses perenggangan
membentuk cekungan sedimen yang luas. Pada cekungan tersebut terjadi dan
terendapkan Molasa Sulawesi.
Batuan penyusun Molasa Sulawesi ini bervareasi mulai klastik berukuran
kasar-halus sampai batuan karbonat laut dangkal. Batuan iniduk dari Molasa
Sulawesi berasal dari batuan ofiolit dan batuan asal benua.