Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR DESA


JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA

Oleh :

Syaiful Huda Anshori


NIM. 110500095

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
2014
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapang Budidaya Tanaman Kelapa Sawit di


PT. Budi Duta Agromakmur Desa Jahab Kecamatan Tenggarong
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

Nama :
Syaiful Huda Anshori
NIM
110500095
:
Manajemen Perkebunan
jurusan :
Progam studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Dosen pembimbing Penguji I, Penguji II,

Rusmini, SP, MP Jamaluddin, SP. M. Si Nip. Nur Hidayat., SP. M. Sc Nip.


Nip. 198111302008122202 197206122001121003 197210252001121001

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat., SP. M. Sc Nip.


197210252001121001

Lulus ujian pada tanggal.......................2014


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas

selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Budiduta Agromakmur, Desa Jahab, Kecamatan

Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan timur hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari

peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Rusmini SP, MP selaku dosen pembimbing PKL.

2. Bapak Jamaludin, SP, M. Si selaku dosen penguji I PKL.

3. Bapak Nur Hidayat., SP, M. Sc selaku dosen penguji lI dan selaku Ketua Program Studi

Budidaya Tanaman Perkebunan.


4. Bapak Saptanto Puguh Wardoyo selaku Pimpinan PT. Budi Duta Agromakmur.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

6. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama

ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

kekurangan, namun semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis,

Kampus Sungai Keledang 2014


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Hasil yang Diharapkan 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


A. Tinjauan Umum Perusahaan 4
B. Manajemen Perusahaan 5
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG


A. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)
1. Penunasan 7
2. Pemupukan 9
3. Pengendalian gulma secara kimia 11
4. Perawatan gawangan 12
5. Perawatan jalan dan jembatan 13
B. Panen dan Pengangkutan
1. Panen 15
2. Pengangkutan 17

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 20
B. Saran 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
No. Halaman

1. Peta PT. Budi Duta Agromakmur 23

2. Struktur organisasi PT. Budi Duta Agromakmur 24

3. Dokumentasi kegiatan Praktek Kerja Lapang 25


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun

1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh

PTP VI. Sampai saat ini (tahun 2012) luas areal kelapa sawit baru mencapai

961.802 Ha yang terdiri dari 226.765 Ha sebagai tanaman plasma / rakyat, 17.237

Ha milik BUMN sebagai inti dan 717.825 Ha milik Perkebunan Besar Swasta.

Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 5.734.464 ton atau setara

dengan 1.032.204 ton CPO (Crude Palm Oil) pada tahun 2012. Dari sejumlah

perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin pencadangan (ijin

lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang

luas baru sebanyak ± 330 perusahaan.

Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di

Kabupaten Paser yang meliputi Kecamatan Kuaro, Long Ikis, Long Kali, Paser

Belengkong dan Tanah Grogot, Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Waru

dan Penajam), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Kembang Janggut,

Kenohan dan Kota Bangun), Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Muara Wahau,

Kaliorang, Kongbeng), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Tanjung Isuy, Bongan),

Kabupaten Berau (Kecamatan Tanjung Redeb, Talisayan, Lempake, Batu Putih),

Kabupaten Nunukan (Kecamatan Nunukan, Lumbis dan Sebuku) sedangkan

beberapa kecamatan lainnya masih dalam luasan terbatas (Anonim, 2013).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan

kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM)


2

yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal

tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek

Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para mahasiswa lulusannya

memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya tanaman perkebunan

nantinya.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat lebih mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit.

2. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara penggunaan alat-alat dan bahan

yang digunakan di lapangan.

3. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan

dan praktek langsung di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

antara lain :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mampu secara teknis melakukan

kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan.

2. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil

untuk di lapangan nantinya untuk penggunaan alat dan bahan dan prosedur

kerja.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil, mempunyai kedisiplinan dalam melakukan

pekerjaan.
3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Lokasi perkebunan karet dan kelapa sawit PT. Budi Duta Agromakmur

pada mulanya adalah lahan perkebunan karet dan kakao yang dibudidayakan oleh

PT. Hasfram Product Ltd yang beroprasi sejak tahun 1976 memiliki luasan 5.520

ha untuk perkebunan kakao dan karet 5.000 ha di Kecamatan Tenggarong dan Loa

Kulu Kabupaten Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur.

Luasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Hasfram Product Ltd adalah seluas

11.913 ha dari luasan tersebut, 2.663 ha diantaranya diokupasi oleh masyarakat.

Berdasarkan SK BPN No.1/HGU/BPN/1992, PT. Hasfram Product Ltd akhirnya

mendapat ganti rugi atas tanah tersebut seluas 3.215,4 ha.

Pada tanggal 28 Mei 2007 PT. Budi Duta Agromakmur mengajukan

mengajukan permohonan izin untuk usaha budidaya perkebunan. Pada tanggal 10

Agustus 2007 keluarlah SK Bupati Kutai Karta Negara Nomor : 503/54/SK-

DISBUN KUKAR/VIII/2007 dengan perubahan nama PT. Hasfram Product Ltd

menjadi PT. Budi Duta Agromakmur serta perubahan jenis tanaman komoditi

coklat ke komoditi kelapa sawit, sesuai dengan SK Dinas Perkebunan Kutai

Kartanegara No : 504/221/kpts-Disbun Kukar/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004.

Berdasarkan SK Bupati Kutai Kartanegara nomor : 503/54/SK- DISBUN

KUKAR/VI/2009 mengenai pemberian izin perubahan luas lahan dan jenis

tanaman sprayerada PT. Budi Duta Agromakmur dengan luas tanaman karet

13.614,66 Ha dan luas tanaman kelapa sawit 1.512,74 ha.


4

Setelah perpanjangan HGU maka luas perkebunan karet seluas 11.333 ha dan

perkebunan kelapa sawit yang akan di budidayakan adalah 1.512,74 ha. PT.Budi

Duta Agromakmur berlokasi di Desa jahab, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten

Kutai Kartanegara dengan total luasan areal 12.845,74 ha.

Untuk memperjelas gambar lokasi perusahaan dapat dilihat pada

Lampiran1.

B. Struktur manajemen kebun di PT. Budi Duta Agromakmur

1. Plantation Manager

Salah satu fungsi manager adalah memberikan motifasi kepada

bawahannya. Dengan demikian motivasi yang benar maka bawahannya akan

bersemangat dalam pencapaian prestasi memproleh hasil kerja. Tugas pokok

seorang manager adalah menggerakkan serta mengkordinasi man, money,

methode, manchine, dan market, yang meliput perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan bertanggung jawab terhadap kinerja suatu perusahaan.

2. Asisten Kebun

Asisten kebun bertugas membantu asisten kepala dalam mengelola

divisinya untuk mengoptimalkan petensi tanaman terutama dalam mencapai

produksi sesuai dengan target perusahaan.

3. Mandor Wilayah

Mandor wilayah bertugas membantu asisten untuk mengawasi dan

memberikan arahan kepada para pekerja dalam kegiatan yang dilakukan di

lapangan.
4. Karyawan Harian Tetap (KHT)

Karyawan yang berstatus resmi atau tetap yang mendapat tunjangan

hidup.

5. Karyawan BHL (Buruh Harian Lepas)

Karyawan yang berstatus ketenaga kerjanya tidak terikat dengan kontrak kerja

atau perjanjian kerja lainnya.

Untuk memperjelas susunan manajemen perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 2.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di PT. Budiduta Agromakmur

Desa : Jahab

Kecamatan : Tenggarong

Kabupaten : Kutai Kartanegara

Provinsi : Kalimantan Timur

Kegiatannya praktek kerja lapang (PKL) dimulai pada tanggal 03 Maret

2014 sampai dengan pada tanggal 03 Mei 2014.


6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perawatan tanaman menghasilkan (TM)

1. Pemangkasan

Pemangkasan daun pada kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh

pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta

memudahkan pamanenan (Setyamidjaja, 2006)

a. Tujuan pemangkasan adalah sebagai berikut :

1) Menjaga keseimbangan pohon

2) Memudahkan penyerbukan

3) Memudahkan penilaian kematangan buah

4) Memudahkan saat melakukan pamanenan

5) Memudahkan masuknya penyinaran matahari untuk melakukan

fotosintesis

b. Dasar teori

Pengertian dari pemangkasan atau disebut juga penunasan yaitu

proses pembuangan daun-daun tua atau yang tidak produktif pada

tanaman salah satunya adalah kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya

tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi

penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan

ke areal perkebunan.

Pemangkasan pada tanaman kelapa sawit dilakukan sejak pada

tanaman belum menghasilkan dan diteruskan hingga tanaman sudah

menghasilkan dengan tujuan untuk mempengaruhi produksi dari kelapa

sawit tersebut. Pemangkasan daun juga dapat


7

mengurangi bahaya pohon tumbang karena tiupan angin (Pahan,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : egrek, dodos, parang

Bahan : pelepah yang sudah tidak produktif dan melebihi songgo 2

d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat dan bahan

2) Menentukan blok yang akan dilakukan pemangkasan

3) Memotong pelepah yang sudah tidak produktif

4) Memotong pelepah harus rapat dengan batang pohon dan maksimal

menyisakan 32 sampai 40 pelepah saja, (berdasarkan Standart

Operational Product perusahaan)

5) Pelepah yang sudah selesai dipangkas harus disusun di jalur pelepah

atau jalur kotor

e. Hasil kerja

Mahasiswa selama melakukan pengawasan penunasan dengan

karyawan berhasil menyelesaikan penunasan yaitu 2 ha, pekerja melakukan

penunasan dari pagi sampai siang hari.

f. Pembahasan

Kegiatan penunasan bertujuan untuk memudahkan pekerjaan

potong buah dan menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang.

Proses pemotongan pelepah atau pemangkasan di lapangan berbeda dengan

teori, di dalam teori mengharuskan menyisakan pelepah sebanyak 52, dan

saat melakukan pemangkasan di


lapangan, hanya menyisakan sebanyak 30 sampai 42 pelepah mengikuti

Standart Operational Product Perusahaan

Kegiatan pemangkasan dapat dilihat di Lampiran 3, gambar 1

2. Pemupukan

a. Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersedian unsur hara di

dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan

kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman

b. Dasar teori

Pemupukan salah satu tindakan perawatan tanaman yang

berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah

pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersedian unsur hara

di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan

kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman

(Pahan, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir pupuk, gayung, ember, masker, sarung

tangan

Bahan : Pupuk kieserite dengan kandungan MgO 27% dengan dosis 1 kg

per pokok tanaman dari analisa jaringan

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dipupuk, blok ditentukan

berdasarkan rotasi pemupukan per semester

2) Menyiapkan alat dan bahan


3) Pelaksanaan pemupukan

a) Mengangkut pupuk dari gudang menuju blok yang akan dilakukan

pemupukan, pengangkutan menggunakan traktor langsir pupuk

dan diecer di collection road (CR) blok yang akan dipupuk,

pengeceran disesuaikan dengan sprayererluan pupuk perjalur

tanaman

b) Dua orang membuka karung dan menakar pupuk serta

memasukkan pupuk ke dalam ember dengan takaran masing-

masing 15 kg pupuk kieserite .

c) Menabur pupuk secara merata mengelilingi piringan tanaman

menggunakan gayung dengan jarak 30-40 cm dari batang pokok

tanaman, setiap karyawan dalam sekali masuk dapat memupuk 15

pokok tanaman.

d) Membuat lubang tanam untuk kemiringan lahan yang melebihi

400

e. Hasil kerja

Pemupukan tanaman menghasilkan (TM) dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman untuk mendapatkan

produksi yang maksimal, dari hasil kerja yang dilakukan mahasiswa dapat

memupuk 100 tanaman kelapa sawit

f. Pembahasan

Pemupukan dilakukan berdasarkan rekomendasi dari perusahaan

yang dilakukan dari analisa jaringan, praktek di lapangan sesuai dengan

teori karena sesuai dengan kebutuhan tanaman akan


unsur hara. Pemupukan di lapangan dilakukan dengan mengikuti dosis

pemupukan dari perusahaan yang melalui analisa jaringan.

Kegiatan pemupukan dapat dilihat pada Lampiran 3, gambar 2

3. Pengendalian gulma secara kimia

a. Tujuan

Pengendalian gulma secara chemis bertujuan untuk menekan

pertumbuhan gulma pada perkebunan kelapa sawit dan agar tidak terjadi

persaingan unsur hara dengan tanaman.

b. Dasar teori

Pemberantasan gulma atau tanaman liar dalam arti sempit disebut

penyiangan. Gulma yang tumbuh di sekitar bibit atau tanaman kelapa sawit

perlu diberantas sebab dapat merugikan tanaman pokok bahkan

menurunkan produksi. Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetisi

dalam memperoleh unsur hara. (Fauzi, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat : Sprayer, masker, mantel, kaca mata, sarung tangan, wadah

penakar

Bahan : Herbisida sistemik merk gempur dengan bahan aktif gliposat, dan

herbisida sistemik merk Dakomin dengan kandungan dimetil

amina dan air


d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Menakar herbisida sistemik merk Gempur dengan kandungan gliposat

sebanyak 100 ml dan herbisida merk Dakomin dengan kandungan

dimetil amina sebanyak 10 ml per 15 L air.

3) Penyemprotan dilakukan di areal yang telah ditentukan

4) Penyemprotan dilakukan disekitar tanaman kelapa sawit dengan jarak

1,5 m dari tanaman atau di dalam piringan.

e. Hasil kerja

Penyemprotan dengan herbisida merk Gempur dan Dakomin

mampu menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kelapa sawit.

Mahasiswa berhasil melakukan penyemprotan sebanyak 3 sprayer untuk 45

pohon.

f. Pembahasan

Pada pengendalian gulma secara kimia mahasiswa hanya dapat

menyelesaikan 3 sprayer saja, sedangkan para karyawan dapat

meyelesaikan target sebanyak 10 sprayer merek Solo, sedikitnya hasil

penyemprotan dikarenakan kondisi jalan yang lereng dan belum terbiasa

melakukan penyemprotan.

Kegiatan pengendalian gulma secara kimia dapat dilihat pada Lampiran 3,

gambar 3
4. Perawatan gawangan (penebasan)

a. Tujuan

Untuk mengendalikan gulma yang ada di dalam gawangan untuk

mempermudah dalam pengawasan, penyemprotan dan pemupukan

b. Dasar teori

Rawat gawangan bersifat selektif, selain kacangan, rumput liar di

babat setinggi 30 cm dari permukaan tanah, rotasi babat gawangan 4 bulan

sekali, babat gawangan tidak boleh bersamaan dengan dongkel anak kayu

tapi harus bergantian, jika dongkelan efektif dilakukan maka babatan tidak

diperlukan lagi (Rizsa, 2004)

c. Alat dan bahan

Alat : parang dan arit

Bahan : gulma yang ada di lapangan

d. Prosedur kerja

a) Menentukan blok yang akan dilakukan penebasan

b) Menyiapkan alat yang akan digunakan

c) Melakukan pembersihan gawangan dan dalam setiap gawangan

dilakukan oleh 2 orang pekerja

e. Hasil kerja

Dalam perawatan gawangan dilakukan 3 kali dalam setahun,

perawatan gawangan dilakukan sebelum pelaksanaan panen untuk

memudahkan pemanenan dan pengambilan brondolan


f. Pembahasan

Perawatan gawangan dilakukan untuk memaksimalkan

pengendalian gulma yang ada di lapangan, terutama gulma berkayu,

dikarenakan gulma berkayu resisten terhadap penyemprotan herbisida.

Kegiatan perawatan gawangan dapat dilihat pada Lampiran 3, gambar 4

5. Perawatan jalan dan jembatan

a. Tujuan

Perawatan jalan dan jembatan dilakukan untuk memper

pengangkutan hasil panen, akses karyawan, dan mempermudah kontrol

kebun. Untuk perbaikan jalan hanya dilakukan apabila ada jalan yang sudah

rusak

b. Alat dan bahan

Alat : Hammer (palu besar untuk memecah batu), cangkul, truk

Bahan : batu dan tanah

c. Prosedur kerja

1) Mengangkut batu ke dalam truk secara manual

2) Kemudian menurunkan batu dari truk pada jalan yang rusak

3) Setelah batu diturunkan dari dalam truk, batu dipecah untuk

memperkecil ukuran

4) Kemudian menyusun batu dengan rapi dan menimbunnya dengan

tanah
d. Hasil kerja

Mahasiswa dalam pengawasan perbaikan jalan dengan karyawan

berhasil menyelesaikan perbaikan jalan sepanjang 500 m di jalan utama.

e. Pembahasan

Perawatan jalan di PT. Budi Duta Agromakmur hanya dilakukan

pada jalan utama, apabila kondisi jalan kurang baik dapat memperlambat

dalam pengangkutan buah kelapa sawit dan tranportasi untuk karyawan

juga terhambat, oleh karena itu perawatan jalan hanya dilakukan apabila

ada jalan yang rusak. Untuk perawatan collection road dan pasar pikul di

lakukan bersama saat melaksanakan prunning.

B. Panen dan Pengangkutan

1. Panen

a. Tujuan

kegiatan panen bertujuan untuk memperoleh tandan buah segar

(TBS) dengan tingkat kematangan yang optimal, kemudian dijual untuk

mendapatkan keuntungan dari tanaman yang diusahakan.

b. Dasar teori

Panen adalah urutan kegiatan yang meliputi pemotongan tandan

buah segar, pengutipan brondolan, pemotongan dan penyusun pelepah serta

pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondolan ke tempat

penumpukan hasil. Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas

yang tinggi, maka pelaksanaan


ketentuan panen mencakup rotasi panen, kriteria kematangan panen,

persentase matang dan presentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan

pengolahan secepat mungkin (Fadli dkk, 2006).

c. Alat dan bahan yang digunakan

Alat : Egrek dengan ukuran 15 m, gancu, tombak, gerobak,

Bahan : Tandan buah segar kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Pemanen memasuki blok yang akan dipanen dan berjalan di baris

tanaman sambil memperhatikan setiap pohon yang akan dipanen dan

mengamati jumlah brondolan yang jatuh di tanah, dan terkadang

tersangkut di ketiak pelepah.

2) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah

dengan menyisakan songgo 2 dan menyusun pelepah di gawangan

kotor.

3) Kemudian pemanen memotong buah yang telah matang dengan

menggunakan egrek, setelah itu buah diletakkan di pasar pikul.

Pemanen diikuti oleh pembrondol yang mengambil brondolan yang

jatuh di piringan pohon dan di ketiak pelepah.

4) Setelah pemanen selesai melakukan pemanenan pada setiap blok yang

dipanen, pemanen mulai mengeluarkan buah menggunakan kereta

dorong.

5) Buah yang telah dipanen dikumpulkan di pinggir jalan dan disusun 5

tandan perbaris menghadap ke jalan. Apabila ada tangkai buah yang

terlalu panjang dipotong sampai rapat dengan buah.


6) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen,

untuk mempermudah pencatatan panen.

e. Hasil kerja

Mahasiswa melakukan pengawasan dan pemanenan dengan target

kerja 1 bulan 2 kali dalam 1 blok dengan jumlah karyawan 15 orang.

f. Pembahasan

Selama melakukan pengawasan waktu panen, pemanen banyak

yang tidak terlalu memperhatikan tingkat kematangan buah seperti buah

yang kurang matang dan terlalu matang, dikarenakan para pekerja banyak

yang mengejar target.

Tingkat kuantitas dan kualitas minyak dalam tandan tergantung

tingkat kematangan buah saat dilakukan pamanenan, kegiatan panen harus

bertujuan memproduksi tandan buah segar (TBS) dengan kematangan yang

optimal dan mempunyai harga jual yang tinggi. Criteria panen dapa dilihat

pada Lampiran 3, gambar 7

2. Pengangkutan

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut sesegera

mungkin tandan beserta brondolanya untuk diolah di pabrik, sehingga buah

tidak restan (tidak bermalam).

b. Dasar teori

Pengangkutan buah dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan

pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling

mendukung dengan operasi panen dan


pengolahan, karena sifat pengoprasiannya merupakan 3 sub system induk

yaitu Panen-Angkut-olah. Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera

mungkin diangkut ke pabrik karena jika buah sampai bermalam di kebun

akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan

rendemen minyak menurun (Anonim, 1995 dalam Kurniawan,

2011).

Pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke pabrik kelapa

sawit (PKS) bisa dilakukan dengan 2 sistem, yaitu :

1) pengangkutan dengan kendaran kebun yaitu pengangkutan TBS

diawasi dan dilaksanakan asisten oleh kebun.

2) pengangkutan oleh pemborong, yaitu pengangkutan TBS dilaksanakan

oleh kontraktor yang mana biaya angkut dihitung berdasarkan harga

perkilo gram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di

pabrik kelapa sawit (PKS) (Anonim, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, jaring pengamatan buah,

alat tulis dan timbangan.

Bahan : Tandan buah segar (TBS) yang ada di tempat pengumpulan hasil

(TPH).

d. Prosedur kerja

a) Melakukan pencatatan jumlah TBS setiap TPH, sekaligus

penimbangan buah untuk sampel berat tandan rata-rata yang berfungsi

untuk pembuatan surat pengantar buah dan pemesanan alat angkut.


b) Mempersiakan alat angkut yang jumlahnya disesuaikan dengan hasil

panen dalam 1 ton.

c) Melangsir buah menggunakan traktor menuju TPH pada blok yang

jalannya tidak bisa dimasuki dengan truk.

e. Hasil kerja

Mahasiswa melakukan pengawasan penimbangan dan pemuatan

TBS untuk diangkut ke pabrik. Pengawasan dilakukan bersama asisten

lapangan dengan target kerja 1 hari.

f. Pembahasan

Pengangkutan buah kelapa sawit dilakukan 2 hari sekali, karena

perusahaan tidak memiliki pabrik sendiri sehingga TBS biasanya diangkut

menuju pabrik di PT. Jaya Mandiri Sukses di Kecamatan Prian Kabupaten

Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.


19

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di perusahaan perkebunan

PT. Budi Duta Agromakmur dapat disimpulkan bahwa :

1. Mahasiswa sudah lebih mengetahui pemeliharaan kelapa sawit (pemangkasan,

pemupukan, pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, perawatan

jalan dan jembatan).

2. Untuk perbandingan antara teori dan praktek di lapangan cukup jauh berbeda,

dikarenakan di lapangan lebih memilih cara kerja yang lebih praktis dan tidak

terlalu memakan banyak biaya dan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.

3. Mahasiswa sudah cukup memahami bagaimana cara kerja dan penggunaan alat

yang ada di lapangan khususnya pada pemeliharaan tanaman menghasilkan

kelapa sawit.

B. Saran-saran

1. Untuk peningkatan mutu PKL

a. Sebaiknya ada ikatan kerjasama antara PS. BTP dengan perusahaan

perkebunan khususnya sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang

nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari lokasi PKL.

b. Mengatur jadwal kegiatan praktek secara teratur, sehingga mahasiswa dapat

praktek secara terorganisir

c. Membentuk tim survey untuk memonitoring kegiatan mahasiswa di tempat

PKL.
20

2. Untuk perusahaan

a. Perlu melakukan penambahan jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan di

lapangan, dan juga diperlukan pelatihan agar para pekerja tidak bekerja

sembarangan, dan perusahaan dapat mencapai target.

b. Efektivitas dan efisiensi penggunaan tenaga kerja masih harus ditingkatkan

melalui pengadaan sarana penunjang kerja seperti ditambahnya sarana

angkutan untuk barang dan pekerja.

c. Masih terdapat kekurangan untuk tenaga kerja yang terampil di lapangan

yang mengakibatkan tidak tercapainya target hasil kerja dan rotasinya

secara sempurna sehingga secara kualitas dan kuantitas hasil kerja masih

belum tercapai.

d. Perlu adanya penyuluh perkebunan agar dapat menarik minat dan perhatian

masyarakat setempat untuk mau bekerja sama dengan pihak perusahaan

sesuai dengan kesepakatan dan tidak ada lagi sengketa tanah dengan

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit. PT. Jaya Mandiri Sukses.
Kalimantan Timur

Anonim, 2013. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Kurniawan, A. 2011. Laporan PKL di PT. Agrojaya Tirta Kencana. Puancepak Kalimantan
Timur. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Fadli. L. M, Sutarta. S. E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006. Panen


kelapa sawit. PPKS

Fauzi, Y. 2002. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya

Rizsa, S. 2004. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktifitas. Kanisius.


Yogyakarta.

Sastrosayono, S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Budi Daya Kelapa Sawit Teknik Budi Daya, Panen, dan
Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta.

Vidanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka


Lampiran 1. Lokasi PT.Budi Duta Agromakmur
Lampiran 2. Struktur organisasi PT. Budi Duta Agromakmur

Plantation manajer
Saptanto puguh wardoyo

Askep TM sawit
Darus darmawan

Aslap sawit utama 1 Aslap sawit utama 2 kholik Aslap sawit utama
P. Merah Mulyadi batu
Agus hariadi

mandor mandor mandor

Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja


21

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Gambar 1. Pruning

Gambar 2. Pemupukan

Gambar 3. Pengen dalian gulma secara chemis


Gambar 4. Perawatan gawangan

Gambar 5. Perawatan jalan dan jembatan

Gambar 6. Panen
Gambar 7. kriteria panen

Anda mungkin juga menyukai