Anda di halaman 1dari 18

5

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Lokasi

PT. Fajar Bumi Sakti adalah salah satu perusahaan tambang batubara di

Kabupaten Kutai Kertanegara yang sudah berdiri sejak tahun 1982 dengan

mayoritas sahamnya dimiliki oleh Satya Djaya Raya Group. Pada tahun 1992

kepemilikan saham secara keseluruhan diambil alih oleh Group Bakrie sampai

saat ini.

Daerah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi KW 99 PP 0067/Kaltim

untuk bahan galian batubara yang dikelola oleh PT. Fajar Bumi Sakti, secara

administratif terletak di Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong Seberang,

Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara Geografis

PT. Fajar Bumi Sakti terletak pada 117 o 01’ 11,8125” BT dan 0o 22’ 15,3025”

LS atau koordinat UTM 9.959.001,926 dan 502.219,658 E.

Lokasi tambang batubara PT. Fajar Bumi Sakti terletak di tepian Sungai

Mahakam (Gambar 1) dan dapat dicapai dari Samarinda dengan menggunakan

kapal ke arah hulu selama  3 jam atau berjarak  60 km. Lokasi perusahaan

dapat pula dicapai lewat jalan darat melelui kota Tenggarong, dari desa Loa

Tebu (5 km dari kota Tenggarong) dengan menggunakan perahu motor


6

menyeberangi Sungai Mahakam menuju dermaga Loa Ulung yang berjarak 

6 km dari kota Tenggarong.

GAMBAR 1

LOKASI PT. FAJAR BUMI SAKTI

B. Keadaan Geologi
7

Secara regional, kondisi geologi di lokasi tambang PT. Fajar Bumi Sakti

termasuk dalam Cekungan Kutai , Kalimantan Timur. Secara umum cekungan

kutai terdiri dari sinklin dan antiklin. Pada struktur sinklin umumnya memiliki

kemiringan atau dip relatif datar dan struktur geologi hanya sedikit terganggu.

Hal ini sangat berbeda dengan struktur antiklin yang kondisi struktur

geologinya lebih kompleks, dengan arah jurus umum batuan adalah barat laut

dan tenggara.

Struktur geologi yang berkembang di lokasi tambang PT. Fajar Bumi

Sakti adalah sinklin dengan pusat sumbu sinklin tepat dibawah lokasi KP dan

menujam ke selatan. Secara umum kemiringan batuan pada lapisan ini relatif

rendah dan struktur geologi kurang berkembang sehingga tidak menyulitkan

dalam penambangan baik secara open pit maupun secara underground.

Bentuk dari lapisan pembawa batubara di tambang ini adalah sinklin

yang mempunyai kemiringan yang relatif kecil (kurang dari 5 o) dan sumbu

sinklin tersebut mempunyai arah N 30o E dan sumbu naik secara perlahan ke

batas utara sampai batubara tersingkap. Batas barat dari batubara tersebut

terpotong oleh sungai mahakam dan batubara tersingkap di sayap timur.

C. Stratigrafi

Secara regional daerah KP KW 99 PP 0067/Kaltim termasuk dalam

cekungan kutai dimana kondisi formasi batuan yang terdapat pada cekungan

ini mempunyai ciri-ciri yang hampir mirip satu sama lain yaitu terdiri dari

pasir kuarsa, lanau, lempung dan batubara. (Lampiran E)


8

Pengendapan batuan pada formasi kutai berlangsung dalam lingkungan

delta, lithoral sampai laut terbuka yang dipengaruhi oleh proses pasang surut

laut. Formasi batuan tertua terdiri dari formasi pamaluan dan bebuluh.

Formasi yang pertama terdiri dari batu pasir kuarsa, dengan sisipan batu

nlempung, serpih, batu gamping dan batu lanau. Formasi ini berumur antara

miosen awal dan miosen tengah dengan lingkungan pengendapan neritik.

Formasi kedua yang menjemari dengan formasi pamaluan batuannya terdiri

dari batu gamping dengan sisipan batu gamping pasiran dan serpih shale. Di

atas formasi bebuluh secara selaras diendapkan formasi pulubalang yang

terdiri dari greywacke, batu pasir kuarsa, batu gamping, tuffa, dasit, dan

batubara. Formasi bebuluh diperkirakan berumur miosen tengah. Bagian

atasnya menjemari dengan formasi balikpapan yang berumur miosen tengah

hingga miosen akhir dan terdiri dari batu pasir kuarsa, lempung dengan

sisipan lanau, serpih, batu gamping dan batubara. Lingkungan

pengendapannya adalah piringan delta sampai dataran delta. Di atas formasi

balikpapan di endapkan pasir kuarsa lepas dengan sisipan lempung, lanau,

serpih batubara yang membentuk formasi kampung baru dimana lingkungan

pengendapanya adalah delta dan diperkirakan berumur miosen atas sampai

plio plistosen.

D. Eksplorasi

a. Penyebaran dan Keadaan Batubara


9

Dari hasil eksplorasi yang cukup detail selama ini diketahui pada

daerah KP Eksploitasi KW 99 PP 0067/Kaltim ditemukan lapisan batubara

yang bernilai ekonomis pada formasi balikpapan dan ditemukan 6 (enam)

lapisan batubara, yaitu seam AA, seam A, seam B, seam C, seam D dan

seam F .

1. Seam A mempunyai ketebalan rata-rata 1,72 meter bervariasi dari 1,5

meter sampai dengan 5,21 meter, seam ini tidak terdapat parting. Tebal

lapisan tanah penutup (overburden) untuk seam A rata-rata 15 meter

dan tebal lapisan antara (interburden) seam A dan seam B adalah  23

meter.

2. Seam B mempunyai ketebalan rata-rata 2,5 meter bervariasi antara 1,4

meter sampai dengan 2,8 meter dan merupakan seam dengan ketebalan

yang paling konsisten, parting umumnya kurang dari 0,1 meter. Tebal

lapisan antara seam B dan seam C (interburden) adalah 8 hingga

10meter.

3. Seam C mempunyai ketebalan bervariasi antara 1 meter sampai

dengan 2,4 meter dengan ketebalan rata-rata 2 meter, seam ini terbukti

terjadi perubahan ketebalan cepat secara lokal , umumnya parting

ditemukan didalam seam ini dengan ketebalan kurang dari 0,1 meter

bervariasi sampai dengan 0,3 meter. Seam C pada Bara-5 memiliki

ketebalan yang bervariasi antara 1,2 meter samapi 3,6 meter.


10

4. Seam D pada Bara-4 yang direncanakan akan dieksploitasi dengan

tambang terbuka mempunyai ketebalan rata-rata hanya 0,8 meter dan

bervariasi antara 0,6 meter sampai 1,8 meter, seam ini membentuk 2

atau 3 play yang disebut D atas, D tengah dan D bawah.

5. Seam AA (Bara-6) mempunyai ketebalan rata-rata 1,47 meter dan

maksimum mencapai ketebalan 4,8 meter. Seam AA di daerah Bara-7

mempunyai variasi ketebalan rata-rata antara 1 meter sampai 2,8

meter.

b. Kualitas Batubara

Dari hasil analisa contoh batubara secara Proximate (Analisa

komponen pembentuk batubara ) dan analisa Ultimate (Analisa unsur-

unsur kimia yang terkandung pada batu bara) dapat diketahui secara detail

kualitas batubara baik untuk daerah tambang dalam maupun daerah

tambang terbuka seperti terlihat pada Tabel I. Sedangkan nilai kalor detail

(calorific value) pada masing-masing metode tambang terlihat pada Tabel

II dan Tabel III

. TABEL I
11

KUALITAS BATUBARA PADA DAERAH TAMBANG PT. FBS

NO. PARAMETER SATUAN RATA - RATA


1. Total moisture (AR) % 11 – 13
2. Proximate Analisys (ADB)
- Inherent Moisture % 7 – 8,5
- Volatile Matter % 40 – 41
- Ash Content % 4–6
- Fixed Carbon % 46 - 48
- Caloric Value Kcal/kg 6600 - 7100
- Hardgrove Grindability Index, HGI + 45
- Chlorine % 0,015
- Phosporus % 0,0007
- Total Sulphur % 0,3
3. Ultimate Analysis (DAF)
- Carbon % 77,9
- Hydrogen % 5,2
- Oxygen % 15,4
- Sulphur % 0,3
- Nitrogen % 1,2
4. Ash Analysis
- SiO2 % 42,2
- Al2O3 % 11,9
- Fe2O3 % 17,4
- TiO2 % 0,7
- CaO % 9,4
- MgO % 6,2
- K2O % 0,6
- Na2 % 1,2
- P2O5 % 0,06
- SO3 % 8,1
5. Coal Rank Sub bituminous
Sumber : PT. Fajar Bumi Sakti

c. Cadangan Batubara
12

PT. Fajar Bumi Sakti telah melakukan pemboran eksplorasi pada

daerah untuk perencanaan tambang bawah tanah (underground mining) ini

dengan jarak antar lubang antara 50 m sampai dengan 500 m, sedangkan

untuk tambang terbuka (surface mining) jarak grid lubang bor bervariasi

antara 60 m sampai dengan 100 m, sehingga cadangan tersebut dapat

dikategorikan menjadi cadangan terukur (miserable deposite). Cadangan

In-situ pada lokasi tambang dalam seam A sampai dengan seam D yang

memiliki ketebalan lebih dari 1,2 meter terlihat pada tabel 5.

TABEL II

NILAI KALORI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM

Minimum Maksimum Rata-rata


Satuan Kcal/Kg adb
Seam
Seam A 6.507 6.908 6.736
Seam B 6.236 6.844 6.639
Seam C 6.006 7.110 6.447
Seam D 6.776 7.168 6.999
Sumber : PT. Fajar Bumi Sakti

TABEL III

NILAI KALORI BATUBARA UNTUK TAMBANG TERBUKA

Minimum Maksimum Rata-rata


Satuan Kcal/Kg adb
Seam
13

Seam AA 6.257 7.225 6.791


Seam C 6.574 7.060 6.885
Seam D 5.375 7.051 6.592
Seam F 6.600 7.200 6.890
Sumber : PT. Fajar Bumi Sakti

TABEL IV

CADANGAN BATUBARA KW 99 PP 0067/KALTIM

PT. FAJAR BUMI SAKTI

Ketebalan rata-rata Jumlah Cadangan


No. Lapisan
(m) (Ton)
1. AA 1,38 1.388.847,42
2. A 1,69 6.372.958,78
3. B 1,65 6.997.972,93
4. C 2,41 9.093.050,82
5. D 1,55 5.836.612,38
6. F 0,87 2.502.362,92

Total Cadangan 32.171.805,25


Sumber : PT. Fajar Bumi Sakti

E. Iklim dan Curah Hujan

Daerah tenggarong dan sekitarnya merupakan daerah yang memiliki iklim

tropis basah, dengan suhu udara dipermukaan berkisar antara 25 sampai dengan

33o C. Dengan kelembapan udara antara 86 persen sampai dengan 90 persen.

Curah hujan tahunan pada daerah ini relatif sedang, yaitu berkisar antara 1300

sampai 2200 mm dengan variasi curah hujan relatif kecil.

F. Sistem Penambangan
14

Sistem penambangan yang diterapkan di PT. Fajar Bumi Sakti adalah

tambang bawah tanah dan tambang terbuka. Untuk metoda tambang bawah tanah

digunakan metode longwall retreating mining dan metode room and pillar,

sedangkan untuk metoda tambang terbuka dipakai sistem open pit dan open cast.

1. Tambang bawah tanah

a. Kegiatan pengembangan (Development)

Meliputi seluruh pekerjaan untuk mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan untuk proses selanjutnya, seperti pembuatan jalan masuk

atau entry. Kegiatan ini meliputi kegiatan pemboran dan peledakan, dalam

kegiatan penerowongan dilakukan peledakan yang terlebih dahulu

dilakukan pemboran dengan alat rock drill furukawa tipe LD-37 yang

digerakkan dengan udara tekan. Jumlah lubang bor permuka kerja (round)

bervariasi antara 6-10 lubang masuk mendatar sedangkan untuk lubang

masuk miring incline shaft diperlukan sebanyak 12 lubang bor.

Bahan peledak yang digunakan dalam kegiatan penerowongan

adalah emulex dari jenis permissible dinamite dengan strengh 56 persen.

Jumlah bahan peledak yang digunakan untuk setiap meter kemajuan

penerowongan dalah sebanyak 2,25 – 7,1 kilogram dengan blasting ratio

dan detonator ratio sebesar 0,67 – 1,08 kilogram per ton dan 1,9 – 3,5 pcs

ton.

Pada saat development juga dibutuhkan sistem pendukung. Sistem

pendukung disini adalah semua sistem diluar pekerjaan penambangan


15

yang sangat dibutuhkan pada sebelum, sesudah maupun pada saat

penambangan berlangsung, misalnya sistem ventilasi, pemipaan, drainase

dan penerangan.

b. Kegiatan pra produksi

Merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum kegiatan produksi

dilakukan, dimana pada pekerjaan ini dibuat sarana pendukung untuk

proses penambangan.

1) Penyanggaan

Untuk menjaga kestabilitasan lubang bukaan diperlukan

penyanggaan. Penyangga yang digunakan adalah timbering support

dengan jenis kayu yang digunakan yaitu kayu ulin dan meranti dari

berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan (Gambar 2).

Pemakaian kayu sebagai penyangga dibedakan menjadi dua yaitu

sebagai penyangga sementara (pada cribbing) dan penyangga

permanen (pada main entry). Pada penyangga sementara digunakan

kayu kahoi atau meranti dengan ukuran panjang cm, lebar 24 cm, dan

tinggi 20 cm. Sedangkan untuk penyangga pada main entry memiliki

dimensi panjang 2,2 m, lebar 24 cm dan tinggi 20 cm.

2) Ventilasi udara tambang

Untuk memenuhi kebutuhan udara segar bagi pernafasan dan

kenyamanan kerja didalam tambang bawah tanah dipasang fan utama

berkekuatan 60 HP dengan kapasitas isap 1400 m3 per menit serta


16

beberapa fan tambahan berkekuatan 30 HP dengan kapasitas isap 900

m3 per menit (Gambar 3).

GAMBAR 2

PENYANGGA KAYU

GAMBAR 3
MESIN ANGIN BANTU ( AUXILARY FAN ) DAN PIPA VENTILASI
17

3) Penirisan

Penirisan tambang bawah tanah pada PT. Fajar Bumi Sakti

dilakukan dengan 2 cara, yaitu penirisan langsung dan tidak langsung.

Cara pertama, air dikeluarkan setelah masuk kedalam tambang,

sedangkan cara kedua air dicegah agar tidak langsung masuk kedalam

tambang dengan jalan memompa air tanah agar air tanah tersebut

menjadi turun hingga berada dibawah paras kerja.

4) Pengangkutan

Pengangkutan batuan hasil kegiatan penyiapan tambang dari

dalam tanah dilakukan dengan mine car (lori kayu) yang ditarik

dengan hoisting system. Dari permuka kerja penyiapan tambang

batuan dimasukkan kedalam lori secara manual untuk selanjutnya

ditarik dengan bantuan winch ditarik ke persimpangan dan selanjutnya

dengan bantuan hoist 100 HP ke permukaan.

c. Kegiatan produksi

Pada kegiatan produksi tambang bawah tanah dilakukan dengan

metode longwall mining dan room and pillar mining. Pada kedua metode

penambangan bawah tanah ini masih menggunakan peralatan yang

sederhana (semi mekanisasi).

1) Metoda longwall mining

Metoda longwall mining merupakan metode eksploitasi

batubara dengan kondisi geologi batubara yang relatif datar, tipis,


18

tabular dan menyebar (Gambar 3). Metoda ini diterapkan pada lokasi

produksi W2A dengan rata-rata kemajuan per hari adalah 1,4 m.

2) Metoda room and pillar

Metoda room and pillar merupakan salah satu metode

eksploitasi batubara yang digunakan pada tambang bawah tanah,

dimana pada penambangan ini dilakukan dengan membuat bilik-

bilik penambangan dan meninggalkan sebagian dari batubara untuk

dijadikan pillar. Metoda ini diterapkan pada lokasi produksi pada

seam B.
19

GAMBAR 4

PETUNJUK TEKNIS KERJA PADA AREA PRODUKSI LONGWALL


20

GAMBAR 5

PETUNJUK TEKNIS KERJA PADA


AREA PRODUKSI ROOM AND PILLAR

2. Tambang terbuka

Areal cadangan batubara PT. Fajar Bumi Sakti yang ditambang dengan

sistem tambang terbuka adalah areal yang disebut blok pit bara 1, bara 2, bara

3, hingga bara 8. Metode penambangan yang diterapkan adalah open pit dan

open cast dengan metode penimbunan atau pemindahan material overburden


21

dan interburden yaitu back filling atau dibuang pada daerah yang lebih

rendah.

G. Pengolahan Batubara

Batubara run of mine harus melalui proses pencucian terlebih dahulu

sebelum dipasarkan. Sesuai dengan permintaan pasar produk batubara dari PT.

Fajar Bumi Sakti berukuran – 50 mm dengan kadar abu 14 persen. Untuk

memperoleh ukuran tersebut dilakukan proses pemecahan, pencucian dan

penyaringan.

1. Proses Pemecahan batubara

Proses pemecahan batubara menggunakan crusher sebanyak 2 unit

dengan kapasitas 60 ton per jam di mulut tambang dalam dan kapasitas 200

ton per jam di dermaga Loa Ulung (Lampiran B ).

Batubara yang berasal dari tambang dalam berupa bongkah berbagai

ukuran diangkut menggunakan lori yang ditarik dengan mesin derek (winch).

Sampai di mulut tambang bongkahan tersebut dialirkan ke ayakan getar

(vibrating screen) yang mempunyai bukaan 30 mm. Batubara yang lolos

saringan diangkut ke tempat pencucian sedangkan batubara yang berukuran

lebih dari 30 mm dialirkan ke ban pemilah (picking belt) untuk dibersihkan

pengotornya dengan cara hand picking, untuk selanjutnya dialirkan kembali

ke mesin pemecah (jaw crusher). Hasil pemecahan kemudian dialirkan lagi ke

ayakan getar dengan lubang buka 50 mm. Batubara yang lolos ditumpuk pada

stock yard, sedangkan yang berukuran lebih dari 50 mm (over size) bersama-
22

sama batubara yang merupakan umpan baru, diumpankan kembali ke jaw

crusher.

2. Proses Pencucian batubara dan penyaringan

Kapasitas unit pencuci batubara di PT. Fajar Bumi Sakti terpasang 60

ton per jam dengan persentase batubara yang harus di cuci berkisar 20 sampai

30 persen dari produksi.

Selain produk batubara bersih yang dihasilkan langsung dari proses

pencucian, juga dihasilkan middling dan limbah. Limbah yang dihasilkan

berupa limbah kasa dan halus. Limbah kasar berupa pasir, lempung dan lain-

lain. Sedangkan limbah halus berupa lumpur. Jumlah limbah kasar mencapai 8

ton per jam atau 57.600 ton per tahun, sedangkan limbah halus mencapai

16,49 m3 per jam dengan kandungan padatan sebanyak 3,86 persen atau 0,61

ton per jam. Bagan alir dari proses penyaringan dan pencucian batubara

PT. Fajar Bumi Sakti dapat dilihat pada Lampiran C.

Anda mungkin juga menyukai