Anda di halaman 1dari 14

Bisnis Kami

Perseroan adalah perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan
perdagangan batu bara metalurgi melalui Perusahaan Anak. Dalam menjalankan kegiatan
usaha tersebut, Perusahaan Anak mempunyai 5 konsesi tambang PKP2B yang berlokasi di
Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Pada tanggal 31 Agustus 2021, PKP2B tersebut
memiliki sumber daya sebesar 980.0 juta ton dan cadangan sebesar 170.7 juta ton batu
bara metalurgi yang berkualitas tinggi. Untuk tambang MC yang saat ini aktif, estimasi
sumber daya dan cadangan menggunakan data topography 25 Mei 2021. Kelima PKP2B
tersebut merupakan bagian dari Cekungan Kutei Atas (Upper Kutei Basin), yang memiliki
endapan batu bara metalurgi yang merupakan salah satu area greenfields terbesar secara
global.

Pada tahun 2020, Perseroan memproduksi batu bara sebesar 1,88 juta ton, atau 70% di atas
produksi pada tahun 2019 yang mencapai 1,1 juta ton. Seluruh batu bara yang diproduksi
pada tahun 2020 merupakan batu bara metalurgi jenis HCC dari konsesi Maruwai yang
memulai produksi pada tahun 2019. Konsesi Maruwai mengandung batu bara HCC mid-vol
kualitas tinggi dengan kandungan abu dan fosfor yang rendah.

Pada periode delapan bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021, Perseroan telah
melakukan penjualan sebanyak 1,43 juta metrik ton batu bara yang dikirim ke pasar
internasional meliputi China, India, Jepang dan Indonesia. Perseroan terus mengembangkan
pasar batu bara metalurgi dan bermaksud untuk meningkatkan produksinya seiring
pertumbuhan penjualan. Di saat yang sama, Perseroan juga terus melakukan investasi pada
sarana pendukung dan fasilitas penambangan.

Wilayah Kontrak/Konsesi PKP2B Perseroan

Perseroan melalui Perusahaan Anak memiliki 5 area PKP2B konsesi pertambangan dengan
total luas hingga 146.579 hektar:

No Perusahaan Anak Luas Area Lokasi Jenis Batu Bara

1. PT Lahai Coal (LC) 46.620 Kalteng dan Kaltim Green coal

2. PT Maruwai Coal (MC) 24.990 Kalteng dan Kaltim Hard coking coal a

3. PT Kalteng Coal (KC) 24.988 Kalteng Metallurgical coal

4. PT Sumber Barito Coal (SBC) 24.993 Kalteng Metallurgical coal

5. PT Juloi Coal (JC) 24.988 Kalteng Metallurgical coal

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah mengoperasikan dua PKP2B, yaitu
Lahai Coal dan Maruwai Coal. Lahai Coal telah memproduksi batu bara sejak tahun 2015
dan memproduksi batu bara green coal. Sedangkan, Maruwai Coal telah memproduksi batu
bara HCC serta green coal sejak tahun 2019 dan melakukan shipment pertama pada tahun
2020.
Sementara itu, tiga wilayah PKP2B Perusahaan Anak (Kalteng Coal, Sumber Barito Coal dan
Juloi Coal) masih memerlukan eksplorasi lanjutan. Secara indikatif, wilayah tersebut
menunjukan Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki
area greenfields terbesar di wilayah Kalimantan Tengah untuk komoditas batu bara
metalurgi.

Perusahaan/Lokasi Total Sumberdaya Terukur Tertunju


(juta ton) (juta ton
Batubara
(juta ton)

LC - Haju 4.4 3.8 0.4


(Batubara Metalurgi)

MC - Lampunut 105.4 98.4 6.9


(Batubara Metalurgi)

JC - Juloi North West 629.8  - 269.6


(Batubara Metalurgi)

JC - Bumbun 174.5 60.4 57.8


(Batubara Metalurgi)

KC - Luon 50.9 24.7 19.3


(Batubara Metalurgi)
SBC 15.0 6.5 6.5
(Batubara Metalurgi)

Total 980.0 193.8 360.5

Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara

Berikut ini adalah tabel sumber daya dan cadangan batu bara di lima wilayah PKP2B yang
dimiliki oleh Perseroan berdasarkan pemutakhiran laporan estimasi sumber daya dan
cadangan batu bara yang dilakukan oleh konsultan independen PT Quantus Consultants
Indonesia pada bulan Agustus 2021 dengan menggunakan kaidah-kaidah dalam Kode JORC
2012.

Sumber daya

Informasi berikut adalah sumber daya batu bara Perseroan yang didasarkan dari informasi
yang dikompilasi oleh Sigit Hardjanto, tenaga kompeten sumber daya PT Quantus
Consultants Indonesia, anggota AusIMM dan CPI PERHAPI. Estimasi sumber daya batu bara
yang diklasifikasikan dalam Sumber daya Terukur (Measured), Tertunjuk (Indicated), dan
Tereka (Inferred) disajikan dalam tabel berikut ini:

Cadangan

Informasi berikut adalah cadangan batu bara Perseroan yang didasarkan dari informasi
yang dikompilasi oleh Jimmy Gunarso, tenaga kompeten cadangan PT Quantus Consultants
Indonesia, anggota AusIMM dan CPI PERHAPI. Estimasi cadangan batu bara yang
diklasifikasikan dalam Cadangan Terbukti (Proved) dan Terkira (Probable) ditampilkan dalam
tabel berikut ini:

Perusahaan/Lokasi Total Cadangan Terbukti


batubara (juta ton)
(juta ton)

LC - Haju 2.3 2.3


(Batubara Metalurgi)

MC - Lampunut 89.6 81.2


(Batubara Metalurgi)

JC - Bumbun 55.5 -
(Batubara Metalurgi)

KC - Luon 17.7 -
(Batubara Metalurgi)

SBC 5.6  -
(Batubara Metalurgi)
Total 170.7 83.4

Operasi dan Proses Penambangan

Perseroan menggunakan metode penambangan tambang terbuka untuk menambang batu


bara di wilayah kontrak/kuasa pertambangannya. Berikut adalah proses penambangan
yang dilakukan oleh Perseroan pada umumnya:

Sumber: Perseroan

1. Perencanaan Tambang

Perencanaan tambang meliputi rencana strategis hingga rencana kerja jangka


pendek bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan tambang berisi rencana kerja
dan rencana alur batu bara dimulai dari lokasi penambangan hingga ke lokasi
pengapalan.

2. Persiapan
o Pembukaan lahan (land clearing).
o Penggalian dan pemindahan tanah pucuk (topsoil) hingga penempatan ke
lokasi timbunan tanah pucuk sementara atau penempatan langsung ke
lokasi rehabilitasi.
o Penggalian dan pemindahan lapisan penutup (overburden) hingga
penempatan ke lokasi timbunan yang telah ditentukan.
3. Proses penambangan
o Pembersihan batu bara (coal cleaning) dengan pemisahan batu bara dari
batuan kontaknya.
o Penambangan selektif (selective mining) dengan pemisahan batu bara dari
material pengotor (parting) dan pengelompokan berdasarkan keperluan
selanjutnya yaitu pengolahan yang diperlukan.
4. Proses pengolahan

Pengolahan batu bara meliputi penghancuran dan atau pencucian untuk mencapai
ukuran dan kualitas yang ditentukan dalam spesifikasi produk penjualan.

5. Proses pengangkutan

Batu bara tertambang diangkut menggunakan kombinasi truk dan tongkang menuju
lokasi intermediate stockpile sebelum dibawa ke lokasi pengapalan, atau langsung ke
lokasi pengapalan.

6. Transshipment<

Batu bara dimuat ke dalam kapal melalui bongkar muat langsung dari tongkang di
Taboneo atau melalui bongkar muat di terminal batu bara di IBT yang berada di
Pulau Laut Selatan.

Produk Perseroan

Batu bara metalurgi

Batu bara metalurgi yang telah diolah menjadi kokas merupakan komoditas utama dalam
industri baja. Untuk mengolahnya, batu bara metalurgi dicampur untuk mencapai kualitas
yang diinginkan, kemudian dihancurkan hingga ukuran 3mm dan dimasukkan ke dalam
oven kokas yang dikarbonisasi pada suhu 1.100 derajat Celcius. Selama karbonisasi,
komponen batu bara tertentu terikat dan membentuk kokas, yaitu bahan berpori yang
keras dari karbon yang hampir murni. Kokas yang berkualitas baik memiliki sifat kuat dan
keras, berpori, kandungan karbon tinggi dan tingkat impurities yang rendah.

Batu bara metalurgi dijual ke produsen baja untuk digunakan dalam pembuatan pig
iron/baja. Produsen baja mengubah batu bara menjadi kokas dalam oven kokas, kemudian
memasukkan kokas ke blast furnace bersamaan dengan bijih besi dan fluks.

Jenis batu bara metalurgi yang dimiliki oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

 Hard coking coal  (HCC)

Batu bara HCC merupakan cadangan mayoritas yang dimiliki oleh Perseroan. Batu
bara HCC milik Perseroan memiliki kadar abu dan fosfor rendah, kandungan zat
terbang (volatile matter) yang sedang hingga tinggi dan kandungan sulfur rendah
hingga moderat. Batu bara HCC memiliki nilai pakai (value-in-use) yang tinggi
dibandingkan dengan jenis batu bara lainnya.
 Semi Hard coking coal  (SHCC)

Semi hard coking coal memiliki nilai RoMax yang berbeda dengan HCC. Jika dilihat
dari kekuatan kokas yang dihasilkan, SHCC menghasilkan kekuatan kokas yang lebih
rendah dibandingkan dengan HCC sehingga nilai pakainya (value-in-use) cenderung
lebih rendah dari HCC.

 Green Coal  (GC)

Green coal merupakan batu bara yang ditemui pada lokasi PKP2B miliki Perseroan
dengan nilai Crucible Swelling Number (CSN) yang lebih rendah dibandingkan dengan
HCC dan SHCC. Berdasarkan karakteristik dan kualitasnya, Green coal terdiri
atas Semi Soft Coking Coal dan Pulverized Coal Injection.

o Semi soft coking coal  (SSCC)

SSCC merupakan batu bara kokas dengan kualitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan HCC. Batu bara SSCC perseroan memiliki kandungan
abu rendah, kandungan zat terbang (volatile matter) dan kandungan sulfur
moderat. Batu bara SSCC digunakan juga dalam industri pengolahan baja
sebagai pencampur dengan batu bara HCC.

o Pulverized Coal Injection  (PCI)

PCI digunakan dalam proses pembuatan besi baja, proses sintering,


peleburan (smelting), dan untuk diinjeksikan ke dalam tungku untuk
mengurangi penggunaan kokas.
Metallurgical coal

Rantai Pasokan, Infrastruktur dan Fasilitas Produksi Batu Bara Perseroan

Rantai pasok dari produk Perseroan untuk batu bara Maruwai Coal dimulai dari transportasi
batu bara dari fasilitas Coal Handling and Preparation Plant (“CHPP”) menggunakan hauling
truck dengan kapasitas 30 metrik ton hingga 40 metrik ton. Lampunut CHPP milik Perseroan
dapat mencapai produksi hingga 600 ton per jam, menjadikan salah satu fasilitas CHPP
terbesar di Indonesia. Setelah diproses, batu bara Perseroan diangkut ke dermaga terdekat,
yaitu Port Tuhup, sepanjang 76 Km dari stockpile Lampunut CHPP. Sedangkan batu bara
Lahai Coal, diangkut menggunakan hauling truck dari run of mine (“ROM”) stockpile ke Port
Tuhup sepanjang 44 Km.

Batu bara Port Tuhup yang memiliki barge loading conveyor dengan kapasitas 700 ton per
jam dan dimuat ke tongkang yang memiliki kapasitas antara 3.300 metrik ton hingga 4.800
metrik ton. Pada saat batu bara hendak dimuat, dilakukan pengambilan sampel secara
otomatis di conveyor belt, untuk kemudian diuji kualitasnya di laboratorium di Port Tuhup.
Kemudian, batu bara dibawa ke Intermediate Stock Pile (“ISP”) yang terletak di Teluk Timbau
sebelum dikapalkan ke transshipment point. Dibutuhkan dua sampai tiga hari untuk
mengapalkan batu bara dari Port Tuhup hingga ke ISP di Teluk Timbau. ISP di Teluk Timbau
dapat menampung batu bara hingga 100.000 ton yang dilengkapi oleh magnet dan metal
detector untuk memisahkan residu baja serta fasilitas laboratory on-site untuk memonitor
kualitas batu bara. Keberadaan ISP tersebut membantu keandalan pasokan ke pelabuhan
muat dengan mempercepat cycle time dan adanya risiko keterbatasan pasokan di
area Upper Cycle Barges (Port Tuhup ke ISP) yang dapat disebabkan tinggi air atau lebar
sungai yang tidak aman untuk pengapalan. Di ISP, batu bara dimuat ke tongkang yang lebih
besar dengan ukuran 10.000 DWT sebelum dikapalkan ke Pelabuhan Muat. Dalam keadaan
dimana ISP telah penuh, tongkang yang dimuat di Port Tuhup dapat langsung menuju
ke transshipment point di Taboneo untuk ditransfer ke ukuran tongkang yang lebih besar
(barge to barge transfer).

Pada transshipment point, Perseroan melaksanakan bongkar muat batu bara di area labuh
jangkar Taboneo untuk memenuhi pengiriman batu bara ke kapal. Selain itu, Perseroan juga
bekerjasama dengan perusahaan afiliasi yaitu, PT Indonesia Bulk Terminal, di Pulau Laut
Selatan yang memiliki kapasitas bongkar muat batu bara hingga 12 juta ton dalam satu
tahun dan menyediakan fasilitas yang dapat memuat kapal hinga 80.000 DWT dalam waktu
kurang dari dua hari. Alokasi stockpile IBT yang diperuntukkan bagi Perseroan saat ini dapat
menampung batu bara sebesar 320.000 ton batu bara. Selain itu, IBT juga memiliki fitur
yang dapat membantu pendeteksian dan pemisahan kontaminan logam dalam batu bara
sebelum dimuat ke kapal. Dengan fasilitas yang dimiliki dan dikerjasamakan oleh
perusahaan afiliasi ini, Perseroan dapat mengurangi dan menghemat biaya logistik batu
bara.
Fasilitas Transshipment dan Pemuatan Kapal [

Perseroan mengembangkan model rantai pasokan untuk mencapai volume produksi yang
lebih tinggi dengan menambahkan ISP baru dan fasilitas transshipment tongkang kecil ke
tongkang besar menggunakan floating crane. Fasilitas transshipment dan pemuatan kapal
yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Barge-to-barge transfer

Aktivitas barge-to-barge transfer merupakan pemindahan batu bara dari tongkang


kecil ukuran 4.000 DWT ke tongkang besar ukuran 10.000 DWT – 15.000 DWT yang
saat ini dilakukan di Taboneo. Aktivitas ini bertujuan untuk mengurangi waktu siklus
tongkang (barge cycle time) yang membawa batu bara dari Muara Tuhup ke IBT dan
untuk mengurangi antrian tongkang di IBT, Pemindahan batu bara dari tongkang
kecil ke tongkang besar dilakukan dengan menggunakan floating
crane dengan loading rate sebesar 20.000 ton per hari. Jumlah floating crane yang
dialokasikan untuk melakukan barge-to-barge transfer adalah sebanyak tiga floating
cranes, sehingga total kapasitasnya 60.000 ton per hari. Tongkang besar ukuran
10.000 DWT – 15.000 DWT kemudian membawa batu bara ke IBT.

 Barge-to-vessel transfer

Barge-to-vessel transfer dilakukan untuk memindahkan batu bara dari tongkang kecil


maupun tongkang besar ke dalam kapal (vessel) dengan menggunakan floating
crane  atau crane milik kapal. Untuk kapal tanpa crane atau gearlessvessel, barge-to-
vessel transfer dilakukan menggunakan floating crane, sedangkan untuk kapal self
geared, kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan crane milik kapal. Floating
crane yang digunakan Perseroan memiliki kapasitas pembongkaran dan pemuatan
yang bervariasi antara 20.000 ton per hari hingga 35.000 ton per hari. Untuk kapal
yang memiliki crane (self-geared vessel), kapasitas pembongkaran dan pemuatan
bergantung kepada ukuran kapal dan kinerja crane yang dimiliki. Pemuatan batu
bara ke kapal yang memiliki crane (self-geared vessel) didukung oleh tenaga kerja
bongkar muat yang berada di bawah PT Puradika Bongkar Muat Makmur (PBMM),
yang merupakan Perusahaan Anak PT Adaro Logistics.
 Bulk terminal

PT Indonesia Bulk Terminal (IBT) yang dimiliki oleh pihak terafiliasi memiliki
kapasitas hingga 12 juta ton per tahun dan menyediakan fasilitas yang dapat
memuat kapal hingga 80.000 DWT. IBT merupakan perlabuhan yang digunakan
untuk mengoptimalkan rantai pasok Perseroan melalui fasilitas stockpile batu bara.
Saat ini, Perseroan memiliki empat area stockpile batu bara dengan total kapasitas
320.000 ton. Pemuatan batu bara di IBT menggunakan sistem conveyor dengan
kecepatan pemuatan rata-rata 2.000 ton per jam hingga 2.200 ton per jam,
sedangkan kecepatan maksimum pemuatan adalah 3.000 ton per jam. IBT berlokasi
di Pulau Laut di pesisir tenggara Kalimantan Selatan.
1. Keunggulan Kompetitif
Perseroan meyakini bahwa Perseroan memiliki keunggulan kompetitif sebagai berikut:

1. Kualitas produk

Produk batu bara berkualitas dengan kadar abu dan fosfor yang sangat rendah
merupakan keunggulan produk Perseroan. Kadar abu yang sangat rendah
menguntungkan bagi pelanggan Perseroan karena mengurangi waste dan
mengurangi emisi karbon dalam proses produksi pig iron atau besi baja, sedangkan
fosfor yang sangat rendah dapat meningkatkan kekuatan produk baja yang
dihasilkan.

Selain itu, kadar vitrinite pada batu bara Perseroan merupakan salah satu yang
tertinggi di dunia yang menunjukkan bahwa produk batu bara Perseroan dapat
bereaksi dengan baik ketika digunakan dan memiliki sifat-sifat reaktivitas dan
plastisitas yang sangat baik ketika dicampur dengan batu bara lainnya. Kadar sulfur
batu bara Perseroan pada tingkat moderat yaitu pada 0,4% sampai 1,0%. Untuk
menjamin kualitas produknya, Perseroan melakukan kontrol kualitas dengan
seksama.

2. Produsen batu bara HCC pertama dan satu-satunya di Indonesia

Saat Prospektus ini diterbitkan, batu bara Lampunut milik Perusahaan Anak MC
merupakan batu bara HCC pertama dan satu-satunya di Indonesia. Berdasarkan
laporan dari IHS Markit, sementara pekerjaan pembangunan terus berlanjut di
tambang HCC milik Bumi Barito Mineral, hingga produksi di sana meningkat,
Lampunut adalah satu-satunya tambang HCC di Indonesia. Bahkan setelah
pembangunan pada tambang Bumi Barito Mineral selesai dikembangkan, MC akan
tetap menjadi tambang HCC terbesar di Indonesia.

Perseroan memulai produksi batu bara HCC sejak tahun 2019 dengan dimulainya
operasi penambangan dari salah satu Perusahaan Anak yaitu MC yang terletak di
Kalimantan Tengah. MC mencatatkan produksi sebesar 0,17 juta ton batu bara HCC
pada tahun 2019 dan 1,88 juta ton pada tahun 2020.

3. Potensi sumber daya dan cadangan batu bara yang besar

Berdasarkan laporan IHS Markit, di antara proyek greenfield batu bara metalurgi
yang certain, probable dan possible, tambang area Barat milik Perusahaan Anak KC,
SBC dan JC merupakan salah satu proyek greenfield terbesar di dunia dengan
asumsi kapasitas mencapai 10 juta ton per tahun. Keberadaan batu bara di kelima
wilayah PKP2B telah teridentifikasi dengan baik melalui pemetaan geologi yang
cukup masif baik secara regional maupun detil. Program pengeboran regional (wide-
spaced drilling) mengkonfirmasi keberadaan lapisan-lapisan batu bara utama di
wilayah PKP2B.

Keberadaan endapan batu bara di wilayah ini merupakan endapan-endapan batu


bara yang dipisahkan oleh area tanpa batu bara yang diakibatkan oleh erosi maupun
faktor geologi lain seperti patahan.

Tingkat kematangan eksplorasi (exploration maturity) dari sisi luas wilayah yang
terkonversi menjadi sumber daya dan cadangan relatif masih kecil dibandingkan
keseluruhan wilayah dengan potensi endapan batu bara yang ada. Program
eksplorasi lanjutan dipercaya akan menambah sumber daya dan cadangan di kelima
wilayah PKP2B sekaligus mengidentifikasi dan memitigasi risiko geologi berkaitan
dengan keberadaan intrusi batuan beku dalam pengaruhnya terhadap kualitas batu
bara, terutama di wilayah bagian Barat PKP2B. Program ekplorasi lanjutan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan klaifikasi Sumber daya batu bara yang mayoritas saat
ini berada pada status tertunjuk (indicated) dan tereka (inferred) menjadi sumber
daya terukur (measured), yang selanjutnya dapat ditingkatkan menjadi cadangan
terkira (probable) atau cadangan terbukti (proved).

4. Pengalaman manajemen dengan rekam jejak yang telah terbukti dan prospek
pertumbuhan yang solid

Perseroan dikelola oleh tim manajemen dan insinyur Adaro yang berpengalaman
dengan rekam jejak yang telah terbukti dalam menciptakan nilai berkelanjutan.
Perseroan selalu berkomitmen dengan rencana dan strategi Perseroan, hal ini dapat
terlihat dari penjualan Lampunut yang mencapai 1 metrik ton pada produksi tahun
pertama. Lampunut HCC juga diterima dengan baik di banyak negara dan sudah
dikenal oleh hampir semua produsen baja. Ke depannya Perseroan memiliki
rencana yang solid untuk mengembangkan empat konsesi lainnya milik Perseroan
yang berdekatan dan menjadi salah satu produsen batu bara coking coal terbesar di
dunia.

5. Biaya penambangan yang rendah dan rantai pasokan yang terintegrasi

Berikut ini merupakan ilustrasi grafik biaya penambangan batu bara kokas keras
yang menggambarkan posisi Perseroan dibandingkan dengan produsen batu bara
HCC di dunia:

Source : IHS Markit

Dapat dilihat pada grafik tersebut, biaya penambangan batu bara HCC Perseroan
berada pada kuartil pertama, artinya jika terjadi tekanan harga yang cukup kuat,
maka batu bara Perseroan akan menjadi salah satu yang terakhir bertahan di pasar
metalurgi.

Selain itu, Perseroan didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari Adaro
Logistics dan Adaro Mining Services yang sangat efisien sehingga memungkinkan
Perseroan untuk menyediakan pasokan yang dapat diandalkan. Perseroan juga
menggunakan ISP yang dapat mengurangi risiko gangguan pasokan dan mampu
meningkatkan produksi tahunan menjadi lebih baik lagi.

6. Kepedulian terhadap lingkungan dan komunitas

Perseroan terus berkomitmen kepada lingkungan hidup dan komunitas. Perseroan


memiliki beberapa program CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu pendidikan,
ekonomi, pembangunan, kesehatan, peningkatan lingkungan dan pengayaan sosial
budaya. Perseroan juga memiliki program lingkungan, yaitu pemantauan dampak
yang dapat ditimbulkan kepada tanah, udara,air dan keanekaragaman hayati.
Lembaga Pemeringkat MSCI yang mengukur ketahanan perusahaan terhadap risiko
jangka panjang, lingkungan, sosial dan tata kelola (Environmental, Social and
Governance atau “ESG”) telah meningkatkan peringkat PT Adaro Energy Tbk menjadi
BB, dengan alasan peningkatan yang signifikan dalam praktik tata kelola. PT Adaro
Energy Tbk saat ini sedang mengeksplorasi berbagai cara untuk mencapai netral
karbon (net-zero carbon emission).

2. Pengendalian Mutu
Proses pengendalian mutu Perseroan dilakukan untuk memastikan kualitas batu bara
sesuai dengan ketentuan spesifikasi yang tertera dalam kontrak jual beli. Perseroan
memiliki laboratorium on-site untuk memantau kualitas dengan parameter, antara lain
kelembaban (moisture), kadar abu (ash), zat terbang (volatile matter), total sulfur, fluiditas
(fluidity), analisa kimia abu (ash chemistry), analisis ukuran ( particle size distribution), Crucible
Swelling Number  (CSN).

Pengendalian mutu batu bara Perseroan dilakukan oleh pelaksana pemercontohan


(sampling) dan analisis laboratorium terkemuka di Indonesia yaitu PT Geoservices.

Anda mungkin juga menyukai