Anda di halaman 1dari 3

BORNEO.

MINING
Jumat, 27 Februari 2009

Trading Batubara
Sekilas mengenai batubara
Batubara (English: coal) merupakan salah satu mineral endapan geologi yang
terbentuk selama jutaan tahun, sering dikatakan batubara merupakan fosil kayu
dari pohon pohon hutan yang tumbuh pada jaman pra sejarah, bersifat endapan
keras yang membentang membentuk pola terusan pada lapisan bumi (lebih
lanjut dapat dipelajari melalui buku buku tentang geologi :p). Batubara menjadi
salah satu sumber energy bagi manusia dikarenakan kandungan mineral energy
yang dihasilkan sangat besar, yang diukur dengan satuan kalori GCV (Gross
Calorific Value), semakin padat dan pekat batubara semakin besar pula kadar
kalori / panas yang dihasilkan.
Nilai mineral lainnya yang biasa diukur dalam kadarnya adalah : Vollatile Matter
(zat terbang yang mengurangi kadar pada saat batubara
digunakan/dibakar), Inherent Moisture (kelembaban alami), Total Moisture (total
kelembaban setelah ditambang), Ash (kadar debu/kotoran yg melekat), Fixed
Carbon (kadar zat karbon), Total Sulphur, dan Hardgrove Grindability
Index (tingkat kepadatan kerasnya batubara dalam upaya
crushing/penghalusan).
Batubara banyak digunakan sebagai sumber energy dan pembakaran tungku
pabrikasi, pembangkit listrik tenaga uap, pabrikasi semen, pabrikasi
baja,pabrikasi accu dll. bahkan batubara yang sudah diolah menjadi briket dapat
digunakan dalam kegiatan memasak keluarga.
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil batubara terbesar, total nilai
ekspor batubara 70% dibanding dengan 30% konsumsi dalam negeri (2008),
fluktuasi harga batubara mengikuti kisaran harga minyak mentah dunia,dan
potensi cadangan batubara Indonesia masih terukur untuk 30-70 tahun kedepan.

Skema Pemasaran Batubara


Perusahaan Trading adalah perusahaan profit oriented yg mengambil alih tugas
Pengolahan dan Pemasaran batubara dari sebuah perusahaan tambang, yang
mana perusahaan tambang tersebut harus mempunyai Kuasa Pertambangan
(KP) yang masih berlaku.
Kuasa Pertambangan dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada
Kepala Daerah cq Mentamben, dengan syarat memiliki areal yang telah dikuasai
untuk ditambang secara permanen/profit sharing dengan pemilik tanah.
Tingkatan mendapatkan Kuasa Pertambangan :
1. Mengajukan izin survey lahan yang akan ditambang kepada Kepala Daerah
2. Melakukan survey dan pemetaan geologis pada lahan
3. Berdasarkan hasil survey, mengajukan izin Eksplorasi lahan

4. Mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksplorasi (bulk sampling > 100rb Metric


Ton), maksudnya setelah berhasil menambang sebanyak 100rb MT baru boleh
mengajukan izin berikutnya
5, Mengajukan izin Kuasa Pertambangan Eksploitasi
6. Setelah mendapatkan KP Eksploitasi, P.Tambang bebas beroperasi
7. Tidak ketinggalan mengurus KP Penjualan dan KP Pengangkutan.
8. Bebas beroperasi dalam artian P.Tambang tsb berhak menggarap sendiri
lahannya atau di sub kontrakkan kepada Perusahaan Kontraktor tambang. Atau
P.Tambang tsb boleh memecah kavling area tambangnya dan kemudian
memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada perusahaan-perusahaan lain yang
lebih kecil. Kesepakatan dapat berupa Profit sharing dari penerima SPK kepada
pemberi SPK.

Dimanakah porsi dari Perusahaan Trading ??


Perusahaan Trading dalam hal ini mendapatkan porsi dalam hal pemasaran hasil
tambang, kekuatan jaringan dan basic badan hukum yang available adalah
modal dan aset liabilitas dalam mencari keuntungan. Banyaknya permintaan
akan kebutuhan batubara menjadi peluang untuk hal tersebut sehingga banyak
terjalin kerjasama antara perusahaan tambang yang menjadi back up dari
sebuah perusahaan trading.
Proses-Proses skema proses pertambangan batubara,dapat diuraikan sbb:
Progress 1 : Proses penambangan batubara, trucking membawa hasil ke
stockpile
Progress 2 : Penumpukan di stockpile, batubara mengalami proses crushing
(dihaluskan)
Progress 3 : Batubara dibawa ke Loading Port (pelabuhan) Tongkang
(Tugboat Barge). max capacity
8000MT (tongkang 300feet) , min capacity : 4000 MT (tongkang 270feet)
Progress 4 : Batubara dialihkan ke Mother Vessel (Tangker). Min : 40.000
MT max : 60-80.000MT
Bisa dibayangkan berapa tongkang dibutuhkan untuk memenuhi kuantitas 1
Mother Vessel ??
Perusahaan Trading dalam hal ini tidak melakukan penambangan, mereka hanya
melakukan aktifitas buying n selling, buying dalam arti membeli batubara dari
perusahaan tambang, selling berarti menjual kepada konsumen/buyer yang
mereka dapatkan sendiri. Keuntungan yang didapat adalah dari besarnya selisih
harga dari perusahaan tambang dan harga yang disepakati dengan konsumen.
Keuntungan lain yang didapat adalah, apabila kita sebagai P.trading melakukan
kontrak jual beli baik dengan perusahaan tambang (supplier) dan buyer adalah
sampai proses terima diatas tongkang (Freight on Board (FOB) Barge), maka kita
cukup menyaksikan dan mengawasi saja proses tersebut. Semua sudah
terkendali dengan sendirinya.
Untuk itu lah, kita wajib dibekali dengan kemampuan negoisasi yang hebat, baik
kepada perusahaan tambang maupun dengan calon pembeli.
Sebagai contoh gambaran tentang profit :

Kontrak Jual dengan buyer batubara kalori 6300 reject 6100 adalah
Rp.750.000/MT FOB tongkang
Kontrak Beli dengan P.Tambang kalori 63-61 adalah sebesar Rp. 735.000/MT FOB
tongkang.
Maka keuntungan yang akan didapat adalah sebesar Rp.15.000 per Metric Ton
Rp.15.000 X 8000 MT (1 tongkang 300 feet) = Rp.120.000.000
Thats only for 1 Barge, can we get some buyers need 4 barges in a month ??
If we can, means we can calculated how much profit which we can get in a
month
Hal yang sering menjadi pertanyaan dari pihak calon pembeli pada saat meeting
adalah :
1. Berapa banyak kemampuan produksi batubara yang dapat kita kirimkan
(misal: 4 tongkang/bln)
2. Certificate of Original / Surat Keterangan Asal Barang (CoA/SKAB). Merupakan
bukti legalnya batubara
itu dari tambang mana ia berasal.
3. Lab.Specification, merupakan bukti hasil laboratorium menyangkut kandungan
mineral batubara yang
kita tawarkan
4. Cargo Manifest / Bill of Lading, merupakan pernyataan berat dan nota sandar
tongkang sebagai bukti
Kita pernah melakukan pengiriman batubara kepada konsumen lain sebelumnya.
5. Sistem pembayaran yang disepakati, hal ini sangat penting untuk
dinegoisasikan karena pada kapasitas sebagai perusahaan trading kita
memerlukan modal paling sedikit 50% dari keseluruhan jumlah biaya pembelian
batubara ke perusahaan tambang, sehingga biasanya diterapkan pola
pembayaran 5-4-1 / 4-4-2 kepada buyer sebagaimana perusahaan tambang
menerapkannya kepada perusahaan trading yang membeli batubara dari
mereka. Pola itu merupakan persentase jumlah total dana yang harus dibayarkan
dari jumlah harga keseluruhan secara bertahap.
Sehingga biasanya pembayaran dilakukan : 50% pada saat penandatanganan
kontrak, 40% pada saat batubara telah selesai dimuat keatas tongkang, dan
sisanya 10% pada saat surat2 pelayaran tongkang sudah selesai dibuat yang
berarti tongkang sudah dapat dilayarkan ke tujuan pengiriman,yang mana bisa
langsung ke daerah tujuan (misal:Cirebon port) atau menuju anchorage mother
vessel ditengah perairan laut dalam (biasanya MV digunakan untuk pengiriman
keluar negeri).

Anda mungkin juga menyukai