1.
2.
3.
4.
5.
Nama consignee
Alamat consignee
Nama kapal dan voyage
Estimasi kedatangan (ETA)
Tempat sandar
6. Lampiran manifest
Setelah mendapatkan NOA selanjutnya pihak consignee harus segera menggurus
seluruh dokumen yang diperlukan beserta administrasinya, mulai dari penunjukan
Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) dan pemberitahuan impor barang
(PIB). Dalam pengurusan PIB juga dilampirkan Invoice dari nilai/harga barang yang
diimpor, bill of lading (B/L) , packing list, asuransi, dan surat kuasa dari consignee
kepada PPJK.
Selanjutnya PPJK yang telah ditunjuk oleh consignee akan mengambil petikemas di
container yard (CY), namun sebelumnya harus mengambil delivery order (D/O) di
agen. Pengambilan D/O di agen harus dengan menunjukan B/L yang menunjukkan
bahwa biaya pengiriman barang telah diselesaikan. Dengan D/O tersebut maka PPJK
dapat mengambil petikemas di container yard. Jika segel yang dipasang pada
petikemas masih utuh pada saat diambil oleh PPJK, maka selanjutnya yang
bertanggung jawab muatan adalah pihak PPJK dan agen tidak bertanggungjawab
lagi terhadap isi dari petikemas.
Prosedur Eksport
Booking dilakukan dengan cara membuat shipping instruction (SI) yang akan
diberikan kepada agen. Shipping instruction dibuat oleh pengirim barang yang
berisi perintah pengapalan barang dan ditunjukan kepada agen yang mengangkut
barang tersebut. Isi dari shipping instruction meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Selanjutnya shipper akan membuat kesepakatan dengan agen, dan setelah terjadi
kesepakatan antara shipper dan agen maka agen akan menerbitkan Delivery Order
(D/O). D/O digunakan oleh shipper atau perusahaan pengurusan jasa kepabeanan
yang ditunjuk untuk menggambil petikemas kosong (MT container) di depo
petikemas. Pihak depo akan memberikan petikemas kosong berdasarkan data-data
yang ada di delivery order. Namun sebelum mengeluarkan petikemas, terlebih
dahulu akan dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi petikemas yang kemudian
dicatat dalam equipment interchange receipt (EIR).
Shipper yang telah mendapatkan MT container dapat melakukan proses pemuatan
barang (stuffing). Proses stuffing biasanya dilakukan oleh pengusaha peengurusan
jasa kebaweanan (PPJK) (freight forwarding atau ekspedisi muatan kapal laut ).
Proses stuffing dapat dilakukan di gudang shipper atau di container freight station
(CFS). Petikemas yang telah penuh dapat dipindahkan ke container yard.
Operasional
Kegiatan operasional perusahaan pelayaran meliputi pelayanan kedatangan kapal
(seperti layanan pandu, labuh, dan sandar), pelayanan kapal selama berada di
pelabuhan (seperti layanan bongkar/muat, bunkering, dan pengisian fresh water),
pelayanan keberangkatan kapal, perencanaan stowage plan, dan perencanaan
actual stowage plan.
Pengurusan dokumen mulai dilakukan seminggu sebelum kapal tiba (ETA =
Estimation Time Arrival). Dokumen dokumen yang diperlukan antara lain seperti
Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing (PPKA), Copy International Tonnage
Certificate, Ship Particular, Copy ISSC, Copy Throught Manifest dan Copy Bill of
Lading, Copy Transit Cargo Manifest dan Copy Bill of Lading, New Crew List, Voyage
Memo / Port of Call, Draft Fore / After, dan Stowage Plan.
Port Charge
Adalah tagihan-tagihan kapal selama kapal melaksanakan kegiatan di pelabuhan
diantaranya :
Sundry Expenses
Adalah biaya biaya yang dikeluarkan untuk kepengurusan clearance dan
administrasi kapal di darat contohnya :
Extra pilot
Karantina
Imigrasi
Bea cukai
Syahbandar
Transportasi agent
Mail document expanses
Telephone, fax expenses, and photo copy
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemberitahuan PKK:
Penyandaran Kapal