Anda di halaman 1dari 11

METODELOGI PENELITIAN

1. Pengertian keagenan

Menurut R.P. Suyono (2007:101) dalam buku karangannya yang berjudul

Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Keagenan

adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang terjadi bila mana dua pihak

bersepakat membuat perjanjian, Dimana salah satu pihak “agen” (agent) setuju

untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan “pemilik” (principal) dengan

syarat bahwa pemilik tetap mempunyai hak untuk mengawasi agennya

mengenai kewenangan yang dipercayakan kepadanya.

2. Jenis-jenis agen kapal

Menurut R. P. Suyono (2007:101-102) dalam buku karangannya yang

berjudul Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut secara

garis besar, dikenal tiga jenis agen kapal yaitu:

a. General Agent

Adalah perusahaan pelayaran nasional yang ditunjuk oleh perusahaan

asing untuk melayani kapal-kapal milik perusahaan asing tersebut selama

berlayar dan singgah di pelabuhan di Indonesia. Sebagai contoh; Maersk

Line sebuah perusahaan pelayaran Denmark, menunjuk Djakarta LIoyd

sebagai general agent. Maka Djakarta LIoyd memiliki tugas melayani kapal

milik Maersk Line selama berlayar dan singgah di pelabuhan-pelabuhan

Indonesia.

b. Sub-Agen
Adalah perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh general agent untuk

melayani kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu, Sub-agent adalah

perusahaan pelayaran yang ditunjuk oleh general agent untuk melayani

kebutuhan tertentu kapal di pelabuhan tertentu. Sub-agent ini sebenarnya

berfungsi sebagai wakil atau agen dari general agent. Sebagai contoh;

Djakarta LIoyd yang telah di tunjuk menjadi general agent oleh Maersk

Line menunjuk perusahaan nasional lain, misalnya Tridharma Wahana

sebagai sub gen untuk melayani kapal milik Maersk Line yang singgah di

Pelabuhan Balikpapan, karena Djakarta LIoyd tidak memiliki cabang di

sana.

c. Cabang Agen

Adalah cabang dari General agent di pelabuhan tertentu. Sebagai

contoh; Djakarta LIoyd yang telah di tunjuk menjadi general agent oleh

Maersk Line memerintahkan cabangnya yang ada di Surabaya untuk

melayani keperluan kapal Maersk Line yang singgah di Pelabuhan Tanjung

Perak Surabaya. Djakarta LIoyd cabang Surabaya dapat menunjuk PT.

Pelni sebagai agen di Probolinggo.

3. Jenis-jenis dokumen kapal Keagenan

Menurut Audie (1995:88) dalam penanganan dokumen kapal keagenan

yang terdiri dari beberapa dokumen seperti :

a. Shipping Order
Adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh perusahaan atau agennya

yang ditujukan kepada nahkoda atau perwira kapal untuk memuat barang.

b. Cargo Manifest

Adalah daftar semua perincian barang yang berada di kapal, karena

setiap barang mempunyai B/L.

c. Bill of Lading (B/L)

Adalah bukti kepemilikan barang yang dikeluarkan oleh pengusaha kapal

atau agennya yang menyangkut barang bersangkutan di pelabuhann yang

berfungsi sebagai :

1) Tanda terima sah barang di kapal pelabuhan pemuatan yang

ditandatangani oleh nahkoda atau agen pelayaran.

2) Perjanjian pengangkutan antara pengirim dan pengangkut.

3) Sebagai bukti kepemilikan.

d. Matereceip (Resimualim)

Berdasarkan matereceip inilah pengirim barang menukarkan dengan

tanda terima yang sah yaitu B/L.

e. Delivery Order (D/O)

Adalah surat perintah pengangkutan untuk menyerahkan barang

kepada si penerima (Consigne).

f. Faktur Penjualan Barang

Dokumen ini membuktikan kebenaran bahwa eksportir secara sah

membeli barang yang dijual kepada si penjual atau importer.

g. Polisi dan Asuransi Laut (Marine Insurance Police)


Adalah bukti tentang diasuransikannya barang yang dikirim dengan kapal

laut dari pelabuhan pemuatan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi.

4. Tugas agen dan sub agen

Secara garis besar tugas agen atau sub agen ada dua, yaitu pelayanan

kapal (Ship Husbanding) dan operasi keagenan (Cargo Operation). Tugas-tugas

yang termasuk dalam pelayaran kapal adalah pelayanan ABK, perbaikan atau

pemeliharaan kapal penyediaan ordenil atau suku cadang kapal, dan

sebagainya. Sedangkan tugas yang berkaitan dengan operasi keagenan adalah

pengurusan bongkar muat, stowage, lashing, dan dokumen muatan.

5. Penanganan keagenan kapal

a. Penanganan Keagenan Kapal Terhadap Kedatangan Kapal

Kapal yang datang ke pelabuhan yang akan melakukan bongkar muat

barang, memerlukan pelayanan keagenan dari kedatangan kapal, bertambat

di dermaga-dermaga hingga kapal meninggalkan pelabuhan.

Adapun hal-hal yang dapat di lakukan dalam kedatangan kapal

sebagai berikut :

1) Mengurusi Pemberitahuan Kedatangan Kapal

Pihak agen memberitahukan kedatangan kapal kepada

administrator pelabuhan, dan dalam pemberitahuan ini dicantumkan

pula data-data kapal tersebut diantaranya :


Nama kapal, tahun pembuatan, voyage, bendera kapal, pemilik

(owner), ABK, general agent, ijin trayek, panjang/draft kapal, perkiraan

datang, tambat/labuh yang dikehendaki, jenis barang yang diangkut.

Selain itu juga di lampirkan copy cable master, copy manifest, copy

charter bagi kapal asing.

Selanjutnya pemberitahuan kedatangan kapal ini juga di

beritahukan kepada pihak KPLP/KPPP bawean atau syahbandar.

2) Memenuhi Kebutuhan Kapal

Dalam pemenuhan kebutuhan kapal ini antara lain kebutuhan air

tawar/air minum, jasa tunda dan pandu, telepon, serta bahan bakar dan

lain-lain. Maka pihak agen mengajukan permintaan pelayanan kapal

dan bongkar/muat barang kepada PT. PELINDO III dalam hal

pemenuhan pelayanan tersebut, pihak kapal yang di ageninya. Maka dia

harus berusaha memenuhi kebutuhan kapal.

3) Memenuhi Kebutuhan Awak Kapal

Semua kebutuhan yang diminta oleh awak kapal kepada agen,

maka pihak agen harus memenuhinya misalnya saja awak kapal ada

yang sakit dan minta untuk penyembuhan, maka pihak agen

mengusahakan memanggil dinas kesehatan setempat dan bila pihak

awak kapal meminta istirahat di rumah sakit, maka pihak agen juga

harus bersedia menyiapkan segala keperluan, dalam pembiayaan semua

kebutuhan ini sementara dibiayai agen dan selanjutnya agen meminta

kepada pihak kapal.


4) Mengurus dan Menyerahkan Dokumen Kapal ke Syahbandar untuk

diperiksa

Pada saat kapal sudah sandar dengan baik dan selamat, maka pihak

agen meminta kepada nahkoda dokumen-dokumen kapal dan

selanjutnya diserahkan kepada syahbandar untuk melaksakan

clearance. Syahbandar memeriksa semua dokumen-dokumen dan

menjaga keselamatan kapal.

Adapun dokumen-dokumen kapal misalnya :

- Surat tanda kebangsaan

- Surat ukur

- Sertifikat layak laut

- Sertifikat lambung timbul

- Keamanan radio

- Sertifikat pencemaran minyak

- Sertifikat muat

- Sertifikat kontruksi

- Kesehatan

Setelah di periksa maka di simpan dan selanjutnya di kembalikan

saat keberangkatan kapal.

5) Menyelesaikan Administrasi Pelabuhan, Baik itu Jasa Pandu, Tunda,

Biaya Labuh, Biaya Tambat


Agen sebagai wakil dari pemilik kapal untuk menangani semua

kebutuhan kapal selama sandar, maka dalam penyelesaian baik itu biaya

jasa pandu, jasa tunda, jasa labuh, dan jasa tambat.

6) Menghubungi Instansi Terkait yang Berhubungan dengan Kedatangan

dan Keberangkatan Kapal

Aktifitas instansi yang terkait dalam menyiapkan kedatangan kapal :

a) Pemilik Kapal

Mengirim berita atau informasi ke agen tentang rencana

kedatangan kapal, dapt melalui telepon, teks surat maupun email.

Berita tersebut harus disertai data-data kapal mengenai nama kapal,

bendera kebangsaan, ukuran kapal, dan maksud kedatangan kapal.

Harus disampaikan minimal 3 hari sebelumnya, kecuali dalam

keadaan tertentu dapat secara mendadak.

b) Stasiun Radio Pantai

Menerima berita kedatangan kapal (cable master) setengah hari

sebelum kapal datang, kemudian meneruskan copy berita tersebut

kepada perusahaan pelayaran yang bersangkutan.

c) Agen (perusahaan pelayaran)

Dengan berdasarkan cable master, membuat surat rencana

kedatangan kapal ditunjukan kepada instansi-instansi terkait di

pelabuhan, yaitu ; administrator di pelabuhan, bea dan cukai,

karantina kesehatan pelabuhan, kesatuan pengamanan pantai

pelabuhan, PT. Pelindo III, imigrasi, dan perusahaan yang


berhubungan dengan kedatangan kapal tersebut disertai dengan surat

permohonan berlabuh.

d) PT. Persero Pelabuhan Indonesia

Menerima rancangan kedatangan kapal dan surat permohonan

fasilitas-fasilitas pandu, tunda, kepil, dengan formulir model IA.

Kemudian berdasarkan hasil rapat koordinasi antara PT. Pelabuhan

Indonesia, agen, PBM, dan EMKL memberi keputusan mengenai

permohonan tersebut yang berisi :

- Penetapan tempat sandar

- Penetapan lamanya waktu bongkar

- Penetapan tempat penimbunan barang

- Penetapan tentang jumlah angkutan yang disediakan

Formulir model IA berisi tentang data-data kapal dan permohonan

kebutuhan kapal yaitu :

- Permohonan jasa labuh/tambat : yang berisi kapal berlabuh di

mulai pada tanggal jam, selesai labuh tanggal jam, dan disetujui

tanggal jam.

- Permohonan jasa pemberian air : pengisian melalui pipa/tongkang,

volume, waktu pengisian, tanggal, dan jam.

b. Penanganan Keagenan Kapal Saat Kapal Merapat di Pelabuhan

Sebelum sebuah kapal tiba di pelabuhan, maka agen telah mengetahui

tentang kedatangan kapal. Dengan diketahui tentang berita kapal, maka

agen selalu mengadakan kontak dengan pihak kapal untuk menanyakan


waktu kapal tiba di pelabuhan. Sesudah kapal berlabuh di dermaga dengan

aman dan selamat, maka agen mengurus dokumen-dokumen untuk

diserahkan ke syahbandar untuk diperiksa dan menghubungi instansi-

instansi terkait untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap kapal.

Instansi yang terkait yaitu :

1) KPPP (kesatuan pengamanan pantai dan pelabuhan) dan KPLP

(kesatuan penjaga laut dan pantai) : Petugas KPPP melaksanakan

pengamatan secara umum di pelabuhan, Sedangkan KPLP melakukan

pengawasan terhadap kegiatan bongkar muat dan barang-barang

berbahaya bila ada.

2) Syahbandar : menjaga keselamatan kapal dan memeriksa dokumen-

dokumen kapal. Dokumen kapal yaitu,

- Surat tanda kebangsaan (certificate or registery)

- Surat ukur (meetbrief)

- Sertifikat layak laut (seaworthy certificate)

- Sertifikat lambung timbul (load line certificate)

- Sertifikat keamanan radio (radio safety certificate)

- Sertifikat pencemaran minyak (oil pollution certificate)

- Sertifikat muat (equipment certificate)

- Sertifikat kontruksi (construction certificate)

- Sertifikat klasifikasi (internasional classification of machinery)

- Sertifikat kesehatan (deratting excemption certificate)

- Internasional tonnage certificate (measurement)


Setelah diperiksa dokumen oleh syahbandar lalu disimpan dan

dikembalikan menjelang keberangkatan kapal.

Tugas pokok keagenan selama kapal berada di pelabuhan :

- Memberitahukan kepada pemilik barang bahwa kapal siap

melaksanakan bongkar muat.

- Melaksanakan permintaan kapal, seperti memberikan bahan bakar,

air tawar dan keperluan lain bila dikehendaki.

- Memberikan pelayanan kepad anak buah kapal, jika ada yang sakit

dan lain-lain.

- Mempersiapkan kembali segala sesuatu yang berhubungan dengan

keberangkatan kapal.

c. Penanganan Keagenan Kapal Terhadap Keberangkatan Kapal

Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan maka kapal harus

menyelesaikan formalitas terlebih dahulu kepada instansi-instansi yang

bersangkutan agar dapat diberi izin untuk meninggalkan pelabuhan dan

berlayar menuju pelabuhan berikutnya.

Adapun tugas agen terhadap keberangkatan kapal yaitu :

1) Mengambil dan menyerahkan dokumen-dokumen kapal kepada pihak

kapal yang disimpan di syahbandar.

2) Mengurus segala sesuatu untuk clearance keluar pelabuhan.

3) Menyelesaikan administrasi pelabuhan baik itu kapal pandu keluar

maupun untuk administrasi jasa pelabuhan.


4) Memberikan pelayanan terakhir terhadap keperluan kapal dan awak

kapal.

5) Menghubungi instansi terkait yang berhubungan dengan

keberangkatan kapal.

Anda mungkin juga menyukai