Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia pada umumnya untuk memperoleh
tingkat perkembangan yang setinggi-tingginya, hubungan kerja yang serasi antara
karyawan dan penyatupaduan sumber daya manusia secara efektif atau tujuan
efesiensi dan kerja sama sehingga diharapkan akan
meningkatkan produktivitas kerja pada suatu perusahaan atau instansi tersebut
(Sunyoto, 2012: 1). Sumber daya manusia mengandung dua hal yaitu dipandang
dari kualitas usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi
dalam jangka waktu tertentu, untuk meningkatkan barang dan jasa.

Dalam  memanajemen suatu kegiatan itu tidaklah mudah seperti yang kita
bayangkan, baik kegiatan dalam suatu organisasi ataupun kegiatan yang ada pada
suatu perusahaan. Tanpa adanya manajemen yang baik kita tidak akan bisa
menjalankan suatu kegiatan yang sesuai dengan tujuan.

Dalam suatu perusahaan tujuan awal adalah meraih keberhasilan yang


berdampak pada kemajuan suatu perusahaan. Salah satu ukuran keberhasilan
kinerja individu, organisasi atau perusahaan terletak pada produktivitasnya.
Apabila produktivitasnya tinggi atau bertambah, maka suatu organisasi atau
perusahaan tersebut bisa dikatakan berhasil. Apabila lebih rendah dari standar atau
menurun, bisa dinyatakan tidak atau kurang berhasil (Wibowo, 2007: 109).

Lynch dan kordis (1988) yang menyatakan bahwa organisasi yang akan
mampu bersaing dan dapat bertahan dalam gelombang perubahan yang sedang
melanda dunia adalah organisasi yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
Organisasi yang dianggap prima adalah organisasi yang mampu menciptakan
mekanisme untuk meningkatkan nilai tambah dari seluruh aset, potensi dan
sumber daya organisasi. Sebaliknya organisasi atau perusahaan yang memiliki
tingkat produktivitas yang rendah secara perlahan ataupun cepat akan kalah dalam
arena pertandingan usaha dan akhirnya akan runtuh tidak berdaya (Mulyadi, 2003:
234).

Perusahaan atau suatu wirausahawan yang sukses harus memiliki


kemampuan dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas,
apabila produktivitasnya tinggi, dan untuk mencapai produktivitas yang tinggi
sumber daya manusia harus mampu bekerja atau mampu melakukan kegiatan
yang mempunyai nilai ekonomis. Menaikan produktivitas dapat dilakukan dengan
memperbaiki rasio produktivitas dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau
output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu (Blecher,
1987: 3). Dan dalam pencapaian produktivitas yang tinggi perlulah usaha - usaha

1
dan perlu memperhatikan berapa hal - hal sehingga mendapatkan hasil yang
optimal.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa Pegertian Produktivitas dan Efisiensi?
2. Apa saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ?
3.    Apa Prinsip Berlakunya Efisiensi?
4. Apa saja Lingkungan Perbaikan Produktivitas ?
5.    Bagaimana Cara Meningkatkan Efisiensi dalam Organisasi?

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produktivitas dan Efisiensi

Pengertian produktivitas dapat diartikan secara umum sebagai tingkat


perbandingan antara hasil keluaran (output) dengan memasukkan (input)
Bernandin dan Russell(1993). John Soeprihanto berpendapat
bahwa produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara hasil -- hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipengaruhi atau perbandingan
jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang digunakan (input) (Toni
Setiawan, 2012: 148).

Menurut Parmiti (2000: 202) menyatakan secara


umum produktivitas adalah menunjuk pada rasio output terhadap input
mencangkup biaya produksi dan biaya peralatan, sedangkan output bisa terdiri
dari penjualan, pendapat dan kerusakan.

Sedangkan pengertian produktivitas secara filosofi, dan menurut


Dewan Produktivitas Nasional produktivitas merupakan sikap mental yang selalu
berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara
teknis produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan
keseluruhan sumber daya  yang dipergunakan, dengan membandingkan jumlah
yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan, produktivitas adalah
ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan outputyang dikeluarkan
(Sunyoto, 2012: 41).

Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau


hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas dapat
dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan.
Menaikkan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki
rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atu output yang
lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu (Blecher, 1987:
3). Produktivitas sering diukur dalam bentuk masukan dan keluaran ekonomi.
Akan tetapi, masukan dan keluaran sumber daya manusia dan sosial juga
merupakan faktor penting. Jika perilaku organisasi lebih baik, dapat memperbaiki
kepuasan kerja sehingga terjadi peningkatan hasil sumber daya manusia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi diterjemahkan dengan daya


guna. Ini menunjukkan bahwa efisiensi selain menekankan pada hasilnya, juga
ditekankan pada daya atau usaha/pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut agar
tidak terjadi pemborosan.

3
Menurut Wirapati efisiensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-
besarnya dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang tersedia
(material, mesin, dan manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya di dalam
keadaan yang nyata tanpa mengganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan,
alat, tenaga, dan waktu.

Sedangkan menurut Ghiselli dan Brown The term efficiency has a very exact
definition, It is expessed as the ratio of output to input. Jadi, menurut Ghiselli dan
Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti, yaitu
menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input).

Efisiensi merupakan perbandingan terbaik antara suatu hasil (output) dengan


usahanya (input). Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi berikut ini:
1.      Hasil (Output)
Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien jika suatu usaha memberikan hasil yang
maksimum.
2.      Usaha (Input)

Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil tertentu tercapai dengan
usaha yang minimum.

Dari beberapa pengertian efisiensi di atas, kami menyimpulkan bahwa


efisiensi adalah kegiatan mencapai tujuan dengan benar, dengan cara
menggunakan sumber daya, waktu, tenaga yang minimum secara optimal dengan
hasil output yang maksimal. Optimal di sini bukan berarti menggunakan sumber
daya yang ada secara berlebihan, tetapi menggunakan sumber daya yang ada itu
secara baik-baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan
sebuah output.

Pengukuran efesiensi adalah penentuan outcome dan penentuan jumlah


sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan outcome dan penentuan jumlah
sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan outcome tersebut. Di sektor swasta
dan di banyak kasus sektor public, efesiensi dan produktivitas dianggap sinonim.
Selain efesiensi, produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output yang diukur
berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sebuah manajemen yang efisien (efficient operation) akan menggunakan


sumber daya yang ada secara optimal demi mencapai tujuan yang diinginkan
secara maksimal, dan tidak membuang-buang sumber daya yang ada secara cuma-
cuma dalam melaksanakan operasinya. Suatu operasi tidak efisien jika sebuah
manajemen menggunakan sumber daya melebihi dari jumlah yang diperlukan.

4
Pada umumnya, manajemen yang berhasil adalah manajemen yang efisien
namun juga efektif. Karena manajemen yang efisien saja akan sia-sia jika gagal
dalam mencapai tujuannya karena kurang efektif, dan manajemen yang efektif
saja akan sangat mungkin terjadi pemborosan karena tidak efisien.

Dalam agama Islam sangat menganjurkan efisiensi, mulai dari efisiensi


keuangan, waktu, bahkan dalam berkata dan berbuat yang sia-sia (tidak ada
manfaat dan tidak ada keburukan) saja diperintahkan untuk meninggalkannya,
apalagi berbuat yang mengandung keburukan atau kerugian.

Dalam mempergunakan waktu, Islam juga memerintahkan untuk


menggunakan waktu yang kita miliki seoptimal mungkin dan jangan sampai ada
waktu yang terbuang secara sia-sia.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas


Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa Produktivitas sangat
dipengaruhi oleh faktor -- factor yaitu: 1. Knowledge;2. Skills;3. Abilities;4.
Attitudes; dan5. Behaviors

Klingner dan Nanbaldian (1993) menyatakan


bahwa produktivitas merupakan fungsi utama perkalian dari usaha pegawai
(effort) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai
(ability), yang diperoleh   melalui latihan -- latihan. Produkivitas yang meningkat
berarti performansi yang baik akan menjadi feedbeck bagi usaha, atau motivasi
pekerjaan pada tahun berikutnya. Selain keterkaitan produktivitas dengan usaha
dan kemampuan sumber daya manusia, produktivitas juga memiliki hubungan
keterkaitan dengan efesiensi, efektivitas, dan kualitas (Toni Setiawan, 2012: 150).

Adapun fungsi -- fungsi kepegawaian yang utama adalah pengadaan


alokasi, pengembangan, dan hukuman dari sumber daya manusia pengembangan
pegawai secara historis kurang mendapat perhatian. Fungsi pengembangan
pegawai memusatkan perhatian pada peningkatan kemampuan dan motivasi dari
para pegawai pemerintah untuk bekerja. Fungsi pengembangan melengkapi fungsi
pengadaan, yang menandakan usaha awal dari seorang majikan untuk menyeleksi
orang berdasarkan kemampuan dan faktor -- faktor lain yang akan berpengaruh
terhadap kinerja para pekerja selanjutnya.

C.  Prinsip Berlakunya Efisiensi


Untuk menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi itu termasuk
efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau persyaratan efisiensi harus terpenuhi.
Adapun prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

5
1.    Efisiensi Harus Dapat diukur
Standar untuk menetapkan batas antara efisien dan tidak efisien adalah
ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan patokan (standar) awal untuk
selanjutnya menentukan apakah suatu kegiatan itu efisien atau tidak. Batas ukuran
normal untuk pengorbanan (input) adalah pengorbanan maksimum. Sedangkan
batas ukuran normal  untuk hasil (output) adalah hasil minimum. Kalau tidak
dapat diukur maka tidak akan dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau cara
kerja itu efisien atau tidak.
2.    Efisiensi Mengacu Pada Pertimbangan yang Rasional
Saat melakukan pertimbangan, haruslah pertimbangan itu pertimbangan yang
rasional. Maksudnya, segala pertimbangan harus berdasarkan akal sehat, masuk
akal, logis, dan bukan emosional. Dengan pertimbangan yang rasional,
objektivitas pengukuran dan penilaian akan lebih terjamin.
3.    Efisiensi Tidak Boleh Mengorbankan Kualitas (Mutu)
Dalam hal ini kuantitas boleh saja ditingkatkan tetapi jangan sampai
mengorbankan kualitasnya. Jangan hanya mengejar kuantitas tetapi dengan
mengorbankan kualitas.
4.    Efisiensi Merupakan Teknis Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya jangan sampai bertentangan dengan kebijakan atasan.
Karena kebijakan atasan tentu saja sudah dipertimbangkan dari berbagai segi yang
luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya dapat diusahakan seefisien mungkin
sehingga tidak terjadi pemborosan.
5.    Pelaksanaan Efisiensi Harus disesuaikan dengan Kemampuan Organisasi yang
Bersangkutan
Penerapan efisiensi disesuaikan dengan kemampuan sumber daya, dana,
fasilitas, dan lain-lain yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sambil
diusahakan peningkatannya. Setiap organisasi tidak selalu mempunyai
kemampuan yang sama dan pengukuran efisiensi hendaknya didasarkan pada
kemampuan yang dimilikinya, baik mengenai sumberdaya, dananya, fasilitasnya
ataupun yang lainnya. 
Dari kesemua prinsip yang telah kami jelaskan di atas, prinsi-prinsip tersebut
harus terpenuhi untuk menentukan tingkat efisiensi sebuah kegiatan dalam
organisasi. Jika prinsip atau persyaratan diatas tidak terpenuhi maka tidak dapat
diketahui apakah suatu kegiatan itu sudah efisien atau tidak.

D. Lingkungan Perbaikan Produktivitas


Bidang bidang yang berkaitan dengan program -- program peningkatan
atau perbaikan produktivitas antara lain adalah yang pertama mencakup dinamika
perubahan -- perubahan di dalam struktur organisasi, kedua mencakup proses --
proses dalam manajemen sumber daya manusia dan ketiga mencakup prosedur --
prosedur pelaksanaan MSDM.

6
Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (1995) adalah:

1. Fleksibilitas dalam melakukan prosedur-prosedur pelayanan sipil

2. Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik,


daftar gaji, dan pembelian.

3. Mengumpulkan laporan -laporan keuangan untuk meningkatkan


pendapatan

4. Desentralisasi yang terpilih atau reorganisasi ke dalam unit - unit yang


sama

5. Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran - ukuran kinerja dan standar


- standar kerja untuk memonitor produktivitas 

6. Konsulidasi pelayanan -- pelayanan 

7. Penggunaan modal -- modal keputusan ekonomi rasionalis untuk


menjadwalkan dan masalah -- masalah konservasi energi lainnya.

8. Recycling projects

Adapun teknik memperbaiki produktivitas menurut (Wibowo, 2012: 116)


menunjukan adanya beberapa cara untuk
memaperbaiki produktivitas yaitu industrial engineering technique, economic
analyze, dan behavioral techinique.

Industrial engineering techniquedilakukan melalui work study, work


simplification dan pareton analysis.  economic analysis
menggunakan management through value analysis, cost--benefit analysis, zero
based budgeting  dan cost productivity allocation. Sementara  behavioral
technique menggunakan organization development, brainstorming, forced
field analysis dan nominal group technique.

1. Studi kerja (work study)

Studi kerja yang digunakan untuk mempelajari pekerjaan orang dan mengindikasi
faktor yang memengaruhi efesiensi. Biasanya digunakan dalam usaha
meningkatkan output dari jumlah sumber daya tertentu dengan sedikit atau tanpa
investasi kapital lebih lanjut.

2. Pengembangan organisasi (organization development)

Pengembangan organisasi adalah proses yang terencana, dikelola, dan sistematis.


Tujuannya adalah mengubah sistem, budaya, dan perilaku organisasi dengan
maksud memengaruhi efektivitas organisasi.

7
3. Curah gagasan (brainstorming)

Suatu proses membangkitkan gagasan secara terorganisir untuk menghindari


evaluasi terlalu dini karena apabila demikian, dapat menutup timbulnya gagasan
yang baik.

4. Forced field analysis

Merupakan alat untuk menganalisis situasi yang perlu diubah. Hal ini
memfasilitasi perubahan dalam organisasi dengan meminimalkan usaha dengan
gangguan.

5. Nominal group technique

Merupakan pendekatan partisipatif pada penemuan fakta, identifikasi masalah dan


kekuatan, membangkitkan gagasan, dan mengevalusai progress.

E. Cara Meningkatkan Efisiensi dalam Organisasi


       Agar tercipta organisasi yang efisien, ada beberapa cara untuk meningkatkan
efisiensi dalam organisasi. Adapun cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Pelaksanaan fungsi manajemen secara tepat
Dalam fungsi manajemen yang meliputi planing, organizing, actuating,
dan controlling itu harus dilaksanakan dengan tepat. Jika ada fungsi
manajemen yang tidak tepat itu akan menjadikan suatu manajemen kurang
efisien dan tentu saja akan menjadikan organisasi yang tidak efisien pula.
2.      Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat
Semua sumber daya ekonomi yang ada seperti sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya kewirausahaan, dan juga sumber daya modal
dipilih dengan baik, kemudian dimanfaatkan secara tepat.
3.      Pelaksanaan fungsi fungsi organisasi sebagai alat pencapai tujuan yang
setepat tepatnya
Memanfaatkan fungsi-fungsi organisasi yang sebagai wadah untuk
digunakan sebagai alat pencapaian  tujuan yang telah direncanakan
sebeumnya secara tepat.
4.      Pengarahan dan dinamika organisasi dilakukan untuk pengembangan dan
kemajuan yang berkesinambungan.
Pengarahan-pengarahan dan dinamika yang sudah ada ataupun sudah
berjalan dalam sebuah organisasi dilakukan dengan sebaik mungkin secara
terus menerus  demi berkembangnya sebuah organisasi dan juga kemajuan
yang secara  berkesinambungan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produktivitas merupakan perbandingan antara biaya hasil keluaran
(output) dengan pemasukan, penjualan atau pendapatan
(input). Produktivitas suatu kegiatan dikatakan meningkat apabila
pengembangan program memberikan hasil tambahan sebagai produk
sampingan atau by-product. Pendapat lain mengemukakan bahwa suatu
organisasi dikatakan produktif apabila mencapai tujuannya dan itu terjadi
dengan mengubah masukan menjadi pengeluran dengan biaya
terendah. Produktivitas merupakan ukuran kinerja termasuk efektivitas dan
efesiensi.  

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi diterjemahkan dengan


daya guna. Menurut Wirapati efisiensi adalah usaha mencapai prestasi yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang
tersedia (material, mesin, dan manusia) dalam tempo yang sependek-
pendeknya di dalam keadaan yang nyata tanpa mengganggu keseimbangan
antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu. Sedangkan menurut
Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti,
yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan (input).
Untuk menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi itu termasuk
efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau persyaratan efisiensi harus
terpenuhi. Adapun prinsip tersebut adalah sebagai
berikut: efisiensi harus dapat diukur, efisiensi mengacu padapertimbangan
yang rasional, efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas(mutu),
efisiensi merupakan teknis pelaksanaan, pelaksanaan efisiensi harus
disesuaikan dengan kemampuan organisasi yang bersangkutan.
Agar tercipta organisasi yang efisien, ada beberapa cara untuk
meningkatkan efisiensi dalam organisasi. Adapun cara tersebut adalah
sebagai berikut: pelaksanaan fungsi manajemen secara tepat, pemanfaatan
sumber daya ekonomi yang tepat, pelaksanaan fungsi fungsi organisasi
sebagai alat pencapai tujuan yang setepat tepatnya, pengarahan dan dinamika
organisasi dilakukan untuk pengembangan dan kemajuan yang
berkesinambungan.

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini mampu memberikan,
menambahkan pengetahuan semua pembaca. Dan harapan dari penulis bukan
hanya sekedar dibaca melainkan juga difahami dengan jelas, hal ini

9
dikarenakan suatu organisasi atau perusahaan yang akan mampu bersaing dan
dapat bertahan dalam gelombang perubahan yang terus terjadi, yang sedang
melanda dunia adalah adalah organisasi atau perusahaan yang
memiliki produktivitas yang tinggi, yang mana hasil dari pemasukanya
(input), penjualannya lebih besar dibandingkan dengan biaya pengeluarannya
(output). Namun sebaliknya dengan organisasi yang memiliki
tingkat produktivitas yang rendah secara perlahan atau cepat akan runtuh atau
kalah dari arena pertandingan usaha.

10

Anda mungkin juga menyukai