Anda di halaman 1dari 7

A.

PENGERTIAN DAN PERANAN PRODUKTIVITAS

Di dalam ilmu ekonomi, produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output) dan
segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil (input). Pada umumnya, nisbah ini berupa suatu
bilangan rata-rata yang mengungkapkan hasil bagi antara angka keluaran total dan angka masukan total
dari beberapa kategori barang/jasa, seperti biaya tenaga kerja dan bahan baku.

Pada dasarnya, setiap bentuk masukan bila dikuantifikasikan dapat digunakan sebagai faktor penyebut
(pembagi) pada nisbah produktivitas. Atas dasar itulah, orang dapat berbicara tentang produktivitas
lahan, produktivitas modal, produktivitas tenaga kerja, atau produktivitas dari berbagai subkategori lain
masing-masing faktor produksi.

Sampai sekarang ini tenaga kerjalah yang lazim dijadikan sebagai faktor pengukur produktivitas itu. Hal
ini disebabkan, pertama, besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya
yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, masukan pada sumber daya manusia lebih
mudah dihitung daripada masukan pada faktor-faktor lain, seperti modal. Menghitung berapa jumlah
karyawan (lepas dari masalah perbedaan keterampilan dan intensitas kerja) dan jumlah jam kerja
mereka, jauh lebih mudah daripada mencari informasi mengenai faktor-faktor produksi lainnya. Di
samping itu, perlu diingat bahwa kemajuan teknologi yang mempermudah berasal dari perkembangan
faktor tenaga kerja (lebih dari faktor mana pun). Oleh karena itu, Kedudukan tenaga kerja sebagai unsur
pengukur faktor produktivitas, tampaknya makin sah dan sulit digoyahkan.

Sejak orde baru mengendalikan jalannya pemerintahan negara (1966), pemerintah Indonesia telah
merintis program peningkatan produktivitas tenaga kerja langsung. Upwys in dilakukan karma
produktivitas ikut menentukan pembentukan angka indela pertun buhan nasional. Suatit negara atau
industri dapat dikatakan mengalami kemajuan jika dapa mengurangi pengorbanan sumber daya untuk
menghasilkan produk yang lebih besa dengan mutu yang lebih baik. Produktivitas tenaga kerja
merupakan indikator yang paling peka bagi proses ekonomisasi ini, dan merupakan tolok ukur utama
bagi kemajuan ekonomi yang dicapai Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan
potensi pengadaan borang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar untuk setiap peker sehingga lebih
besar unsur-unsur kebutuhan hidup rakyat yang dapat dipenuh sendin berarti tingkat kesejahteraan
rakyat bertambah tinggi Alasannya adalah bahwa peningkatan produktivitas berarti peningkatan
pendapatan pekerja, dan peningkatan pendapatan selanjutnya menambah kuat daya beli masyarakat
akan barang dan jasa

Pada awal dekade 1970-an, pemerintah telah mendirikan Pusat Produktivitas Nasional dan Dewan
Produktivitas Nasional, sejalan dengan upaya peningkatan produktivitas Akan tetapi dalam
kenyataannya, wadah tersebut tidak produktif. Namun, dengan meningkatys desakan kebutuhan akan
peningkatan produktivitas tenaga kerja dewasa ini, Departemen Tenaga Kerja berniat akan
menghidupkan kembali aktivitas kedua badan tersebut.

B. SISTEM PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Pada tingkatan perusahaan, diakui bahwa upaya memanajemeni sumber daya mama menyangkut
banyak tugas dan kegiatan Sebagian besar waktu dan tenaga tercurah pada urusan urusan hubungan
industrial untuk berbagai macam hal yang acap kali tidak berkaitan dengan peningkatan produktivitas
Kegiatan-kegiatan itu memang penting. Alan tetapi pada akhirnya, terhadap pengelolaan sumber daya
manusia dalam perusahaan akan ditanyakan apakah para pekerja sudah bekerja secara efektif untuk
mencapai tujuan perusahaan, atau dengan kata lain, apakah sumber daya manusia telah dimanfaatkan
secar optimum

Dalam konsep manajemen, manusia diharapkan mau memanfaatkan tenaga sepeni Bya atau septimum
mungkin untuk meningkatkan produktivitas, yang diikuti oleh m ciptanya hubungan kerja yang bermutu
dengan konotasi menyenangkan, penuh tenggang tana, dan saling membangun. Dalam memanfaatkan
sepenuhnya sumber daya manusia h terkantung pengertian pembinaan struktur organisasi dan
pengembangan mutu tenaga kerja, baik secara aktual maupun potensial.

Usaha ini menuntut keterlibatan seluruh perusahaan di mana setiap orang dapat mere kan pentingnya
pluktivitas yang meningkat, lalu berperan serta Jadi, dari pihak karys wan harus tampak bahwa,
peningkatan produktivitas Inikan sekedar alat kosmetik Artiny hanya digembar-gemborkan saja, tetapi
tidak didukung oleh tindakan. Keterlibatan dalam meningkatkan produktivitas menuntut beberapa
program tindakan yang nyata, di samping komunikasi dan propaganda la tindakan itu tidak nyata,
karyawan tidak akan me manfaat peran serta dalam meningkatkan produktivitas mereka. Para penyelia
harus dipe melihat dengan nyata bahwa atasan mereka menegaskan kata-kata mereka dengan dakan,
dan dengan penuh kesadaran berkarya ke arah peningkatan produktivites

Tn standar prestasi, dan berbagai bentuk harapan lain juga perlu dibuktikan Segun efektivitas yang lebih
baik dan dapat dilihat. Dalam hal ini setiap manajer har dak terlibat sadar dalam tugas meningkatkan
penggunaan tenaga kerja secara del sebagai bagian dari pekerjaannya yang terpenting, Sikap ini juga
harus dilak pada para penyelia, terutama dengan memberikan kepada mereka keleluasa k grila hubungan
manusiawi dengan para hawahannya secara lebih baik Akhirnya, pingkatan efektivitas sumber daya
nsanusia harus dijadikan tolok okut prestasi penyelia a manajer Berdasarkan pengukuran inilah
ditentukan antara lain kenaikan pemberian bonus bagi mereka

Dengan demikian, jelaslah bahwa pemanfaatan sumber daya manusia secara lebih baik dan
irpemimpinan ini bukan sekedar reakai basa-basi, tetapi tindakan yang afirmatif dan len mitrus
Peningkatan produktvitas mustahil berhasil jika hanya dilancarkan dalam bidang dang tertentu saja.
Untuk mencapai itu diperlukan keterpaduan gerak Hal-hal seperti eterlibatan total, orientasi pada
tindakan, kesinambungan, dan keterpaduan dikenal seagal ciri-ciri sistem. Dengan demikian, masalah
produktivitas bukan hanya masalah manajemen belaka, tetapi juga masalah sistem sebagai keseluruhan.

Peningkatan produktivitas merupakan masalah sistem dalam arti tertentu, kama ada hanyak segi dari
pekerjaan dan kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas tenaga kerja.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa bidang ker yang dapat meningkatkan produktivitas
di samping perlunya pembenahan kembali beberapa bagian organisasi dan fungsi stat untuk menunjang
peningkatan produktivitas semaksimal mungkin.

Pada kebanyakan perusahaan, jarang ditemui adanya kegiatan teknik, atau metode tunggal yang
merupakan satu-satunya landasan bagi peningkatan produktivitas Sebalik nya, pada umumnya sejumlah
kombinasi teknik dan metode dunggap merupakan sarana yang paling efisien untuk meningkatkan
produktivitas Yang penting bagi masing-masing perusahaan ialah mengenali kegiatan mana saja yang
paling relevan dan mempunyai potensi paling besar untuk meningkatkan produktivitas, lalu dibuatlah
daftar prioritas, dan selanjutnya mengalokasikan sumber daya yang diperlukan pada bidang-bidang
prioritas menurut jadwal waktu dan cara yang dianggap tepat

C. MANAJEMEN PRODUKTIVITAS

Pada dasarnya, produktivitas perusahaan merupakan akumulasi dari produktivitas Individu-individu


(karyawan-karyawan) sehingga untuk perbaikan produktivitas perusa haan diperlukan komitmen
perbaikan yang seimbang antara aspek manusia (motivasi) dan aspek teknik (teknologi Peningkatan
produktivitas perusahaan hanis dimulai dari tingkat individu. Pada dasarnya, setiap individu yang
produktif memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian

tugas yang lebih baik lagi.

2 Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.

3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.

4 Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.

5. Bersikap positif terhadap pekerjaannya.

6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana menjadi seorang pemimpin yang
baik.
ringakasan

Dalam memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal untuk peningkatan produktivitas diperlukan
struktur organisasi yang baik dan jelas, peningkatan kualitas SDM, keterlibatan total karyawan, serta
keterpaduan dari seluruh kegiatan.

Perencanaan peningkatan produktivitas mencakup lima tahap, yaitu menganalisis situasi, merancang
program, menciptakan kesadaran, menerapkan program, dan mengevaluasi pelaksanaan program.

Pengukuran produktivitas dibedakan atas tingkat makro, tingkat sektoral, tingkat perusahaan, dan tingkat
unit tertentu. Pengukuran produktivitas tersebut dapat dilakukan secara total dan secara parsial.

Terdapat lima cara untuk meningkatkan produktivitas, yaitu mereduksi biaya, mengelola pertumbuhan,
bekerja lebih tangkas, mengurangi aktivitas, dan bekerja lebih efektif.

Metode yang digunakan dalam meningkatkan produktivitas adalah mengganti tenaga manusia dengan
mesin, menyempurnakan metode kerja, menghilangkan praktek-praktek yang tidak produktif, dan
menyempurnakan manajemen SDM Konsep perbaikan produktivitas, seperti pada diagram roda
produktivitas, dimaksud kan agar output makin besar dan input makin kecil. Usaha peningkatan
produktivitas dilakukan dengan enam pendekatan, yaitu tenaga kerja, modal, produksi, organisasi,
penjualan, dan produk.

Reaksi rantai Deming menunjukkan hubungan antara kualitas, biaya, dan sangat erat. Dengan
menggunakan diagram sebab-akibat, dapat diketahui mana di antara ketiga tersebut yang didahulukan.
Namun, peningkatan kualitas harus dilakukan secara bersama-sama dengan peningkatan produktivitas
untuk meningkatkan kemampuan memperoleh laba perusahaan.

A. PENGERTIAN DAN PERANAN PRODUKTIVITAS

Di dalam ilmu ekonomi, produktivitas merupakan nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (output) dan
segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil (input). Pada umumnya, nisbah ini berupa suatu
bilangan rata-rata yang mengungkapkan hasil bagi antara angka keluaran total dan angka masukan total
dari beberapa kategori barang/jasa, seperti biaya tenaga kerja dan bahan baku.

Pada dasarnya, setiap bentuk masukan bila dikuantifikasikan dapat digunakan sebagai faktor penyebut
(pembagi) pada nisbah produktivitas. Atas dasar itulah, orang dapat berbicara tentang produktivitas
lahan, produktivitas modal, produktivitas tenaga kerja, atau produktivitas dari berbagai subkategori lain
masing-masing faktor produksi.

Sampai sekarang ini tenaga kerjalah yang lazim dijadikan sebagai faktor pengukur produktivitas itu. Hal
ini disebabkan, pertama, besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya
yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, masukan pada sumber daya manusia lebih
mudah dihitung daripada masukan pada faktor-faktor lain, seperti modal. Menghitung berapa jumlah
karyawan (lepas dari masalah perbedaan keterampilan dan intensitas kerja) dan jumlah jam kerja
mereka, jauh lebih mudah daripada mencari informasi mengenai faktor-faktor produksi lainnya. Di
samping itu, perlu diingat bahwa kemajuan teknologi yang mempermudah berasal dari perkembangan
faktor tenaga kerja (lebih dari faktor mana pun). Oleh karena itu, Kedudukan tenaga kerja sebagai unsur
pengukur faktor produktivitas, tampaknya makin sah dan sulit digoyahkan.

Sejak orde baru mengendalikan jalannya pemerintahan negara (1966), pemerintah Indonesia telah
merintis program peningkatan produktivitas tenaga kerja langsung. Upwys in dilakukan karma
produktivitas ikut menentukan pembentukan angka indela pertun buhan nasional. Suatit negara atau
industri dapat dikatakan mengalami kemajuan jika dapa mengurangi pengorbanan sumber daya untuk
menghasilkan produk yang lebih besa dengan mutu yang lebih baik. Produktivitas tenaga kerja
merupakan indikator yang paling peka bagi proses ekonomisasi ini, dan merupakan tolok ukur utama
bagi kemajuan ekonomi yang dicapai Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan
potensi pengadaan borang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar untuk setiap peker sehingga lebih
besar unsur-unsur kebutuhan hidup rakyat yang dapat dipenuh sendin berarti tingkat kesejahteraan
rakyat bertambah tinggi Alasannya adalah bahwa peningkatan produktivitas berarti peningkatan
pendapatan pekerja, dan peningkatan pendapatan selanjutnya menambah kuat daya beli masyarakat
akan barang dan jasa

Pada awal dekade 1970-an, pemerintah telah mendirikan Pusat Produktivitas Nasional dan Dewan
Produktivitas Nasional, sejalan dengan upaya peningkatan produktivitas Akan tetapi dalam
kenyataannya, wadah tersebut tidak produktif. Namun, dengan meningkatys desakan kebutuhan akan
peningkatan produktivitas tenaga kerja dewasa ini, Departemen Tenaga Kerja berniat akan
menghidupkan kembali aktivitas kedua badan tersebut.

B.Sistem Produktivitas Tenaga Kerja

Pada tingkatan perusahaan, diakui bahwa upaya memanajemen sumber daya manusia menyangkut
banyak tugas dan kegiatan Sebagian besar waktu dan tenaga tercurah pada urusan urusan hubungan
industrial untuk berbagai macam hal yang acap kali tidak berkaitan dengan peningkatan produktivitas
Kegiatan-kegiatan itu memang penting.

Dalam konsep manajemen, manusia diharapkan mau memanfaatkan tenaga sepeni Bya atau septimum
mungkin untuk meningkatkan produktivitas, yang diikuti oleh terciptanya hubungan kerja yang bermutu
dengan konotasi menyenangkan, penuh tenggang rasa, dan saling membangun. Keterlibatan dalam
meningkatkan produktivitas menuntut beberapa program tindakan yang nyata, di samping komunikasi
dan propaganda la tindakan itu tidak nyata, karyawan tidak akan me manfaat peran serta dalam
meningkatkan produktivitas mereka. Para penyelia harus dipe melihat dengan nyata bahwa atasan
mereka menegaskan kata-kata mereka dengan dakan, dan dengan penuh kesadaran berkarya ke arah
peningkatan produktivitas
Tujuan standar prestasi, dan berbagai bentuk harapan lain juga perlu dibuktikan Segun efektivitas yang
lebih baik dan dapat dilihat.

Dengan demikian, masalah produktivitas bukan hanya masalah manajemen belaka, tetapi juga masalah
sistem sebagai keseluruhan.

Peningkatan produktivitas merupakan masalah sistem dalam arti tertentu, kama ada hanyak segi dari
pekerjaan dan kegiatan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap produktivitas tenaga kerja.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa bidang ker yang dapat meningkatkan produktivitas
di samping perlunya pembenahan kembali beberapa bagian organisasi dan fungsi stat untuk menunjang
peningkatan produktivitas semaksimal mungkin.

C. Manajemen Produktivitas

Pada dasarnya, produktivitas perusahaan merupakan akumulasi dari produktivitas Individu-individu


(karyawan-karyawan) sehingga untuk perbaikan produktivitas perusahaan diperlukan komitmen
perbaikan yang seimbang antara aspek manusia (motivasi) dan aspek teknik (teknologi Peningkatan)
produktivitas perusahaan harus dimulai dari tingkat individu. Pada dasarnya, setiap individu yang
produktif memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian
tugas yang lebih baik lagi.
2) Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.
3) Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
4) Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.
5) Bersikap positif terhadap pekerjaannya.
6) Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana menjadi seorang pemimpin
yang baik.

D.Jenis Produktivitas

Pengukuran produktivitas dibedakan atas 4 tingkat :

1) Tingkat makro.
2) tingkat sektoral.
3) tingkat perusahaan.
4) dan tingkat unit individu.

E. Cara Meningkatkan Produktivitas

Terdapat lima cara untuk meningkatkan produktivitas, yaitu


1) Mereduksi biaya.
2) Mengelola pertumbuhan.
3) Bekerja lebih tangkas.
4) Mengurangi aktivitas.
5) Dan bekerja lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai