BAB 11
“TENAGA KERJA: PENGENDALIAN DAN
AKUNTANSI BIAYA”
Disusun oleh :
Nama : Cut Sheila Priscilia
Nomor DP : 1734031102
Prodi : Akuntansi
SSK – B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2018
Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja
Gaji baik secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan produktivitas dan
keahlian dan pekerja. Oleh karena itu perencanaan, motivasi, pengendalian, dan akuntansi untuk biaya
tenaga kerja dan produktivitas yang memadai merupakan masalah penting dalam mengelola suatu
perusahaan.
Produktivitas tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi
menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak ukurnya. Hal ini merupakan jumlah
barang dan jasa yang diproduksi oleh seorang pekerja. Dalam pengertian yang lebih luas,
produktivitas dapat dijelaskan sebagai efisiensi dari konversi sumber daya menjadi komoditas
dan/atau jasa. Produktivitas yang lebih besar dapat dicapai dengan membuat proses produksi lebih
efisien melalui eliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah; dengan memperbaiki,
memodernisasi, atau mengganti peralatan; atau dengan pendekatan lain yang memperbaiki
pemanfaatan sumber daya. Perubahan dalam pemanfaatan tenaga kerja sering memerlukan perubahan
dalam metode kompensasi, diikuti dengan perubahan dalam akuntansi biaya tenaga kerja.
Merencanakan Produktivitas
Suatu rencana untuk memperbaiki produktivitas sebaiknya memberikan tanggung jawab kepada
manajer dalam penerapannya. Selain itu, rencana tersebut sebaiknya konsisten dengan rencana-
rencana lain yang ada, seperti anggaran operasi dan rencana untuk investasi modal, riset, teknologi,
dan pengembangan karyawan.
Pertanyaan yang biasanya dijawab oleh rencana produksi meliputi:
Mengukur Produktivitas
Setelah rencana diformulasikan, produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis, diinterpretasikan,
dan dipahami. Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang padat dan
akurat untuk membandingkan hasil aktual dengan suatu target atau kinerja standar. Pengukuran
produktivitas harus mengakui kontribusi individual atas faktor-faktor seperti karyawan (termasuk
manajemen), pabrik dan peralatan, produk dan jasa yang digunakan, modal yang diinvestasikan, serta
pelayanan pemerintah yang digunakan. Salah satu pengukuran semacam itu telah dikembangkan oleh
American Standards for Productivity Measurement, di Houston, Texas. Pengukuran ini
mempertimbangkan penggunaan modal, bahan baku, energi, dan tenaga kerja, serta
membandingkannya terhadap output. Tetapi, pengukuran yang paling sering digunakan adalah output
fisik per jam tenaga kerja, yang hanya mempertimbangkan satu elemen input saja, yaitu tenaga kerja.
Dengan demikian maka sebagian besar pengukuran kinerja merupakan statistik kasar yang
mengabaikan beberapa faktor penting seperti modal dan lahan.
Menetapkan standar atas kinerja tenaga kerja tidaklah mudah, sebab hal tersebut sering kali
melibatkan perselisihan antara manajemen dan serikat kerja. Kecepatan dengan mana seseorang yang
sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap sebagai rating atau rating kinerja. Beberapa rating untuk
suatu tugas yang dipilih digabungkan guna memperoleh waktu normal, yaitu waktu yang diperlukan
oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan ketika bekerja dengan kecepatan normal.Tambahan
waktu diberikan untuk waktu pribadi, istirahat, kelelahan, serta penundaan karena kerusakan mesin
dan kekurangan bahan baku. Hasilnya adalah waktu standar untuk suatu pekerjaan, dinyatakan dalam
jumlah menit per unit atau total unit yang dapat dihasilkan per jam.
Rasio efisiensi produktivitas mengukur output dari suatu individu relatif terhadap standar
kinerja Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur pencapaian operasional dari suatu mesin,
suatu operasi, suatu departemen, atau suatu organisasi secara keseluruhan. Misalnya, jika 4.000 jam
merupakan standar dari suatu departemen tetapi ternyata aktualnya 4.400 jam yang digunakan, maka
ada rasio yang tidak menguntungkan sebesar 90, 9 persen (4 000: 4 400)
Apabila produktivitas meningkat, laba bisnis dan pendapatan riil pekerja juga “meningkat. Lebih
lanjut lagi, peningkatan produktivitas memUngkmkan masyarakat untuk memperoleh output yang
lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang . tersedia dalam perekonomian. Dalam tahun-
tahun terakhir, produktivitas secara umum juga meningkat, menyebabkan lebih banyak barang dan
jasa tersedia. Tetapi kadangkadang, keuntungan produktivitas jatuh. Suatu keterlambatan
menyebabkan peningkatan biaya. Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan
peningkatan biaya, maka biaya per unit dan juga harga jual akan meningkat.
Jika harga dipertahankan agar tidak naik, maka peningkatan upah harus mencerminkan
pengurangan biaya per unit yang disebabkan oleh peningkatan produktivitas. Apabila biaya upah, gaji,
dan tunjangan meningkat lebih besar dari output atau produksi per jam tenaga kerja, akibatnya adalah
inflasi, yaitu harga yang lebih tinggi untuk menutup biaya per unit yang juga lebih yang tinggi.
Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen yang Lebih Baik atas Sumber Daya Manusia
Sistem produksi, seperti lini perakitan mobil, secara teknologi sebenarnya serupa antara yang
ada di jepang dengan yang ada di Barat. Tetapi produsen jepang menggunakan angkatan kerjanya
dengan lebih baik sehingga memungkinkan mereka untuk menggunakan lebih sedikit pekerja dalam
melakukan pekerjaan yang sarna. Pekerja perlu mempelajari banyak pekerjaan, menyelesaikan
masalah, dan bekerja dengan cara ' yang fleksibel dan kooperatif. Tingkat produktivitas orang jepang
hanya dapat dicapai oleh pekerja yang termotivasi yang menunjukkan inisiatif dan menerima
tanggung jawab substansial.
Pengelolaan yang lebih baik atas sumber daya manusia menawarkan prospek peningkatan
produktivitas dan kualitas produk dengan cara memberdayakan pekerja untuk berpartisipasi secara
lebih langsung dalam manajemen atas pekerjaan mereka. Yang diperlukan oleh pihak manajemen
adalah perspektif yang kontinu dan bersifat jangka panjang dan bukannya perspektif yang sporadis
dan bersifat jangka pendek. Empat asumsi dasar yang merupakan karakteristik dari manajemen
sumber daya manusia yang lebih baik:
1. Orang yang melakukan pekerjaan tersebut adalah orang yang paling memiliki kualifikasi
untuk memperbaikinya.
2. Pengambilan keputusan sebaiknya terjadi di tingkat paling bawah yang memungkinkan.
3. Partisipasi pekerja meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen atas tujuan perusahaan.
4. Ada sejumlah besar ide yang dimiliki oleh pekerja yang menunggu untuk disentuh.
Sejalan dengan kebutuhan akan manajemen yang lebih baik melalui partisipasi yang lebih
luas adalah kebutuhan untuk melakukan investasi dalam pelatihan yang lebih baik. Banyak
perusahaan di Amerika Serikat menggunakan teknologi manufaktur yang mutakhir untuk
meningkatkan produktivitas dan daya saing. Tetapi sedikit yang mengambil langkah yang diperlukan
untuk meningkatkan sumber daya manusianya agar sejajar dengan inovasi teknologi. Sistem
manufaktur dengan teknologi mutakhir memerlukan tingkat keahlian yang tinggi dari semua
pekerjanya. Oleh karena itu, produsen Amerika Serikat harus menerapkan program khusus untuk
perekrutan, pelatihan, dan pemeliharaan pekerja yang ahli apabila mereka ingin sukses dalam
bersaing.
Secara singkat, produktivitas dan biaya yang terkait mengharuskan perencanaan dan
pengukuran yang hati-hati jika dampak ekonominya ingin dikendalikan dengan efektif. Manajemen
yang lebih baik atas sumber daya manusia merupakan keharusan penting untuk meningkatkan
produktivitas.
Rencana Bonus Seratus Persen (One Hundred-Percent Bonus Plan). Rencana bonus seratus
persen merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung. Rencana ini berbeda dalam hal di
mana standar tidak dinyatakan dalam uang, tetapi dalam waktu per unit output. Bukannya
menggunakan suatu harga per unit, melainkan menggunakan waktu standar yang diperbolehkan untuk
menyelesaikan satu unit, dan pekerja dibayar berdasarkan waktu standar dikalikan tarif per jam jika
unit diselesaikan sesuai dengan standar atau lebih sedikit. Dengan demikian, jika seorang pekerja
menyelesaikan 100 unit dalam shift selama 8 jam dan waktu standar adalah 80 unit per shift (atau 10
unit per jam), maka pekerja tersebut akan dibayar sesuai dengan tarif per jam dikalikan waktu standar
sebesar 10 jam. Dalam variasi lain dari rencana bonus seratus persen, penghematan dibagi dengan
supervisor dan atau perusahaan. di Dalam setiap periode penggajian, rasio efisiensi harus dihitung
untuk setiap pekerja sebelum pendapatan dapat dihitung. Standar produksi dalam jumlah unit output
per 4 jam ditetapkan oleh insinyur industri. Jam kerja dan unit yang dihasilkan dilaporkan ke.
departemen penggajian, di mana jumlah jam yang dilaporkan dikalikan dengan jumlah unit produksi
standar per jam untuk menentukan jumlah unit standar. Produksi pekerja tersebut kemudian dibagi
dengan jumlah unit standar sehingga menghasilkan , rasio efisiensi. Rasio efisiensi dikalikan dengan
tarif dasar pekerja tersebut menghasilkan pendapatan per jam untuk periode tersebut. Rencana bonus
seratus persen memperoleh popularitas karena frekuensi kenaikan upahnya. Karena standar
dinyatakan dalam waktu dan jumlah output, maka standar tersebut tidak perlu disesuaikan jika tarif
upah berubah. Karena sistem ini menekankan pada waktu dan bukannya uang, rencana ini
memungkinkan pengembangan standar efisiensi,
Rencana Bonus Kelompok (Group Bonus Plan). Industri menggunakan sejumlah besar variasi dari
rencana pemberian insentif, di mana beberapa di antaranya bergantung pada kinerja produktif yang
lebih superior dari suatu departemen atau suatu pabrik secara keseluruhan dan dapat memasukkan
tenaga kerja pendukung atau tenaga kerja tidak langsung selain tenaga kerja langsung. Operasi pabrik
yang'menggunakan mesinmesin besar sering kali mengharuskan karyawan bekerja dalam kelompok.
Meskipun pekerjaan dari setiap karyawan adalah penting bagi operasi mesin, sering kali adalah tidak
mungkin untuk memisahkan pekerjaan dari suatu anggota kelompok. Misalnya saja, seorang pekerja
dari lini perakitan tidak dapat meningkatkan output tanpa kerja sama dari seluruh anggota kelompok.
Demikian pula, pekerja individual mungkin diharuskan untuk fleksibel dalam penugasan kelompok,
dengan kemampuan untuk mengerjakan sejumlah besar tugas Rencana bonus kelompok telah terbukti
berhasil dalam situasi-situasi tersebut di atas.
Rencana bonus kelompok, seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual
memicu produksi dengan tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam
untuk produksi sampai sesuai jumlah output standar. Unit yang diproduksi di atas standar dianggap
sebagai waktu yang dihemat oleh kelompok, dan akibatnya setiap pekerja dibayarkan suatu bonus
untuk waktu yang dihemat. Biasanya bonus yang diperoleh oleh kelompok dibagi di antara anggota-
anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka.
Rencana bonus kelompok mengurangi pekerjaan menghitung biaya tenaga kerja dan melaksanakan
sistem msentif. Rencana kelompok juga dapat memberikan kontribusi bagi kerja sama yang lebih baik
di antara pekerja, di mana pekerja yang baik menekan pekerja yang buruk yang dapat membahayakan
bonus kelompok. Rencana kelompok juga sering kali mengakibatkan menurunnya kecelakaan, barang
cacat, pemborosan, serta absentisme. Misalnya, suatu bonus dapat dibayarkan ke kelompok atau suatu
departemen yang tidak mengalami kecelakaan selama periode waktu tertentu, atau yang memiliki
tingkat barang yang ditolak di bawah target tertentu.
Suatu kelompok yang terdiri atas 10 orang menggunakan peralatan yang mahal, dan setiap
orang dibayar sebesar 3510 per jam untuk shift reguler selama 8 jam. Produksi Standar adalah 50 unit
per jam, atau 400 unit per shift, dan overhead adalah sebesar 55320 per shift selama 8 jam, atau $40
per jam Dalam ilustrasi ini bonus dihitung untuk setiap hari. Dalam rencana pemberian insentif
kelompok atau individual yang lain, bonus dapat dihitung per minggu, per bulan, atau per triwulan
Prinsip dan tujuan dari akuntansi biaya tenaga kerja adalah relatif sederhana. Sebaliknya,
menerapkan prinsipfprinsip ini dapat saja menjadi sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja
berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Dua kelompok ,catatan rinci disimpan, satu
untuk akuntansi keuangan dan satu lagi untuk akuntansi biaya. Langkah-langkah dalam akuntansi
untuk biaya tenaga kerja digambarkan sebagai berikut; sedangkan ayat jurnal yang terkait
diilustrasikan dalam apendiks dari bab ini.
Akuntansi Keuanan
Suatu catatan dari total waktu kerja dan total jumlah yang diperoleh oleh setiap pekerja disimpan.
Jumlah pendapatan harian atau mingguan yang diperoleh setiap pekerja dimasukkan dalam catatan
gaji.
Akuntansi Biaya
Suatu catatan dari waktu kerja untuk setiap pesanan, proses, atau departemen oleh setiap pekerja serta
biaya yang terkait disimpan.
Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dimasukkan dalam kartu biaya pesanan atau laporan
biaya produksi; biaya tenaga kerja tidak Iagnsung dimasukkan dalam kertas kerja analisis beban
departemental.
Biasanya adalah ,mungkin untuk menetapkan rasio yang cukup akurat atas penggunaan
tenaga kerja terhadap penjualan dalam dolar .untuk setiap produk atau lini produk. Dengan
menggunakan rasio-rasio tersebut dan perkiraan penjualan, kebutuhan tenaga kerja di masa depan
dapat diprediksikan. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dengan desain produk dan terus
berlanjut sampai waktu penjualan dan ' pelayanan purna jual. Departemen yang terlibat dalam
perhitunganpbiaya tenaga kerja termasukdepartemen personalia, departemen perencanaan produksi,
departemen pencatat waktu, departemen penggajian, dan departemen biaya.
Departemen Personalia
Fungsi utama dari Suatu departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang
efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai.
Fungsildepartemen personalia meliputi perekrutan, penyewaan, pelatihan, penilaian, konseling
pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar.
Lebih lanjut lagi, departemen personalia mengawasi penulisan dan pembaruan deskripsi kerja dan
melakukan studi waktu dan gerakan. Mempekerjakan guna menggantikan seorang pekerja dimulai
dengan permintaan tenaga kerja yang dikirimkan ke departemen personalia oleh kepala departemen
atau supervisor. Mempekerjakan karyawan dalam rangka memperbesar jumlah pekerja memerlukan
otorisasi oleh manajemen eksekutif, yang persetujuannya didasarkan pada kebutuhan tenaga kerja
produksi. Departemen personalia, dalam hubungannya dengan kepala departemen, merencanakan
kebutuhan ekspansi dan menyetujui promosi, pemutusan hubungan kerja, transfer, jumlah, dan
keahlian dari pekerja yang akan dipekerjakan, dan tanggal karyawan baru melapor masuk kerja.
Praktik hubungan kerja harus sesuai dengan peraturan nasional; di Amerika Serikat. misalnya, hal ini
meliputi peraturan dari komisi untuk persamaan kesempatan kerja dan departemen tenaga kerja.
Peraturan dari komisi hak asasi manusia dan pihak berwenang yang serupa juga ada di tingkat negara
bagian maupun lokal.
Departemen Penggajian
Data penggajian diproses dalam dua tahap: (1) menghitung dan menyiapkan gaji, serta (2)
mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Langkah-langkah ini dilakukan oleh
departemen penggajian yang bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pesanan, departemen, dan
tingkat upah untuk setiap karyawan. Departemen penggajian menghitung jam kerja dan upah yang
diterima, membuat potongan gaji, menentukan jumlah bersih yang harus dibayarkan ke setiap
karyawan, memelihara catatan pendapatan permanen untuk setiap karyawan, dan mungkin juga
menyiapkan distribusi beban gaji yang menunjukkan jumlah biaya tenaga kerja yang akan dibebankan
ke setiap pesanan dan departemen. Departemen penggajian juga mempersiapkan cek atau
menyediakan data yang diperlukan untuk melakukan pembayaran bagi kasir atau bendahara.
Perhitungan dan Persiapan Penggajian
Penggajian disiapkan dari kartu absen. Beban gaji final hasil perhitungan dicatat dalam jurnal
gaji atau catatan gaji. Catatan menunjukkan total upah, potongan, dan gaji bersih. Catatan kumulatif
atas pendapatan dan potongan dari masingmasing karyawan juga harus dipelihara.
Beberapa perusahaan membayar karyawan dengan cek. Cek gaji ditarik dari rekening giro
reguler atau, jika jumlah karyawan cukup besar, rekening bank terpisah untuk pembayaran gaji
digunakan.
Ketika dana gaji akan disimpan di rekening khusus, departemen penggajian mensertifikasi
jumlah yang diperlukan untuk tanggal pembayaran tertentu, dan suatu voucher dibuat untuk jumlah
tersebut, serta satu cek ditarik dari rekening simpanan reguler dan disimpan di rekening bank khusus
pembayaran gaji. Dengan menggunakan metode ini, maka hanya ada satu cek yang ditarik dari
rekening bank reguler dan muncul dalam jurnal pengeluaran kas di setiap periode penggajian. Untuk
setiap karyawan, kepala pembayaran mempersiapkan suatu cek yang dananya diambil dari rekening
bank khusus pembayaran gaji.
Ketika metode elektronik digunakan untuk akuntansi tenaga kerja, jurnal gaji, cek dan register
cek, serta catatan pendapatan karyawan umumnya disiapkan dalam satu operasi simultan. Di banyak
perusahaan, karyawan dapat mengotorisasi simpanan elektronik langsung untuk pembayaran gaji
bersih ke masing-masing rekening individual, yang menghilangkan kebutuhan akan cek kertas bagi
masing-masing individu.
Pertimbangan-pertimbangan Etika
Perilaku etis adalah penting dalam semua aspek aktivitas organisasi. Akuntansi biaya dan
pengendalian tenaga kerja adalah salah satu area yang dicakup oleh Standard of Ethical Conduct
hubungan kerja, pemutusan hubungan kerja, dan kompensasi; ke pembuatan anggaran dan analisis
waktu dan biaya tenaga kerja; serta ke program produktivitas dan rencana pemberian insentif; dan ke
persamaan dalam tunjangan karyawan.
Tenaga kerja, kontribusi manusra ke produksi, memiliki hubungan langsung dengan
produktivitas. Perbaikan produktivitas memerlukan manajemen sumber daya manusia yang lebih baik.
Rencana pemberian insentif mewakili penghargaan berwujud atas kinerja yang diinginkan dari
pekerja. Rencana mungkin dibuat untuk individual, kelompok, atau keseluruhan organisasi melalui
pembagian keuntungan. Perencanaan atas kinerja karyawan diperluas lewat pemahaman akan teori
kurva belajar. Akuntansi biaya dan pengendalian tenaga kerja memerlukan koordinasi antara
departemen personalia, departemen perencanaan, departemen pencatatan waktu, departemen
penggajian, dan departemen biaya
Penghasilan Lembur
Fair Labor Standards Act tahun 1938, yang biasanya disebut sebagai hukum upah dan jam
kerja federal, menetapkan upah minimum per jam dan mengharuskan pembayaran sebesar satu
setengah kali upah biasa untuk jam kerja yang melebihi 40 jam per minggu.
Hukum ini telah diamendemen, guna memperluas cakupan dan meningkatkan tingkat upah. Beberapa
tipe organisasi dan pekerja dikecualikan dari provisi hukum tersebut beserta amandemennya, atau
memiliki upah minimum yang lebih rendah.
Sejumlah praktik penggajian merupakan keharusan untuk tunduk pada hukum upah dan jam kerja
federal. Untuk setiap karyawan, catatan harus menunjukkan:
1. Jumlah jam kerja setiap hari dan total jam kerja setiap minggu.
2. Dasar penggajian.
3. Pendapatan harian atau mingguan di jam kerja biasa.
4. Total tambahan pendapatan untuk lembur yang dilakukan setiap minggu.
5. Total upah yang dibayarkan setiap periode penggajian, tanggal pembayaran, dan periode kerja
yang dibayar.
Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen: (1) tarif upah reguler dan (2) premium lembur,
yang merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Batas tersebut
mungkin saja adalah 40 jam kerja per minggu atau 8 jam kerja per hari. Bagi sebagian besar pekerja,
pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar satu setengah kali tarif upah reguler.
Misalnya jika seorang karyawan dibayar sebesar $8 per jam untuk pekerjaan yang dilakukan dalam
waktu 40 jam kerja per minggu, tetapi bekerja selama 45 jam kerja di suatu minggu, pendapatan
kotornya adalah sebagai berikut:
Pembebanan premium lembur ke pesanan atau produk tertentu atau overhead pabrik, sangat
bergantung pada alasan dilakukannya lembur. Apabila suatu pesanan adalah pesanan kilat dengan
pengetahuan sebelumnya bahwa lembur akan diperlukan, harga yang diSetujui untuk pesanan tersebut
kemungkinan ditetapkan cukup tinggi untuk menutupi premium lembur. Dalam kasus tersebut,
premium lembur itu sebaiknya dibebankan ke pesanan tersebut. Tetapi jika lembur digunakan karena
volume dari pesanan reguler tidak dapat diselesaikan dalam jam kerja reguler, maka premium lembur
sebaiknya dibebankan ke pengendali overhead pabrik, karena lembur itu tidak disebabkan oleh
pekerjaan yang dikerjakan selama jam lembur. Hal ini disebabkan karena elemen random dalam
penjadwalan biasanya menentukan pesanan atau pesananpesanan mana saja yang dijadwalkan untuk
dikerjakan dalam jam lembur, sehingga premiumnya tidak dapat ditelusuri ke pesananvpesanan
tersebut melainkan ke total volume pekerjaan yang tinggi. jika lembur dianggarkan di awal tahun,
maka total biaya anggarannya dimasukkan dalam perhitungan tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya.
Ketika bonus dibayarkan, akun utang didebit, lalu akun kas dan berbagai akun pajak ditahan dikredit.
Secara teoretis, bonus dan biaya lain yang berkaitan dengan tenaga kerja langsung merupakan
tambahan biaya tenaga kerja yang dibebankan ke barang dalam proses secara tidak langsung melalui
tarif overhed.
Rencana opsi saham dan bonus yang berkaitan dengan periode yang lebih lama dari satu tahun
merupakan contoh kompensasi yang ditunda. Jika sebuah perusahaan dapat secara akurat mengukur
kewajiban dan secara hukum berkomitmen untuk pembayaran, maka nilai sekarang dari pembayaran
kompensasi masa depan diakui sebagai beban dalam periode di mana manfaat tersebut diperoleh.
Peraturan Cost Acf counting Standard Board (CASE) memperbolehkan perlakuan yang sama dalam
menghitung biaya kontrak dengan pemerintah. Sebaliknya, manfaat seperti itu tidak dapat
dikurangkan untuk keperluan pajak penghasilan, sampai benar-benar dibayarkan atau didanai,
bergantung pada sifat dari rencana tersebut.
Tunjangan Cuti
Tunjangan cuti mewakili masalah biaya yang serupa dengan pembayaran bonus. Ketika
seorang karyawan berhak untuk mengambil cuti selama dua minggu dengan tetap dibayar, tunjangan
cuti diakrual selama 50 minggu masa produktif. Misalnya, asumsikan seorang pekerja langsung
memiliki _upah dasar sebesar $300, dan berhak atas cuti dengan tetap dibayar selama dua minggu.
Biaya tenaga kerjanya adalah sebesar $300, plus $12 per minggu. Dalam 50 minggu dengan tarif $ 12
per minggu, pembayaran yang ditunda adalah sebesar $600, yang merupakan perkiraan akan
tunjangan cuti. Ayat jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja per minggu adalah:
Ketika cuti diambil, akun utang didebit dan akun kas serta berbagai akun pajak ditahan dikredit.
Dengan serupa, akrual dimasukkan untuk utang pemberi kerja yang berkaitan dengan jenis
ketidakhadiran lain yang dikompensasikan, termasuk izinizin sakit, hari libur, dan latihan militer. jika
perusahaan menyewa pengganti temporer untuk pekerja yang absen, tambahan biaya ini dibebankan
ke departemen yang menggunakan pengganti tersebut.
Pernyataan FASE No. 43, “Accounting for Compensated Absences”, mengharuskan pemberi
kerja untuk mengakrual suatu utang atas hak karyawan atas kompensasi untuk ketidakhadiran di masa
depan jika persyaratan-persyaratan berikut ini dipenuhi: (l) hak timbul atas jasa karyawan yang telah
diserahkan, (2) hal tersebut tetap atau diakumulasikan, (3) pembayarannya mungkin, dan (4)
jumlahnya dapat diestimasikan dengan sewajarnya. Meskipun pernyataan ini mengharuskan akrual
untuk manfaat cuti, pada umumnya pernyataan ini tidak mengharuskan suatu kewajiban untuk
diakrual bagi manfaat pembayaran saat sakit (kecuali jika hak tersebut tetap), hari libur, dan
ketidakhadiran lainnya yang serupa di masa depan dan dikompensasikan; sampai karyawan yang
bersangkutan benar-benar tidak hadir.
Dalam akuntansi untuk kontrak dengan pemerintah, peraturan CASB mengharuskan akrual
atas kewajiban pemberi kerja untuk biaya-biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja atas
ketidakhadiran pribadi. Pernyataan dari Governmental Accounting Standards No. 168 menyarankan
akrual untuk pemerintah negara bagian maupun lokal. Sebaliknya, akrual tunjangan cuti tidak
diperbolehkan untuk tujuan pajak penghasilan, dengan satufsatunya pengecualian apabila tunjangan
cuti merupakan rencana tetap. Rencana tetap hanya dapat mengakrual jumlah yang benarvbenar
dibayarkan dalam dua setengah bulan setelah akhir tahun.
Program Pensiun
Program pensiun (personal plan) merupakan pengaturan untuk pembayaran ke
karyawan untuk tahun-tahun setelah pensiun. Program pensiun mungkin saja merupakan
faktor yang paling penting dan paling rumit dalam hubungannya dengan biaya tenaga kerja.
Program pensiun mempengaruhi hubungan dengan karyawan, pembiayaan perusahaan,
penentuan laba, pertimbangan pajak penghasilan, dan kondisi perekonomian secara umum.
Rencana pensiun juga harus tunduk pada hukum dan peraturan. Dalam kasus bonus dan cuti
yang dibayar, sebagian dari total pendapatan karyawan dipotong atau diaktualkan untuk suatu
periode waktu dalam bulan dan kemudian dibayarkan sekaligus. Dalam kasus pembayaran
pensiun, upah diperoleh dan biaya tenaga kerja terjadi dalam banyak tahun sebelum
pembayaran dilakukan. Dengan asumsi bahwa karyawan dibayarkan upah dasar untuk 40 jam
kerja per minggu dan biaya pensiun pemberi kerja berjumlah $1,50 per jam, biaya pensiun
yang terjadi adalah sebesar 3960 per minggu dan dibebankan ke overhead pabrik, beban
pemasaran, atau beban administrasi.
Tambahan Peraturan yang Mempengaruhi Biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja
Akuntasi untuk biaya tenaga kerja adalah lebih sederhana sebelum peraturan jaminan
sosial yang pertama. Peraturan menyebabkan banyak pemberi kerja merasa perlu untuk
mendesain ulang sistem penggaj iannya untuk mempertanggungjawabkan potongan gaji yang
diwajibkan dan untuk menyiapkan laporan-laporan yang diharuskan. Kemudian peraturan
negara bagian dan federal mengharuskan persyaratan tambahan untuk akuntansi. Misalnya,
hukum kontribusi asuransi federal, hukum pajak pengangguran federal dan negara bagian,
hukurri kompensasi pekerja, dan hukum pajak penghasilan federal, negara bagian, serta kota
mengharuskan laporan periodik dari pemberi kerja. Berikut ini adalah ikhtisar dari provisi
utama atas hukum dan peraturan tersebut. Terbitan B dari Internal Revenue Service di
Departemen Keuangan Amerika Serikat, berjudul “Employer's Tax Guide,” adalah suatu
sumber komprehensif atas peraturan di tingkat nasional. Edisi terbaru dapat diperoleh secara
cuma-cuma dengan cara menulis ke direktur distrik terdekat dari Internal Revenue Service.
Persyaratan hukum negara bagian dan lokal bervariasi antar-negara bagian.
Pencatatan
Otoritas perpajakan federal, negara bagian, dan kota mengharuskan pemberi kerja menyimpan
catatan penggajian selama empat tahun yang menunjukkan informasi berikut ini untuk setiap
karyawan:
1. Nama, alamat, nomor jaminan sosial, dan pekerjaan.
2. Jumlah dan tanggal pembayaran remunerasi dan masa kerja yang dicakup oleh
setiap pembayaran.
3. Jumlah dan tanggal anuitas serta pembayaran pensiun.
4. Jumlah pembayaran yang terdiri atas upah kena pajak.
5. Jumlah dan tanggal pemotongan pajak.
6. Jumlah pembayaran dan tanggal ketidakhadiran karena sakit atau luka.
7. Kopi dari sertifikat tunjangan pajak dipotong.
8. Suatu catatan dari tunjangan yang diberikan.
9. Jumlah dan tanggal simpanan pajak yang dibuat oleh pemberi kerja.
10. Jumlah kontribusi yang dibayarkan ke dana kompensasi pengangguran negara bagian
yang menunjukkan secara terpisah (a) pembayaran yang dibuat dan tidak dikurangkan
dari remunerasi karyawan, dan (b) pembayaran yang dibuat dan dikurangkan dari
remunerasi karyawan.
11. Kopi dari retur pajak pemberi kerja disimpan, dan semua informasi yang diperlukan
ditampilkan dalam retur pajak penentuan.
Selain potongan gaji yang diharuskan, berbagai jenis potongan lain juga dapat dipotong dari
pembayaran gaji sesuai dengan persetujuan karyawan.
Asuransi
Banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan, kecelakaan, rumah sakit, dan asuransi
jiwa untuk karyawan. Sering kali perusahaan dan karyawan samasama menanggung biayanya,
dan bagian karyawan dipotong dari upahnya secara berkala. Jika perusahaan membayar premi
asuransi di muka, termasuk bagian karyawan, maka akun aktiva seperti asuransi kesehatan
dan kecelakaan dibayar di muka didebit ketika pembayaran dilakukan. Bagian pemberi kerja
dikredit ke akun aktiva dan didebit ke overhead, beban pemasaran, dan beban administrasi.
Akun aktiva dikredit untuk bagian karyawan atas premi ketika potongan pendapatan dibuat.
Dalam potongan gaji ini, seperti di semua kasus yang serupa, buku pembantu yang
menunjukkan kontribusi dari setiap karyawan diperlukan.
Jika perusahaan menyediakan lebih dari 555.000 asuransi jiwa kelompok untuk satu
karyawan, maka biaya premi untuk nilai tanggungan di atas $50.000 harus
dimasukkan dalam bagian pendapatan kena pajak pemberi kerja. jumlah ini juga dimasukkan
dalam pendapatan yang kena pajak FICA, tetapi tidak dalam dasar upah untuk perhitungan
pajak pengangguran.
Tunjangan tidak boleh mendiskriminasikan secara tidak proporsional antara
karyawan bergaji tinggi dari karyawan lain. Persyaratan ini berlaku tidak hanya untuk rencana
asuransi, tetapi untuk semua tunjangan yang disediakan oleh pemberi kerja. Bisnis yang tidak
lulus ujian nondiskriminasi harus melaporkan tunjangan esktra yang dibayarkan sebagai pajak
penghasilan untuk karyawan mereka, dan karyawan harus membayar pajak untuk itu.
Di akhir setiap periode penggajian, total jumlah yang diperoleh pekerja didebit ke beban
gaji, dengan kreditnya ke gaji yang masih harus dibayar. Biaya tenaga kerja yang dibeli
dicatat sebagai debit ke barang dalam proses, pengendali overhead pabrik, pengendali
beban pemasaran, dan pengendali beban administratif, dan totalnya dikreditkan ke beban
gaji. Pajak pendapatan pemberi kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan tenaga kerja
dicatat, dan pembayaran dilakukan di waktu-waktu yang sesuai untuk menghilangkan
semua kewajiban yang terkait dengan penggajian.
Akuntansi untuk biaya tenaga kerja dan kewajiban penggajian diilustrasikan di ayat
jurnal umum di awal halaman 392, berdasarkan asumsi berikut ini:
1. Penggajian adalah untuk periode bulan Januari 20B.
2. Gaji dibayarkan pada tanggal 9 Januari 20B dan pada tanggal 23 Januari 20B, yang
mencakup upah yang diperoleh sampai hari Sabtu lalu. Ingat bahwa upah untuk
minggu terakhir di bulan Desember 20A, akan dibayarkan di tanggal 0 Januari, dan
bahwa pembayaran di tanggal 23 Januari akan mencakup pekerjaan yang dilakukan
sampai tanggal 19 Januari. Lihat kalender berikut ini: