Anda di halaman 1dari 20

Modul Akuntansi Biaya & Lab

PERTEMUAN 12:
BIAYA TENAGA KERJA DAN PENGENDALIANNYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam bab ini membahas pentingnya produkstivitas serta hubungannya
dengan biaya tenaga kerja serta menyatakan pengaturan yang dibutuhkan untuk
akuntansi dan pengendalian biaya tenaga kerja. Setelah mempelajari bab ini,
Anda diharapkan mampu:
12.1 Menerapkan metode-metode upah insentif
12.2 Membuat pencatatan akuntansi untuk biaya yang berkaitan dengan tenaga
kerja

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 12.1:
Menerapkan metode-metode upah insentif

Biaya pekerja merupakan sumbangan tenaga manusia kepada produksi, dan


dalam kebanyakan sistem akuntansi hal tersebut merupakan faktor biaya
penting yang memerlukan pengukuran, pengendalian, dan analisis yang
konstan. Biaya pekerja terdiri dari gaji pokok dan berbagai tunjangan. Gaji
pokok untuk suatu pekerjaan yang dilaksanakan disebut tarif dasar atau tarif
pekerjaan (base rate or job rate). Tarif dasar harus ditetapkan untuk setiap
operasi dalam suatu pabrik atau kantor dan dikelompokkan menurut tingkatan
operasi. Tarif upah atau struktur gaji yang adil memerlukan analisis, uraian, dan
evaluasi atas setiap pekerjaan di pabrik atau kantor.
Tunjangan (fringe benefits) juga merupakan unsur yang penting dari biaya
pekerja. Contoh-contoh tunjangan, tunjangan hari raya, tunjangan cuti, premi
lembur, tunjangan asuransi, dan dana pensiun, harus ditambahkan pada tarif
dasar untuk memperoleh biaya pekerja yang menyeluruh. Walaupun tunjangan-
tunjangan ini umumnya dimasukkan ke dalam overhead, namun hal ini tidak
boleh diabaikan dalam tanggung jawab perencanaan dan pengendalian

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


134
Modul Akuntansi Biaya & Lab

manajemen, dalam analisis pengambilan keputusan, atau dalam perundingan


upah antara pekerja dan manajemen.

Perencanaan Produktivitas
Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yang cermat, yang
berdiri sendiri dengan berbagai upaya yang terkandung di dalamnya. Rencana
harus menggariskan tanggung jawab langsung atas tindakan untuk
meningkatkan produktivitas dan merinci saling keterkaitan dengan rencana
lainnya (misalnya, anggaran operasi, investasi modal, penelitian dan teknologi,
dan pengembangan sumber daya manusia).
Mengukur Produktivitas
Tujuan pengukuran produktivitas adalah untuk menyuguhkan suatu indeks
yang ringkas dan akurat kepada manajemen.
Pengukuran objektifitas adalah untuk menyediakan index yang ringkas dan
akurat untuk diperbandingkan antara hasil aktual dengan standar hasil.
Pengukuran produktivitas harus mengakui setiap kontribusi dari faktor-faktor
seperti karyawan (termasuk manajemen), pabrik dan peralatan yang digunakan
dalam produksi, produk dan jasa yang terpakai dalam produksi, modal yang
tertanam, dan jasa pemerintah yang dimanfaatkan (seperti ditunjukkan oleh
pajak).
Menetapkan standar prestasi karyawan tidak mudah, karena hal itu sering
dibarengi pertikaian antara manajemen dengan serikat pekerja (atau dengan
pekerja itu sendiri). Tingkat kecepatan kerja yang diamati terhadap karyawan
(laju prestasi atau tingkat prestasi) diterapkan pada tugas tertentu untuk
memperoleh waktu normal, yaitu yang dibutuhkan dari seseorang untuk
melakukan pekerjaan tersebut tingkat kecepatan yang normal. Waktu cadangan
untuk hal-hal pribadi, istirahat, dan penundaan-penundaan yang mungkin terjadi
juga diperhitungkan.Hasil akhirnya adalah waktu standar untuk pekerjaan
tersebut, yang dinyatakan dalam jumlah waktu (menit, jam) untuk melakukan
suatu pekerjaan atau dalam jumlah unit yang dihasilkan per jam.
Rasio efisiensi-produktivitas (productivity-efficiency ratio) mengukur
keluaran atau output dari setiap pekerja dalam perbandingannya terhadap

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


135
Modul Akuntansi Biaya & Lab

standar prestasi. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur hasil operasi
relatif dari suatu mesin, operasi, departemen, atau keseluruhan organisasi.
Ilustrasi, seandainya 4.000 jam kerja merupakan standar untuk sualu
departemen dan jika digunakan 4.400 jam kerja, maka terdapat suatu rasio yang
kurang menguntungkan, yaitu 90,9% (4.000 : 4.400).
Dampak Produktivitas terhadap Perekonomian
Apabila produktivitas bertambah, maka laba usaha dan pendapatan riil dari
para pekerja seharusnya juga bertambah. Peningkatan produktivitas akan
memungkinkan masyarakat untuk mencapai hasil yang lebih banyak dan baik
dari sumber daya dasar perekonomian. Untuk mempertahankan harga yang
tetap, kenaikan upah tidak boleh melampaui suatu jumlah yang mencerminkan
penurunan biaya per unit akibat kenaikan produktivitas.
Meningkatkan Produktivitas dengan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
yang Lebih Baik
Manajemen sumber daya manusia yang lebih baik akan menawarkan
prospek kenaikan produksi sebaik memacu kualitas produk dengan
memungkinkan pekerja-pekerja untuk berpartisipasi secara langsung dalam
manajemen kerja mereka dan keseluruhan tujuan perusahaan. Perspektif jangka
panjang jauh lebih penting daripada perspektif jangka pendek mencakup
pelatihan yang ekstensif dan pandangan jangka panjang atas hasil-hasilnya.
Empat asumsi dasar menandai pengelolaan sumber daya manusia yang lebih
baik.
1. Mereka yang menjalankan tugas tersebut sangat mampu meningkatkan
mutunya.
2. Pengambilan keputusan harus disebar sedapat mungkin ke tingkat terbawah.
3. Partisipasi pekerja meningkatkan baik kepuasan kerja maupun ko-mitmen
terhadap tujuan perusahaan.
4. Ada banyak gagasan terpendam di benak karyawan yang ingin diajukan.
Pasangan yang diperlukan untuk manajemen yang lebih baik dalam
partisipasi adalah pekerja yang terlatih lebih baik. Untuk masa yang akan
datang sistem teknologi manufaktur membutuhkan tingkat ketrampilan yang
tinggi untuk semua karyawannya.

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


136
Modul Akuntansi Biaya & Lab

RENCANA UPAH INSENTIF


Dalam perusahaan industri modern dengan produksi massal dan banyak
karyawan, upah pekerja dihitung berdasarkan kontrak kerja yang dirundingkan,
telaah produktivitas, evaluasi pekerja, pembagian laba, perencanaan upah
insentif, dan upah tahunan yang terjamin. Karena semua upah dibayar untuk
pekerjaan yang telah dilaksanakan, maka sebenarnya unsur insentif dalam
semua perencanaan gaji.
Berbeda dengan pembayaran per jam, per minggu, atau per bulan,
perencanaan insentif akan menaikkan upah pekerja dalam perbandingan
langsung dengan kenaikan keluarannya. Suatu standar kerja harian yang adil
harus ditetapkan agar pekerja dapat mencapainya sehingga memperoleh
manfaat penuh dari rencana upah insentif tersebut.
Pembentukan dan pengoperasian rencana upah insentif tidak hanya menuntut
usaha terpadu dari departemen personalia, serikat pekerja, teknisi pabrik, dan
para akuntan, tetapi juga kebijakan dan kesediaan setiap pekerja.
Agar berhasil, rencana upah insentif harus: (1) diterapkan pada situasi di
mana seorang pekerja dapat memperbesar keluarannya, (2) memberikan balas
jasa yang lebih besar untuk keluaran atau hasil di atas standar, dan (3)
menetapkan standar yang adil sehingga upaya ekstra akan menghasilkan bonus.
Di samping hal-hal pokok ini, rencana tersebut harus sederhana dan dapat
dimengerti baik oleh karyawan maupun manajer.
Tujuan Rencana Upah Insentif
 Mendorong pekerja lebih produktif
 Memperoleh upah yang tinggi
 Mengurangi biaya per unit
Rencana atau program ini berusaha untuk menjamin kenaikan jumlah
keluaran, memperketat pengendalian atas biaya pekerja dengan menetapkan
biaya-biaya per unit yang lebih seragam, dan mengubah dasar penggajian dari
jam kerja yang tersisa menjadi pekerjaan yang diselesaikan. Dengan begitu,
produksi akan meningkat sehingga biaya per unit biaya tenaga kerja dan
overhead akan menurun.
Sebagai ilustrasi:

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


137
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Suatu operasi pabrik dilaksanakan dalam suatu bangunan yang disewa seharga
$2.400 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusutan,
asuransi, dan pajak kekayaan berjumlah $64 per hari atau $8 per jam.
Selanjutnya, asumsikan bahwa 10 pekerja untuk 8 jam per hari dibayar $6 per
jam dan setiap pekerja menghasilkan 40 unit produk per hari (tingkat produksi
masing-masing adalah 5 unit per jam). Para pekerja dan manajemen sepakat
bahwa tarif per jam sebesar $6,60 akan dibayarkan jika seorang pekerja
menghasilkan 48 unit per hari, artinya meningkatkan keluaran per jam dari 5
menjadi 6 unit.
Tabel berikut ini memperlihatkan biaya per jam dan per unit untuk kedua
sistem, dan menunjukkan bagaimana insentif dapat mengurangi biaya per unit
dan sekaligus memungkinkan pekerja memperoleh penghasilan yang lebih
tinggi.
Efek rencana upah insentif pada biaya per unit
Sistem lama, $6 per jam (10 Sistem baru, $6.60 per jam
pekerja) (10 pekerja)
Faktor biaya Jumlah Unit per Biaya Jumlah Unit per Biaya
per jam jam per unit per jam jam per unit
Tenaga kerja $60 50 $1.20 $66 60 $1.1000
Sewa $10 50 $ .20 $10 60 $ .1667
Penyusutan, $8 50 $ .16 $8 60 $ .1333
asuransi, dan
pajak
bangunan
TOTAL $78 50 $1.56 $84 60 $1.4000
Walaupun biaya pekerja per jam untuk para pekerja bertambah dari $60
menjadi $66, namun biaya per unit produk yang telah selesai berkurang dari
$1,56 menjadi $1,40. Penurunan biaya per unit itu disebabkan oleh dua faktor
(1) unit keluaran setiap pekerja naik sebesar 20% dengan pertambahan upah
10%, dan (2) jumlah overhead pabrik yang sama dibagi rata pada 60 unit, bukan
50 unit produk per jam. Agar lebih tepat, analisis semacam itu harus mencakup
pula biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerja, seperti pajak gaji majikan
serta semua overhead pabrik relevan lainnya yang akan mempengaruhi biaya
per unit. Dalam contoh ini, baik biaya pekerja per unit maupun overhead pabrik
per unit sama-sama berkurang. Tetapi sekiranya pun upah insentif
mengakibatkan biaya pekerja per unit meningkat, namun penurunan biaya

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


138
Modul Akuntansi Biaya & Lab

overhead pabrik per unit mungkin cukup besar untuk mengakibatkan penurunan
biaya per unit, sehingga menyokong diberlakukannya rencana upah insentif.

METODE UPAH INSENTIF


Rencana upah insentif umumnya dihitung menggunakan kombinasi dari
unityang dihasilkan dan jam kerja yang dihemat.
Metode Hasil Kerja Langsung
Metode hasil kerja langsung (straight piecework plan), adalah :
 Metode upah insentif yang membayar upah tambahan di atas tarif standar
untuk produksi di atas standar.
 Standar produksi dihitung per unit.
 Insentif akan efektif bila para pekerja mengendalikan tingkat keluaran
mereka sendiri dan bukan diatur oleh mesin.
Contoh:
PT. Muara Baru, menetapkan standar hasil keluaran untuk produksi yang
dilakukan sebesar 24 unit per jam, dengan tarif dasar Rp. 12.000 per jam atau
Rp 500 per unit (Rp 12.000 : 24 unit). Apabila seorang dapat menghasilkan di
atas standar unit yang ditetapkan, akan diberikan tarif upah per jam yang
berbeda, Biaya overhead pabrik sebesar Rp 15.000 per jam. Jika unit yang
dihasilkan per jam: 20 unit, 24 unit, 32 unit dan 35 unit.
Penyelesaian:

Unit Produksi per jam


20 unit 24 unit 30 unit 32 unit 35 unit
Tarif dasar per jam Rp12,000 Rp12,000 Rp12,000 Rp12,000 Rp12,000
Tarif standar/unit Rp0 Rp500 Rp500 Rp500 Rp500
Penghasilan/jam Rp12,000 Rp12,000 Rp15,000 Rp16,000 Rp17,500
Biaya pekerja/unit Rp600 Rp500 Rp500 Rp500 Rp500
Biaya overhead/jam Rp15,000 Rp15,000 Rp15,000 Rp15,000 Rp15,000
Biaya overhead/unit Rp750 Rp625 Rp500 Rp468.75 Rp428.57
Biaya konversi/unit Rp1,350 Rp1,125 Rp1,000 Rp968.75 Rp928.57

Metode bonus 100% (100 percent bonus plan)


 Merupakan variasi dari metode hasil kerja langsung.
 Standar dinyatakan dalam waktu per unit keluaran.

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


139
Modul Akuntansi Biaya & Lab

 Pada setiap peiode pembayaran upah dihitung rasio sefisiensi sebelum


dilakukan perhitungan penghasilan bagi tiap pekerja
Angka rasio efisiensi = Produksi/jam : kuantitas standar
Penghasilan per jam = Angka rasio efisiensi X tarif dasar pekerja
Contoh:
PT Bukit Duri menetapkan standar keluaran untuk masing-masing karyawan
per minggu sebesar 300 unit, dengan jam kerja 40 jam per minggu, dan tarif
overhead per jam Rp 1.500. Di bawah ini data beberapa pekerja selama minggu
pertama bulan Juli 21012:
Unit Unit Tarif
Nama Jam
produksi produksi dasar
pekerja kerja
standar aktual per jam
Andini 40 jam 300 unit 280 unit Rp2,000
Bolot 40 jam 300 unit 330 unit Rp2,000
Cecep 40 jam 300 unit 345 unit Rp2,000
Dina 40 jam 300 unit 360 unit Rp3,000
Farhat 40 jam 300 unit 420 unit Rp4,000
Gerry 40 jam 300 unit 390 unit Rp4,000

Hitunglah:
a. Rasio efisiensi
b. Tarif efektif per jam
c. Total penghasilan
d. Biaya pekerja per unit
e. Biaya overhead pabrik per unit
f. Biaya konversi per unit
Penyelesaian:
Biaya
Nama Tarif Rasio Total BTK per BOP
konversi
Pekerja Efisiensi Efektif Penghasilan unit per unit
per unit
Andini - Rp2,000 Rp80,000 Rp285.71 Rp214 Rp500.00
Bolot 1,10 Rp2,200 Rp88,000 Rp 26.67 Rp182 Rp1,448.49
Cecep 1,15 Rp2,300 Rp92,000 Rp 25.56 Rp174 Rp429.47
Dina 1,20 Rp3,600 Rp144,000 Rp400.00 Rp167 Rp566.67
Farhat 1,40 Rp5,600 Rp224,000 Rp533.33 Rp143 Rp676.19
Gerry 1,30 Rp4,200 Rp208,000 Rp533.33 Rp154 Rp687.18

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


140
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Perhitungan: Contoh pekerja nama Bolot:


𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 330
Rasio Efisiensi = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = 300 = 1,1
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

*Apabila rasio efisiensi kurang dari satu atau sama dengan satu, maka pekerja
tidak dapat bonus.
Tarif efektif:
Rasio efisiensi x Tarif Dasar upah = 1,1 x Rp 2.000 = Rp 2.200
Total Penghasilan = Jam kerja x Tarif efektif per jam
= 40 jam x Rp 2.200 = Rp 88.000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔 𝑕𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝 88.000
BTK per unit = = = Rp 266,67
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 330
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑅𝑝 1.500
BOP per unit = 𝐽𝑎𝑚 = = Rp 181,82 per jam
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 8,25 𝑗𝑎𝑚
330
Jam kerja per unit = 40 𝑗𝑎𝑚 = 8,25 jam

Biaya konversi per unit = BTK per unit + BOP per unit
= Rp 266,67 + Rp 181,82

Metode Bonus Kelompok


 Dalam operasi di pabrik terkadang memerlukan karyawan bekerja dalam
kelompok atau regu.
 Metode ini mendorong produksi di atas standar minimum.
 Setiap pekerja dalam kelompok akan menerima tarif upah/jam untuk
produksi sampai taraf standar keluaran.
 Unit yang dihasilkan di atas standar akan menerima pembayaran bonus dan
dibagi sesuai dengan jumlah uang pokok tiap anggota dalam kelompok.
 Metode ini untuk mengurangi jumlah klerikal untuk menghitung biaya
pekerja dan daftar upah.
 Menghemat penyeliaan
 Akan ada kontrol di antara anggota agar tidak malas bekerja.
Contoh:
PT Alexindo adalah perusahaan elektronik yang menggunakan mesin-mesin
besar dan canggih. Dalam operasi yang dilakukan perusahaan mempekerjakan
karyawannya berdasarkan kelompok, dimana setiap kelompok terdiri atas 10
orang pekerja, masing-masing pekerja dibayar Rp. 4.000 per jam untuk satu

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


141
Modul Akuntansi Biaya & Lab

shift kerja dengan waktu 8 jam. Produksi standar 60 unit per jam atau 480 unit
setiap shift, biaya overhead pabrik Rp 25.000 per jam atau Rp 200.000 per shift
kerja. Dibawah ini data produksi dan jam aktual:
Unit Produksi Jam Kerja Aktual
420 unit 80 jam
480 unit 80 jam
510 unit 80 jam
540 unit 80 jam
525 unit 80 jam
492 unit 80 jam
Hitunglah:
a. Upah tetap kelompok
b. Bonus penghematan
c. Total penghasilan kelompok
d. BTK per unit
e. BOP per unit
f. Biaya konversi per unit

Penyelesaian:

Unit Produksi

420 unit 480 unit 510 unit 540 unit 525 unit 492 unit
Jam aktual 80 80 80 80 80 80
Jam standar 70 80 85 90 87,5 82
Jam dihemat 0 0 5 10 7,5 2
Upah tetap Rp32,000 Rp32,000 Rp32,000 Rp32,000 Rp32,000 Rp 32,000
Bonus Rp0 Rp0 Rp20,000 Rp40,000 Rp30,000 Rp 8,000
Total Rp
Penghasilan Rp320,000 Rp320,000 Rp340,000 Rp360,000.00 Rp350,000.00 328,000
BTK per unit Rp761.90 Rp666.67 Rp666.67 Rp666.67 Rp666.67 Rp666.67
BOP per unit Rp476.19 Rp416.67 Rp392.16 Rp370.37 Rp380.95 Rp406.50
Biaya Konversi
per unit Rp1,238.09 Rp1,083.34 Rp1,058.83 Rp1,037.04 Rp1,047.62 Rp1,073.17

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


142
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Perhitungan:Contoh produksi 510 unit


𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Jam Standar = 𝑈𝑛𝑖𝑡 x Jumlah tenaga kerja
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
510
= x 10 = 85
60

Jam Dihemat = Jam aktual – Jam Standar = 80 jam – 85 jam = 5 jam


Upah Tetap = Jam aktual x Tarif per jam = 80 jam x Rp 4000 = Rp 320.000
Bonus = Jam Dihemat x Tarif per jam = 5 jam x Rp 4.000 = Rp 20.000
Total Penghasilan = Upah tetap + Bonus
= Rp 320.000 + Rp 20.000 = Rp 340.000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔 𝑕𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝 340 .000
BTK per unit = = = Rp 667,67
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 510
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑅𝑝 25.000
BOP per unit = = = Rp 392,16
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 63,75 𝑗𝑎𝑚
510 𝑢𝑛𝑖𝑡
Jam kerja per unit = = 63,75 jam
8 𝑗𝑎𝑚

Biaya Konversi per unit = BTK per unit + BOP per unit
= Rp 666,67 + Rp 392,16 = Rp 1.058,83

KURVA BELAJAR
Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali
jumlah kumulatif unit yang dihasilkan dilipatgandakan, maka waktu rata-rata
kumulatif per unit akan berkurang dengan suatu persentase tertentu.
Contoh:
PT. Radian memproduksi produk baru yaitu komponen sepeda motor. Para
perancang produk telah memproyeksikan kurva kemahiran 90% yang akan
dicapai apabila pekerja telah mahir dalam teknik pembuatan produk ini. Lima
unit pertama yang dihasilkan dalam proses ini akan memakan waktu selama 4
jam, sedangkan tarif upah Rp 8.000 per jam.
Hitunglah:
a. Jam yang dibutuhkan serta hasil produksi per jam sampai pada unit yang ke
40.
b. BTK per unit untuk setiap unit kumulatif dari produksi

Penyelesaian:

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


143
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Waktu rata-rata
Produksi Jam kerja output BTK per
kumulatif per
kumulatif dibutuhkan per jam unit
unit
5 4 20 0,25 Rp32,000
10 3,60 36 0,28 Rp28,800
20 3,24 64,8 0,31 Rp25,920
40 2,92 116,8 0,34 Rp23,360

Perhitungan:
Waktu Rata-rata = Output per jam =
4,00 x 0,9 = 3,6 5 unit : 20 jam = 0,25
3,60 x 0,9 = 3,24 10 unit : 36 jam = 0,28
3,24 x 0,9 = 2,92 20 unit : 64,8 jam = 0,31
40 unit : 116,8 jam = 0,34
Jam kerja dibutuhkan =
5 x 4 jam = 20 jam
10 x 3,60 = 36 jam
20 x 3,24 = 64,8 jam
49 x 2,92 = 116,8 jam
BTK per unit =
20
x Rp 8.000 = Rp 32.000
5
36
x Rp 8.000 = Rp 28.000
10
64,8
x Rp 8.000 = Rp 25.920
20
116 ,8
x Rp 8.000 = Rp 23.360
40

Tujuan Pembelajaran 12.2:


Membuat pencatatan akuntansi untuk biaya yang berkaitan dengan tenaga
kerja

Akuntansi untuk Biaya yang Berkaitan dengan Pekerja


Biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan yaitu :
1. Gaji dan upah
2. Upah lembur
3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


144
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Gaji dan Upah


Akuntansi gaji dan upah dilakukan dalam empat tahap pencatatan. Perhatikan
contoh berikut ini :
Contoh :
Misalkan Perusahaan X hanya mempekerjakan 2 orang karyawan : Risa dan
Eliona. Menurut kartu absensi, karyawan Risa bekerja selama seminggu
sebanyak 40 jam, dengan upah per jam $10. Sedangkan karyawan Eliona
bekerja selama 40 jam seminggu dengan upah $7,5. Menurut kartu jam kerja,
penggunaan jam hadir masing-masing karyawan tersebut adalah sebagai berikut
:

Penggunaan Waktu Kerja Risa Eliona

Untuk pesanan No.103 15 jam 20 jam


Untuk pesanan No.188 20 jam 10 jam
Untuk menunggu persiapan pekerjaan 5 jam 10 jam
Dengan demikian upah karyawan tersebut dihitung sebesar $700 (40 jam X $10
ditambah 40 jam X $7,5) dan didistribusikan sebagai berikut :

Distribusi Biaya Kerja Risa Eliona

Dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung :


 Pesanan No.103 $150 $150
 Pesanan No.188 $200 $ 75
Dibebankan sebagai biaya overhead pabrik * $ 50 $ 75
Jumlah upah minggu pertama $400 $300
PPh yang dipotong oleh perusahaan(15%) $ 60 $ 45
Upah bersih yang diterima karyawan $340 $255

*)Biaya upah yang dibayar saat tenaga kerja menganggur merupakan elemen
Biaya overhead pabrik.

Akuntansi Biaya Gaji dan Upah atas dasar data tersebut diatas dapat dilakukan
sebagai berikut:

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


145
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Tahap 1 : Berdasarkan atas rekap gaji dan upah, bagian Akuntansi membuat
jurnal sebagai berikut :
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja $575
Pengendali Overhead Pabrik $125
Gaji dan Upah $700

Tahap 2 : Atas dasar Bukti Kas Keluar, bagian Akuntansi membuat jurnal
sebagai berikut :
Gaji dan Upah $700
Utang PPh Karyawan $105
Utang Gaji dan Upah $595

Tahap 3 : Atas dasar bukti pembayaran gaji yang telah ditanda tangani
karyawan, bagian akuntansi membuat jurnal sebagai berikut :
Utang Gaji dan Upah $595
Kas $595

Tahap 4 : Penyetoran PPh Karyawan ke Kas Negara, dijurnal oleh Bagian


Akuntansi sebagai berikut :
Utang PPh Karyawan $105
Kas $105

UPAH LEMBUR
UU "Perburuhan" di A.S. (The Fair Labor Standars Act of 1938), yang
lebih sering disebut sebagai Peraturan Jam Kerja dan Gaji Federal (Federal
Wage and Hour Law), menetapkan upah minimum per jam untuk 40 jam kerja
dalam seminggu dan minimum satu setengah kali upah untuk waktu selebihnya.
Selanjutnya undang-undang tersebut diubah, dengan memperluas cakupan-nya
dan menaikkan upah minimum.
Ada beberapa pembayaran upah yang diwajibkan dalam Peraturan Jam Kerja
dan Gaji Federal. Bagi setiap karyawan harus disediakan catatan yang
menunjukkan:
1. Jumlah jam kerja yang dipenuhi untuk setiap hari kerja dan jumlah
keseluruhan untuk setiap minggu.

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


146
Modul Akuntansi Biaya & Lab

2. Dasar pembayaran upah.


3. Total penghasilan harian atau mingguan untuk jam kerja biasa.
4. Total bayaran ekstra untuk lembur setiap minggu.
5. Total upah yang dibayar untuk setiap periode pembayaran upah dan periode
kerja yang tercakup dalam pembayaran upah tersebut.
Upah lembur terdiri dari dua unsur: (1) upah biasa atau upah dasar untuk
jam kerja lembur dan (2) premi lembur, yaitu upah tambahan untuk jam kerja
yang melebihi 40 jam per minggu atau 8 jam per hari (sebagaimana tercantum
dalam beberapa perjanjian kerja serikat pekerja). Bagi kebanyakan pekerja,
majikan minimal harus membayar tarif biasa ditambah dengan separuh dari tarif
tersebut untuk jam lembur.
Contoh:
Standar jam kerja yang ditetapkan perusahaan per minggu untuk seorng pekerja
adalah 40 jam, dengan tarif reguler Rp 6.000 per jam. Apabila seorang pekerja
diberikan tugas lembur aka dibayar dengan tarif 150% dari tarif reguler.
Seandaninya seorang pekerja telah bekerja dengan waktu 45 jam per minggu,
berapa penghasilan seorang pekerja per minggu?
Penyelesaian:
Penghasilan per minggu = Upah reguler + Premi lembur
= (40 jam x Rp 6.000) + (5jam x 150% x Rp 6.000)
= Rp 285.000
Jurnalnya:
Barang dalam proses-BTK Rp 240.000
Pengendali Overhead pabrik Rp 45.000
Premi lembur Rp 45.000
Gaji dan upah Rp 240.000
Pembebanan premi lembur, baik ke pekerjaan atau produk tertentu maupun
ke overhead pabrik, sebagian besar akan tergantung pada penyebab timbulnya
jam lembur tersebut. Dalam harga kontrak atas suatu pekerjaan khusus yang
merupakan suatu pesanan mendesak dan diketahui akan memerlukan kerja
lembur, dapat diperhitungkan premi lembur yang akan dibebankan ke pekerjaan
tersebut. Apabila pesanan-pesanan tidak dapat diselesaikan pada jam-jam kerja

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


147
Modul Akuntansi Biaya & Lab

biasa, maka premi lembur harus dimasukkan sebagai overhead pabrik dalam
perhitungan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dulu, karena hal itu
tidak dapat dialokasikan secara tepat kepada pekerjaan yang sedang diproses
ketika terjadi jam lembur.

PEMBAYARAN BONUS
Pembayaran bonus dapat berupa suatu jumlah tetap bagi setiap karyawan
atau klasifikasi kerja, suatu persentase dari laba, bagian tertentu dari upah
bulanan, atau perhitungan-perhitungan lain. Bonus merupakan biaya produksi,
beban pemasaran, atau beban administrasi.
Bila penghasilan mingguan rata-rata dari seorang pekerja langsung adalah
$250 dan perusahaan ingin memberi bonus sebesar gaji dua minggu pada akhir
tahun, maka jumlah penghasilan sesungguhnya adalah $260 per minggu, tetapi
tambahan 510 per minggu dibayar dalam jumlah bulat sebesar $500 pada akhir
tahun (S10 x 50 minggu, dengan asumsi waktu cuti dua minggu). Untuk
membagi biaya bonus tersebut pada produksi sepanjang tahun melalui tarif
overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu, maka ayat jurnal mingguan
akan menjadi:
Barang dalam proses $ 250
Pengendali Overhead pabrik $ 10
Gaji dan Upah $ 250
Kewajiban Bonus $ 10
Pada saat bonus tersebut dibayar, perkiraan kewajiban didebet dan Kas serta
perkiraan pemotongan/gaji (withholding accounts) dlkredit.
Menurut teori, bonus ini dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan pekerja
langsung, harus dibebankan ke perkiraan Barang dalam Proses. Namun dalam
praktiknya, prosedur seperti itu biasanya tidak praktis, dan umumnya biaya-
biaya ini dimasukkan "dalam tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih
dahulu

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


148
Modul Akuntansi Biaya & Lab

UPAH CUTI
Upah cuti (vacation pay) menyajikan masalah biaya yang hampir serupa dengan
bonus. Bila seorang karyawan berhak mengambil cuti dua minggu dan tetap
dibayar, maka upah cuti akan "bertambah sedikit demi sedikit" sejalan dengan
berlalunya 50 minggu kerja produktif (bersifat akrual).
Contoh:
Miranda telah bekerja pada pabrik sandal selama lima tahun, oleh karena itu
Miranda mempunyai hak cuti selama 2 minggu. Gaji tetap Miranda Rp 750.000
per minggu
Perhitungan upah reguler dan upah cuti saat Miranda mengambil cuti:
Upah reguler mingguan Rp 750.000
Upah cuti = 2 x Rp 750.000 = Rp 1.500.000
Jumlah mnggu pembebanan upah cuti = 52 minggu – 2 minggu = 50 minggu
𝑅𝑝 1.500 .000
Upah cuti yang dibebankan setiap minggu = = Rp 30.000
50 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢

Jurnalnya:
Barang Dalam Proses-BTK Rp 750.000
Pengendali Overhead pabrik Rp 30.000
Upah cuti terutang Rp 30.000
Gaji dan Upah Rp 750.000

PROGRAM PENSIUN
Program Pensiun merupakan suatu tata cara yang dibuat perusahaan untuk
menyediakan jaminan hari tua bagi seluruh karyawan sebagai penghargaan atas
jasa-jasa yang disumbangkan kepada perusahaan. Program pensiun barangkali
merupakan faktor yang paling penting, dan juga paling rumit, yang berkaitan
dengan pekerja dan biaya pekerja.
Estimasi Biaya Pensiun
Biaya seluruhnya dari suatu dana pensiun perusahaan tergantung pada berbagai
faktor yang berkaitan:
1. Banyaknya karyawan yang mencapai usia pensiun setiap tahun.
2. Jumlah rata-rata jaminan hari tua yang harus dibayar pada setiap karyawan
yang pensiun.

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


149
Modul Akuntansi Biaya & Lab

3. Periode rata-rata pembayaran jaminan pensiun itu.


4. Pendapatan yang diperoleh dari investasi dana pensiun.
5. Penyisihan untuk pajak penghasilan.
6. Beban administrasi.
7. Perlakuan terhadap tunjangan bagi karyawan yang berhenti dari perusahaan
sebelum mencapai usia pensiun.
Alokasi Biaya Pensiun
Dalam kasus bonus dan cuti yang dibayar, sebagian dari total penghasilan
seorang karyawan dipotong atau diakrualkan atau ditumpuk selama berbulan-
bulan, kemudian dibayar dalam jumlah penuh. Dalam hal pembayaran pensiun,
upah telah dihasilkan dan biaya upah telah dikeluarkan selama bertahun-tahun
sebelum bagian upah tersebut dibayarkan. Pada prinsipnya, jika seorang pekerja
dibayar upah pokok untuk 40 jam kerja seminggu dan jika biaya pensiun
pekerja tersebut berjumlah $1,50 pei jam, maka biaya pensiun yang dikeluarkan
berjumlah $60 seminggu, dan bisa dibebankan ke overhead pabrik, beban
pemasaran, atau beban administrasi. Jika pembayaran sangat dimungkinkan dan
jumlahnya dapat dihitung sebelumnya, majikan bisa mengakmalkan
(memperhitungkan sedikit demi sedikit) tunjangan pasca pensiun, seperti
tunjangan kesehatan selama masa kerja karyawan, bukan membebankannya
secara langsung pada saat karyawan tersebut meninggalkan perusahaan.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Misalkan perusahaan XYZ hanya mempekerjakan 2 orang karyawan :
Calista dan Arizona. Berdasarkan kartu hadir minggu kedua bulan April,
bagian pembuat daftar gaji dan upah untuk periode yang bersangkutan.

Menurut kartu absensi, karyawan Calista bekerja selama seminggu


sebanyak 35 jam, dengan upah per jam $15. Sedangkan karyawan Arizona
bekerja selama 40 jam seminggu dengan upah $10. Menurut kartu jam
kerja, penggunaan jam hadir masing-masing karyawan tersebut adalah
sebagai berikut :

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


150
Modul Akuntansi Biaya & Lab

Penggunaan Waktu Kerja Calista Arizona

Untuk pesanan No.100 10 jam 25 jam


Untuk pesanan No.188 25 jam 10 jam
Untuk menunggu persiapan pekerjaan 0 jam 5 jam
Dengan demikian upah karyawan adalah sebesar $925 (35 jam x 15
ditambah 40 jam x 10).
Diminta :
a. Buatlah distribusi tenaga kerja untuk karyawan Calista dan Arizona
dengan asumsi PPh yang dipotong oleh perusahaan adalah sebesar 10%
dari upah seminggu.
b. Buatlah ayat jurnal yang berhubungan dengan upah karyawan tersebut.
2. Pekerja Dysson Enterprise bekerja dalam lima grup. Produksi standar satu
grup adalah 400 Unit per 40 jam/ minggu. Pekerja dibayar $ 6 per jam
smapai produksi 400 unit kemudian $1,2/unit jika lebih. Dengan $ 1 dibagi
sama antara 5 pekerja dan sisanya dibayarkan ke pimpinan grup (yang digaji
$300/minggu) Biaya overhead adalah $7 /jam kerja langsung termasuk
pendapatan pimpinan grup. Catatan produksi satu grup sebagai berikut :
Jam kerja Unit produksi
Senin 40 72
Selasa 40 81
Rabu 40 95
Kamis 40 102
Jumat 40 102
Diminta :
a. Hitung pendapatan tiap minggu / kelompok tidak termasuk pimpinan,
biaya pekerja per unit FOH/unit, dan biaya konversi/unit. Berdasarkan
data diatas dan rencana bonus, asumsikan bonus dihitung berdasrkan
hasil keseluruhan/ minggu.
b. Siapkan jadwal yang menunjukkan pendapatan per hari dari tiap
kelompok tidak termasuk pimpinan, biaya pekerja per unit FOH/unit,
dan biaya konversi/unit, asumsikan bahwa perusahaan menggunakan

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


151
Modul Akuntansi Biaya & Lab

rencana bonus kelompok dan asumsikan bonus yang diberikan dihitung


per minggu.
3. Yunus bekerja pada PT Osram Electro sebagai pekrja baian produksi,
standar produksi yang dterapkan perusahaan sebbesar 50 unit per jam,
dengan tarif upah pokok Rp 8.000 per jam Di bawah ini data menunjukkan
aktivitas Yunus selama minggu pertama bulan Agustus 2012:
Hari Unit Produksi Jam kerja
Senin 420 unit 8 jam
Selasa 460 unit 8 jam
Rabu 440 unit 8 jam
Kamis 470 unit 8 jam
Jumat 400 unit 8 jam
Diminta: Buatlah skedul yang menunjukkan penghasilan Yunus selama
seminggu, tarif efektif, jam kerja, biaya pekerja per unit menggunakan
metode bonus 100%.
4. Seorang pekerja pada Departemenperakitan PT. Chair dibayar Rp 10.000
per jam, dengan 40 jam per minggu. Dalam minggu ketiga bulan tersebut
telah bekrja 52 jam. Untuk setiap jam dari jam standar diberikan lembur
sebesar 150% dari tarif upah reguler.
Diminta: Buatlah jurnal untuk mencatat BTK
5. PT. LEA memproduksi alarm untk motor, merencanakan memproduksi alrm
model baru dengan menggunakan teknik yang lebi modern. Manajer
perekayasa memproyeksikan ada kurva kemahiran sebesar 80%, sampai
pekerja menguasai teknik modern tersebut. Dengan menggunakan teknik
baru ini membutuhkan 5 jam untuk menyelesaikan unit yang pertama
dengan tarif upah Rp 15.000 per jam
Diminta:
a. Hitung waktu rata-rata yang diperlukan
b. Hitung output per jam pada unit ke 80 dengan mulai 5 unit
c. BTK per unit untuk setiap unit kumulatif

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


152
Modul Akuntansi Biaya & Lab

D. DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Bastian Bustami, Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Prodi Akuntansi S1, FE, Universitas Pamulang


153

Anda mungkin juga menyukai