PERTEMUAN 12:
BIAYA TENAGA KERJA DAN PENGENDALIANNYA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam bab ini membahas pentingnya produkstivitas serta hubungannya
dengan biaya tenaga kerja serta menyatakan pengaturan yang dibutuhkan untuk
akuntansi dan pengendalian biaya tenaga kerja. Setelah mempelajari bab ini,
Anda diharapkan mampu:
12.1 Menerapkan metode-metode upah insentif
12.2 Membuat pencatatan akuntansi untuk biaya yang berkaitan dengan tenaga
kerja
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 12.1:
Menerapkan metode-metode upah insentif
Perencanaan Produktivitas
Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yang cermat, yang
berdiri sendiri dengan berbagai upaya yang terkandung di dalamnya. Rencana
harus menggariskan tanggung jawab langsung atas tindakan untuk
meningkatkan produktivitas dan merinci saling keterkaitan dengan rencana
lainnya (misalnya, anggaran operasi, investasi modal, penelitian dan teknologi,
dan pengembangan sumber daya manusia).
Mengukur Produktivitas
Tujuan pengukuran produktivitas adalah untuk menyuguhkan suatu indeks
yang ringkas dan akurat kepada manajemen.
Pengukuran objektifitas adalah untuk menyediakan index yang ringkas dan
akurat untuk diperbandingkan antara hasil aktual dengan standar hasil.
Pengukuran produktivitas harus mengakui setiap kontribusi dari faktor-faktor
seperti karyawan (termasuk manajemen), pabrik dan peralatan yang digunakan
dalam produksi, produk dan jasa yang terpakai dalam produksi, modal yang
tertanam, dan jasa pemerintah yang dimanfaatkan (seperti ditunjukkan oleh
pajak).
Menetapkan standar prestasi karyawan tidak mudah, karena hal itu sering
dibarengi pertikaian antara manajemen dengan serikat pekerja (atau dengan
pekerja itu sendiri). Tingkat kecepatan kerja yang diamati terhadap karyawan
(laju prestasi atau tingkat prestasi) diterapkan pada tugas tertentu untuk
memperoleh waktu normal, yaitu yang dibutuhkan dari seseorang untuk
melakukan pekerjaan tersebut tingkat kecepatan yang normal. Waktu cadangan
untuk hal-hal pribadi, istirahat, dan penundaan-penundaan yang mungkin terjadi
juga diperhitungkan.Hasil akhirnya adalah waktu standar untuk pekerjaan
tersebut, yang dinyatakan dalam jumlah waktu (menit, jam) untuk melakukan
suatu pekerjaan atau dalam jumlah unit yang dihasilkan per jam.
Rasio efisiensi-produktivitas (productivity-efficiency ratio) mengukur
keluaran atau output dari setiap pekerja dalam perbandingannya terhadap
standar prestasi. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur hasil operasi
relatif dari suatu mesin, operasi, departemen, atau keseluruhan organisasi.
Ilustrasi, seandainya 4.000 jam kerja merupakan standar untuk sualu
departemen dan jika digunakan 4.400 jam kerja, maka terdapat suatu rasio yang
kurang menguntungkan, yaitu 90,9% (4.000 : 4.400).
Dampak Produktivitas terhadap Perekonomian
Apabila produktivitas bertambah, maka laba usaha dan pendapatan riil dari
para pekerja seharusnya juga bertambah. Peningkatan produktivitas akan
memungkinkan masyarakat untuk mencapai hasil yang lebih banyak dan baik
dari sumber daya dasar perekonomian. Untuk mempertahankan harga yang
tetap, kenaikan upah tidak boleh melampaui suatu jumlah yang mencerminkan
penurunan biaya per unit akibat kenaikan produktivitas.
Meningkatkan Produktivitas dengan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
yang Lebih Baik
Manajemen sumber daya manusia yang lebih baik akan menawarkan
prospek kenaikan produksi sebaik memacu kualitas produk dengan
memungkinkan pekerja-pekerja untuk berpartisipasi secara langsung dalam
manajemen kerja mereka dan keseluruhan tujuan perusahaan. Perspektif jangka
panjang jauh lebih penting daripada perspektif jangka pendek mencakup
pelatihan yang ekstensif dan pandangan jangka panjang atas hasil-hasilnya.
Empat asumsi dasar menandai pengelolaan sumber daya manusia yang lebih
baik.
1. Mereka yang menjalankan tugas tersebut sangat mampu meningkatkan
mutunya.
2. Pengambilan keputusan harus disebar sedapat mungkin ke tingkat terbawah.
3. Partisipasi pekerja meningkatkan baik kepuasan kerja maupun ko-mitmen
terhadap tujuan perusahaan.
4. Ada banyak gagasan terpendam di benak karyawan yang ingin diajukan.
Pasangan yang diperlukan untuk manajemen yang lebih baik dalam
partisipasi adalah pekerja yang terlatih lebih baik. Untuk masa yang akan
datang sistem teknologi manufaktur membutuhkan tingkat ketrampilan yang
tinggi untuk semua karyawannya.
Suatu operasi pabrik dilaksanakan dalam suatu bangunan yang disewa seharga
$2.400 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusutan,
asuransi, dan pajak kekayaan berjumlah $64 per hari atau $8 per jam.
Selanjutnya, asumsikan bahwa 10 pekerja untuk 8 jam per hari dibayar $6 per
jam dan setiap pekerja menghasilkan 40 unit produk per hari (tingkat produksi
masing-masing adalah 5 unit per jam). Para pekerja dan manajemen sepakat
bahwa tarif per jam sebesar $6,60 akan dibayarkan jika seorang pekerja
menghasilkan 48 unit per hari, artinya meningkatkan keluaran per jam dari 5
menjadi 6 unit.
Tabel berikut ini memperlihatkan biaya per jam dan per unit untuk kedua
sistem, dan menunjukkan bagaimana insentif dapat mengurangi biaya per unit
dan sekaligus memungkinkan pekerja memperoleh penghasilan yang lebih
tinggi.
Efek rencana upah insentif pada biaya per unit
Sistem lama, $6 per jam (10 Sistem baru, $6.60 per jam
pekerja) (10 pekerja)
Faktor biaya Jumlah Unit per Biaya Jumlah Unit per Biaya
per jam jam per unit per jam jam per unit
Tenaga kerja $60 50 $1.20 $66 60 $1.1000
Sewa $10 50 $ .20 $10 60 $ .1667
Penyusutan, $8 50 $ .16 $8 60 $ .1333
asuransi, dan
pajak
bangunan
TOTAL $78 50 $1.56 $84 60 $1.4000
Walaupun biaya pekerja per jam untuk para pekerja bertambah dari $60
menjadi $66, namun biaya per unit produk yang telah selesai berkurang dari
$1,56 menjadi $1,40. Penurunan biaya per unit itu disebabkan oleh dua faktor
(1) unit keluaran setiap pekerja naik sebesar 20% dengan pertambahan upah
10%, dan (2) jumlah overhead pabrik yang sama dibagi rata pada 60 unit, bukan
50 unit produk per jam. Agar lebih tepat, analisis semacam itu harus mencakup
pula biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerja, seperti pajak gaji majikan
serta semua overhead pabrik relevan lainnya yang akan mempengaruhi biaya
per unit. Dalam contoh ini, baik biaya pekerja per unit maupun overhead pabrik
per unit sama-sama berkurang. Tetapi sekiranya pun upah insentif
mengakibatkan biaya pekerja per unit meningkat, namun penurunan biaya
overhead pabrik per unit mungkin cukup besar untuk mengakibatkan penurunan
biaya per unit, sehingga menyokong diberlakukannya rencana upah insentif.
Hitunglah:
a. Rasio efisiensi
b. Tarif efektif per jam
c. Total penghasilan
d. Biaya pekerja per unit
e. Biaya overhead pabrik per unit
f. Biaya konversi per unit
Penyelesaian:
Biaya
Nama Tarif Rasio Total BTK per BOP
konversi
Pekerja Efisiensi Efektif Penghasilan unit per unit
per unit
Andini - Rp2,000 Rp80,000 Rp285.71 Rp214 Rp500.00
Bolot 1,10 Rp2,200 Rp88,000 Rp 26.67 Rp182 Rp1,448.49
Cecep 1,15 Rp2,300 Rp92,000 Rp 25.56 Rp174 Rp429.47
Dina 1,20 Rp3,600 Rp144,000 Rp400.00 Rp167 Rp566.67
Farhat 1,40 Rp5,600 Rp224,000 Rp533.33 Rp143 Rp676.19
Gerry 1,30 Rp4,200 Rp208,000 Rp533.33 Rp154 Rp687.18
*Apabila rasio efisiensi kurang dari satu atau sama dengan satu, maka pekerja
tidak dapat bonus.
Tarif efektif:
Rasio efisiensi x Tarif Dasar upah = 1,1 x Rp 2.000 = Rp 2.200
Total Penghasilan = Jam kerja x Tarif efektif per jam
= 40 jam x Rp 2.200 = Rp 88.000
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔 𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝 88.000
BTK per unit = = = Rp 266,67
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 330
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑅𝑝 1.500
BOP per unit = 𝐽𝑎𝑚 = = Rp 181,82 per jam
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 8,25 𝑗𝑎𝑚
330
Jam kerja per unit = 40 𝑗𝑎𝑚 = 8,25 jam
Biaya konversi per unit = BTK per unit + BOP per unit
= Rp 266,67 + Rp 181,82
shift kerja dengan waktu 8 jam. Produksi standar 60 unit per jam atau 480 unit
setiap shift, biaya overhead pabrik Rp 25.000 per jam atau Rp 200.000 per shift
kerja. Dibawah ini data produksi dan jam aktual:
Unit Produksi Jam Kerja Aktual
420 unit 80 jam
480 unit 80 jam
510 unit 80 jam
540 unit 80 jam
525 unit 80 jam
492 unit 80 jam
Hitunglah:
a. Upah tetap kelompok
b. Bonus penghematan
c. Total penghasilan kelompok
d. BTK per unit
e. BOP per unit
f. Biaya konversi per unit
Penyelesaian:
Unit Produksi
420 unit 480 unit 510 unit 540 unit 525 unit 492 unit
Jam aktual 80 80 80 80 80 80
Jam standar 70 80 85 90 87,5 82
Jam dihemat 0 0 5 10 7,5 2
Upah tetap Rp32,000 Rp32,000 Rp32,000 Rp32,000 Rp32,000 Rp 32,000
Bonus Rp0 Rp0 Rp20,000 Rp40,000 Rp30,000 Rp 8,000
Total Rp
Penghasilan Rp320,000 Rp320,000 Rp340,000 Rp360,000.00 Rp350,000.00 328,000
BTK per unit Rp761.90 Rp666.67 Rp666.67 Rp666.67 Rp666.67 Rp666.67
BOP per unit Rp476.19 Rp416.67 Rp392.16 Rp370.37 Rp380.95 Rp406.50
Biaya Konversi
per unit Rp1,238.09 Rp1,083.34 Rp1,058.83 Rp1,037.04 Rp1,047.62 Rp1,073.17
Biaya Konversi per unit = BTK per unit + BOP per unit
= Rp 666,67 + Rp 392,16 = Rp 1.058,83
KURVA BELAJAR
Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali
jumlah kumulatif unit yang dihasilkan dilipatgandakan, maka waktu rata-rata
kumulatif per unit akan berkurang dengan suatu persentase tertentu.
Contoh:
PT. Radian memproduksi produk baru yaitu komponen sepeda motor. Para
perancang produk telah memproyeksikan kurva kemahiran 90% yang akan
dicapai apabila pekerja telah mahir dalam teknik pembuatan produk ini. Lima
unit pertama yang dihasilkan dalam proses ini akan memakan waktu selama 4
jam, sedangkan tarif upah Rp 8.000 per jam.
Hitunglah:
a. Jam yang dibutuhkan serta hasil produksi per jam sampai pada unit yang ke
40.
b. BTK per unit untuk setiap unit kumulatif dari produksi
Penyelesaian:
Waktu rata-rata
Produksi Jam kerja output BTK per
kumulatif per
kumulatif dibutuhkan per jam unit
unit
5 4 20 0,25 Rp32,000
10 3,60 36 0,28 Rp28,800
20 3,24 64,8 0,31 Rp25,920
40 2,92 116,8 0,34 Rp23,360
Perhitungan:
Waktu Rata-rata = Output per jam =
4,00 x 0,9 = 3,6 5 unit : 20 jam = 0,25
3,60 x 0,9 = 3,24 10 unit : 36 jam = 0,28
3,24 x 0,9 = 2,92 20 unit : 64,8 jam = 0,31
40 unit : 116,8 jam = 0,34
Jam kerja dibutuhkan =
5 x 4 jam = 20 jam
10 x 3,60 = 36 jam
20 x 3,24 = 64,8 jam
49 x 2,92 = 116,8 jam
BTK per unit =
20
x Rp 8.000 = Rp 32.000
5
36
x Rp 8.000 = Rp 28.000
10
64,8
x Rp 8.000 = Rp 25.920
20
116 ,8
x Rp 8.000 = Rp 23.360
40
*)Biaya upah yang dibayar saat tenaga kerja menganggur merupakan elemen
Biaya overhead pabrik.
Akuntansi Biaya Gaji dan Upah atas dasar data tersebut diatas dapat dilakukan
sebagai berikut:
Tahap 1 : Berdasarkan atas rekap gaji dan upah, bagian Akuntansi membuat
jurnal sebagai berikut :
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja $575
Pengendali Overhead Pabrik $125
Gaji dan Upah $700
Tahap 2 : Atas dasar Bukti Kas Keluar, bagian Akuntansi membuat jurnal
sebagai berikut :
Gaji dan Upah $700
Utang PPh Karyawan $105
Utang Gaji dan Upah $595
Tahap 3 : Atas dasar bukti pembayaran gaji yang telah ditanda tangani
karyawan, bagian akuntansi membuat jurnal sebagai berikut :
Utang Gaji dan Upah $595
Kas $595
UPAH LEMBUR
UU "Perburuhan" di A.S. (The Fair Labor Standars Act of 1938), yang
lebih sering disebut sebagai Peraturan Jam Kerja dan Gaji Federal (Federal
Wage and Hour Law), menetapkan upah minimum per jam untuk 40 jam kerja
dalam seminggu dan minimum satu setengah kali upah untuk waktu selebihnya.
Selanjutnya undang-undang tersebut diubah, dengan memperluas cakupan-nya
dan menaikkan upah minimum.
Ada beberapa pembayaran upah yang diwajibkan dalam Peraturan Jam Kerja
dan Gaji Federal. Bagi setiap karyawan harus disediakan catatan yang
menunjukkan:
1. Jumlah jam kerja yang dipenuhi untuk setiap hari kerja dan jumlah
keseluruhan untuk setiap minggu.
biasa, maka premi lembur harus dimasukkan sebagai overhead pabrik dalam
perhitungan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dulu, karena hal itu
tidak dapat dialokasikan secara tepat kepada pekerjaan yang sedang diproses
ketika terjadi jam lembur.
PEMBAYARAN BONUS
Pembayaran bonus dapat berupa suatu jumlah tetap bagi setiap karyawan
atau klasifikasi kerja, suatu persentase dari laba, bagian tertentu dari upah
bulanan, atau perhitungan-perhitungan lain. Bonus merupakan biaya produksi,
beban pemasaran, atau beban administrasi.
Bila penghasilan mingguan rata-rata dari seorang pekerja langsung adalah
$250 dan perusahaan ingin memberi bonus sebesar gaji dua minggu pada akhir
tahun, maka jumlah penghasilan sesungguhnya adalah $260 per minggu, tetapi
tambahan 510 per minggu dibayar dalam jumlah bulat sebesar $500 pada akhir
tahun (S10 x 50 minggu, dengan asumsi waktu cuti dua minggu). Untuk
membagi biaya bonus tersebut pada produksi sepanjang tahun melalui tarif
overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu, maka ayat jurnal mingguan
akan menjadi:
Barang dalam proses $ 250
Pengendali Overhead pabrik $ 10
Gaji dan Upah $ 250
Kewajiban Bonus $ 10
Pada saat bonus tersebut dibayar, perkiraan kewajiban didebet dan Kas serta
perkiraan pemotongan/gaji (withholding accounts) dlkredit.
Menurut teori, bonus ini dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan pekerja
langsung, harus dibebankan ke perkiraan Barang dalam Proses. Namun dalam
praktiknya, prosedur seperti itu biasanya tidak praktis, dan umumnya biaya-
biaya ini dimasukkan "dalam tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih
dahulu
UPAH CUTI
Upah cuti (vacation pay) menyajikan masalah biaya yang hampir serupa dengan
bonus. Bila seorang karyawan berhak mengambil cuti dua minggu dan tetap
dibayar, maka upah cuti akan "bertambah sedikit demi sedikit" sejalan dengan
berlalunya 50 minggu kerja produktif (bersifat akrual).
Contoh:
Miranda telah bekerja pada pabrik sandal selama lima tahun, oleh karena itu
Miranda mempunyai hak cuti selama 2 minggu. Gaji tetap Miranda Rp 750.000
per minggu
Perhitungan upah reguler dan upah cuti saat Miranda mengambil cuti:
Upah reguler mingguan Rp 750.000
Upah cuti = 2 x Rp 750.000 = Rp 1.500.000
Jumlah mnggu pembebanan upah cuti = 52 minggu – 2 minggu = 50 minggu
𝑅𝑝 1.500 .000
Upah cuti yang dibebankan setiap minggu = = Rp 30.000
50 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢
Jurnalnya:
Barang Dalam Proses-BTK Rp 750.000
Pengendali Overhead pabrik Rp 30.000
Upah cuti terutang Rp 30.000
Gaji dan Upah Rp 750.000
PROGRAM PENSIUN
Program Pensiun merupakan suatu tata cara yang dibuat perusahaan untuk
menyediakan jaminan hari tua bagi seluruh karyawan sebagai penghargaan atas
jasa-jasa yang disumbangkan kepada perusahaan. Program pensiun barangkali
merupakan faktor yang paling penting, dan juga paling rumit, yang berkaitan
dengan pekerja dan biaya pekerja.
Estimasi Biaya Pensiun
Biaya seluruhnya dari suatu dana pensiun perusahaan tergantung pada berbagai
faktor yang berkaitan:
1. Banyaknya karyawan yang mencapai usia pensiun setiap tahun.
2. Jumlah rata-rata jaminan hari tua yang harus dibayar pada setiap karyawan
yang pensiun.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Misalkan perusahaan XYZ hanya mempekerjakan 2 orang karyawan :
Calista dan Arizona. Berdasarkan kartu hadir minggu kedua bulan April,
bagian pembuat daftar gaji dan upah untuk periode yang bersangkutan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Bastian Bustami, Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta: Mitra Wacana
Media.