Terdapat tiga masalah khususu dalam organisasi global: perbedaan kebudayaan, harga transfer, dan
perbedaan nilai tukar mata uang. Bab ini akan secara khusus membahas ketiga topic ini. Mesipun pembahasan
yang kita lakukan dinyatakan dalam kondisi AS dan anak-anak perusahaannya di luar negeri, masalah umum
yang sama dapat ditemukan pada induk perusahaan dari Negara mana pun beserta anak perusahaannya di luar
negeri.
A. Perbedaan Budaya
Salah satu variabel konteksual yang penting yang memengaruhi pengendalian manajemen di dalam sebuah
perusahaan multinasional adalah perbedaan budaya antar Negara. Menurut defiinisinya, sebuah organisasi
multinasional akan beroperasi di banyak Negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya seiring dengan
koodinasi dan pengendalian yang dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya. Baik dalam
konteks sebuah organisasi atau suatu bangsa, kata budaya akan merujuk kepada nilai-nilai, asumsi dan norma
perilaku yang diakui bersama. Ketika sebuah organisasi merentangkan operasinya melintasi berbagai Negara,
perbedaan budaya yang sangat besar yang berkaitan dengan karakter nasional dan regional yang ada,
mempunyai hubungan yang penting dengan pengendalian manajemen. Salah satu cara untuk memahami
budaya diusulkan oleh Hofstede. Hofstede membuat sebuah analisis yang sistematis atas perbedaan budaya
berdasarkan sebuah kuesioner yang dijawab oleh kurang lebih 80.000 karyawan IBM yang berlokasi di 64
negara. Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada empat dimensi:
1. Jangkauan kekuasaan
Merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan dipusatkan secara tidak seimbang. Budaya dengan
jangkauan kekuasaan yang tinggi termasuk Filipina, Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan
kekuasaan yang rendah termasuk Israel, Denmark, dan Austria.
2. Individualisme/ koltivisme
Merujuk kepada sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya sendiri sebagai seorang individu atau sebagai
bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya individualistik yang tinggi termasuk Amerika Serikat, Australia,
dan Inggris. Budaya kolektiitas yang tinggi termasuk Saudi Arabia, Venezuela, dan Peru.
3. Menghindari ketidakpastian
Merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh situasi yang tidak menentu budaya
penghindaran ketidakpastian tertinggi termasuk Jepang, Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran
ketidakpastian terendah termasuk Singapura, Hongkong, dan Denmark.
4. Maskulinitas/feminitas
Merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu dari kedua nilai dominant tersebut
apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu dari kedua nilai dominant tersebut berupa
B. Harga Transfer
Harga transfer untuk barang, jasa, dan teknologu merupakan salah satu dari perbedaan besar yang terjadi
antara pengendalian manajemen operasi domestic dan luar negeri. Namun dalam operasi luar negeri,
dibutuhkan beberapa pertimbangan penting lainnya untuk dapat sampai kepada suatu harga transfer.
Pertibangan-pertimbangan tersebut termasuk perpajakan, peraturan pemerintah, tarif pengendalian devisa,
akumulasi dana, dan joint venture.
Perpajakan
Tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masing-masing Negara-negara
asing, sistem harga transfer yang memungkinkan pengalihan keuntungan ke Negara-negara dengan tingkat
pajak yang rendah dapat mengurangu jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh
dunia.
Peraturan Pemerintah
Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk meminimalkan laba kena
pajak di Negara-negara dengan tingkat pajak penghasilan yang tinggi. Namun demikian, otoritas pajak
pemerintah menyadari adanya kemungkinan ini dan mengeluarkan peraturan yang menentukan bagaimana
harga transfer dapat dihitung.
Tarif
Tarif sering kali dipungut berdasarkan persentase tertentu dari nilai impor suatu produk. Semakin rendah
harganya senakin rendah pula tarif yang akan dikenakan. Timbulnya tarif biasanya memiliki hubungan terbalik
dengan timbulnya pajak pendapatan di dalam harga transfer. Meskipun tariff untuk barang-barang yang
dikirimkan ke suatu Negara tertentu akan lebih rendah jika harga transfernya juga rendah, keuntungan yang
dicatat di Negara itu dan karenanya pajak penghasilan lokal atas laba akan ikut tinggi. Jadi, efek bersih dari
faktor-faktor ini harus ikut diperhitungkan dalam menentukan harga transfer yang tepat. Karena pajak
penghasilan umumnya memiiki jumlahnya yang lebih besar daripada tarif, harga transfer internasional biasanya
lebih banyak didasarkan pada pajak penghasilan daripada tarif.
Pengendalian Devisa
Beberapa Negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor beberapa komoditas tertentu.
Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan anak perusahaan untuk memasukkan
komoditas tersebut dalam jumlah yang lebih besar.
Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu Negara tertenttu daripada di Negara lain. Harga
transfer adalah salah satu cara untuk mengalihkan dana tersebut ke dalam atau ke luar Negara tertentu.
Joint Venture
Joint venture memberikan komplikasi tambahan dalam harga transfer. Andai kata sebuah perusahaan AS
mempunyai operasi joint venture di Jepang dengan perusahaan local Jepang. Jika induk perusahaan AS
membebankan harga lebih tinggi bagi komponen yang dikirimkan ke Jepang, mitra joint venture Jepang
kemungkinan besar akan menolak harga tersebut karena harga itu akan memperkecil laba operasinya dan
mengakibatkan bagian keuntungan dari mitra joint venture Jepang tersebut juga semakin kecil. Ford Motor
Company, dengan sebagian maksudnya untuk menghindari perselisihan tentang harga transfer, membeli
sejumlah besar kepentingan minoritas Inggris di Ford Lid., pada tahun 1961. Untuk alas an yang sama, General
Motors tidak pernah melakukan joint venture sampai perjanjian yang dilakukannya dengan Toyota di akhir tahun
1980-an.
Penggunaan Metode Harga Transfer
Tampilan 1 memperlihatkan metode harga transfer yang digunakan oleh sebuah contoh perusahaan
multinasional yang memiliki kantor di Kanda, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat untuk pengiriman antar
perbatasan mereka.
Pertimbangan Hukum
Hampir semua Negara melakukan beberapa pembatasan pada fleksibilitas perusahaan dalam menetapkan
harga transfer untuk transaksi dengan anak-anak perusahaan di luar negeri. Alasannya adalah untuk mencegah
perusahaan multinasional melakukan penghindaran pajak penghasilan di Negara tuan rumah. Perhatikanlah
contoh-contoh berikut ini:
Untuk meminimalkan pajak, perusahaan-perusahaan multinasional AS mengalihan asset-asetnya ke
Negara dengan pajak penghasilan yang rendah Misalnya, Cayman Islanda yang memiliki 50 bank.
Perusahaan multinasional AS memindahkan kantor perusahaan di atas kertas mereka ke Bermuda,
yang tidak mengenakan pajak penghasilan perusahaan. Sebagai contoh, Ingersoll-Rand, Accenture,
dan Tyco International menempatkan kantor pusat mereka di Bermuda sedangkan seluruh bisnis
mereka dilakukan di Negara-negara lain.
Perusahaan yang memindahkan property intelektual (paten misalnya) ke Irlandia, sebuah Negara
dengan tingkat pajak yang rendah. Kantor pusat di AS akan membayar jumlah yang cukup besar untuk
membeli hak penggunaan propert intlektual tersebut, sehingga akan mengalihkan laba kena pajak dan
sebuah Negara dengan tingkat pajak yang tinggi ke Negara dengan tingkat pajak yang rendah.
Tampilan
Metode Harga Transfer yang Digunakan oleh Perusahaan Multinasional
Tampilan
Nilai Tukar untuk Berbagai Mata Uang Asing pada 19 Januari 2000
Dalam situasi yang lain, pendekatan full cost yang implicit dalam Section 482 dapat membatasi
kemampuan perusahaan untuk mentransfer beberapa produk kurang dari full cost-nya. Misalnya, departemen
pemasaran mungkin inin memperkenalkan produk baru dalam pasar pada harga yang lebih rendah dari harga
normalnya, bahkan mungkin tidak cukup tinggi untuk menutupi full cost tersebut. Ini mungkin merupakan taktik
pemasaran yang jitu, tetapi IRS tidak dapat mengakuinya sebagai dasar yang valid untuk sampai kepada harga
transfer.
Kepentingan Minoritas
Ketika kepentingan minoritas ikut terlibat, fleksibilitas manajemen puncak dalam mendistribusikan laba
antara anak-anak perusahaan dapat sangat dibatasi karena pihak minoritas mempunyai hak hokum untuk
memperoleh pembagian yang adil dari laba perusahaan. Dalam kasus ini, anak perusahaan harus sebisa
mungkin melakukan transaksi secara wajar.
Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang jika dibandingkan dengan mata uang yang lainnya. Hal
ini dapat dinyatakan baik sebagai jumlah unit dari mata uang Negara induk perusahaan yang diperlukan untuk
membeli satu unit mata uang asing (kita sebut penawaran langsung) atau sejumlah unit mata uang asing yang
diperlukan sebagai contoh, jika dolar AS($) adalah mata uang induk perusahaan dan franc Prancis (FF) adalah
mata uang asing, maka untuk menyatakan nilai tukar dengan sebagai $0,20/FF adalah bentuk penaawaran
langsung dan menyatakannya sebagai FF5/$ adalah bentuk penawaran tak langsung. Dalam pasar devisa,
kedua jenis penawaran tersebut dipergunakan, tetapi para pedagang biasanya menggunakan salah satu jenis
untuk mata uang tertentu. Tampilan 15.2 memberikan contoh mengenai kedua nilai tukar yang berlaku pada
tanggal 19 Januari 2000 untuk mata-mata uang yang paling banyak diperdagangkan.
Nilai tukar yang biasanya ditawarkan (seperti tertera di atas) disebut nilai tukar nominal. Nilai tukar spot
adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu. Nilai tukar riil adalah nilai tukar spot setelah
penyesuaiaan perbedaan inflasi antara dua Negara yang dihitung. Ada juga nilai tukar forward, yaitu nilai tukar
hari ini yang dapat digunakan menjadi dasar penyelesaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu di masa
depan.
Awal 1 2 3
Proyeksi 4 5 6
Akhir 7 8 9
Pada saat anggaran dilacak (nilai tukar akhir). Terdapat 9 kemungkinan kombinasi metrik dalam menentukan
dan melacak anggaran seperti yang terlihat dalam tampilan
Namun demikian tidak semua 9 sel tersebut layak dipergunakan; hanya 5 sel yang diberi garis bawah
yang layak. Yang jelas-jelas layak terdiri dari 3 sel dimana anggaran ditetapkan dan dilacak dengan
menggunakan metric yang sama (awal ke awal, sel 1; proyeksi ke proyeksi, sel 5; akhir ke akhir, sel 9). Demikian
pula dengan menetapkan anggaran dengan menggunakan nilai tukar awal dan melacaknya dengan
menggunakan nilai tukar proyeksi dan melacak pada nilai tukar akhir (sel 6). Namun bagaimanapun, tidaklah
logis jika menetapkan anggaran pada nilai tukar akhir dan melacak aktualnya dengan menggunakan nilai tukar
awal atau nilai tukar proyeksi (mengesampingkan sel 7 dan 8). Begitu pula memproyeksikan nilai tukar dalam
menetapkan anggaran dan kemudian melacaknya dengan nilai tukar yang berlaku di awal (mengesampingkan
sel 4).
Anggaran Aktual
FF $ FF $
Akan tetapi, induk perusahaan akan menderita kerugian translasi pada akhir tahun. Induk perusahaan
tidak memiliki kendali atas pergerakan nilai tukar tersebut. Jika mereka menggunakan laba atau rugi akibat
translasi di dalam mengevaluasi kinerja manajer anak perusahaan, maka akan timbul beberapa masalah: (1) Hal
ini akan membuat manajer anak perusahaan bertanggung jawab terhadap factor-faktor yang berada diluar
kendali mereka; (2) hal ini tidak akan menghilangkan adanya laba atau rugi akibat translasi; (3) hal ini tidak
memperhitungkan jenis eksposur nilai tukar lain yang dihadapi oleh anak perusahaan dan (4) hal ini akan
mengacaukan kinerja manajer dan anak perusahaan .
Kita akan menjelaskan bagaimana ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan dua tipe generic dari
anak perusahaan dari perusahaan multinasional: importer murni dan eksportir murni.
Importir murni adalah anak perusahaan yang menjual sebaian besar produknya di dalam negaranya
sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya dari luar negeri (baik itu dari anak perusahaan lain
atau dari perusahaan luar) ; eksportir murni adalah anak perusahaan yang menjual kebanyakan produknya
keluar negeri (baik kepada anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar lainnya); tetapi membeli sebagian
besar bahan mentahnya di dalam Negara tersebut. Seperti yang ditunjukkan oleh contoh berikut ini, dalam
terjadi pergerakan nilai tukar, anak perusahaan tersebut tidak hanya akan menghadapi efek translasi, tetapi juga
efek ketergantungan yang diakibatkan oleh perubahan nilai tukar.
Eksportir murni melampaui anggaran (baik dalam $ maupun FF, baik dari segi sasaran laba maupun
marginnya), unit yang seimbang menunjukkan kinerja yang kira-kira menyamai tingkat anggaran (mencapai
sasaran laba dalam FF, tetapi sedikit rendah dalam $; mencapai sasaran margin untuk kedua jenis mata uang
tersebut), dan importer murni tidak mencapai anggaran (baik dalam $ maupun FF, nilai laba dan margin).
Efek Transaksi
Pendekatan mendasar dalam menangani eksposur transaksi adalah dengan menggunakan strategi
lindung nilai mata uang asing yang tepat. Lindung nilai (hedging) adalah transaksi-transaksi yang dapat
menurunkan kemungkinan risiko yang berhubungan dengan arus kas di masa depan. Dalam prosesnya,
perusahaan yang membeli instrument lindung nilai mengalihkan risiko kepada entitas yang menjual instrument
tersebut biasanya adalah bank komersial dalam kasus untuk pasar valuta. Tentunya sudah pasti jasa semacam
itu membutuhkan biaya.
Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan sebagai contoh, kapan saja
perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung perusahaan tersebut tengah melakukan transaksi lindung
nilai internasional, dan hal itu dipergunakan sebagai cara untuk mengatasi efek eksposur transaksi. Untung
memberikan ilustrasi yang sederhana; jika sebuah perusahaan Amerika menjual produknya kepada perusahaan
Prancis dengan harga yang dinyatakan dalam franc Prancis, ia dapat secara bersamaan membeli hak untuk
membeli franc Prancis dengan nilai tukar yang sama seperti jika terjadi pada tanggal di masa depan di mana
piutangnya akan jatuh tempo. Jika perusahaan tersebut mengalami rugi transaksi di dalam penjualan, maka ia
akan mendapatkan keuntungan pasar opsi dan menyamakan aktiva/pasiva dan pendapatan/pengeluaran
dengan mata uang yang sama. Teknik lindung nilai yang umum, menggunakan pasar transaksi forward dan
masa depan, juga pasar opsi valuta aisng. Dari perspektif evaluasi kinerja, pertanyaan kuncinya adalah apakah
para manjer anak perusahaan bertanggung jawab atas eksposur dari transaki lindung nilai.
Pertimbangan Manajemen
Dalam mendesain system evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional, perusahaan dapat mengunakan
pedoman-pedoman berikut ini:
Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab terhadap efek translasi.
Cara termudah untuk mencapai tujuan ini adalah membandingkan anggaran dengan hasil actual dengan
menggunakan metrik yang sama dan mengisolasi efek yang berhubungan dengan inflasi melalui analisis
varians. Tak ada gunanya bagi para manajer untuk khawatir tentang metrik yang tepat. Perusahaan
multinasional hendaknya memilih metrik apa saja yang ia anggap lebih mudah untuk digunakan.
Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinisasi terpusat dari kebutuhan lindung nilai
perusahaan multinasional secara keseluruhan. Hal ini kemungkinan besar akan jauh lebih murah dan
sederhana, dan dapat mencegah manajer anak perusahaan menjadi peramal dan spekulan nilai tukar.
Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek ketergantungan dari nilai tukar yang
diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi operasi
di sebuah Negara atau merelokasi operasi dari sebuah Negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-
konsekuensi dari adanya eksposur translasi, transaksi, dan ekonomi.