DAN PENGANGGARAN
FAKULTAS EKONOMI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi
Keperilakuan tentang “ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN
PENGANGGARAN” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Analisis Laporan
Keuangan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
KESIMPULAN ................................................................................................................................ 43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membatasi tindakannya. anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan
secara kontinyu dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya
anggaran dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasi yang
efektif dan efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika dan perilaku dalam
luas sebagai fokus bagi aktivitas perencanaan jangka pendek perusahaan dan dasar dari
menghasilkan anggaran tersebut. Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat
1
teknis namun disusun oleh manusia yang harus hidup dengan anggaran tersebut. Jadi aspek
keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam
proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba
kepada orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut
harus sudah dilakukan. Anggaran menetapkan batasan pada apa yang dapat dibeli dan
Anggaran merupakan alasan pemantauan kinerja manajer secara kontinu dan standar
B. Rumusan Masalah
2. Apa fungsi dari perencanaan laba dan anggaran serta bagaimana pandangan perilaku
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui fungsi dari perencanaan laba dan anggaran serta pandangan perilaku
PEMBAHASAN
PENGANGGARAN
Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Anggaran diterima secara
luas sebagai fokus bagi aktivitas perencanaan jangka pendek perusahaan dan dasar dari sistem
Prinsip manajemen yang dipraktikkan secara umum ini mengakui keterbatasan kognitif dan
rasional inheren manajer untuk terlibat secara pribadi dalam setiap tugas dan aktivitas dimana ia
bertanggung jawab. Aplikasi utama prinsip tersebut adalah perluasan dari bermacam analisis
Aspek keperilakuan penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam
proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba
kepada orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut harus
sudah dilakukan. Anggaran menetapkan batasan terhadap pada apa yang dapat dibeli dan berapa
merupakan alasan mengapa kinerja manajer dipantau secara kontinu dan standar terhadap hasil
kinerja dibandingkan. Orang-orang merasakan tekanan dari anggaran yang ketat, kegelisahan
dari laporan kinerja yang buruk, dan kegembiraan atau rasa lega karena “memenuhi” anggaran.
3
Manajer sering kali menghadapi masalah mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam
anggaran” atau “sudah melebihi anggaran” manajer diperingatkan secara periodik bahwa “anda
tidak mencapai target yang dianggarkan”. Anggaran sering kali dipandang sebagai penghalang
atau ancaman birokratis terhadap kemajuan karier. Ketidaksukaan terhadap proses penyusunan
anggaran secara keseluruhan bahkan dapat mendorong orang untuk melakukan sabotase terhadap
anggaran tersebut.
Anggaran dan akuntansi memiliki kaitan yang erat dimana akuntansi menyajikan
data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi yang akan dituangkan
dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu yang
akan datang. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang
pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan demikian akuntansi
pelaksanaan anggaran ini yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam
taksiran anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penilaian (evaluasi) kerja perusahaan.
kerja anggaran.
B. Pengertian Anggaran
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) yang akan datang. Anggaran merupakan hasil kerja
4
(output) terutama berupa taksiran yang akan dilaksanakan masa mendatang. Maka
anggaran dituangkan dalam naskah tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis.
menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengoordinasian
keuangan suatu usaha. Penganggaran sebagai alat manajemen membantu mengatur dan
dimasa depan.
keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan anggaran
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif (angka) dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu
tertentu.
Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menetukan tindakan apa yang harus
melihat kebelakang, yaitu menilai hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang
telah ditetapkan. Hasil perbandingan ini melahirkan varians. Varians harus dianalisis dan
pelaksanaan (pengendalian).
5
Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku
manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi aktual yang dapat
dibandingkan.
perusahaan.
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang
Anggaran telah menjadi alat manajemen yang diterima untuk meencanakan dan
6
Hubungan Perencanaan dan Pengendalian
Klasifikasi
(Laporan Keuangan)
Evaluasi Kinerja
Varians (Analisis Varians)
Hasil Kerja versus Anggaran
Tindakan Korelasi
Umpan Balik
7
Anggaran mempunyai dua peran penting di dalam perusahaan:
2. Anggaran berperan sebagai alat untuk pengendalian (control) jangka pendek bagi
organisasi.
Jika hasil sesungguhnya berbeda secara signifikan dari rencana, tindakan tertentu
bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak
dicapai manajemen
korelasi.
8
D. Model Penyusunan Anggaran
berdasarkan prediksi situasi ekonomi, social, dan politik tampaknya lebih rasional yang
beriorientasi laba. Oleh karena itu, dalam penyusunan anggaran, laba merupakan tujuan
atas modal yang digunakan. sasaran laba tersebut berupa laba jangka panjang dan jangka
pendek.
anggaran yang harus berdasarkan pada struktur organisasi yang memberi batasan
tanggung jawab fungsional. Batasan tanggung jawab ini merupakan dasar dibuatnya
anggaran. Perusahaan terdiri dari beberapa divisi, maka perlu dibuat panitia anggaran
9
Kerangka Berpikir Anggaran
dan Nasional
dan Bisnis
Kondisi Perusahaan
LABA
10
E. Prosedur Penyusunan Anggaran
Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunan anggaran serta
yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan secara
keseluruhan. Meskipun demikian, tugas kepada bagian lain dalam perusahaan. Akan
tetapi, tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada:
1. Bagian administrasi
2. Bagian keuangan
1. Bagian Administrasi
penting terhadap tercapainya kelancaran usaha kegiatan, maupun aktifitas yang dilakukan
keterangan yang diperlukan untuk perencanaan secara terperinci dan keterangan/ data
yang meliputi catatan yang akurat, formulir serta laporan yang melipiti tugas
dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memanfaatkan sarana dan prasarana
11
2. Bagian Keuangan
administrasi pajak.
sasaran dan tujuan. Laba sangat penting dalam perencanaan karena rencana yang
diharapkan adalah laba yang memuaskan. Anggaran merupakan rencana yang dicurahkan
manejerial untuk tindakan yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Anggaran merupakan
rencana laba jangka pendek yang komprehensif, yang membuat tujuan dan target
target organisasi dan memberikan pedoman yang terperinci untuk operasi harian.
laporan keuangan. Perencanaan laba atau anggaran menunjukkan tingkatatau target yang
12
diusahakan manajemen untuk diraih. Perkiraan {forecast} di pihak lainadalah apa yang
diperediksikan oleh organisasi akan terjadi. Misalnya, jika permintaan untuk produk
tertentu adalah prakiraan, anggaran penjualn akan memerinci pendapatan dan biaya yang
disiapkan dengan dasar prakiraan dari permintaan produk. Faktor ini umumnya tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan, serta arah dan besarnya perubahan sering kali sulit
untuk diprediksikan. Secara fundamental tiga pendekatan dapat dipilih dalam menata
sasaran laba.
3. Dalam metode pragmatik, manajeman menggunakan suatu standar laba yang telah
Perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi tindakan pada kontetk sosial yang
memengaruhi ekonomi.
Jika perusahaan menetapkan tujuan untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih
besar, meningkatkan laba, dan memperbaiki citra perusahaan diantara pelanggan, maka
anggaran perusahaan tersebut seharusnya membuat komitmen atas sumber daya yang
biaya iklan dan promosi yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan dan
13
memperbaiki citra perusahaan. Anggaran sebaiknya memasukkan estimasi beban gaji
yang diperlukan untuk mempertaan kan tenaga penjualan yang lebih dan struktur komisi
yang lebih besar yang dimaksudkan untuk motivasi usaha penjualan yang lebih besar.
Anggaran sebaiknya memasukkan estimasi arus kas yang juga mempertimbangkan waktu
penagihan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, dan peningkatan yang
beragam dapartemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lainnya
deviasi anggaran.
14
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan.
Hal ini merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan
pusat laba.
tepat.
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang
1. Penetapan tujuan.
2. Implementasi.
Untuk menyususn anggaran atau rencana laba ,terdapat langkah – langkah tertentu
1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek
15
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang di komprehensif harus disusun,kemudian
luas kedalam tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realitis dan
lini dan manajer staf organisasi. Sebagai karyawan staf, mereka bertanggung jawab untuk
menginisiasi dan melakukan administrasi atas penyusunan anggaran dan untuk membantu
diperlukan kehati – hatian untuk menetapkan hierarki tujuan dan target yang realitis dan,
jika memungkinkan, harmonis dengan target dan kebutuhan pribadi dan manajer dan
karyawan.
Tujuan realitis yang ditetapkan melalui partisipasi yang berarti akan memengaruhi
tingkat aspirasi manajer dan karyawan secara menguntungkan kurangnya partisipasi atau
sekedar berbicara tanpa berbuat terhadap masalah itu, dapat menimbulkan efek samping
terhadap tahapan penetapan tujuan adalah proses perencanaan yang meliputi partisipasi
16
2. Tahap Implementasi
mengomunikasikan tujuan dan strategi organisasi ,serta untuk memotivasi orang secara
positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci
bagi mereka yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan. Konsep ilmu
elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap kinerja
pengecualian tidak menganggap bahwa hanya varians yang tidak menguntungkan saja
tidak menguntungkan terlebih dahulu. Varians yang menguntungkan dan kinerja diatas
standar akan mengindikasikan bagaimana masa depan akan memperoleh manfaat dari
transfer pengetahuan dan teknologi keoperasi yang serupa. Selain itu, varians yang
yang tidak menguntungkan dan kinerja dibawah standar sebaiknya memicu tindakan
korektif guna menghindari pengulangan yang berbiaya mahan. Kebijakan, sikap, dan
tindakan manajemen dalam evaluasi kinerja dan tindak lanjut atas varians memiliki
17
berbagai konsekuensi keprilakuan yang, jika tidak dipahami dan dikendalikan, dapat
dan kegelisahan .
rasa tidak percaya, resistensi, konflik internal, dan efek samping lain nya yang tidak
diinginkan .
tidak percaya, rasa permusuhan, dan mengarah pada kinerja yang menurun alasan dari
kerja, kualitas bahan baku dan efisiensi mesin, secara tidak memadai.
18
4. Anggaran seringkali digunakan untuk memanipulasi penyelia sehingga ukuran
2. Resistensi
Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaat nya sangat
didukung, anggaran masih ditolak oleh banyak partisipan dalam organisasi. Salah satu
alasan utama untuk hal itu adalah bahwa anggaran menandai dan membawa perubahan
sehingga merupakan ancaman terhadap status quo. Banyak orang yang menjadi terbiasa
dengan cara-cara tertentu untuk melakukan segala sesuatu dan dengan cara-cara tertentu
untuk memandang kejadian, serta tidak tertarik untuk berubah. Suatu tantangan bagi
manajemen utuk mengatasi esistensi untuk berubah dan untuk berhasil memperkenalkan
Alasan lain dari resistensi anggaran adalah bahwa proses anggaran memerlukan
waktu dan perhatian yang besar. Oleh karena itu, mereka tidak ingin untuk terlibat dalam
proses penyusunan anggaran. Akhirnya, banyak manajer dan penyelia kurang memahami
seluk beluk penyusunan anggaran. Mereka sering kali takut untuk mengakuinya atau
tidak mau cukup mempelajari mengenai proses perencanaan dan penyusunan anggaran
19
Alasan tersebut merupakan wujud nyata dari penolakan mereka terhadap
anggaran. Banyak dari alasan tersebut dapat mengatasi dengan mendidik manajerdan
3. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai
akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen
lainnya. Didalam gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan untuk mencapai
kerja sama antar pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan anggaran.
Konflik dapat menyebabkan orang berfokus pada kebutuhan departemen nya sendiri
secara eksklusif dari pada kebutuhan organisai secara total. Hal tersebut menimbulkan
kebencian kepada manajemen dan juga kepada anggaran. Persaingan diantar bawahan
mungkin meningkat dan kualitas kerja mungkin menurun. Untuk menghilangkan tekanan,
kesalahan akan ditimpahkan kepada individu atau kelompok tertentu. Semuanya akan
mengarah pada konflik yang lebih besar diantara individu dan organisasi.
dan mengembalikan hubungan kerja yang harmonis dan produktif dapat dimulai.
20
4. Budgetary Slack
organisasi atau individu untuk tidak mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan
kecendrungan untuk tidak melakukan efisiensi. Pada umumnya ada dua bentuk slack
yaitu organizational slack dan budgetary slack. Organizational slack mengacu pada
kapasitas yang tidak digunakan sedangkan budgetary slack adalah proses penganggaran
yang ditemukan adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang
kinerja manajemen berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran yang diberikan
Contoh : Departemen produksi merasa mampu mencapai kos per unit Rp 1.000, ia
mungkin akan menyodorkan anggaran kos per unit Rp1.200. Dengan demikian , setelah
realisasi seolah olah ia mampu melakukan efisiensi produksi (Rp 200/unit) padahal
satu dari hal ini adalah terbentuknya kelompok informal yang kecil, yang bekerja
menentang tujuan dari anggaran. Kelompok karyawan ini biasanya dibentuk untuk
melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran tersebut. Tujuan
mereka adalah untuk mengurangi ketegangan. Namun, tujuan mereka dapat berlawanan
21
dengan tujuan organisasi, dan dampak yang tidak diinginkan dari aktifitas mereka bisa
juga berlawanan dengan tujuan yang mereka maksudkan sebelumnya, yaitu untuk
departemen lain, mempertanyakan validitas data yang dianggarkan, dan melakukan lobi
untuk menurunkan standar. Situasi semacam itu menimbulkan kesulitan bagi fungsi staf
dengan cara memperoleh lebih banyak output dari tingkat input yang ada (atau lebih
rendah).
Tekanan anggaran adalah lebih bahaya bagi penyelia yang bertanggung jawab
untuk memenuhi target tertentu. Oleh karena penyelia sering kali tidak mampu
melimpahkan tanggung jawab ini kepada bawahan, mereka akhirnya melakukan berbagai
tindakan yang disfungsional, yang salah satunya adalah mendistorsi proses pengukuran.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara manipulasi secara terang terangan terhadap data atau
membuat keputusan operasi yang meningkatkan kinerja dengan segera, tetapi dapat
Efek samping lainnya yang tidak di inginkan yang dapat berkembang adalah
penekanan yang berlebihan kepada kinerja departemental dan kurang menekankan pada
22
pada kinerja departementa, maka ketergantungan dan ekonomi antar departemen yang
Anggaran juga dapat menghambat inisiatif individual dan inovasi yang efektif
biaya, karena metode bisnis yang telah ada dengan protabilitas keberhasilan yang
diketahui lebih dipilih dibandingkan dengan metode baru dengan peluang keberhasilan
yang belum terbukti. Dengan demikian, individu sering kali tidak berani berinovasi.
anggaran berhasil, karyawan harus dibuat untuk menyadari bahwa fungsi anggaran
sebagai wahana yang positif untuk operasi organisai yang mulus. Dari pada memandang
anggaran sebagai cara yang mengerikan untuk memeras keringat karyawan sampai ke
titik penghabisan, orang harus belajar untuk memandang anggaran sebagai alat untuk
menciptakan keselarasan tujuan dan sebagai standar kinerja yang yang dimaksudkan
Manajemen dan tenaga kerja yang berpendidikan kemungkinan besar akan bekersa
sama dalam menyusun anggaran dan rencana laba. Tanpa pendidikan anggaran kerja,
sama semacam itu mustahil akan terjadi. Tanpa memedulikan seberapa canggihnya teknik
anggaran, proses anggaran dapat menjadi pemborosan terhadap dana perusahaan jika
23
I. Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan
dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim
organisasi. Hal ini meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan
manajemen puncak terhadap ide-ide baru, prosedur dan perangkat untuk membuat agar
pekerjaan dilakukan, perasaan identifikasi dengan organisasi, tingkat kohensi dari tenaga
lingkungan kerja dimana perencanaan terjadi. Lingkungan kerja atau budaya organisasi
Ukuran dan struktur organisasi memengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi
dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dan pengrndalian serta evaluasi terhadap
proses perencanaan. Struktur organisasi mengacu pada hubungan formal dan informal
antaranggota organisasi.
24
organisasi hanya dilaksanakan oleh sedikit orang. Sebaliknya, perusahaan besar harus
efektif dianggap lebih sulit karena potensi inefisiensi dalam komunikasi pada organisasi,
kurangnya keselarasan tujuan, dan ketidakmampuan dari banyak orang untuk melihat
hubungan antara peran kerja mereka dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Dalam
organisasi birokrasi yang besar, sistem perencanaan harus didesain untuk mengurangi
kemampuan yang melekat dari manajer yang tidak puas untuk mempratikkan
Misalnya, manajer pada berbagai tingkatan organisasi dapat menyaring informasi dan
meneruskan ke atas atau ke bawah hanya informasi yang menguntungkan bagi mereka.
prerogatif untuk pengambilan keputusan, yang diberikan kepada manajer sub-unit dan
tingkat bawah. Aspek struktur organisasi ini biasanya dinyatakan dengan istilah
terdesentralisasi ditandai dengan manajer tingkat bawah yang memiliki hak prerogatif
25
untuk pengambilan keputusan yang relatif lebih besar. Oleh karena rencana laba yang
efisien harus dibuat secara khusus untuk lingkungan organisasi tertentu, maka perusahaan
membutuhkan sistem yang meningkatkan partisipasi, kerja sama, dan koordinasi tingkat
perusahaan.
3. Gaya Kepemimpinan
Untuk memantau kinerja bawahan, pemimpin ini menugaskan staf mereka untuk
langsung.
akan disusun oleh manajemen puncak (controller atau direktur perencanaan) dan
dikenakan pada manajemen tingkat bawah. Dalam fase tindak lanjut, varians anggaran
akan diinvestigasi oleh controller atau direktur perencanaan dan bukannya ditangani
sebagai fungsi lini. Hal ini memungkinkan manajemen untuk mempertahankan tanggung
pengendalian atas aktivitas, khususnya ketika tanggung jawab atas tugas tersebut tidak
26
jelas. Sebaliknya Teori Y dari McGregor dan gaya kepemimpinan demokratis Likert
mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan
dalam proses penyusunan anggaran dan memberikan peluang kepada karyawan untuk
efektif.
anggaran dengan yang sadar akan laba. Pimpinan yang dibatasi oleh anggaran akan
Sebaliknya, pemimpin yang sadar akan laba lebih memperhatikan kesuksesan jangka
panjang dan tidak terlalu menekankan pada kepatuhan yang kaku pada anggaran
sekarang.
27
Dalam praktik, agar dapat sukses, manajer harus menyesuaikan perilakunya
(perilaku direktif atau suportif) dengan kondisi bawahannya (tingkat kecakapan dan
komitmen bawahan).
eksternal. Lingkungan tersebut meliputi ilkim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan,
struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dan lain sebagainya.
Lingkungan yang stabil mengenakan risiko yang terbatas dan memungkinkan proses
penetapan tujuan menjadi demokratis dan partisipatif. Lingkungan yang berubah dengan
cepat menghasilkan.
28
Tabel 10.1 Gaya Kepemimpinan yang Sesuai untuk Berbagai Tingkat
Perkembangan Bawahan
PENGIKUT SESUAI
G1
P1 MENGARAHKAN
G2
G3
P3 MENDUKUNG
G4
P4 MENDELEGASIKAN
29
Situasi yang berisiko tinggi. Perubahan yang dramatis dalam tingkat bunga,
fluktasi nilai tukar mata asing, dan semakin meningkatkan persaingan dari luar negeri
Anggaran
1. Tahap Penetapan
dalam target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap sub-unit utama
menganggap tujuan sebagai sesuatu yang tidak bersifat problematik. Apakah itu adalah
tujuan tunggal dari teori ekonomi untuk memaksimalkan laba atau tujuan pribadi dari
pendiri atau pebisnis pada teori manajemen klasik, tujuan dianggap sebagai fakta yang
suatu rangkaian tindakan tertentu. Para pendukung filosofi baru ini mendefinisikan tujuan
sebagai “kondisi yang diinginkan yang dicoba untuk direalisasikan oleh organisasi
30
tersebut,” atau dinyatakan secara berbeda “pencapaian masa depan terhadap usaha atau
dominan, yang secara kolektif mempunyai pengendalian yang mencukupi atas sumber
daya organisasi untuk membuat komitmen ke arah tertentu atau untuk menahan dari yang
lain.
2. Keselarasan Tujuan
bahwa kebutuhan pribadinya dapat dipenuhi dengan mencapai tujuan organisasi. Jika
tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi atau untuk
memenuhi kebutuhan pribadi, maka tujuan organisasi akan memotivasi karyawan untuk
Keselarasan antara tujuan organisasi dan pribadi juga dapat ditingkatkan dengan
menjelaskan kepada karyawan alasan atas tujuan yang didasarkan organisasi. Oleh karena
tujuan organisasi dan individu tidak statis, maka keselarasan tujuan harus terus-menerus
dicapai di setiap siklus perencanaan. Secara serupa, keselarasan antara tujuan organisasi
berkembang. Manajer sub-unit yang berbeda mungkin bekerja untuk tujuan yang saling
bersaing, semangat persaingan dapat menggantikan semangat untuk bekerja sama, atau
31
3. Partisipasi
Partisipasi adalah suatu “proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian
atau lebih pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap
pada keterlibatan manajer tingkat menengah dan bawah dalam pengambilan keputusan
yang mengarah pada penentuan tujuan operasional dan penetapan sasaran kinerja.
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerja sama di antara
manajer. Namun, Beckeer dan Green menemukan bahwa ketika hal tersebut diterapkan
dalam situasi yang salah, partisipasi dapat menurunkan motivasi dan usaha karyawan
Tidak ada pandangan yang seragam mengenai siapa yang sebaiknya berpartisipasi
tingkat kekuasaan partisipan dalam keputusan akhir (bobot). Kedalaman, lingkup, dan
struktur organisasi, dan kecepatan denga keputusan yang harus dibuat, keahlian angkatan
kerja, dan jenis kontribusi yang dapat diberikan. Kemudian , keputusan harus dibuat
Dalam pengertian yang lebih luas, partisipasi merupakan inti dari proses demokratis
sehingga tidak alamiah jika diterapkan dalam struktur organisasi yang otoriter, dalam
organisasi besar dan birokratis yang dikelola secara sentral, partisipasi dalam menentukan
32
tujuan dan menetapkan sasaran akan berdasarkan definisi terbatas pada sekelompok
mengimformasikan manajer tingkat bawah mengenai apa yang ingin dicapai oleh
manajemen puncak san sebagai alat untuk mengendalikan pengeluaran orang dan
untuk memberikan kontribusi kepada proses perencanaan. Salah satu alasannya adalah
bahwa orang bereaksi secara berbeda terhadap kemungkinan untuk berperan dalam
menetapkan standar kinerjanya. Alasan lain ketidakberhasilan partisipasi adalah tidak ada
usaha serius yang dibuat untuk menjamin partisipasi dan kerja sama dari manajer tingkat
bawah dan karyawan. Agar partisipasi menjadi efektif, partisipan harus memiliki input
“riil” terhadap keputusan dan pandangan mereka harus memiliki bobot tertentu dalam
hasil akhir.
berkomitmen pada partisipasi, partisipasi ini dapat diterapkan dengan berhasil bahkan
dalam kondisi yang sangat otoriter dan terstruktur. Jika komitmen manajerial semacam
itu kurang, maka partisipasi yang sukses dapat menjadi rusak, bahkan dalam organisasi
4. Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipasipan menjadi
terlibat secara emosi dan bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka. Partisipasi
33
daapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua
tersebut, kemudia akan dipandang sebagai tujuan yang selaras dengan pribadi mereka,
proses ini disebut Internalisasi tujuan, kurang nya internalisasi tujuan dapat
menimbulkan konflik antara tujuan pribadi individual dan tujuan yang terkait dengan
terdapat tingkat kesattuan kelompok yang tinggi, maka persyaratan untuk efisiensi yang
Partisipasi yang berarti juga berkaitan dengan penurunan tekanan dan kegelisahan
yang berkaitan dengan anggaran. Partisipasi juga dapat menurunkan ketidakadilan yang
dipandang ada dalam alokasi sumber daya organisasi antar sub-unit organisasi, serta
organisasi” kedalam anggaran. Slack adalah selisih antara sumber daya sebenarnya
diperlukan secara efisien untuk menyelesaikan tugas dan jumlah lain, slack
pendapatan lebih rendah, mengestimasikan biaya lebih tinggi, atau menyatakan terlalu
tinggi jumlah input yang dibutuhkan untuk memproduksi unit output. Mereka melakukan
34
hal ini untuk menyediakan margin keamanan (margin of safety) untuk memenuhi tujuan
yang dianggarkan.
Berapa orang telah beragumentasi bahwa sejumah kecil slack diperlukan karena
berlebihan jelas merugikan kepentingan organisasi. Slack yang berlebihan membuat batas
pengeluaran, kuota produksi, dan standar kinerja menjadi tidak berarti. Masalah slack
yang berlebihan dapat diatasi jika manajemen puncak menetapkan prosedur yang efektif
Jika tujuan anggaran terlalu mudah unutk dicapai karena adanya slack atau faktor
lain yang ditimbulkan dalam partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, maka
Intinya adalah bahwa anggaran terlalu ketat atau terlalu longgar atau disusun
dengan slack yang berlebihan atau tanpa slack dapat menciptakan tanggapan keprilauan
terlibat dalam partisipasi semu (pseudo participation). Hal itu adalah sebagaimana telah
digambarkan oleh seorang konsultan berikut ini. Desakan umum controller terhadap
partisipasi orang lain kedengarannya bagus bagi kami ketika pertama kali mendengarnya
35
dalam wawancara kami. Namun, setelah beberapa menit diskusi berjalan, mulai tampak
seolah-olah kata “partisipasi” memilki arti yang sangat aneh bagi controller. Partisipasi
yang sesungguhnya berarti bahwa orang dapat bersikap spontan dan bebas dalam
berdiskusi.
Jika perusahaan tidak mampu secara efektif untuk menggunakan partisipasi yang
sesunguhnya, maka adalah lebih bijaksana untuk mengikuti praktik penyusunan aggaran
manajemen.
Status dan pengaruh dalam organisasi juga dapat menghambat partisipasi yang
efektif. Orang yang menduduki posisi organisasi yang lebih tinggi, memiliki kepribadian
yang lebih dominan, atau memiliki status sosial yang lebih besar mungkin memiliki
pengaruh yang berlebihan pada proses penentuan kebijakan dan penepatan tujuan .
kepribadian yang kurang dominan atau orang yang berada pada tingkatan yang lebih
rendah dalam organisasi mungkin merasa terancam,terintimidasi atau tidak mampu ketika
dihadapkan dengan rekanya yang lebih berkuasa. Hasilnya mungkin adalah bahwa orang
yang kurang dominan menyerahkan masalah yang penting kepada orang yang lebih
berkuasa.
L. Tahap Implementasi
36
Perusahaan ini kemudian disetujui oleh presiden direktur atau dewan komisaris.
kunci dalam organisasi, hal ini menginformasikan kepada mereka mengenai harapan
perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. Tanpa teknis sekalipun dapat menjadi
pemborosan bagi dana perusahaan dan gagal untuk memperbaiki efisiensi operasional.
1. Pengkomunikasian Anggaran
operasional yang disetujui kepada orang-orang di tingkat organisasi yang lebih rendah.
organisasi secara keseluruhan ke dalam sasaran yang dapat dipahami bagi setiap sub-unit
organisasi.
secara pribadi dan dilengkapi dengan pedoman tertulis atau diskusi tindak lanjut informal
37
Selain bertujuan untuk menginformasikan manajer tingkat bawah mengenai
dengan beraneka ragam keterampilan dan bakat. Hal ini uga akan memperlihatkan tugas-
tugas yang saling berhubungan dalam menyusun seluruh aktivitas organisasi dan
dalam kelompok dapat mengurangi kerja sama antar sub-unit, masalah ini harus
ditanggani segera setelah dideteksi guna menghindari konsekuensi organisasi yang lebih
serius.
Jika anggaran tersebut dianggap rendah oleh manajemen non keuangan, maka
kecil kemungkinannya bahwa anggaran tersebut akan diterima. Hal ini menimbulkan
masaah besar yang potensial bagi kinerja organisasi keseluruhan karena sub-unit
organisasi kunci yang tidak bekerja sama dalam rencana keseluruhan akan merusak
secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keprilakuan, hal ini
berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan
38
ini,pelaksana harus berhasil mengkomunikasikan bagaimana pekerjaaan seorang
Struktur organisasi adalah penting untuk komunikasi dan kerja sama yang
berhasil. Untuk membuat segala sesuantunya dilakukan, maka orang harus mengetahui
peran yang dimainkan oleh orang lain dalam organisasi formal dan informal. Meskipun
bertanggung jawab atas fungsi organisasi tertentu,dapat dihindari jika mereka dianggap
sulit untuk diajak bekerja sama. Direktur perencanaan sebaiknya menyadari struktur
organisasi informasi menggunaknya jika perlu, dan melawanya jika hal tersebut
Direktur perencanaan harus berurusan dengan orang ndan biasanya tidak bisa
dengan kelompok dan harus memberikan hak serta tanggung jawab. Direktur perencaaan
harus menuntut kinerja, tetapi bukan sebagai tuan atas peerjaan tersebut. Singkatnya,
direktur perencanaan memiliki tugas yang paling sulit untuk membuat beberapa manajer
dan individu yang berpusat pada diri sendiri,memiliki karakteristik yang unik.da mencari
kekuasaan untuk bekerja sama dengan rencana yang tidak 100 persen disukai oleh
mereka.
39
organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja
bawah standar. Perbandingan antara biaya aktual dan biaya yang dianggarkan juga akan
Laporan Kinerja
karyawan termotivasi ke arah penapaian sasaran, lapoan kinerja seabiknya disusun dan
didistribusikan paling tidak secara bulanan. Penerbitan laporan kinerja yang tepat waktu
dampak yang menghilangkan moral dan kinerja. Selain itu,ditemukan bahwa umpan balik
yang meningkat menghasilkan peningkatan dalam akurasi tugas dan keyakinan serta
Kurang nya umpan balik kinerja mencegah orang mengetahui tingkat pencapaian
nyata dan dapat merugikan tingkat aspirasi berikutnya. “Tingkat aspirasi” adalah standar
yang dikenakan sendiri yang dituju oleh orang tersebut. Tingkat aspirasi adalah sasaran
yang bahkan jika hampir dicapai mengarah pada perasaan berhasil yang subjektif dan bila
tidak,mengarah pada perasaan gagal subjektif. Pergeseran dalam tingkat aspirasi dapat
mencapai sasaran kinerja. Secara serupa, kegagalan pada saat bidang menyebabkan
orang memandang tujuan itu adil dan realistis, maka tingkat pencapaian yang ditetapkan
dalam anggaran dapat menjadi tingkat aspirasi dari angkatan kerja. Dipihak lain, tujuan
40
anggaran tidak dipandang realistis dan adil, maka tingkat aspirasi dari angka kerja
kemungkinan besar akan lebih rendah dari tingkat pencapaian yang ditetapkan dalam
anggaran.
Evaluasi dan umpan balik kinerja yang berkala akan meningkatkan efisiensi
organisasi dengan mengindikasikan sasaram yang harus direvisi untuk siklus perencanaan
berikutnya. Oleh karena tingkat aspirasi naik ketika kinerja yang terwujud berhadapan
atau melebihi anggaran, kinerja aktual memenuhi atau melampaui anggaran, kinerja yang
akan keberhasilan atau kegagalan. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan jika kemudian
ketika orang “mencapai anggaran”, yaitu, memenuhi semua sasaran tersebut, mereka
Hal ini harus ditekankan bahwa perasaan suskes atau gagal yang dipicu oleh
kegagalan didefinisikan oleh hubungan antar kinerja aktual bulan ini dengan standar yang
ditetapkan masa lalu. Namun, kategori keberhasilan dan kegegalan yang tampaknya tegas
ini dapat saling meggantikan satu sama lain hanya dengan mendefinisikan ulang standar
41
kinerja yang ditentukan sebelumnya. Sikap dan perilaku karyawan yang didorong oleh
anggaran bergantung pada standar kinerja yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain,
kinerja aktual yang sama dapat dinilai sebagai kesuksesan atau kegagalan dan karyawan
dibuat untuk merasa “baik” atau “buruk” bergantung pada standar tersebut.
suatu laporan kinerja jika input berkualitas buruk digantikan demham input yang
berkualitas lebih baik. Pada akhirnya, hal tersebut menunjukkan bagaimana modifikasi
dalam sistem akutansi, melalui penyesuaian anggaran, dan informasi yang dihasilkan oleh
sistem tersebut, dalam bentuk laporan kinerja, dapat mengubah perilaku manusia.
42
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada bab ini terdapar beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Pertanyaan
tersebut meliputi siapa yang memberikan input keputusan pada tahap perencanaan,
keputusan, jumlah slack yang diperbolehkan, dan tingkat tekanan yang akan didorong
oleh anggaran tersebut adalah beberapa faktor yang akan memengaruhi jawabannya.
Meskipun tidak ada jawaban defnitif yang dapat diterapkan pada semua
organisasi, terdapat beberapa aturan umum yang berlaku. Partisipasi angkatan kerja
terhadap angkatan kerja dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari output pekerja.
43
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Empa,2017
http://nuritaooo.blogspot.com/2015/05/aspek-kekepilakuan-pada-perencanaan.html
http://kurniatynawawi.blogspot.com/2012/06/aspek-keprilakuan-pada-perencanaan-
laba.html
44