Manajemen strategis terdiri atas dua suku kata yaitu “manajemen” dan “strategis”.
Menurut Nawawi (2003 : 52) manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
pengawasan (controlling), dan penganggaran (budgeting).
Sedangkan kata yang kedua adalah “strategi” yang berasal dari bahasa Yunani strategos
yang merupakan kata jamak strategi. Strategi berarti jenderal, namun dalam Yunani kuno
berarti perwira negara dengan fungsi yang luas. . Pendapat yang lain mendefinisikan
“strategi” sebagai kerangka kerja teknik dan rencana yang bersifat spesifik atau khusus
(Rabin dkk., 2000).
Jadi apabila dijadikan satu kesatuan manajemen strategi adalah proses manajerial yang
berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang ditetapkan oleh manajemen
puncak yang berisi visi, misi, sasaran dan targt organisasi yang dilaksanakan oleh seluruh
jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Konsep Manajemen Strategi
Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi sektor publik
dapat diklasifikasikan ke dalam 7(tujuh) hal yaitu :
1. Tidak bermotif mencari keuntungan
2. Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak
3. Ada kecenderungan berorientasi semata-mata pada pelayanan
4. Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi
5. Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan
keuangan
6. Dominasi profesional
7. Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting
Proses pengendalian manajemen sektor publik dapat dilakukan
melalui komunikasi formal dan informal. Mardiasmo (2009: 50)
menjelaskan bahwa komunikasi formal terdiri atas aktivitas formal
organisasi, yang meliputi :
• Perumusan Strategi
• Perencanaan Strategis
• Penganggaran
• Operasionalisasi anggaran
• Evaluasi kinerja
3. Kultur Organisasi
Kultur organisasi terkait dengan perilaku dan sikap anggota
organisasi. Perencanaan strategis perlu didukung dengan
peubahan perilaku dan sikap anggota organisasi untuk
melaksanakan program-program secara efektif dan efisien.
Penganggaran
Evaluasi dan
Pengawasan
Strategi
Proses manajemen strategi pada organisasi pemerintahan diatur dan
tertuang dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Tahapan perencanaan
pembangunan nasional meliputi:
1. Tahap Penyusunan Rencana
Pada tahap ini organisasi sector public dalam hal ini adalah
pemerintah merumuskan arah dan misi organisasi, seklaigus juga
melakukan analisis SWOT untuk memahami lingkungan internal
dan eksternal.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
DI PEMERINTAH : TEORI DAN APLIKASI
Salah satu usaha memulihkan kondisi ekonomi, sosial,
dan politik adalah dengan mengembalikan kepercayaan
rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan
suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau yang
dikenal dengan istilah good govermance. Dengan demikian
pemerintah sebagai pelaku utama pelaksanaan good
govermence ini dituntut untuk memberikan
pertanggungjawaban yang lebih transparan dan lebih akurat.
Hal ini semakin penting untuk dilakukan dalam era
reformasi ini melalui pemberdayaan peran lembaga-lembaga
control sebagai pengimbang kekuasaan pemerintah.
Sistem Pengendalian Manajemen
Sektor Publik
Pengendalian manajemen merupakan keharusan dalam suatu organisasi yang
mempraktikan desentralisasi. Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa
elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan dengan baik. Elemen-elemen
tersebut adalah sebagai berikut.
• Detector atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang
terjadi dalam suatu proses yang sedang dikendalikan.
• Assesor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan.
Biasaya ukuran yang dipakai adalah dengan membandingkan kenyataan dan
standar yang telah ditetapkan atau dari apa yang seharusnya terjadi.
• Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari
assessor.
• Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan
Pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara
atasan-bawahan. Pengendalian dilakukan mulai dari
tingkat atas hingga bawah.
• Proses ini meliputi 3 aktivitas, yaitu :
• Komunikasi; agar bawahan bertindak secara efektif;
• Motivasi, bawahan harus diberi motivasi untuk
menyelesaikan tugasnya;
• Evaluasi, efisien atau efektifnya seorang bawahan
melakukan tugasnya harus dievaluasi terlebih dahulu
oleh manajer.
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Faktor
lingkungan meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial,
keamanan, dan sebagainya (Mardiasmo, 2009).
Mardiasmo (2009) membagi aktivitas pengendalian manajemen,
meliputi:
• Perencanaan;
• Koordinasi antar-berbagai bagian dalam organisasi;
• Komunikasi informasi;
• Pengambilan keputusan;
• Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilakusesuai dengan tujuan organisasi;
• Pengendalian; dan
• Penilaian kinerja.
Struktur Pengendalian Manajemen
Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan
yang dimiliki organisasi untuk sarana melaksanakan proses
pengendalian manajemen. Struktur pengendalian
manajemen terdiri atas tiga elemen, yaitu :
– Pusat pertanggungjawaban;
– Kompensasi;
– Jejaring informasi.
Konsep Pusat Pertanggungjawaban di Organisasi Sektor
Publik
Konsep pusat pertanggungjawaban merupakan wujud dari model pengambilan keputusan
secara terdesentralisasi. Organisasi yang dibagi ke dalam pusat-pusat pertanggungjawaban
akan mempengaruhi sistem akuntansi yang diterapkan. Secara garis besar pusat
pertanggungjawaban pada organisasi sector public dibedakan menjadi empat oleh Mardiasmo
(2009) adalah sebagai berikut :
• Pusat Biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan bukan nilai output yang dihasilkan.
• Pusat beban terbatas (discretionary expense centre) merupakan unit yang menghasilkan
output yang tidak dapat diukur secara finansial atau bagi unit yang tidak ada hubungan
yang kuat antara pemakaian sumber (input) dan hasil yang dicapai (output).
KESIMPULAN
Pusat pertanggungjawaban digunalan untuk menunjukkan unit
organisasi yang akan dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua macam kriteria yang
biasa digunakan untuk menentukan prestasi suatu pusar
pertanggungjawaban. Agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien,
efektif, dan hemat maka kegiatan tersebut perlu direncanakan,
dikoordinasi dan dikendalikan. Pemeriksaan manajemen dapat
digunakan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan kehematan
pelaksanaan yang dilakukan oleh pusat-pusat pertanggungjawaban.