Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI PADA UMKM DI LOMBOK TIMUR)

SKRIPSI (BEST PAPER)

OLEH:

1. Siti Masmuliati (A1C014134)


2. Suhardita (A1C015129)
3. Zohriatun (A1C015148)

JURUSAN S1 AKUNTANSI REGULER PAGI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2018

i
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1 LANDASAN TEORI ........................................................................................... 6

2.2 KINERJA MANAJERIAL ................................................................................... 7

2.3 SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN .............................................................. 15

2.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 20

2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................................ 22

2.6 Pengembangan Hipotesis ............................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 27

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 27

3.2 Populasi dan Sample ...................................................................................... 27

3.3 Jenis Data ....................................................................................................... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 28

3.5 Proses Analisis Data Pengujian Hipotesis ...................................................... 29

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 35

4.1 Gambaran Umum Penelitian ........................................................................... 35

4.2 Gambaran Umum Responden ........................................................................ 35

4.3 Pengujian dan Hasil Analisis Data .................................................................. 36


ii
4.4. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................................. 44

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 47

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 47

5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 47

5.3 Saran .............................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 49

LAMPIRAN .............................................................................................................. 50

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan yang cukup

penting dalam perekonomian indonesia. Saat ini UMKM di indonesia merupakan

cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan selain itu juga menjadi sektor

usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM

juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam

negeri, sehingga sangat membantu mengurangi pengangguran. Namun dalam

perkembangannya, UMKM masih menghadapi berbagai kendala seperti kurang

menguasai teknologi sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas produksi dan

pemasarannya. Oleh karena itu UMKM membutuhkan sistem informasi yang

baik yang akan mendukung proses atau kegiatan operasional sehingga kendala

tersebut dapat teratasi dan menciptakan kinerja manajemen yang baik pula.

Timbulnya berbagai permasalahan sangat erat kaitannya dengan keberadaan

pendamping atau fasilitator dalam mendampingi UMKM. Kualitas sumber daya

manusia yang masih rendah dan kurangnya pengetahuan serta kompetensi

dalam berwirausaha akan mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan

tenaga kerja. Hal tersebut tercermin dalam hal manajemen usaha terutama

dalam hal tata cara pencatatan atau pembukuan.

Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh usaha mikro adalah masih belum

baiknya pemahaman mengenai penyusunan laporan keuangan yang sesuai

dengan standar pelaporan keuangan yang baik dan benar. Laporan keuangan

mampu mencerminkan kondisi perusahaan yang akan digunakan oleh lembaga

keuangan perbankan maupun investor untuk menganalisis dan menilai kinerja

1
suatu perusahaan agar dapat membuat keputusan kredit. Kinerja merupakan

suatu hasil prestasi kerja optimal yang dilakukan oleh seorang ataupun

kelompok ataupun badan usaha (Wahyu, 2015).

Pengukuran kinerja secara tradisional adalah pengukuran kineja yang

berorientasi kepada bidang keuangan dan kemampuan untuk mendapatkan

laba. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik jika dalam

laporan keuanganya mendapat keuntungan sesuai target yang telah ditetapkan

sebelumnya (Mulyadi, 2001). Kinerja perusahaan tak lain dikerahkan dari

pengendalian perusahaan secara internal. Kinerja manajemen yang baik dapat

meningkatkan pengendalian dalam perusahaan, dalam hal ini kinerja

manajemen yang baik akan menghasilkan laporan keuangan yang mampu

menghasilkan keuntungan sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai, tetapi

dalam pelaksanaan prosedur yang diterapkan sering tidak sesuai dengan kinerja

perusahaan dan juga pembagian tugas dan tanggung jawab sehingga seorang

manajer harus mampu mengatasi masalah tersebut dengan tanggap dan cepat

sehingga masalahnya tidak akan berdampak terlalu besar bagi perusahaan.

Untuk meningkatkan kinerjanya maka UMKM membutuhkan sistem informasi

yang handal seperti yang telah dikemukakan diatas. UMKM harus mampu

mengolah kegiatan opersasionalnya dalam sebuah sistem yang akan membantu

dan mempermudah dalam proses produksi sehingga akan mampu

meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu,

dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti

aktivitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh

2
dalam menghadapi krisis tersebut (Susi, 2014). UMKM harus mendapatkan

dukungan dari berbagai pihak sehingga akan membantu dalam penerapan

sistem informasi yang baik dengan disediakannya sarana dan prasarana

terutama masalah penerapan teknologi yang akan memberika banyak

kemudahan dalam proses usaha. Oleh karena itu dibutuhkan informasi yang

broad scope, timeliness, aggregation dan integration.

Semakin besarnya skala operasi UMKM maka semakin membutuhkan

teknologi informasi yang mampu memproses data (database), perencanaan

sumber daya perusahaan, pengelolaan persediaan barang, pengelolaan data

penjualan dan konsumen, serta lainnya.

Informasi sistem akuntansi yang andal menurut Chenhall dan Morris (1986)

adalah yang memiliki karakteristik broad scope, timeliness, aggregation dan

integration. Broad Scope mencakup informasi mengenai permasalahan baik

ekonomi maupun non ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin terjadi dimasa

serta aspek-aspek lingkungan. Timeliness merupakan informasi yang

menunjukkan rentang waktu antara permohonan informasi dengan penyajian

informasi yang diinginkan. Informasi yang disajikan harus tepat waktu artinya

informasi tersebut harus tersedia untuk dijadikan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuan

untuk mempengaruhi keputusan. Agregation merupakan informasi yang

menerapkan bentuk kebijakan formal seperti discounted cash flow, analisis cost-

volume-profit yang didasarkan pada area fungsional seperti pemasaran dan

produksi. Integration mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas

yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah karakteristik sistem informasi akuntansi broad scope berpengaruh

positif terhadap kinerja manajerial?

2. Apakah karakteristik sistem informasi akuntansi timeliness berpengaruh

positif terhadap kinerja manajerial?

3. Apakah karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial?

4. Apakah karakteristik sistem informasi akuntansi integration berpengaruh

positif terhadap kinerja manajerial?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menguji pengaruh karakteristik sistem informsi akuntansi

manajemen broad scope terhadap kinerja manajerial.

2. Untuk menguji pengaruh karakteristik sistem informsi akuntansi

manajemen timeline terhadap kinerja manajerial.

3. Untuk menguji pengaruh karakteristik sistem informsi akuntansi

manajemen agregation terhadap kinerja manajerial.

4. Untuk menguji pengaruh karakteristik sistem informsi akuntansi

manajemen integration terhadap kinerja manajerial.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Dalam suatu peneltian diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur

akuntansi manajemen mengenai pengembangan teori yang berkaitan

dengan peningkatan kinerja manajerial. Penelitian ini merupakan sarana

untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam memahamai

sistem informasi akuntansi manajemen.

2. Praktis

Secara praktis (policy), penelitian ini menyediakan informasi apakah

terdapat pengaruh antara karakteristik informasi akuntansi manajemen

terhadap kinerja manajerial pada UMKM Industri Batik Laweyan

Surakarta. Penelitian ini menjelaskan peran karakteristik informasi

akuntansi manajemen dalam meningkatkan kinerja manajerial sekaligus

memberikan penekanan lebih terhadap perbedaan hasil penelitian-

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Kontingensi

Penggunaan teori kontingensi untuk analisis sitem akuntansi manajemem

telah lama menarik minat para peneliti. Pendekatan kontingensi pada akuntansi

manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen

secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi pada

setiap keadaan, tetapi pada sistem akuntansi manajemen tersebut tergantung juga

pada faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi. Para peneliti telah banyak

menerapkan pendekatan kontingensi guna menganalisa serta mendesain sistem

kontrol, khususnya pada bidang sistem akuntansi manajemen.

Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian

untuk melihat variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, task

uncertainty, kompleksitas teknologi, strategi, strategy uncertainty dengan disain

sistem informasi manajemen. Pendekatan secara kontijensi banyak menarik minat

para peneliti karena mereka ingin meneliti apakah tingkat keadaan sistem akuntansi

manajemen itu selalu akan berpengaruh sama (terhadap kinerja) pada setiap kondisi

atau tidak. Basarkan pada pendekatan kontijensi maka ada penentu lainnya yang

akan saling berinteraksi, selaras dengan kondisi tertentu yang dihadapi.

Organisasi yang menganut sistem sentralisasi sebuah informasi mungkin

hanya akan mengalir dan terpusat pada manajemen tingkat atas saja, namun pada

organisasi yang menganut sistem desentralisasi informasi tersebut juga akan

mengalir pada tingkatan manajemen yang lebih rendah. Hal ini sejalan dengan

penelitian Nazarudin (1998) bahwa didalam lingkup organisasi desentralisasi, pmara

6
manajer membutuhkan informasi yang lebih tepat waktu (timeline) untuk merespon

setiap kejadian dengan cepat, informasi broadscope (seperti : informasi non

finansial, berorientasi pada masa yang akan datang) untuk memenuhi kebutuhan

yang berbeda-beda dari para manajer sehingga mereka dapat menunjukkan

kompetensinya.

Informasi agregasi juga dibutuhkan agar para manajer dapat menghemat

waktu dalam menganalisa informasi-informasi yang tersedia untuk menentukan

kebijakan dan menjadikan mereka juga akan lebih bertanggung jawab. Informasi-

informasi yang bersifat terintegrasi akan membantu manajer melihat secara

terintegrasi setiap keputusan yang akan diambil dan mengarahkan para manajer

untuk mencapai tujuan organisasi.

2.2 KINERJA MANAJERIAL

2.2.1 Definisi Kinerja Manajerial

Dalam beberapa perusahaan menggangap kinerja devisi ekuivalen dengan

kinerja manajerial, namun terdapat alasan untuk membedakannya. Alasan utamanya

adalah kinerja devisi biasanya berkaitan dengan faktor–faktor yang berada diluar

kendali manajer. (Supriono : 1992). Masalah evaluasi manajerial mungkin tidak akan

mendapatkan perhatian besar apabila para manajer sama – sama berupaya

menunjukkan kemampuan terbaik mereka, dan apabila kemampuan tersebut telah

diketahui sebelumnya. Biasanya pada kebanyakan perusahaan memperkerjakan

manajer untuk menjalankan usahanya dan mendelegasikan wewenang pada

mereka. Dengan demikian struktur organisasi memiliki peranan penting dalam

mempengaruhi kinerja pada tingkat organisasi maupun tingkat cabang. (Aida,2017)

Menurut Mahoney et. al (1963) yang dimaksud dengan kinerja manajerial

adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan kegiatan manajerial, antara lain:

7
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staf

(representasi).

a. Perencanaan, yaitu tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi

mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada waktu yang akan

datang guna mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Investigasi, yaitu upaya yang dilakukan untuk dan mempersiapkan informasi,

dalam bentuk laporan catatan-catatan, dan analisa pekerjaan untuk dapat

mengukur hasil pelaksanaannya.

c. Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi

dengan orang-orang dalam unit guna dapat berhubungan dan

menyesuaikan program yang akan dijalankan.

d. Evaluasi, yaitu penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan

dilaporkan.

e. Supervisi, yaitu kegiatan manajerial dalam mengarahkan, memimpin, dan

mengembangkan potensi melatih dan menjelaskan aturan mengenai

pelaksanaan kemampuan kerja suatu organisasi.

f. Staffing, yaitu adalah suatu kegiatan menejemen dalam memelihara dan

mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja.

g. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal

pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang dan jasa.

h. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan

kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis

perusahaan-perusahaan lain.

8
2.2.2 Ukuran Kinerja Manajerial

Menurut Juniarti dan Evelyn (2003) ada beberapa ukuran yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen berdasarkan perspektif non

keuangan, hal tersebut adalah :

a. Kemampuan Manajer untuk Membuat Perencanaan

Perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer

dalam menangani pekerjaanya. Masalah fokus dan fleksibilitas adalah dua hal yang

penting bagi manajer untuk menghadapi lingkungan persaingan yang tinggi dan

dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat menjadi salah

satu indikator untuk mengukur kinerja manajer.

b. Kemampuan untuk Mencapai Target

Kinerja manajer dapat diukur dari kemampuan mereka untuk mencapai apa

yang telah direncanakan. Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan,

realistik, menantang dan memiliki rentang waktu yang jelas.

c. Kiprah Manajer Diluar Perusahaan

Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan

pihak luar perusahaan menunjukkan kepercayaan perusahaan terhadap manajer

tersebut. Kepercayaan tersebut tidak serta merta muncul begitu saja, tetapi muncul

atas kinerja yang baik dari manajer itu sendiri. Peranan manajer dalam mewakili

perusahaan dapat menjadi salah satu indikator tingkat kinerja manajer tersebut.

2.2.3 Tahapan Penilaian Kinerja

Menurut Mulyadi (2001) tahap penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap,

tahapan-tahapan tersebut adalah :

9
a) Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

b) Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari

yang ditetapkan dalam standar.

c) Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk

mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

Sedangkan menurut Supriyono (2000) penilitan atas sebuah kinerja dapat

dilaksanakan dalam tiga tahapan yang terperinci.

a) Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang

bertanggungjawab.

b) Penetapan kinerja yang dipakai untuk mengukur kinerja.

c) Pengukuran kinerja sesungguhnya.

2.2.4 Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Mulyadi (2001) manfaat penilaian kinerja yaitu:

a) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian

karyawan secara maksimal.

b) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.

c) Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan untuk

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka.

10
e) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

2.2.5 Fungsi – Fungsi yang Dilakukan Manajer

Peran manajer yang terpenting yaitu mengelola dan menyelenggarakan

berbagai aktivitas pekerjaan dalam organiasai untuk mencapai tujuan dari

perusahaan. Salah satu parameter atau indikator yang sering digunakan suatu

organisasi untuk melakukan penilaian terhadap kinerja manajer adalah pendekatan

keuangan. Pendekatan keuangan ini informasinya biasa diperoleh dari laporan

keuangan atau sumber laporan keuangan lainnya. Perilaku manajer diartikan

dengan seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

yang meliputi (Handoko, 2001) :

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan sangat dibutuhkan untuk menetapakan tujuan-tujuan yang

hendak diwujudkan oleh suatu organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk

pencapaian tujuan-tujuan itu. Perencanaan adalah:

1. Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.

2. Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda,

sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

3. Penyusunan kebijakan yang didasarkan pada kebijakan, tindakan dan jadwal

kerja.

4. Penentuan perencanaan dalam penyusunan organisasi

Semua fungsi lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain

tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat,

cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung

pelaksanaan yang efektif dari fungsi-fungsi lain.

11
b) Pengorganisasian (Organizing)

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-

rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang

dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai

program tersebut secara sukses. Pengorganisasian adalah:

1. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan–kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja

yang akan membawa hal-hal tersebut kearah tujuan.

3. Penugasan tanggung jawab dan promosi kepada setiap karyawan sesuai

hasil kerja yang telah mereka laksanakan.

Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan dibagi

dan dikoordinasikan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan

tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan rencana dan program yang telah

ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda

pula.

c) Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun persoanalianya,

langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan

yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat

para karyawan melakukan apa yang didinginkan dan apa yang harus mereka

lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta

kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

12
d) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk

menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 4 (empat) unsur yaitu:

1. Penetapan standar pelaksanaan

2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.

3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar

yang telah ditetapkan.

4. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan

menyimpang dari standar.

Menurut Handoko (2001) manajer memiliki beberapa tugas yang sangat

penting dan harus dapat dikuasai dengan sebaik mungkin oleh para manajer. Berikut

ini akan diuraikan secara terinci apa tugas-tugas penting yang dilaksanakan

manajer:

1. Manajer Bekerja dengan dan Melalui Orang Lain.

Istilah “orang lain” tidak hanya mencakup para bawahan dan atasan, tetapi

juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “orang lain” juga

termasuk individu-individu dari luar organisasi seperti langganan, penyedia

(supplier), konsumen atau langganan, pengurus serikat karyawan , pejabat dan

karyawan kantor-kantor pemerintah dan sebagainya.

2. Manajer Memadukan dan Menyeimbangkan Tujuan - Tujuan yang Saling

Bertentangan dan Menetapkan Prioritas - Prioritas.

Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan

organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya-

13
sumber daya organisasi. Karena berbagai sumber daya tersebut selalu terbatas,

manajer harus menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan dan kebutuhan

organisasional.

3. Manajer Bertanggung Jawab dan Mempertanggung Jawabkan.

Para manajer ditugaskan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan tertentu

secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mereka

mangatur tugas-tugas yang harus diselesaikan. Lebih lanjut, manajer juga

bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan para bawahannya sukses atau kegagalan

bawahan adalah cerminan langsung sukses atau kegagalan manajer.

1. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi pemikir

yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan suatu

masalah menjadi komponen-komponen masalah, menganalisis komponen-

komponen tersebut dan kemudian mencari penyelesaiannya yang layak

dengan akurat.

2. Manajer adalah seorang mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang dan

kadang-kadang mereka saling tidak bersetuju atau saling bertentangan. Bila

hal itu terjadi dalam suatu unit kerja maka dapat menurunkan semangat kerja

dan produktivitas, kejadian itu akan menuntut peranan menajer sebagai

mediator atau penengah.

3. Manajer adalah seorang politisi. Setiap manajer yang efektif harus dapat

mengembangkan hubungan-hubungan baik untuk mendapat dukungan atas

kegiatan-kegiatan, usulan - usulan atau keputusan-keputusanya.

4. Manajer adalah seorang diplomat. Manajer mungkin harus berperan sebagai

wakil resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan organisasional.

14
5. Manajer mangambil keputusan–keputusan sulit. Organisasi selalu

menghadapi banyak masalah, oleh karena itu manajer adalah orang yang

diharapkan dapat menemukan pemecahan berbagai masalah sulit dan

mengambil berbagai keputusan yang akurat.

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Berjalannnya kinerja sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak

faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, baik dari dalam maupun

dari luar adalah sebagai berikut :

a. Faktor Individu, yaitu faktor yang meliputui sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat

fisik, keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengalaman kerja, latar belakang budayanya, dan variabel-variabel lainnya.

b. Faktor Situasional, yaitu faktor yang meliputi sosial dan organisasi, meliputi

kebijakan organisasi seperti sistem yang diterapkan

(sentralisasi/desentralisasi), jenis pelatihan dan pengawasan, informasi

perusahaan yang diperoleh dan pemanfaatan informasi sistem akuntansi

manajemen, sistem upah dan lingkungan sosial.

c. Faktor Fisik dan Pekerjaan, yaiti faktor yang meliputi metode kerja, jenis

pekerjaan, desain dan kondisi alat-alat kerja, penataan ruang kerja dan

lingkungan kerja.

2.3 SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

2.3.1 Pengertian Sistem Akuntansi Manajemen

Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Denny

Arnos (2009:4) mendefinisikan system iformasi akuntansi manajemen adalah proses

15
yang dideskripsikan oleh aktifitas aktifitas, seperti pengumpulan, pengukuran,

penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Informasi mengenai

pristiwa ekonomi diperoses untuk menghasilkan keluaran (output) yang memenuhi

system tersebut. Keluaran ini bisa mencakup laporan khusus, biaya produk, biaya

pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan komunikasi pribadi.

Menurut Mulyadi (2001:4) system informasi akuntansi manajemen adalah

system dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi bagi

para manajer untuk perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan

organisasi.

Sedangkan sebagai salah satu tipe informasi, akuntansi manajemen

merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan

ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan

pengelolaan perusahaan. Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang

merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen yang

dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi.

Atkinson (1995) mengungkapkan bahwa akuntansi manajemen menghasilkan

informasi yang berguna untuk membantu para pekerja, manajer dan eksekutif dalam

membuat keputusan yang lebih baik. Secara tradisional informasi akuntansi

manajemen didominasi oleh informasi finansial, namun dalam perkembangannya

ternyata peran informasi non finansial juga menentukan output yang dihasilkan dari

sistem tersebut. Informasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi yang

sangat berguna untuk membantu para pekerja, manajer, dan eksekutif untuk

membuat sebuah keputusan-keputusan yang lebih baik. Secara sederhana informasi

akuntansi manajemen lebih didominasi oleh informasi finansial, tetapi dalam

16
perkembangannya sekarang ini informasi non finansial juga sangat menentukan.

(Aida. 2017).

2.3.2 Tujuan Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum, yaitu :

a. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok

jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,

pengendalian, dan perbaikan berkelanjutan.

c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan ini menunjukan manajer dan pengguna lainnya perlu

memiliki akses menuju informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui

cara menggunakannya. System informasi akuntansi manajemen dapat

membantu manajer mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta

mengefaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam

semua tahap manajemen termasuk perencanaan, pengendalian dan

pengambilan keputusan. Selain itu kebutuhan atas informasi ini tidak terbatas

hanya pada perusahaan manufaktur tapi juga pada perusahaan

perdagangan, jasa dan nirlaba.

2.3.3 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Hasil penelitian Chenhall dan Morris (1986) menemukan bukti empiris

mengenai karakteristik informasi Sistem Akuntansi Manajemen yang bermanfaat

yaitu broad scope, timeliness, aggregation, dan integration.

17
1. Broad scope.

Informasi sistem akuntansi manajemen yang bersifat broad scope adalah

informasi yang memperhatikan focus, kuantifikasi, dan time horizon. (faktor ekonomi,

teknologi, dan pasar). Pada dasarnya manajer membutuhkan informasi yang bersifat

luas. Oleh sebab itu manajer membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik

broad scope.

Karakteristik ini memiliki tiga sub dimensi antara lain fokus, kuantifikasi dan

waktu. Fokus berkaitan dengan informasi yang berasal dari dalam atau luar

organisasi (faktor ekonomi, teknologi, dan pasar), kuantifikasi berkaitan dengan

informasi keuangan dan non keuangan, dan waktu berkaitan dengan estimasi

peristiwa yang akan terjadi di masa datang.

Pada kondisi struktur organisasi desentralisasi akan mendorong manajer

untuk mengembangkan kompetensinya di dalam perusahaan yang secara langsung

mengarahkan mereka ke peningkatan kerja. Untuk mendukung daya saing tersebut,

karakteristik broad scope akan sangat dibutuhkan. Dengan demikian organisasi

dengan tingkat desentralisasi yang tinggi perlu didukung oleh informasi broad scope

agar berdampak semakin positif terhadap kinerja manajerial (Chia, 1995).

2. Timeliness.

Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi

mengenai suatu kejadian. Dimensi timeliness mempunyai dua subdimensi yaitu

frekuensi pelaporan dan kecepatan membuat laporan. Frekuensi pelaporan

berkaitan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk manajer, sedangkan

kecepatan berkaitan dengan tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi

dengan tersedianya informasi. Informasi yang tepat waktu mampu mempengaruhi

18
kemampuan manajer dalam merespon suatu peristiwa atau permasalahan. Informasi

tepat waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian lingkungan

yang terjadi dalam organisasi (Gordon dan Narayanan, 1984).

Chia (1995) menyatakan bahwa tingkat desentralisasi yang tinggi perlu didukung

dengan informasi yang tepat waktu. Pada tingkat desentralisasi yang tinggi informasi

yang tepat waktu akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajer karena mampu

merespon suatu kejadian dengan cepat.

3. Aggregation.

Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas tetapi tetap

mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri.

Dimensi aggregation merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode waktu,

dan model keputusan. Informasi menurut fungsi akan menyediakan informasi

berkaitan dengan keputusan dari unit-unit bisnis lain. Informasi yang dihasilkan ini

dapat mengurangi atau menghemat waktu dalam pengambilan keputusan karena

informasi telah dikumpulkan dan disusun menurut fungsi dan jangka waktu yang

berbeda-beda (Ritonga, 2001).

Bagi organisasi desentralisasi, para manajer membutuhkan informasi yang

berkaitan dengan area atau unit bisnis yang menjadi tanggung jawab mereka.

Informasi dengan karakteristik aggregation akan mengurangi terjadinya konflik

(Chenhall dan Morris, 1986) karena pada informasi ini dijelaskan mengenai area

tanggung jawab fungsional masing-masing manajer

19
4. Integration.

Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara

bagian satu dan bagian lain. Informasi terintegrasi mencerminkan adanya koordinasi

antara segmen subunit satu dan lainnya dalam organisasi. Informasi yang

terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan pengambilan

keputusan yang beraneka ragam (Chia ,1995). Manfaat informasi yang terintegrasi

dirasakan penting pada saat manajer dihadapkan dengan situasi dimana harus

mengambil keputusan yang mampu berdampak pada bagian/unit lain.

Semakin banyak jumlah segmen dan unit bisnis dalam organisasi akan

semakin besar kebutuhan informasi karakteristik integrasi dari sistem informasi

akuntansi manajemen. Dengan kata lain informasi terintegrasi memberikan peran

pengkoordinasian dalam beragam keputusan pada organisasi yang sangat

terdesentralisasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Judul Variable Objek Hasil Penelitian

Penelitian Penelitian

1. Pengaruh Karakteristik Variable UMKM Variable

System Informasi Akuntansi dependen: kinerja Batik karakteristik

Manajemen terhadap Kinerja manajerial Kampung system informasi

manajerial. (Aida 2017) Variable Laweyan, akuntansi

Independen: Surakarta. manajemen yaitu

karakteristik broad scope,

20
system informasi timelines,

akuntansi aggregation,dan

manajemen: broad integration

scope, timelines, berpengaruh

aggregation, terhadap kinerja

integration manajerial pada

UMKM Batik

Laweyan,

Surakarta.

2. Karakteristik system Variable UMKM Variable

informasi akuntansi dependen: kinerja Mitra PT. karakteristik

manajemen terhadap kinerja manajerial PLN di kota system informasi

manajerial. (Wicaksono dan Variable Bandung akuntansi

Oviantari 2015) Independen: manajemen yaitu

karakteristik broad scope,

system informasi timelines,

akuntansi aggregation,dan

manajemen: broad integration

scope, timelines, berpengaruh

aggregation, terhadap kinerja

integration. manajerial pada

PT. PLN Kota

Bandung.

3. Pengaruh karakteristik Variable UMKM Sistem informasi

system informasi akuntansi dependen: kinerja Desa akuntansi

manjemen terhadap kinerja manajerial. wedoro, manajemen

manajerial. (Handayani 2014) Variable Kab. berpengaruh

21
independen: Sidoarjo terhadap kinerja

karakteristik manajerial.

system informasi

akuntansi

manjemen

4. Karakteristik Sistem Informasi Variabel Dependen Puskesmas Karakteristik

Akuntansi Manajemen : Kinerja Manajerial yang informasi

terhadap Kinerja Manajerial Variabel Berkaitan akuntansi

(Fatimah, Nurleli, dan Epi, Independen : dengann manajemen

2014). Karakteristik BPJS di berdasarkan

Sistem Informasi Kota timelines dan

Akuntansi Bandung. agregation

Manajemen berpengaruh

terhadap kinerja

manajerial,

sedangkan

broad scope dan

integration tidak

berpengaruh

terhadap kinerja

manajerial.

2.5 Kerangka Berfikir

Untuk menunjukkan suatu arah dari penyusunan agar dapat memperoleh

gambaran yang lebih jelas, maka dalam penelitian ini penulis membuat suatu

kerangka pemikiran. Pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

22
Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Broad Scope (X1)

Timelines (X2)
Kinerja Manajerial
(Y)
Aggregation (X3)

Iintegration (X4)

2.6 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian,

hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis argumentasi, deskriptif, kerja, atau

nol. Hipotesis

1. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Broad scope Terhadap

Kinerja Manajerial.

Susi (2014) menyatakan bahwa Informasi sistem akuntansi manajemen yang

bersifat broad scope adalah informasi yang memperhatikan focus, kuantifikasi, dan

time horizon. Focus merupakan informasi yang berhubungan dengan informasi yang

berasal dari dalam dan luar organisasi (faktor ekonomi, teknologi, dan pasar). Pada

dasarnya manajer membutuhkan informasi yang bersifat luas. Oleh sebab itu

manajer membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik broad scope.

23
Wahyu (2015) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara karakteristik sistem informasi akuntansi broad scope terhadap

kinerja manajerial. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis berikut:

H1 : karakteristik sistem informasi akuntansi broad scope berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial.

2. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Timelines Terhadap

Kinerja Manajerial.

Wahyu (2015) timeliness mempengaruhi kemampuan para manajer untuk

merespon secara cepat atas suatu peristiwa, informasi yang timeliness

meningkatkan fasilitas MAS (Management Accounting System) untuk melaporkan

peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap

keputusan yang telah dibuat, timeliness mencakup frekuensi pelaporan dan

kecepatan pelaporan.

Wahyu (2015) menyatakan bahwa karakteristik sistem informasi akuntasi

Timelines berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

berdasarkan uraian di atas maka dapat diaujukan hipotesis sebagai berikut :

H2 : karakteristik sistem informasi akuntansi timelines berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial.

3. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Agregation Terhadap

Kinerja Manajerial.

Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas tetapi tetap

mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri.

24
Dimensi aggregation merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode

waktu, dan model keputusan. Karakteristik ini merupakan ringkasan informasi

menurut fungsi, periode waktu dan model keputusan. Informasi menurut fungsi akan

menyediakan informasi berkaitan dengan keputusan dari unit-unit bisnis lain.

Informasi yang dihasilkan ini dapat mengurangi atau menghemat waktu dalam

pengambilan keputusan karena informasi telah dikumpulkan dan disusun menurut

fungsi dan jangka waktu yang berbeda-beda (Susi 2014).

Wahyu (2015) menyatakan bahwa karakteristik sistem informasi akuntasi

Agregated berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

berdasarkan uraian di atas maka dapat diaujukan hipotesis sebagai berikut :

H3 : karakteristik sistem informasi akuntansi agregation berpengaruh poaitif

terhadap

kinerja manajerial.

4. Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Integration terhadap

Kinerja Manajerial.

Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara

bagian satu dan bagian lain. Informasi terintegrasi mencerminkan adanya koordinasi

antara segmen subunit satu dan lainnya dalam organisasi. Informasi yang

terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan pengambilan

keputusan yang beraneka ragam (Chia,1995). Manfaat informasi yang terintegrasi

dirasakan penting pada saat manajer dihadapkan dengan situasi dimana harus

mengambil keputusan yang mampu berdampak pada bagian/unit lain.

25
Wahyu (2015) menyatakan bahwa karakteristik sistem informasi akuntasi

Integration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

berdasarkan uraian di atas maka dapat diaujukan hipotesis sebagai berikut :

H4 : karakteristik sistem informasi akuntansi integration berpengaruh positif

terhadap kinerja manajerial.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2012).

3.2 Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi (Population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk diajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang ada di Lombok Timur yang

bergerak di bidang Usaha pengolahan makanan, hasil laut dan kerajinan.

Dengan jumlah populasi sebanyak 35

2. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Sample merupakan sebagian dari populasi,

sample terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi

(Sekaran,2006).

Menurut (Sugiyono, 2012) Pengambilan sample dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu: (1) Sampling Random (Probability sampling),

pengambilan sampel secara acak yang dilakukan dengan cara undian atau

tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan kalkulator/komputer.

27
Dan (2) Sampling nonrandom (Nonprobability sampling), yaitu pengambilan

sampel secara tidak acak.

Pemilihan sample dalam penelitian ini menggunakan convaniance

sampling yaitu pengambilan sampel secara nyaman (convaniance sampling)

dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak penelitinya.

(Sugiyono,2014). Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 10

responden .

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer. Data

primer adalah Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data (Sugiyono, 2012). Teknik yang digunakan dalam peneliti untuk mengumpulkan

data primer antara lain observasi dan penyebaran kuesioner.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

Angket (Kuesioner)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk

menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini,

jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dimana jawaban dan

pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti. Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala Likert, skala ini disebut juga sebagai method of summated ratings

karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga

mendapat nilai total (Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan

hlm.77.) Data diolah dengan menggunakan skala Likert dengan jawaban atas

28
pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas jawaban

responden, dimana nilai untuk variabel.....yang digunakan peneliti adalah

sebagai berikut:

a. (SS) = Sangat Setuju bobot jawaban 5

b. (S) = Setuju bobot jawaban 4

c. (CS) = Cukup Setuju bobot jawaban 3

d. (TS) = Tidak Setuju bobot jawaban 2

e. (STS) = Sangat Tidak Setuju bobot jawaban 1

Ciri khas dari skala Likert adalah makin tinggi skor yang diperoleh oleh seorang

responden merupakan indikasi bahwa responden tersebut sikapnya makin positif

terhadap obyek yang ingin diteliti oleh peneliti.

3.5 Proses Analisis Data Pengujian Hipotesis


Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis

data sehigga akan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dan mampu

mencapai hasil yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan

menggunakan program SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 23.

a. Validitas & Reliabilitas

Teknik analisis data untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini,

menggunakan software SPSS versi 23, dengan cara memasukkan hasil dari

operasionalisasi variabel yang akan di uji.

1. Uji Reabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

bentuk kuesioner.
29
Alat ukur yang akan digunakan adalah cronbachalpha melalui program

komputer Excel Statistic Analysis & SPSS. Reliabilitas suatu konstruk variabel

dikatakan baik jika memiliki nilai cronbachalpha › 0,60 (Bhuono Agung

Nugroho, Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS,

versi 23.

2. Uji Validitas

Uji validitas untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar

(konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. Menilai masing-

masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation

(Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian

Dengan SPSS .Yogyakarta : Andi Offset, 2005,h.67-68).

Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang

merupakan nilai dari corrected item-total correlation › dari r-tabel yang

diperoleh melalui Df (Degree of Freedom )(Bhuono Agung Nugroho,S trategi

Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS versi 23). Untuk

menguji valid tidaknya pertanyaan dapat dilakukan melalui program komputer

(Excel Statistic Analysis & SPSS).

b. Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa macam asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi.

Sehingga persamaan yang dihasilkan akan valid jika digunakan untuk

memprediksi. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

- Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variable bebas. Jika variabel bebas saling

30
berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, digunakan

perhitungan variance inflation factor (VIF) dan person correlation matrix. Apabila

korelasi diatas 90% dan nilai VIF > 10 maka terjadi multikoloniaritas. Apabila

variabel bebas yang dikaji tidak satupun yang memiliki nilai VIF lebih besar dari

10 atau > 10, maka tidak ada multikoloniaritas antar variabel dalam model regresi

(Ghozali, 2006).

- Uji Heteroskesdisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi

dikatakan baik apabila tidak terjadi heterokedastisitas atau regresi homokedastisitas.

Salah satu metode yang digunakan adalah dengan uji glejser yang dilakukan

dengan menggunakan SPSS. Uji glejser ini melihat signifikansi dari variabel Absolut

yang merupakan nilai absolut dari residual metode regresi terhadap variable

independen, apabila > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.

- Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.

31
Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal.

Untuk mengujinya dapat dilakukan dengan grafik dan melihat besaran

Kolomogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah

dengan melihat probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika

probabilitas < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Perlakuan yang

dimungkinkan agar data tersebut menjadi normal antara lain dengan menambah

jumlah data, menghilangkan data yang dianggap penyebab tidak normalnya data,

mengubah data kedalam

bentuk logaritma (Ghozali, 2006).

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Analisis

regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variable dependen

dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan

atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen

berdasarkan nilai variabel yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2006). Data

yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni

Analisis Regresi Berganda.

Analisis Regresi Berganda

KM = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Keterangan :

KM : Kinerja Manajerial

X1 : broad scope

X2 : time line

X3 : agregation

32
X4 : integration

ε : Error

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) untuk menentukan kemampuan variable independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati 1 (satu) berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali, 2006).

Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk menguji kemaknaan Koefisien determinasi Parsial (R2) masing-

masing variabel independen. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan

nilai thitung masing-masing koefisen regresi dengam nilai t tabel sesuai dengan

tingkat signifikan yang digunakan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a. Rumusan Ha dan Ho

Ho ; b1, b2, b3 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

broadscope, timeline, aggregation, dan integration secara parsial terhadap Kinerja

Manajerial.

Ha ; b1, b2, b3 ≠ 0,berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara antara

broadscope, timeline, aggregation, dan integration secara parsial terhadap Kinerja

Manajerial.

b. Menentukan Level of Significance (α)

Level of Significance yang digunakan adalah 5%.

c. Kriteria pengujian yang digunakan adalah membanding Fhitung dengan

33
Ftabel .

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima

d. Kesimpulan

Jika H0 diterima berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

broadscope, timeline, aggregation, dan integration secara parsial terhadap Kinerja

Manajerial. Dan jika Ha diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

broadscope, timeline, aggregation, dan integration terhadap Kinerja Manajerial.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian


Penelitian ini menganalisis pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi

manajemen terhadap kinerja manajerial pada DI Kabupaten Lombok Timur . Data

diperoleh dari ketua UMKM Kabupaten Lombok Timur. Penetapan sampel dilakukan

menggunakan convenience sampling dan diperoleh sampel 10 UMKM dari 35

UMKM yang aktif di Kabupaten Lombok Timur.

Tahap persiapan dengan melakukan survei ke UMKM Kampung Batik

Laweyan Surakarta.Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner

yang dilakukan pada tanggal 27-1 bulan juni-Juli 2018. Peniliti membagikan

kuisioner kepada responden yaitu manajer / pimpinan / kepala bagian UMKM

Kabupaten Lombok Timur.

Pengumpulan data dilakukan pada taggal 27-1 bulan juni-Juli 2018 dan

meminta izin kepada Ketua UMKM untuk menghubungi serponden yang menjadi

sampel. Setelah meminta izin, peneliti menghubungi kembali respondennya dan

mendatanginya lansung untuk membagikan kuisioner pada tanggal 27 juni 2018. Di

Kabupaten Lombok Timur peneliti mencari alamt masing-masing UMKM yang

menjadi sampel dalam penelitian. Selanjutnya peneliti membagikan kuisioner pada

masing-masing UMKM yang didatangi kepada pemilik / manajer / pimpinan / kepala

bagian UMKM di Kabupaten Lombok Timur.

4.2 Gambaran Umum Responden


Hasil analisis deskriptif responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

35
Data mengenai jenis kelamin responden manajer UMKM yang ada di

Kabupaten Lombok Timur adalah 100% perempuan

b. Karakteristik menurut Usia

Data mengenai usia Responden berkisar antara 30-40.

c. Karakteristik responden Menurut pendidikan

Data mengenai SMP 1 orang, SMA/SMK 7 orang, S1 2 orang.

d. Karakteristik responden berdasarkan jabatannya

Berdasarkan data mengenai jabatan yaitu 7 orang pemilik, 1orang manajer

keuangan, dan 2 orang manajer umum.

4.3 Pengujian dan Hasil Analisis Data

1. Uji Instrumen

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuisioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tingkat realibilitas suatu

konstruk/variabel dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha (α) suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60

(Ghozali, 2013).

Uji Reliabilitas X

Reliability Statistics

36
Cronbach's

Alpha

Based on

Cronbach's Standardize N of

Alpha d Items Items

.812 .879 5

Uji reliabilitas Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Based on

Cronbach's Standardize N of

Alpha d Items Items

1.000 1.000 2

b. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner

tersebut, jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuisioner

37
yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur

(Ghozali, 2013).

Uji Validitas X

Correlations

broadscop Timelin agregatio integratio

et e n n sumx

broadscop Pearson
1 .302 .400 .111 .480
et Correlation

Sig. (2-tailed) .397 .252 .760 .160

N 10 10 10 10 10

Timeline Pearson
.302 1 .603 .536 .760*
Correlation

Sig. (2-tailed) .397 .065 .110 .011

N 10 10 10 10 10

agregation Pearson
.400 .603 1 .889** .961**
Correlation

Sig. (2-tailed) .252 .065 .001 .000

N 10 10 10 10 10

Integration Pearson
.111 .536 .889** 1 .881**
Correlation

Sig. (2-tailed) .760 .110 .001 .001

N 10 10 10 10 10

Sumx Pearson
.480 .760* .961** .881** 1
Correlation

38
Sig. (2-tailed) .160 .011 .000 .001

N 10 10 10 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Validitas Y

Correlations

kinerja

manejerial sumy

kinerja Pearson
1 1.000**
manejerial Correlation

Sig. (2-tailed) .000

N 10 10

Sumy Pearson
1.000** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000

N 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Suatu model dikatakan bebas

39
multikolonieritas jika mempunyai VIF kurang dari 10, dan nilai tolerance lebih dari

0,1.

Coefficient Correlationsa

Integratio Broadscop agregatio

Model n et timeline n

1 Correlation integration 1.000 .584 -.059 -.897

s broadscop
.584 1.000 -.101 -.627
et

timeline -.059 -.101 1.000 -.190

agregation -.897 -.627 -.190 1.000

Covariance integration 1.164 .614 -.044 -1.037

s broadscop
.614 .949 -.068 -.654
et

timeline -.044 -.068 .471 -.140

agregation -1.037 -.654 -.140 1.146

a. Dependent Variable: kinerja manejerial

40
b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya adanya

ketidaksamaan varian residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji ini

dilakukan uji glejser dengan melihat nilai signifikan setelah dilakukan regresi dengan

AbsUt pada variabel dependent.

41
Tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga

model regresi layak dipakai untuk memperediksi kinerja manjerial

berdasarkan masukan variable independen broad scope, timelines,

aggregation,dan integration.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji statistic yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji statistic non-parametik Kolmogrv-Smirnov (Uji

K-S). Uji ini dilakukan dengan membandingkan probalitas yang diperoleh dengan

taraf signifikan 0,05. Apabila nilai signifikan hitung >0,05 maka data distribusi normal

(Ghozali, 2013)

42
Analisis Regresi

1. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .750a .562 .212 1.14192

a. Predictors: (Constant), integration, broadscopet, timeline, agregation

2. Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen secara

keseluruhan atau simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

yang diuji pada tingkat 0,05 (Ghozali, 2013).

43
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.380 4 2.095 1.607 .305b

Residual 6.520 5 1.304

Total 14.900 9

a. Dependent Variable: kinerja manejerial


b. Predictors: (Constant), integration, broadscopet, timeline, aggregation

3. Uji statistik T

Uji t dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas (independen)

secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (dependen)

yang diuji pada tingkat signifikan 0,05

4.4. Pembahasan Hasil Analisis Data


1. Hipotesis 1 (broad scope berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial)

Berdasarkan hasil hasil regresi berganda variable broad scope

ditunjukkan pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variable broad

scopeditunjukkan pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variabel broad

scope sebesar 0,625 diatas tingkat signifikansi 0,05. Jadi hipotesis kedua ditolak,

sehingga variable broad scope tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial.

44
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aida

(2017) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial yang dilakukan

Pada UMKM Batik Kampung Laweyan, Surakarta. Dimana penelitiannya

menyatakan bahwa broad scope berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

2. Hipotesi 2 (timeline berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial)

Berdasarkan hasil hasil regresi berganda variable timeline ditunjukkan

pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variable timeline ditunjukkan

pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variabel timeline sebesar 0,471

diatas tingkat signifikansi 0,05. Jadi hipotesis kedua ditolak, sehingga variable

time line tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aida

(2017) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial yang dilakukan

Pada UMKM Batik Kampung Laweyan, Surakarta. Dimana penelitiannya

menyatakan bahwa timeline berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3. Hipotesis 3 (aggregation berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial)

Berdasarkan hasil hasil regresi berganda variable aggregation

ditunjukkan pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variable aggregation

ditunjukkan pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variabel aggregation

sebesar 0,137 diatas tingkat signifikansi 0,05. Jadi hipotesis ketiga ditolak,

sehingga variable aggregation tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aida

(2017) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Sistem

45
Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial yang dilakukan

Pada UMKM Batik Kampung Laweyan, Surakarta. Dimana penelitiannya

menyatakan bahwa aggregation berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

4. Hipotesis 4 (integration berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial)

Berdasarkan hasil hasil regresi berganda variable integration ditunjukkan

pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variabel integration sebesar

0,407 diatas tingkat signifikansi 0,05. Jadi hipotesis keempat ditolak, sehingga

variabel integration tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajerial.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aida

(2017) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Sistem

Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial yang dilakukan

Pada UMKM Batik Kampung Laweyan, Surakarta. Dimana penelitiannya

menyatakan bahwa integration berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

46
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi data dan uji hipotesis pada bab IV maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Variabel broad sope tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajer, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik t dimana tingkat signifikansi

untuk variabel broad scope sebesar 0,625 diatas tingkat signifikansi 0,05.

2. Variabel timeline berpengaruh terhadap kinerja manajer, hal ini dibuktikan

dengan hasil uji statistik t dimana tingkat signifikansi untuk variable timeline

ditunjukkan pada tabel uji t dimana tingkat signifikansi untuk variabel timeline

sebesar 0,471 diatas tingkat signifikansi 0,05.

3. Variabel agregation berpengaruh terhadap kinerja manajer, hal ini dibuktikan

dengan hasil uji statistik t dimana tingkat signifikansi untuk variabel aggregation

sebesar 0,137 diatas tingkat signifikansi 0,05.

4. Variabel integration berpengaruh terhadap kinerja manajer, hal ini dibuktikan

dengan hasil uji statistik t dimana tingkat signifikansi untuk variabel integration

sebesar 0,407 diatas tingkat signifikansi 0,05.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya berfokus pada manajer UMKM Kabupaten Lombok Timur,

sehingga penelitian ini memiliki ruang lingkup yang terbatas dan kemngkinan

hasil dari penelitian ini tidak dapa digeneralisir pada sektor lain.

2. Peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden, dimana responden bisa saja

tidak jujur dalam menjawab kuisioner dan kemungkinan respon bias dari

responden.
47
3. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang dapat diteliti relatif kecil yaitu hanya

sebanyak 10 responden.

5.3 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas maka dapat

diberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel lebih banyak lagi

agar hasil penelitian bisa digunakan oleh peneliti berikutnya untuk hasil penelitian

yang lebih baik lagi

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengaplikasikan hasil penelitian ini

pada UMKM yang berbeda dan lebih homogen dari segi jenis usaha sehingga

dapat diketahui karakteristik yang lebih spesifik terkait kebutuhan informasi

akuntansi manajemen. .

3. Penelitian lebih lanjut hendaknya menambah jumlah sampelnya, karena dengan

semakin banyak sampel yang digunakan makan semakin baik pula hasilnya.

4. Penelitian-penelitian lebih lanjut, hendaknya menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi kinerja manajer, karena dengan semakin baik kinerja dari

manajer maka akan berpengaruh baik juga bagi perusahaan dalam mengambil

keputusan.

5. Perlu adanya pembentukan pusat layanan bagi UMKM Kab. Lombok Timur

sehingga memudahkan bagi UMKM wilayah tersebut dalam mengakses

informasi sesuai karakteristik Sistem informasi akuntansi manajemen.

48
DAFTAR PUTAKA

Chenhall dan Morris. (1986). The Impact of Structure, Environment and

Interdependence on The Perceived Usefulness of Management Accounting

System. Accounting Review.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Wahyu dan Intan. 2015. Pengaruh karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen

terhadap kinerja Manajerial Survei pada UMKM Mitra PT. PLN. Jurnal Akuntansi

Bisnis dan Ekonomi Vol. 1 No. 1.

Bhuono Agung Nogroho. 2005. Strategi Jitu: Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan

SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Dr. Purwanto,M.Pd. 2011. Statistik Untuk Penelitian.Yogyakata. Pustaka Pelajar.

Nurul Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Prof. Dr. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Rosady Ruslan. 2003. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:

Rajawali.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Singgih Santoso. 2010. Statistik Nonparametrik konsep dan aplikasi dengan SPSS.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Yuyun Wahyuni,SE,M.Si. 2011. Dasar-dasar Statistik Deskriptif. Yogyakarta:Nuha

Medika.

49
LAMPIRAN
Lampiran 1

Jumlah UMKM yang terdaftar sebagai anggota aktif di ketua UMKM Lombok
Timur

No Nama Alamat Jenis Usaha/ No. hp


Hasil Olahan

1 Kurratul Ain Kelayu Jajan kering dan 081997626303


kerajinan sisik
ikan

2 Istiqomah Pringgasela Kerupuk lumput 087763274556


laut

3 Sapturi Majidi Kerupuk rumput 087863463946


laut dan olahan
ikan lele

4 Nurul Aulia Kamila Selong Krupuk, kerajinan 085858813709


sisik ikan

5 Nurul ihwani Labuan Haji Krupuk rumput 087763376058


laut

6 Masroni Rumbuk Krupuk ikan 087863479186

7 Satriah Lendang Jemplang 0817578470


Nangka

8 Murnihati Jerowaru/ Terasi 081918474089


jor

9 Wardiatun Ismi Selong Olahan rumput 0858513711


laut

10 Bq. Dewi Suriani jerowaru Krupuk rumput 087863472676


laut

11 Malsum Kp. Masjid Stik rumput laut 087865464134


Lendang
Nangka

12 Bq. Husnul Khotimah Tanjung Olahan ikan 085934553305


Luar/kejowar

13 Budi Sulistiaratna Serewe Karagenan, sirup, 085237898927


madiani s.pd dodol, cips

14 Daeng Siti Aminah Tanjung Abon ikan 087865663579


Luar

15 Sofyan Selong Bakso 0819369355

16 Hariyanti Selong Pembina 087763222669

17 Nursanah Selong Pembina 081997809635

18 Rama Arya Kusuma Selong Pendamping 081997961882

19 Listiana Herawati Selong Pendamping 081917744088

20 Herul Apitaik Pemindang 081918322002

21 Jering Jantralika Selong Pendamping -

22 Endang S Kedome 081918142898

23 Wardiatun Selong Olahan rumput 085858137111


laut

24 Nur Ida Wahyuni Teros Abon 081917714219

25 Mustamin Jor- Terasi dan 081907004150


Jerowaru kerupuk rumput
laut

26 S. Rahayuni Selong 085934720352

27 Murniati Masbagik 081805755155

28 Susana Masbagik 085934616794

39 Nurhasanah Masbagik 081918249375


30 Akhirudin Masbagik

31 Bq. Khusnul Tanjung


Khotimah Luar

32 Sayardi Jerowaru

33 Mahani Lendang Turunan cabe


Nangka

34 Indra Bungariah Jurit Olahan jahe dan 087863328717


kelapa

35 Malsum Lendang Dodol rumput


nangka laut
Lampiran 2

Daftar Sampel UMKM Lombok Timur

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Malsum Mahani Istiqamah Satriah Setiawati Sapturi Kurratul Nurul Murnihati Siti
Ain Ihwani aminah

Nama KWT. Pade TetuTetu Genem Mina Horti UD. KWT. Matahari Sukses Jaya indah Meres
UMKM GIrang Lembayun Barokah

Usia 42 tahun 42 tahun 51 tahun 43 tahun 31 tahun 44 tahun 48 tahun 43 tahun 37 tahun 49 tahun

Jenis Perempua Perempua Perempua Perempua Perempua Perempua Perempua perempua perempua perempua
kelamin n n n n n n n n n n

Pendidikan SMK SMT S1 SMA S1 SMP SMA SMA SMA SMK

Jabatan Pemilik Pemilik Manajer Pemilik Manajer Pemilik Pemilik Manajer pemilik pemilik
umum Keuangan umum

Lama 9 tahun 3 tahun 3 tahun 8 tahun 8 tahun 9 tahun 6 tahun 5 tahun 3 tahun 4 tahun
bekerja

Jumlah 7 orang 10 orang 4 orang 6 orang 5 orang 10 orang 10 orang 6 orang 5 orang 7 orang
pegawai

Penghasila 5-7 juta 5-7 juta 5.000.000 5.000.000 13.500.000 3.000.000 15.000.000 5.000.000 3.000.000 5.000.000
n
Lampiran 3

Bukti Foto Dengan UMKM

UMKM IBU MALSUM

UMKM TETU-TETU SAMBEL


UMKM GENEM

UMKM PAK SOFYAN


UMKM BUK SAPTURI
UMKM IBU KURRATUL AIN
UMKM

Anda mungkin juga menyukai