Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Koperasi

Disusun oleh:

1. Eka Saraswati (142180097)


2. Roofina Nareswari A. (142180101)
3. Moh Dwi Nandif A. (142180118)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala limpahan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Laporan
Perhitungan Hasil Usaha”.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sriyono, DR,
M.Si, Akt, CA selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Koperasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaannya. Kami juga
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Yogakarta, 9 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan.......................................................................................................... 2
A. ................................................................................................................................ 2
B. ................................................................................................................................. 10
C. ................................................................................................................................ 12
D. ................................................................................................................................ 12

Bab III Penutup................................................................................................................. 17


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 17

Daftar Pustaka................................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut serta membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur.
Sebagai badan usaha, koperasi aadalah sebuah perusahaan yang mampu berdiri
sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Hanya saja perkoperasian
Indonesia tidak mengenal istilah “Laba”, karena tujuan kegiatan koperasi tidak
berorientasi pada laba melainkan berorientasi pada manfaat. Laba dalam koperasi dikenal
dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada setiap akhir periode operasinya, koperasi di
harapkan dapat menghasilkan SHU yang layak. Pada dasarnya koperasi di kelola dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat. Sekalipun koperasi
tidak mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang di kelola oleh koperasi harus
memperoleh SHU yang layak, sehingga koperasi dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha.
Sebelum membagikan SHU, perusahaan harus menyusun laporan yang
mendukung dalam pembagian SHU tersebut, agar pembagian tersebut dapat
dipertanggungjawabkan sebagai mana mestinya. Oleh karena itu, pada pembahasan kali
ini akan kami fokuskan pada laporan perhitungan hasil usaha dan SHU itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian laporan perhitungan hasil usaha?
2. Apa pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)?
3. Apa saja akun-akun dalam laporan perhitungan hasil usaha?
4. Bagaimana kebijakan akuntansi mengenai laporan perhitungan hasil usaha?
5. Bagaimana format laporan perhitungan hasil usaha?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian laporan perhitungan hasil usaha.
2. Mengetahui sisa hasil usaha dan pembagiannya.
3. Mengetahui apa saja akun-akun dalam laporan perhitungan hasil usaha.
4. Mengetahui kebijakan akuntansi mengenai laporan perhitungan hasil usaha.
5. Mengetahui format laporan perhitungan hasil usaha.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Perhitungan Hasil Usaha


Laporan perhitungan hasil usaha adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha
koperasi dalam satu periode akuntansi. Penyajian akhir dari perhitungan hasil usaha
disebut SHU. Ini bukan semata-mata mengukur besaran laba melainkan juga
menggambarkan pelayanan kepada anggota dan transaksi bisnis dengan non anggota.

B. Pengertian Sisa Hasil Usaha


UU No 25 Tahun 1992 Pasal 45 telah mengatur Sisa Hasil Usaha (SHU) dimana:
1. Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan
lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Lebih detail dalam PermenKopUKM No. 12/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pedoman
Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil menjelaskan bahwa SHU adalah penjualan
barang/jasa sebagai pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi
dikurangi dengan biaya operasional, penyusutan dan biaya-biaya lain, termasuk pajak
dalam satu periode akuntansi bersangkutan.
SHU setelah dikurangi dengan cadangan pengembangan usaha dibagikan kepada
anggota, pengurus, pengawas, karyawan dan pembagian lainnya sebagaimana diatur
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga seperti dana pendidikan anggota dan
dana pembangunan daerah.
Dalam hal jumlah pembagian SHU telah diatur dengan jelas, maka bagian SHU yang
bukan menjadi hak koperasi, diakui sebagai kewajiban lancar setelah mendapat
persetujuan rapat anggota tahunan. Bagian SHU yang merupakan hak koperasi diakui
sebagai cadangan dan merupakan ekuitas koperasi. Apabila jumlah pembagiannya belum
diatur secara jelas, maka SHU dicatat sebagai SHU tahun berjalan serta harus dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Terkait dengan pembagian SHU, Arifin Sitio dan Halomoan Tamba (2001)
memberikan beberapa prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut:
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. Pada hakikatnya, SHU yang
dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan SHU
yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi
kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi. Dalam kasus
koperasi tertentu, bila SHI yang bersumber dari non anggota cukup besar, maka rapat
anggota dapat menetapkannya untuk dibagi secara merata sepanjang tidak membebani
likuiditas koperasi. Oleh karena itu, langkah pertama dalam pembagian SHU adalah
memilahkan yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang
bersumber dari non anggota.
2. SHU Anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri. SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari
modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan
koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa
transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU bagian anggota harus
ditetapkan berapa persentase untuk jasa modal misalkan 30% dan sisanya sebesar 70%
untuk jasa transaksi usaha. Sebenarnya belum ada formula baku mengenai penentuan
proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur
permodalan koperasi itu sendiri. Apabila total modal koperasi sebagian besar
bersumber dari simpanan anggota (bukan donasi ataupun dana cadangan) maka
disarankan agar proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar,
tetapi tidak akan melebihi 50%. Hal ini perlu diperhatikan untuk tetap menjaga agar
karakter koperasi itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. Proses perhitungan SHU per
anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara
transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara
kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya. Prinsip ini pada dasarnya juga
merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun
suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam
proses demokrasi.
4. SHU anggota dibayar secara tunai. SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai,
karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang
sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.
SHU yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 (dua) kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU Atas Jasa Modal Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai
pemilik maupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari
koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang
bersangkutan.
2. SHU Atas Jasa Usaha Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik
juga sebagai pemakai atau pelanggan.
SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi itu sendiri, umumnya dapat terdiri dari:
1. Cadangan Koperasi
2. Jasa Anggota
3. Alokasi Pengurus
4. Alokasi Pendidikan Anggota
5. Alokasi Sosial
6. Alokasi Pembangunan Lingkungan/Daerah
Komponen di atas bukanlah aturan baku yang harus diikuti. Setiap koperasi dapat
menentukan sendiri komponen untuk ditetapkan dalam Anggaran Dasar yang disepakati
oleh Rapat Anggota, termasuk alokasi proporsi kuantitatif masing-masing komponen.

C. Akun-akun dalam Laporan Perhitungan Hasil Usaha


Akun-akun perhitungan hasil usaha atau disebut juga akun nominal, yaitu semua akun
yang ada dalam laporan hasil usaha (akun pendapatan dan akun beban). Akun-akun
nominal hanya dipertahankan/berusia selama satu periode akuntansi. Pada awal periode
berikutnya, akun-akun nominal harus dimulai dari nol.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, royalty
dan pendapatan sewa.

1. Pendapatan dari Pelayanan Anggota


a. Adalah pendapatan atau penghasilan yang bersumber dari aktivitas utama usaha
koperasi dengan anggota.
Pelayanan ini terdiri dari :
1) Pelayanan bruto anggota yaitu pendapatan koperasi yang timbul dari
transaksi pelayanan ekonomi kepada anggota;
2) Beban pokok pelayanan yaitu nilai beli yang dikeluarkan ditambah biaya
perolehan hingga barang/jasa siap dijual dengan anggota dalam satu periode
akuntansi.
b. Total pelayanan anggota dikurangi dengan beban pokok pelayanan merupakan
pelayanan neto anggota (cost of goods sold)
2. Pendapatan dari Bisnis dengan Non Anggota
a. Adalah pendapatan yang bersumber dari aktivitas usaha koperasi dengan non
anggota, terdiri dari :
1) Penjualan barang/jasa kepada non anggota, yaitu pendapatan koperasi yang
timbul dari transaksi bisnis dengan pihak non anggota.
2) Harga pokok penjualan dengan non anggota untuk koperasi konsumen atau
koperasi pemasaran yaitu nilai beli yang dikeluarkan ditambah biaya
perolehan hingga barang/jasa. Sedangkan perhitungannya sebagai berikut:
persediaan awal ditambah pembelian dan dikurangi persediaan akhir.
3) Beban pokok penjualan non anggota untuk koperasi produsen yaitu harga
pokok produk yang dikeluarkan ditambah dengan biaya perolehan hingga
barang/jasa siap dijual dengan non anggota dalam satu periode akuntansi.
b. Total penjualan barang/jasa kepada non anggota dikurangi beban pokok
penjualan pada non anggota merupakan SHU kotor (gross profit) non anggota.
c. Ilustrasi komponen perhitungan beban pokok penjualan bagi koperasi
konsumen/pemasaran :
- Persediaan barang awal periode Rp.xxx
- Pembelian barang periode yang bersangkutan Rp.xxx
- Retur Pembelian barang (Rp.xxx)
- Persediaan barang tersedia untuk dijual Rp.xxx
- Persediaan barang akhir periode (Rp.xxx)
- Beban Pokok/Harga Pokok Penjualan Rp.xxx

d. Ilustrasi komponen perhitungan beban pokok penjualan bagi kegiatan produksi


barang/jasa :

1. Bahan Langsung :

- Persediaan bahan baku awal periode Rp.xxx - Pembelian bahan


baku periode yg bersangkutan Rp.xxx - Persediaan bahan baku
tersedia untuk digunakan Rp.xxx

- Persediaan bahan baku akhir periode (Rp.xxx)


- Biaya pemakaian bahan baku dalam produksi Rp.xxx
2. Baiaya tenaga kerja langsung Rp.xxx
3. Biaya overhead pabrik Rp.xxx

Total Biaya Produksi Rp.xxx


(+) Persediaan barang dalam proses awal periode Rp.xxx

Jumlah bahan dalam proses Rp.xxx


(-)Persediaan barang dalam proses akhir periode (Rp.xxx)
Beban Pokok Produksi Rp.xxx
(+) Persediaan barang jadi awal periode Rp.xxx
(-) Persediaan barang jadi akhir periode (Rp.xxx)
Beban Pokok Penjualan Rp.xxx

3. Sisa Hasil Usaha Kotor


Adalah penjumlahan dari peredaran usaha neto anggota dan non anggota
dikurangi harga pokok penjualan.
4. Beban Operasional
a. Adalah biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas operasional koperasi
yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan aktivitas usaha
koperasi.
b. Komponen Beban Operasional meliputi :
1) Beban Usaha, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh koperasi yang
berkaitan langsung dengan aktivitas usaha koperasi, meliputi beban
penjualan diantaranya:
a. Beban penjualan
b. Beban promosi
c. Beban distribusi
d. Beban penjualan lainnya
2) Beban Administrasi dan Umum, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
koperasi yang berkaitan dukungan administrasi dan umum untuk
mendukung aktivitas operasional koperasi, meliputi :
a. Beban gaji karyawan
b. Beban alat tulis kantor
c. Beban sewa
d. Beban premi asuransi
e. Beban transport
f. Beban perawatan dan perbaikan aset tetap
g. Biaya penyusutan dan amortisasi;
h. Biaya listrik;telephone; air
i. Biaya administrasi umum lainnya
j. Beban pendidikan karyawan
k. Beban serba-serbi.
3) Beban Perkoperasian, adalah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi yang
tidak berkaitan pengembangan organisasi koperasi diantaranya:
a. Beban gaji pengurus/pengawas dan biaya lain yang berkaitan dengan
perkoperasian
b. Beban rapat organisasi
c. Beban pendidikan dan latihan anggota koperasi
d. Beban rapat anggota
e. Beban perkoperasian.
5. Pendapatan dan atau Beban Lainnya
a) Pendapatan Lainnya, adalah pendapatan yang diterima sehubungan dengan
pelaksanaan kegiatan usaha yang bukan merupakan aktivitas utama usaha
koperasi. Diantaranya: pendapatan bunga bank dari simpanan koperasi di bank,
pendapatan deviden, keuntungan penjualan aset dan pendapatan diluar usaha
lainnya. .
b) Beban Lainnya, adalah beban yang dikeluarkan oleh koperasi sehubungan
dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang bukan merupakan aktivitas utama
usaha koperasi. Diantaranya berupa : beban pajak atas bunga, beban administrasi
bank, provisi kerugian penjualan aset dan beban diluar usaha lainnya.
6. Beban Pajak Badan
Adalah beban pajak penghasilan badan yang dikeluarkan koperasi berkaitan
dengan ketentuan perpajakan.
7. Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak
Pos ini mencantumkan besaran sisa hasil usaha bersih setelah pajak
penghasilan badan.

D. Kebijakan Akuntansi

E. Format Laporan Perhitungan Hasil Usaha


Perhitungan Hasil Usaha
PERHITUNGAN HASIL USAHA
Posisi : 31 Desember 20X1 dan 20X0

Uraian 31 Desember 20X1 31 Desember 20X0

Pendapatan :
Pelayanan bruto anggota xxxx xxxx
Beban pokok pelayanan anggota (xxxx) (xxxx)

Pelayanan Neto Anggota (a) xxxx xxxx


Pendapatan dari Non Anggota
Penjualan pada non anggota xxxx xxxx
Beban Pokok Penjualan (xxxx) (xxxx)
Laba/rugi Non Anggota (b) xxxx xxxx
SHU Kotor (a + b) xxxx xxxx
Beban Operasional
- Beban Usaha xxxx xxxx
- Beban Administrasi dan Umum xxxx xxxx
- Beban Perkoperasian xxxx xxxx

Total Beban Operasional (c) xxxx xxxx


SHU Operasional ((a+b)-c) xxxx xxxx
Pendapatan dan Beban Lain
- Pendapatan Lain xxxx xxxx
- Beban Lain (xxxx) (xxxx)

SHU Sebelum Bunga dan Pajak xxxx xxxx


- Beban Bunga (xxxx) (xxxx)

SHU Sebelum Pajak xxxx xxxx


- Pajak Penghasilan xxxx xxxx
SHU Setelah Pajak xxxx xxxx

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi memiliki tujuan utama yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut serta membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur.

DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG
PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI SEKTOR RIIL

http://odemedia.blogspot.com/2017/10/makalah-sisa-hasil-usaha-shu-koperasi.html?m=1
diakses pada tanggal 07 Maret 2020, pukul 17.05 WIB.

https://adoc.tips/queue/akuntasi-koperasi-sektor-riil-sebagai-standar-akuntansi.html diakses
pada tanggal 07 Maret 2020, pukul 17.05 WIB.
https://dokumen.tips/documents/tanggal-penerbitan-manajemen-koperasi-untuk-dipahami-
oleh-pengguna-2-relevan-.html diakses pada tanggal 07 Maret 2020, pukul 17.05 WIB.

https://id.scribd.com/document/399747468/akuntansi-koperasi diakses pada tanggal 07 Maret


2020, pukul 17.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai