Disusun oleh :
1. Lailatul Masruroh (01116006)
2. Risky Prasetya Perdana (01116011)
3. Ninin Furianti Aprilia Prandini (01116076)
4. Rooisathus Sholikhah (01116086)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-
Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Bab Anggaran Komprehensif.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Stratejik, Prodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Narotama.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak, kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kapada Bapak
Galih yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami dalam menyelesaikan
tugas ini, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar..............................................................................................................................
2
Daftar Isi.......................................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................................................
4
Rumusan Masalah.........................................................................................................................
4
Tujuan............................................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
Anggaran Bahan Mentah...............................................................................................................
5
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung......................................................................................
10
Anggaran Biaya Overhead Pabrik.................................................................................................
13
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi....................................................................................
27
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................................................
30
3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anggaran merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu organisasi. Anggaran
adalah suatu rencana yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif dan biasanya
dalam bentuk uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu perolehan dan penggunaan
sumber-sumber organisasi.
Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan suatu aktivitas perusahaan guna
mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan alat yang efektif bagi perusahaan untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian atas aktivititas perusahaan. Untuk itu suatu
anggaran harus terorganisasi secara rapi, rinci, jelas dan komprehensif (menyeluruh atau
secara keseluruhan).
Dalam penyusunan suatu anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara
yaitu sebagian demi sebagian (parsial) dan secara keseluruhan (komprehensif). Penyusunan
anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan secara
sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah diadakannya evaluasi
tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif.
Kesalahan-kesalahan dalam penyusunan anggaran komprehensif akan menyebabkan
kesalahan perusahaan dalam penyusunan atau pembuatan suatu kebijaksanaan, serta
mempersulit pihak perusahaan dalam melaksanakan evaluasi ataupun pengawasan didalam
suatu perusahaan. Untuk itu pemahaman akan anggaran komprehensif sangat dibutuhkan,
kesalahan pemahaman akan menyebabkan kesalahan dalam penyusunan suatu anggaran.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menyusun anggaran bahan mentah?
2. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung?
3. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik?
4. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya umum dan administrasi?
Tujuan
1. Mengetahui cara menyusun anggaran bahan mentah
2. Mengetahui cara menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
3. Mengetahui cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik
4. Mengetahui cara menyusun anggaran biaya umum dan administrasi
4
BAB II PEMBAHASAN
Anggaran Bahan Mentah
a. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Bahan mentah yang digunakan pada pabrik tekstil ini adalah benang. Standard Usage
Rate (Tingkat Pemakaian nya) adalah 5,5 Kg/Pcs, sehingga kebutuhan benang dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang akan diprodusir dengan standard usage rate.
Tingkat
Kebutuhan
Bulan Produksi Pemakaian
Material (Kg)
material
Januari 11.100 5,5 61.050
Februari 9.500 5,5 52.250
Maret 9.800 5,5 53.900
Total Kuartal
30.400 5,5 167.200
I
Kuartal II 28.100 5,5 154.550
Kuartal III 28.000 5,5 154.000
Kuartal IV 29.400 5,5 161.700
Jumlah 115.900 637.450
5
Kebijaksanaan pembelanjaan, yakni kebijaksanaan yang berhubungan dengan
penentuan jumlah dana tersedia untuk mendapatkan bahan mentah.
Bahan mentah yang tersedia untuk diproses tidak boleh terlalu besar atau terlalu
kecil jumlahnya. Bahan mentah yang terlalu banyak disediakan di gudang akan
menimbulkan biaya-biaya penyimpanan dan risiko-risiko yang dihadapi.
Sebaliknya apabila persediaan bahan mentah terlalu kecil maka dapat
menimbulkan gangguan terhadap kontinuitas proses produksi. Dalam masalah
penyediaan bahan mentah, sebenarnya tidak hanya sekedar untuk menjaga
kelangsungan/kontinuitas proses produksi tetapi mempunyai tujuan yang lebih jauh
yaitu penetapan besarnya persediaan yang dapat menimbulkan efisiensi bagi
perusahaan. Untuk mencapai tujuan dapat dihitung jumlah pembelian yang optimal
atau Economical Order Quantity (EOQ) yaitu kuantitas setiap kali pembelian yang
akan mendatangkan biaya minimal.
Kuantitas setiap kali pembelian yang paling ekonomis dapat diperhitungkan
dengan menggunakan rumus:
EOQ
Di mana:
R = Kebutuhan bahan mentah per tahun
S = Biaya pemesanan setiap kali dilakukan pemesanan bahan mentah
P = Harga per unit bahan mentah
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan dinyatakan dalam persentase
dari nilai rata-rata dalam rupiah daripada perediaan.
Pabrik Tekstil BINTANG TIGA menggunakan rumus di atas untuk menunjang penyusunan
Anggaran Pembelian material tahun 1981. Untuk itu diadakan proyeksi harga benang (bahan
mentah) tahun 1981.Data historis tentang harga benang selama 5 tahun berakhir adalah
sebagai berikut:
Tahun Harga/Kg
1978 Rp 475
1979 Rp 540
1980 Rp 675
1981 Rp 1.430
1982 Rp 1.050
6
Tahun Y X XY X2
1978 Rp 475 0 - -
1979 Rp 540 1 Rp 540 1
1980 Rp 675 2 Rp 1.350 4
1981 Rp 1.430 3 Rp 4.290 9
1982 Rp 1.050 4 Rp 4.200 16
Jumlah Rp 4.170 10 Rp 10.380 30
Y = a + BX
∑Y = n.a + b. ∑X
∑XY = a. ∑X + b. ∑X2
4.170 = 5 a + 10 b …………………… (1)
10.380 = 10 a + 30 b …………………… (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
a = 426
b = 204
Sehingga persamaan trendnya menjadi: Y = 426 + 204X
Kemudian dengan menggunakan persamaan di atas sebagai dasar, maka proyeksi
harga benang tahun 1983 adalah Rp 1.445,00 (dibulatkan).
Biaya-biaya pemesanan juga dapat diproyeksikan dengan berdasarkan pada data
historis selama lima tahun terakhir ini.
Data historis tentang biaya-biaya pemesanan pada tahun 1978-1982 adalah sebagai
berikut:
EOQ
= 316.56 bal
Frekuensi pembelian per tahun = 3.521,82 = 11,13 kali
316,56
Dibulatkan menjadi 11 kali
Jumlah pembelian yang paling ekonomis setelah dibulatkan menjadi 11 kali
adalah 3.521,82 x 181 Kg = 57.950 Kg
11
Waktu Pemesanan
Saat di mana dilakukan pemesanan kembali dinamakan titik pemesanan kembali
(reorder point). Dalam menentukan reorder point harus diperhitungkan secara tepat agar
kedatangan bahan mentah yang dipesan tepat pada saat diperlukan.
Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati reorder point maka bahan mentah akan
diterima pada saat perusahaan sudah menggunakan sebagian dari persediaan besinya. Selain
8
persediaan besi, dalam menentukan reorder point perlu dipertimbangkan juga Lead Time,
yakni waktu sejak dimulainya usaha-usaha pemesanan barang sampai barang tersebut tiba di
gudang pemesan dan siap diproses.
Pada pabrik Tekstil Bintang Tiga, diperoleh keterangan bahwa Lead Time rata-rata I
minggu. Dengan menganggap bahwa 1 tahun adalah 52 minggu, maka rata-rata penggunaan
bahan mentah selama periode Lead Time (1 minggu) adalah:
3.521,82 x 1 Kg = 12.259 Kg (dibulatkan 12.300)
52
Perusahaan ini mengambil kebijaksanaan besarnya persediaan besi sebesar 17.200
Kg. Sehingga reorder point 1983 = 12.300 + 17.200 = 29.000 Kg. Artinya bahan mentah
harus dipesan kembali bila persediaan tinggal 29.500 Kg.
Dengan melihat anggaran kebutuhan bahan mentah dan perhitungan EOQ dan
Reorder Point di atas maka dapat disusun jadwal pembelian material selama tahun 1983
sebagai berikut:
Dari shedule di atas lalu dibuat Anggaran Pembelian bahan mentah tahun 1983 sebagai
berikut :
9
Bulan Unit Harga Jumlah
Januari Rp 115.900 Rp 1.445.000 Rp 167.475.500.000
Februari Rp 57.950 Rp 83.737.750.000
Maret Rp 57.950 Rp 83.737.750.000
Kuartal I Rp 231.800 Rp 334.951.000.000
Kuartal II Rp 115.900 Rp 167.475.500.000
Kuartal III Rp 173.850 Rp 251.213.250.000
Kuartal IV Rp 115.900 Rp 167.475.500.000
Jumlah Rp 869.250 Rp 1.256.066.250.000
a. Upah
Pabrik Tekstil Bintang Tiga dalam menentukan tarif upah tenaga kerja didasarkan
pada unit yang dihasilkan (upah per unit).
Data historis tentang upah per unit selama 5 tahun terakhir adalah:
Tahun Upah
1978 138,93
1979 138,99
1980 146,90
10
1981 148,57
1982 154,39
Tampak bahwa dari tahun ke tahun tingkat upah selalu meningkat, sehingga dari
data di atas dibuat proyeksi tentang upah per unit pada tahun 1983 dengan metode
sebagai berikut:
Tahun Y X XY X2
1978 138,93 0 - -
1979 138,99 1 Rp 139 1
1980 146,90 2 Rp 294 4
1981 148,57 3 Rp 446 9
1982 154,39 4 Rp 618 16
Jumlah Rp 727,78 10 Rp 1.496,06 30
Y = a + BX
∑Y = n.a + b. ∑X
∑XY = a. ∑X + b. ∑X2
727,78 = 5 a + 10 b …………………… (1)
1.796,06 = 10 a + 30 b …………………… (2)
Dari persamaan (1) dan (2) di atas akhirnya akan ditemukan persamaan trend:
Y = 137,46 + 4X
Sehingga upah per unit tahun 1983 adalah Rp 157,00
Dengan demikian dapatlah disusun anggaran upah tenaga kerja langsung tahun
1983 sebagai berikut:
b. Jaminan Makan
Data historis tentang jaminan makan yang rata-rata diberikan kepada setiap tenaga kerja
selama 5 tahun terakhir adalah
11
Tahunan Jaminan/Orang
1978 Rp 15,00
1979 Rp 20,00
1980 Rp 25,00
1981 Rp 35,00
1982 Rp 45,00
Bulan Jumlah
Januari Rp 392.637,50
Februari Rp 392.637,50
Maret Rp 392.637,50
Kuartal I Rp 1.177.912,50
Kuartal II Rp 1.177.912,50
Kuartal III Rp 1.177.912,50
Kuartal IV Rp 1.177.912,50
Jumlah Rp 4.711.650,00
Tahun Harga
1978 Rp 1.675,00
1979 Rp 2.000,00
1980 Rp 2.640,00
1981 Rp 2.665,00
1982 Rp 3.190,00
JaminanMakan PakaianKaryawan
Upah (Rp) Jumlah (Rp)
(Rp) (Rp)
Januari Rp 1.742.700,00 Rp 392.637,50 Rp 550.470,00 Rp 2.685.807,50
Februari Rp 1.491.500,00 Rp 392.637,50 Rp 1.884.137,50
Maret Rp 1.538.600,00 Rp 392.637,50 Rp 1.931.237,50
Kuart I Rp 4.772.800,00 Rp 1.177.912,50 Rp 550.470,00 Rp 6.501.182,50
Kuart II Rp 4.411.700,00 Rp 1.177.912,50 Rp 5.589.612,50
Kuart III Rp 4.396.000,00 Rp 1.177.912,50 Rp 550.470,00 Rp 6.124.382,50
Kuart IV Rp 4.615.800,00 Rp 1.177.912,50 Rp 5.793.712,50
Jumlah Rp 18.196.300,00 Rp 4.711.650,00 Rp 1.100.940,00 Rp 24.008.890,00
JenisBiaya 1978 (Rp) 1979 (Rp) 1980 (Rp) 1981 (Rp) 1982 (Rp)
BahanPembantu 1.544.257,50 2.165.302,50 5.810.382,00 6.147.836,50 10.487.130,00
Bahan Baku 3.855.676,30 5.912.962,63 10.507.389,51 15.053.662,00 20.519.898,48
Gaji 15.472.512,00 15.472.512,00 15.472.512,00 15.472.512,00 19.023.552,00
Minuman, makan 621.680,00 842.485,00 1.079.350,00 1.511.160,00 1.952.165,00
PakaianKaryawan 233.095,00 280.355,00 345.330,00 387.815,00 459.390,00
Ongkossparepart 8.030.675,82 9.757.382,00 12.983.943,72 16.534.419,62 25.206.844,38
Penyusutan 11.896.322,74 12.156.453,99 19.159.990,39 19.927.299,62 21.245.754,79
Asuransi 868.200,00 868.200,00 868.200,00 868.200,00 868.200,00
Alat – alattulis 404.753,00 422.141,00 740.781,00 1.175.335,25 1.279.946,75
Jumlah 42.927.172,36 47.877.794,12 66.967.878,62 77.078.239,99 101.042.881,40
Dari data di atas lalu diadakan proyeksi masing – masing jenis biaya untuk tahun 1983
sebagai berikut :
a. Bahan Pembantu
Selain bahan mentah (benang) dalam pabrik ini digunakan bahan pembantu berupa :
pati kanji
super masit
13
kendal
tepol
Selama 5 tahun terakhir, keempat bahan pembantu ini mengalami fluktuasi harga
sebagai berikut :
Untuk memforecast biaya bahan pembantu untuk tahu 1983 diperlukan proyeksi
masing – masing jenis bahan pembantu tersebut dengan teknik yang sama.
Pati Kanji
Dengan data historis di atas, maka diperoleh bentuk sebagai berikut :
Tahun Y X XY X^2
1978 50 0 0 0
1979 55 1 55 1
14
1980 65 2 130 4
1981 85 3 255 9
1982 130 4 520 16
Jumlah 385 10 960 30
Dengan teknik yang sama dengan yang terdahulu, akhirnya akan didapatkan proyeksi
harga per kilogram pati kanji untuk tahun 1981 yakni Rp 134,00.
Supermasit
Dengan menggunakan cara yang sama akan didapatkan pula proyeksi harga per
kilogram supermasit yakni Rp 466,00.
Kendal
Dengan menggunakan cara yang sama, akan didapatkan pula proyeksi harga per
kilogram kendal tahun 1981 yakni Rp 390,00.
Tepol
Demikian pula proyeksi harga per kilogram Tepol untuk tahun 1981 yakni Rp 316,00.
Dari proyeksi harga masing – masing bahan pembantu di atas akhirnya dapat
diramalkan ongkos pemakaian bahan pembantu tahun 1983 sebagai berikut :
Untuk satu kali menganji 8 boom benang @ 24 piece ongkosnya adalah :
BiayaBahanPembant
Bahan Produksi (piece) Jumlah (Rp)
u per unit
15
Januari 11.100 Rp 94,00 1.043.400,00
Februari 9.500 893.000,00
Maret 9.800 921.200,00
Kuartal I 30.400 2.857.600,00
Kuartal II 28.100 2.641.400,00
Kuartal III 28.000 2.632.000,00
Kuartal IV 29.400 2.763.600,00
Jumlah 115.900 10.894.600,00
b. Bahan Bakar
Ada 3 macam bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan mesin –
mesin pabrik Tekstil Bintang Tiga ini.
Ketiga macam bahan bakar tersebut adalah :
- Solar
- IDO
- Olie
Ongkos pemakaian ketiga macam bahan bakar dalam 5 tahun terakhir adalah sebagai
berikut :
Untuk memforecast ongkos pemakaian bahan bakar tahu 1983 perlu diadakan
pendekatan antara pemakaian bahan bakar dengan jam mesin langsung (direct
machine hour).
Kapasitas setiap mesin / 7 jam = 32,72 yard.
1 piece tekstil panjangnya 49,5 yard.
Data historis tentang DMH yang diperlukan 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Jam mesin
Tahun Produksi (piece) langsung per Jumlah (jam)
piece
1978 39.521 10,59 418.527,39
16
1979 53.336 564.828,24
1980 77.298 818.585,82
1981 82.107 869.513,13
1982 101.073 1.070.363,07
Dengan melihat jumlah pemakaian masing – masing bahan bakar per tahun
dan jam mesin langsung, maka dapat dihitung tingkat pemakaian masing – masing
bahan bakar per jam mesin langsung sebagai berikut :
Kemudian dari rata – rata pemakaian per jam selama lima tahun, maka tingkat
pemakaian per jam adalah :
Setelah itu dengan mengalikan jam mesin langsung dengan rata – rata tingkat
pemakaian bahan bakar per jam maka kebutuhan bahan bakar tahun 1983, akan
tampak sebagai berikut :
18
Dari tabel di atas dapat diperkirakan harga bahan bakar 1983 yakni :
Solar :
Tahun Y X XY X^2
1978 18 0 0 0
1979 21 1 21 1
1980 23 2 46 4
1981 25 3 75 9
1982 27 4 108 16
114 10 250 30
Dengan menggunakan persamaan – persamaan (1) dan (2) didapatkan a = 18,4 dan b
= 2,2.
Sehingga persamaan trend : Y = 18,4 + 2,2 X
Proyeksi harga per liter solar tahun 1983 adalah :
Y = 18,4 + 2,2 (5)
= 29,4
Perkiraan harga per liter solar tahun 1983 = Rp 29,40
IDO :
Dengan teknik yang sama diperkirakan harga per liter IDO tahun 1983 adalah Rp
30,6.
Olie :
Begitu pula harga per liter olie. Diperkirakan harganya di tahun 1983 adalah Rp
430,00.
Setelah selesai memforecast pemakaian bahan bakar tahun 1983 dan tingkat
harganya maka budget biaya pemakaian bahan bakar dapat disusun sebagai berikut :
19
Januari
Solar 59.950 29,4 1.762.530,00
IDO 32.914 30,6 1.007.168,40
Olie 588 430,0 252.840,00 3.022.538,40
Februari
Solar 51.309 29,4 1.508.484,60
IDO 28.169 30,6 861.971,40
Olie 503 430,0 216.290,00 2.586.746,00
Maret
Solar 52.929 29,4 1.556.112,60
IDO 29.059 30,6 889.205,40
Olie 519 430,0 223.170,00 2.668.488,00
Kuartal I 8.277.772,40
Kuartal II
Solar 151.765 29,4 4.461.891,00
IDO 83.322 30,6 2.549.653,20
Olie 1.488 430,0 639.840,00 7.651.384,20
Kuartal III
Solar 151.225 29,4 4.446.015,00
IDO 83.026 30,6 2.540.595,60
Olie 1.483 430,0 637.690,00 7.624.300,60
Kuartal IV
Solar 158.786 29,4 4.668.308,40
IDO 87.177 30,6 2.667.616,20
Olie 1.557 430,0 669.510,00 8.005.434,60
Jumlah 31.558.891,80
Tahun Gaji
1978 Rp 15.852.958
1979 19.023.550
1980 19.023.550
1981 19.023.550
1982 19.023.550
Karena kebijaksanaan untuk menaikkan gaji setiap 5 tahun maka tahun 1983
gaji masih tetap sebesar Rp 19.023.550,00
20
d. Jaminan Makan
Dengan menggunakan teknik yang sama dengan teknik – teknik yang
terdahulu, akhirnya akan diperoleh proyeksi ongkos jaminan makan per orang tahun
1983 yakni sebesar Rp 50,50 per hari.
Dengan memperhatikan jumlah karyawan yang mendapat jaminan sebanyak 144
orang dan hari kerja sebulan rata – rata 25 hari, maka dapatlah diestimasikan biaya
jaminan makan karyawan tahun 1983 sebagai berikut :
Jumlah 2.181.600.000
e. Pakaian Karyawan
Dengan teknik yang sama pula, maka dapat disusun estimasi ongkos pakaian karyawan
untuk tahun 1981 sebagai berikut :
f. Spare Parts
21
Biaya spare parts adalah biaya yang digunakan untuk mengganti onderdil – onderdil
mesin yang sudah tua atau rusak.
Pergantian spare parts dipengaruhi oleh jam mesin produksi, sedangkan jam mesin
produksi tergantung pada volume produksi. Dalam arti kata kenaikan volume produksi akan
menyebabkan kenaikan jam mesin produksi dan hal ini dapat menyebabkan adanya spare part
yang menjadi aus/rusak. Tetapi tingkat penggantian spare parts ini tidak proporsional
terhadap kenaikan jam mesin produksi. Oleh karena itu biaya spare parts akan digolongkan
dalam biaya semi variabel. Dan didalam estimasi biaya spare parts akan diadakan pendekatan
antara ongkos spare parts dengan jumlah volume produksi.
Untuk mengetahui apakah variabilitas ongkos spare parts dengan variabilitas volume
produksi terdapat hubungan yang cukup kuat, maka perlu diadakan pengukuran tentang
tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut. Dalam mana hal ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi pearson :
r=
22
r=
=0,93.903
Dari perhitungan diatas, korelasi antara volume produksi dan biaya spare parts
ternyata positif dan kuat sekali. Hal ini berarti pada tahun 1978 – 1982 mengalami kenaikan /
penurunan produksi yang terjadi bersama – sama dengan kenaikan / penurunan ongkos spare
parts.
Koefisien korelasinya yang sebesar 0,93.903 menggambarkan tingkat asosiasi yang
kuat antara kedua variabel tersebut. Dengan menggunakan dasar biaya spare parts dan
volume produksi selama periode lima tahun yang lalu, akan diproyeksikan ongkos spare parts
tahun 1983. Dalam hal ini akan digunakan metode regresi yang dirumuskan sebagai :
Y = a+Bx
b=
a=
dimana :
a = jumlah pasang observasi atau pengukuran
b = koefisien regresi
23
b=
= 262.66331
a=
= -4.058,9749
g. Asuransi
Seperti halnya degan gaji, asuransi merupakan biaya tetap bagi pabrik ini, menurut
perkiraan dan beberapa asumsi, biaya asuransi tahun 1983 tidak akan mengalami perbedaan
dengan tahun – tahun sebelumnya, yakni 868.200,00
24
Pada umumnya alat – alat tulis diperlukan di bagian administrasi. Tetapi pada pabrik
tekstil Bintang Tiga, alat tulis juga diperlukan dalam proses produksi. Sehingga alat tulis
yang digunakan dalam proses produksi dimasukkan dalam biaya manufacturing.
Karena administrasi bagian produksi sangat erat dengan tingkat produksi, maka dalam
mengestimasi biaya alat – aat tulis akan diadakan pendekatan antara biaya alat tulis dengan
volume produksi selama 5 tahun yang lalu.
Dari data diatas, dengan menggunakan metode regresi akan diproyeksikan biaya alat –
alat tulis tahun 1983.
Y = a + Bx
b= = 15,762242
a= = 309,278927
25
PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA
Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Tahun 1983
i. Penyusutan
Penyusutan merupakan biaya yang tetap per bulannya bagi tiap – tiap unit mesin yang
dimiliki serta aktiva tetap lainnya. Tetapi secara total, setiap tahunnya jumlah penyusutan
semakin besar seperti tampak pada tabel berikut
Tahun Penyusutan
1978 11.896.322,74
1979 12.156.453,99
1980 19.159.990,39
1981 19.927.299,62
1982 21.245.754,79
26
Macam - macam biaya Jumlah
Bahan Pembantu 10,894,600.00
Bahan Bakar 31,583,825.40
Gaji Bagian Produksi 19,023,550.00
Jaminan Makan 2,181,600.00
Pakaian Karyawan 509,760.00
Spare Parts 26,383,700.00
Asuransi 868,200.00
Alat - Alat Tulis 1,517,540.00
Penyusutan 24,818,075.00
Jumlah 117,780,850.40
a. Gaji
Yang dimaksud dalam gaji dalam hal ini adalah gaji karyawan bagian administrasi,
umum, keuangan, dan gaji yang diterima pimpinan perusahaan.
Kebijakan gaji bagian – bagian ini sama dengan gaji karyawan bagian produksi yakni
menaikkannya sebesar 209 setiap 5 tahun. Karena tahun 1982 gaji baru dinaikkan menjadi Rp
11.882.667. maka menurut kebijakan gaji tahun 1983 adalah sama yakni Rp 11.882.667.
27
b. Jaminan Makan
Dengan dasar dan teknik perhitungan yang sama dengan perhitungan jaminan makan
sebelumnya, dimana jumlah karyawan 74 orang dan hari kerja setiap bulan adalah 25 hari
maka diperkirakan biaya jaminan makan tahun 1983 akan sebesar 1.121.100
c. Pakaian Karyawan
Dengan mendasarkan pada proyeksi ongkos pakaian per orang dan jumlah karyawan ,
maka diperkirakan ongkos untuk karyawan pada tahun 1983 akan sebesar 261.960
d. Biaya Administrasi
Menurut perkiraan berdasarkan data historis, biaya administrasi tahun 1983 akan sebesar
1.775.420
e. Biaya Telepon
Diperkirakan pemakaian telepon tahun 1983 tidak akan mengalami perubahan yang
mencolok dengan tahun – tahun sebelumnya. Tarif pemakaian jasa telepon pada tahun 1983
diperkirakan juga tidak akan berubah. Sehingga biaya telepon tahun 1983 diperkirakan sama
dengan tahun – tahun sebelumnya yakni 360.000
f. Kendaraan
Biaya kendaraan di sini adalah biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan dalam
menjalankan aktivitas penjualan. Karena itu dalam mengestimasi biaya ini diadakan
pendekatan antara biaya kendaraan dengan volume penjualan selama 5 tahun yang terakhir.
Dengan teknik serupa, diperkirakan biaya kendaraan tahun 1983 sebesar 1.561.250
g. Biaya Pengobatan
Biaya pengobatan karyawan tahun 1983 diperkirakan sebesar 1.139.995. akhirnya dari
proyeksi biaya – biaya diatas, anggara biaya umum dan administrasi pabrik tekstil Bintang
Tiga tahun 1983 dapat disusun sebagai berikut :
Jenis biaya Jumlah
Gaji 11,882,670.00
Jaminan makanan 1,121,100.00
Jaminan Pakaian 261,960.00
Biaya Administrasi 1,775,420.00
Telepon 360,000.00
Biaya Kendaraan 1,561,250.00
Biaya Pengobatan 1,139,995.00
28
jumlah 18,102,395.00
29