Anda di halaman 1dari 29

ANGGARAN PERUSAHAAN

BAB 5 : ANGGARAN KOMPREHENSIF

Disusun oleh :
1. Lailatul Masruroh (01116006)
2. Risky Prasetya Perdana (01116011)
3. Ninin Furianti Aprilia Prandini (01116076)
4. Rooisathus Sholikhah (01116086)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-
Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Bab Anggaran Komprehensif.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Stratejik, Prodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Narotama.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak, kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kapada Bapak
Galih yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami dalam menyelesaikan
tugas ini, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik.

Surabaya, 09 April 2018

DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar..............................................................................................................................
2
Daftar Isi.......................................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................................................
4
Rumusan Masalah.........................................................................................................................
4
Tujuan............................................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
Anggaran Bahan Mentah...............................................................................................................
5
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung......................................................................................
10
Anggaran Biaya Overhead Pabrik.................................................................................................
13
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi....................................................................................
27
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................................................
30

3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anggaran merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu organisasi. Anggaran
adalah suatu rencana yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif dan biasanya
dalam bentuk uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu perolehan dan penggunaan
sumber-sumber organisasi.
Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan suatu aktivitas perusahaan guna
mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan alat yang efektif bagi perusahaan untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian atas aktivititas perusahaan. Untuk itu suatu
anggaran harus terorganisasi secara rapi, rinci, jelas dan komprehensif (menyeluruh atau
secara keseluruhan).
Dalam penyusunan suatu anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara
yaitu sebagian demi sebagian (parsial) dan secara keseluruhan (komprehensif). Penyusunan
anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya pendekatan secara
sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah diadakannya evaluasi
tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif.
Kesalahan-kesalahan dalam penyusunan anggaran komprehensif akan menyebabkan
kesalahan perusahaan dalam penyusunan atau pembuatan suatu kebijaksanaan, serta
mempersulit pihak perusahaan dalam melaksanakan evaluasi ataupun pengawasan didalam
suatu perusahaan. Untuk itu pemahaman akan anggaran komprehensif sangat dibutuhkan,
kesalahan pemahaman akan menyebabkan kesalahan dalam penyusunan suatu anggaran.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menyusun anggaran bahan mentah?
2. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung?
3. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik?
4. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya umum dan administrasi?

Tujuan
1. Mengetahui cara menyusun anggaran bahan mentah
2. Mengetahui cara menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
3. Mengetahui cara menyusun anggaran biaya overhead pabrik
4. Mengetahui cara menyusun anggaran biaya umum dan administrasi

4
BAB II PEMBAHASAN
Anggaran Bahan Mentah
a. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Bahan mentah yang digunakan pada pabrik tekstil ini adalah benang. Standard Usage
Rate (Tingkat Pemakaian nya) adalah 5,5 Kg/Pcs, sehingga kebutuhan benang dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang akan diprodusir dengan standard usage rate.

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah 1983

Tingkat
Kebutuhan
Bulan Produksi Pemakaian
Material (Kg)
material
Januari 11.100 5,5 61.050
Februari 9.500 5,5 52.250
Maret 9.800 5,5 53.900
Total Kuartal
30.400 5,5 167.200
I
Kuartal II 28.100 5,5 154.550
Kuartal III 28.000 5,5 154.000
Kuartal IV 29.400 5,5 161.700
Jumlah 115.900 637.450

b. Anggaran Pembelian Bahan Mentah


Setelah diadakan perkiraan kebutuhan bahan mentah selama tahun 1983 maka
kemudian dapat diperkirakan berapa volume bahan mentah yang harus dibeli, dengan
menyusun Anggaran Pembelian Bahan Mentah.
Anggaran pembelian bahan mentah yang dibeli:
 Kuantitas tiap jenis bahan mentah yang dibeli
 Waktu pembelian
 Ongkos yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah tersebut.
Penyusunan anggaran pembelian bahan mentah ini dilakukan dengan
mempertimbangkan:
 Kebutuhan bahan mentah, yang dilihat dari anggaran kebutuhan bahan
mentah.
 Tingkat persediaan bahan mentah.
Sehingga besar kecilnya persediaan bahan mentah tergantung pada beberapa hal
yakni:
 Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk melindungi perusahaan terhadap
gangguan kehabisan bahan mentah
 Volume produksi yang direncanakan
 Jumlah setiap kali pembelian untuk mendapatkan ongkos yang minimal
 Harga pembelian bahan mentah
 Biaya-biaya penyimpanan dan risiko-risiko
 Kecepatan bahan mentah menjadi rusak atau turun kualitasnya

5
 Kebijaksanaan pembelanjaan, yakni kebijaksanaan yang berhubungan dengan
penentuan jumlah dana tersedia untuk mendapatkan bahan mentah.
Bahan mentah yang tersedia untuk diproses tidak boleh terlalu besar atau terlalu
kecil jumlahnya. Bahan mentah yang terlalu banyak disediakan di gudang akan
menimbulkan biaya-biaya penyimpanan dan risiko-risiko yang dihadapi.
Sebaliknya apabila persediaan bahan mentah terlalu kecil maka dapat
menimbulkan gangguan terhadap kontinuitas proses produksi. Dalam masalah
penyediaan bahan mentah, sebenarnya tidak hanya sekedar untuk menjaga
kelangsungan/kontinuitas proses produksi tetapi mempunyai tujuan yang lebih jauh
yaitu penetapan besarnya persediaan yang dapat menimbulkan efisiensi bagi
perusahaan. Untuk mencapai tujuan dapat dihitung jumlah pembelian yang optimal
atau Economical Order Quantity (EOQ) yaitu kuantitas setiap kali pembelian yang
akan mendatangkan biaya minimal.
Kuantitas setiap kali pembelian yang paling ekonomis dapat diperhitungkan
dengan menggunakan rumus:

EOQ

Di mana:
R = Kebutuhan bahan mentah per tahun
S = Biaya pemesanan setiap kali dilakukan pemesanan bahan mentah
P = Harga per unit bahan mentah
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan dinyatakan dalam persentase
dari nilai rata-rata dalam rupiah daripada perediaan.
Pabrik Tekstil BINTANG TIGA menggunakan rumus di atas untuk menunjang penyusunan
Anggaran Pembelian material tahun 1981. Untuk itu diadakan proyeksi harga benang (bahan
mentah) tahun 1981.Data historis tentang harga benang selama 5 tahun berakhir adalah
sebagai berikut:

Tahun Harga/Kg
1978 Rp 475
1979 Rp 540
1980 Rp 675
1981 Rp 1.430
1982 Rp 1.050

Dengan asumsi bahwa tahun 1983 supply benang di Indonesia tidak


mengalami kegoncangan maka dari data harga benang 5 tahun terakhir akan
diproyeksikan harga benang dalam tahun 1983. Dalam hal ini kembali digunakan
metode serupa yakni sebagai berikut:

6
Tahun Y X XY X2
1978 Rp 475 0 - -
1979 Rp 540 1 Rp 540 1
1980 Rp 675 2 Rp 1.350 4
1981 Rp 1.430 3 Rp 4.290 9
1982 Rp 1.050 4 Rp 4.200 16
Jumlah Rp 4.170 10 Rp 10.380 30

Y = a + BX
∑Y = n.a + b. ∑X
∑XY = a. ∑X + b. ∑X2
4.170 = 5 a + 10 b …………………… (1)
10.380 = 10 a + 30 b …………………… (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
a = 426
b = 204
Sehingga persamaan trendnya menjadi: Y = 426 + 204X
Kemudian dengan menggunakan persamaan di atas sebagai dasar, maka proyeksi
harga benang tahun 1983 adalah Rp 1.445,00 (dibulatkan).
Biaya-biaya pemesanan juga dapat diproyeksikan dengan berdasarkan pada data
historis selama lima tahun terakhir ini.
Data historis tentang biaya-biaya pemesanan pada tahun 1978-1982 adalah sebagai
berikut:

Ongkos Pesan Tahun


1978 1979 1980 1981 1982
Ongkos angkut per transaksi pembelian 24.000,00 24.000,00 32.000,00 32.000,00 38.000,00
Ongkos muat bongkar per pembelian 20,00 25,00 25,00 25,00 35,00
Biaya administrasi 300,00 500,00 500,00 750,00 750,00
Biaya pengiriman kurir 15.000,00 20.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00
Jumlah 39.320,00 44.525,00 52.525,00 57.775,00 68.785,00

Sehingga dengan menggunakan cara yang sama dengan yang dilakukan


sebelumnya; akhirnya akan diproyeksikan ongkos pesanan pada tahun 1983 sebagai
berikut:
Macam-macam Ongkos Jumlah
Ongkos angkut/transaksi pembelian Rp 40.800
Ongkos bongkar muat/bal Rp 35
7
Biaya administrasi Rp 800
Biaya pengiriman kuris Rp 32.500
Jumlah Rp 74.135

Biaya penyimpanan di gudang diperkirakan akan sebanding dengan 5 tahun


terakhir, yakni 2% dari nilai barang yang disimpan tersebut.
Dari anggaran kebutuhan material yang telah disusun di depan, terlihat bahwa
selama tahun 1983 pabrik tekstil ini membutuhkan benang sebanyak 637.450 kg.
apabila satu hal benang = 181 kg, maka berarti tahun 1983 dibutuhkan 637.450 : 181
= 3.521.82 bal.
Harga per bal benang tahun 1983 adalah
Rp 1.445,00 x 181 = Rp 261.545,00
Dengan demikian dapatlah diadakan perhitungan jumlah pembelian yang paling
ekonomis sebagai berikut:

EOQ

= 316.56 bal
Frekuensi pembelian per tahun = 3.521,82 = 11,13 kali
316,56
Dibulatkan menjadi 11 kali
Jumlah pembelian yang paling ekonomis setelah dibulatkan menjadi 11 kali
adalah 3.521,82 x 181 Kg = 57.950 Kg
11

Waktu Pemesanan
Saat di mana dilakukan pemesanan kembali dinamakan titik pemesanan kembali
(reorder point). Dalam menentukan reorder point harus diperhitungkan secara tepat agar
kedatangan bahan mentah yang dipesan tepat pada saat diperlukan.
Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati reorder point maka bahan mentah akan
diterima pada saat perusahaan sudah menggunakan sebagian dari persediaan besinya. Selain
8
persediaan besi, dalam menentukan reorder point perlu dipertimbangkan juga Lead Time,
yakni waktu sejak dimulainya usaha-usaha pemesanan barang sampai barang tersebut tiba di
gudang pemesan dan siap diproses.
Pada pabrik Tekstil Bintang Tiga, diperoleh keterangan bahwa Lead Time rata-rata I
minggu. Dengan menganggap bahwa 1 tahun adalah 52 minggu, maka rata-rata penggunaan
bahan mentah selama periode Lead Time (1 minggu) adalah:
3.521,82 x 1 Kg = 12.259 Kg (dibulatkan 12.300)
52
Perusahaan ini mengambil kebijaksanaan besarnya persediaan besi sebesar 17.200
Kg. Sehingga reorder point 1983 = 12.300 + 17.200 = 29.000 Kg. Artinya bahan mentah
harus dipesan kembali bila persediaan tinggal 29.500 Kg.
Dengan melihat anggaran kebutuhan bahan mentah dan perhitungan EOQ dan
Reorder Point di atas maka dapat disusun jadwal pembelian material selama tahun 1983
sebagai berikut:

Persediaan Jumlah Pemakaian Untuk Persediaan


Bulan Pembelian
Awal Tersedia Produksi Akhir

Januari 17.200 57.950 133.100 61.050 72.050


57.950
Februari 72.050 57.950 130.000 52.250 77.750
Maret 77.750 57.950 135.700 53.900 81.800
Kuartal II 81.800 57.950 197.700 154.550 43.150
57.950
Kuartal III 43.150 57.950 217.000 154.000 63.000
57.950
57.950
Kuartal IV 63.000 57.950 178.900 161.700 17.200
57.950
Jumlah 17.200 637.450 992.400 637.450 17.200

Dari shedule di atas lalu dibuat Anggaran Pembelian bahan mentah tahun 1983 sebagai
berikut :

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Pembelian Material 1983

9
Bulan Unit Harga Jumlah
Januari Rp 115.900 Rp 1.445.000 Rp 167.475.500.000
Februari Rp 57.950 Rp 83.737.750.000
Maret Rp 57.950 Rp 83.737.750.000
Kuartal I Rp 231.800 Rp 334.951.000.000
Kuartal II Rp 115.900 Rp 167.475.500.000
Kuartal III Rp 173.850 Rp 251.213.250.000
Kuartal IV Rp 115.900 Rp 167.475.500.000
Jumlah Rp 869.250 Rp 1.256.066.250.000

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja diklasifikasikan ke dalam dua golongan: yakni tenaga kerja langsung
dan tenaga kerja tak langsung .
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses
produksi dalam perusahaan. Sedangkan tenaga kerja yang tak langsung adalah mereka yang
tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja tak langsung ini
dimasukkan ke dalam Anggaran Biaya Pabrik.
Pabrik Tekstil Bintang Tiga mempunyai data tentang ongkos tenaga kerja langsung
selama 5 tahun terakhir sebagai berikut:

Jaminan Makan Pakaian Karyawan


Tahun Upah (Rp) Jumlah (Rp)
(Rp) (Rp)
1978 5.490.754,40 1.104.300 423.300 7.018.354,40
1979 7.413.170,60 1.706.080 540.000 9.659.250,60
1980 11.354.885,00 2.314.475 669.600 14.338.960,00
1981 12.198.636,00 3.098.865 785.700 16.083.201,00
1982 15.604.386,68 4.131.540 966.400 20.702.326,68

a. Upah
Pabrik Tekstil Bintang Tiga dalam menentukan tarif upah tenaga kerja didasarkan
pada unit yang dihasilkan (upah per unit).
Data historis tentang upah per unit selama 5 tahun terakhir adalah:

Tahun Upah
1978 138,93
1979 138,99
1980 146,90
10
1981 148,57
1982 154,39

Tampak bahwa dari tahun ke tahun tingkat upah selalu meningkat, sehingga dari
data di atas dibuat proyeksi tentang upah per unit pada tahun 1983 dengan metode
sebagai berikut:
Tahun Y X XY X2
1978 138,93 0 - -
1979 138,99 1 Rp 139 1
1980 146,90 2 Rp 294 4
1981 148,57 3 Rp 446 9
1982 154,39 4 Rp 618 16
Jumlah Rp 727,78 10 Rp 1.496,06 30

Y = a + BX
∑Y = n.a + b. ∑X
∑XY = a. ∑X + b. ∑X2
727,78 = 5 a + 10 b …………………… (1)
1.796,06 = 10 a + 30 b …………………… (2)
Dari persamaan (1) dan (2) di atas akhirnya akan ditemukan persamaan trend:
Y = 137,46 + 4X
Sehingga upah per unit tahun 1983 adalah Rp 157,00
Dengan demikian dapatlah disusun anggaran upah tenaga kerja langsung tahun
1983 sebagai berikut:

Bulan Produksi (Unit) Upah per unit Jumlah


Januari 11.100 Rp 157,00 1.742.700
Februari 9.500 1.491.500
Maret 9.800 1.538.600
Kuartal I 30.400 4.772.800
Kuartal II 28.100 4.411.700
Kuartal III 28.000 4.396.000
Kuartal IV 29.400 4.615.800
Jumlah 115.900 18.196.300

b. Jaminan Makan
Data historis tentang jaminan makan yang rata-rata diberikan kepada setiap tenaga kerja
selama 5 tahun terakhir adalah

11
Tahunan Jaminan/Orang
1978 Rp 15,00
1979 Rp 20,00
1980 Rp 25,00
1981 Rp 35,00
1982 Rp 45,00

Kembali dengan menggunakan metode moment seperti yang pernah dilakukan di


atas, akhirnya akan diperoleh proyeksi besarnya jaminan makan yang akan diberikan kepada
setiap tenaga kerja tahun 1983 yakni sebesar Rp 50,50 (per orang per hari)

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Biaya Makan Tenaga Kerja Langsung
1983

Bulan Jumlah
Januari Rp 392.637,50
Februari Rp 392.637,50
Maret Rp 392.637,50
Kuartal I Rp 1.177.912,50
Kuartal II Rp 1.177.912,50
Kuartal III Rp 1.177.912,50
Kuartal IV Rp 1.177.912,50
Jumlah Rp 4.711.650,00

c. Jaminan Pakaian Karyawan


Setiap tahun orang tenaga kerja langsung akan menerima 2 stel pakaian kerja.
Data historis tentang harga 2 stel pakaian selama 5 tahun terakhir adalah sebagai
berikut :

Tahun Harga
1978 Rp 1.675,00
1979 Rp 2.000,00
1980 Rp 2.640,00
1981 Rp 2.665,00
1982 Rp 3.190,00

Dengan menggunakan metode moment akan diperoleh proyeksi harga 2 stel


pakaian pada tahun 1983 yakni sebesar Rp 3.540,00. Apabila jumlah karyawan adalah
311 orang, maka jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk jaminan pakaian adalah
311 x Rp 3.540,00 = Rp 1.100.940,00.
Akhirnya setelah melihat pada jumlah upah tenaga kerja langsung, jaminan
makan dan jaminan pakaian maka dapat disusun anggaran biaya tenaga kerja
langsung sebagai berikut :
12
PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 1983

JaminanMakan PakaianKaryawan
Upah (Rp) Jumlah (Rp)
(Rp) (Rp)
Januari Rp 1.742.700,00 Rp 392.637,50 Rp 550.470,00 Rp 2.685.807,50
Februari Rp 1.491.500,00 Rp 392.637,50 Rp 1.884.137,50
Maret Rp 1.538.600,00 Rp 392.637,50 Rp 1.931.237,50
Kuart I Rp 4.772.800,00 Rp 1.177.912,50 Rp 550.470,00 Rp 6.501.182,50
Kuart II Rp 4.411.700,00 Rp 1.177.912,50 Rp 5.589.612,50
Kuart III Rp 4.396.000,00 Rp 1.177.912,50 Rp 550.470,00 Rp 6.124.382,50
Kuart IV Rp 4.615.800,00 Rp 1.177.912,50 Rp 5.793.712,50
Jumlah Rp 18.196.300,00 Rp 4.711.650,00 Rp 1.100.940,00 Rp 24.008.890,00

Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Seperti penyusunan anggaran – anggaran sebelumnya, anggaran biaya overhead
pabrik ini disusun setelah mengadakan proyeksi masing – masing elemen biaya, dengan
menggunakan metode yang sama. Data historis tentang biaya manufacturing selama 5 tahun
terakhir adalah sebagai berikut:

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Biaya Overhead Pabrik 1978 - 1982

JenisBiaya 1978 (Rp) 1979 (Rp) 1980 (Rp) 1981 (Rp) 1982 (Rp)
BahanPembantu 1.544.257,50 2.165.302,50 5.810.382,00 6.147.836,50 10.487.130,00
Bahan Baku 3.855.676,30 5.912.962,63 10.507.389,51 15.053.662,00 20.519.898,48
Gaji 15.472.512,00 15.472.512,00 15.472.512,00 15.472.512,00 19.023.552,00
Minuman, makan 621.680,00 842.485,00 1.079.350,00 1.511.160,00 1.952.165,00
PakaianKaryawan 233.095,00 280.355,00 345.330,00 387.815,00 459.390,00
Ongkossparepart 8.030.675,82 9.757.382,00 12.983.943,72 16.534.419,62 25.206.844,38
Penyusutan 11.896.322,74 12.156.453,99 19.159.990,39 19.927.299,62 21.245.754,79
Asuransi 868.200,00 868.200,00 868.200,00 868.200,00 868.200,00
Alat – alattulis 404.753,00 422.141,00 740.781,00 1.175.335,25 1.279.946,75
Jumlah 42.927.172,36 47.877.794,12 66.967.878,62 77.078.239,99 101.042.881,40

Dari data di atas lalu diadakan proyeksi masing – masing jenis biaya untuk tahun 1983
sebagai berikut :
a. Bahan Pembantu
Selain bahan mentah (benang) dalam pabrik ini digunakan bahan pembantu berupa :
 pati kanji
 super masit
13
 kendal
 tepol

Bahan – bahan ini diperlukan untuk menganji benang sebelum ditenun.


Untuk menganji 8 boom benang @24 piece diperlukan satu kali pemasakan. Untuk ini
dibutuhkan :
 100 kg pati kanji
 1 kg super masit
 10 kg kendal
 1 liter tepol

Selama 5 tahun terakhir, keempat bahan pembantu ini mengalami fluktuasi harga
sebagai berikut :

HARGA BAHAN PEMBANTU PER UNIT


Tahun 1978 – 1982

Tahun Pati Kanji Supermasit Kendal Tepol


1978 Rp 50,00 Rp 275,00 Rp 250,00 Rp 235,00
1979 55,00 300,00 280,00 245,00
1980 65,00 330,00 300,00 265,00
1981 85,00 400,00 340,00 275,00
1982 130,00 425,00 360,00 305,00

Untuk memforecast biaya bahan pembantu untuk tahu 1983 diperlukan proyeksi
masing – masing jenis bahan pembantu tersebut dengan teknik yang sama.
Pati Kanji
Dengan data historis di atas, maka diperoleh bentuk sebagai berikut :

HARGA PATI KANJI PER KG


Tahun 1978 – 1982

Tahun Y X XY X^2
1978 50 0 0 0
1979 55 1 55 1

14
1980 65 2 130 4
1981 85 3 255 9
1982 130 4 520 16
Jumlah 385 10 960 30

Dengan teknik yang sama dengan yang terdahulu, akhirnya akan didapatkan proyeksi
harga per kilogram pati kanji untuk tahun 1981 yakni Rp 134,00.
Supermasit
Dengan menggunakan cara yang sama akan didapatkan pula proyeksi harga per
kilogram supermasit yakni Rp 466,00.
Kendal
Dengan menggunakan cara yang sama, akan didapatkan pula proyeksi harga per
kilogram kendal tahun 1981 yakni Rp 390,00.
Tepol
Demikian pula proyeksi harga per kilogram Tepol untuk tahun 1981 yakni Rp 316,00.
Dari proyeksi harga masing – masing bahan pembantu di atas akhirnya dapat
diramalkan ongkos pemakaian bahan pembantu tahun 1983 sebagai berikut :
Untuk satu kali menganji 8 boom benang @ 24 piece ongkosnya adalah :

pati kanji = 100 kg @ Rp134,00 = Rp13.400,00


Supermasit = 1 kg @ Rp466,00 = Rp 466,00
Kendal = 10 kg @ Rp390,00 = Rp 3.900,00
Tepol = 1 lt @ Rp316,00 = Rp 316,00
Jumlah = Rp18.082,00

Ongkos menganji per piece = = Rp 94,00

Sehingga dapat disusun anggaran ongkos bahan pembantu sebagai berikut :

PERUSAHAAN TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Biaya Bahan Pembantu Tahun 1983

BiayaBahanPembant
Bahan Produksi (piece) Jumlah (Rp)
u per unit
15
Januari 11.100 Rp 94,00 1.043.400,00
Februari 9.500 893.000,00
Maret 9.800 921.200,00
Kuartal I 30.400 2.857.600,00
Kuartal II 28.100 2.641.400,00
Kuartal III 28.000 2.632.000,00
Kuartal IV 29.400 2.763.600,00
Jumlah 115.900 10.894.600,00

b. Bahan Bakar
Ada 3 macam bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan mesin –
mesin pabrik Tekstil Bintang Tiga ini.
Ketiga macam bahan bakar tersebut adalah :
- Solar
- IDO
- Olie

Ongkos pemakaian ketiga macam bahan bakar dalam 5 tahun terakhir adalah sebagai
berikut :

Solar IDO Olie


Tahun Jumlah (Rp)
Rp Liter Rp Liter Rp Liter
1978 2.506.422,00 208.868 1.052.697,24 116.466 296.557,06 2.471 3.855.676,30
1979 3.946.334,00 281.881 1.634.909,80 163.491 331.718,83 2.211 5.912.962,63
1980 7.172.958,53 421.938 2.950.614,10 226.970 383.816,88 2.132 10.507.389,51
1981 9.388.389,94 447.066 3.988.326,07 234.607 1.676.496,00 6.987 15.053.212,01
1982 12.564.301,23 571.104 6.499.809,75 324.990 1.455.787,50 5.599 20.519.898,48

Untuk memforecast ongkos pemakaian bahan bakar tahu 1983 perlu diadakan
pendekatan antara pemakaian bahan bakar dengan jam mesin langsung (direct
machine hour).
 Kapasitas setiap mesin / 7 jam = 32,72 yard.
 1 piece tekstil panjangnya 49,5 yard.

Sehingga untuk memproduksi 1 piece tekstil diperlukan waktu :

x 7 jam = 10,59 jam

Data historis tentang DMH yang diperlukan 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Jam mesin
Tahun Produksi (piece) langsung per Jumlah (jam)
piece
1978 39.521 10,59 418.527,39
16
1979 53.336 564.828,24
1980 77.298 818.585,82
1981 82.107 869.513,13
1982 101.073 1.070.363,07
Dengan melihat jumlah pemakaian masing – masing bahan bakar per tahun
dan jam mesin langsung, maka dapat dihitung tingkat pemakaian masing – masing
bahan bakar per jam mesin langsung sebagai berikut :

Pemakaian bahan bakar (dalam Rata - rata pemakaian bahan


liter) Jam mesin bakar per jam (dalam liter)
Tahun
langsung
Solar IDO Olie Solar IDO Olie
1978 208.868 116.466 2.471 418.527 0,50 0,28 0,006
1979 281.881 163.491 2.211 564.828 0,50 0,29 0,004
1980 421.938 226.970 2.132 818.586 0,52 0,28 0,003
1981 447.066 234.607 6.987 869.513 0,51 0,27 0,008
1982 571.104 324.990 5.599 1.070.363 0,53 0,30 0,005

Kemudian dari rata – rata pemakaian per jam selama lima tahun, maka tingkat
pemakaian per jam adalah :

Solar = = 0,51 liter / jam mesin

IDO = = 0,28 liter / jam mesin

Olie = = 0,005 liter / jam mesin

Sebelum memforecast pemakaian bahan bakar tahun 1983, terlebih dahulu


dihitung jumlah jam langsung setiap bulan atau kuartal selama tahun 1983.

Jam Mesin per


Bulan (1983) Produksi (piece) Jumlah (jam)
piece
Januari 11.100 10,59 117.549
Februari 9.500 100.605
Maret 9.800 103.782
Kuartal I 30.400 321.936
Kuartal II 28.100 297.579
Kuartal III 28.000 296.520
Kuartal IV 29.400 311.346
17
Jumlah 115.900 1.227.381

Setelah itu dengan mengalikan jam mesin langsung dengan rata – rata tingkat
pemakaian bahan bakar per jam maka kebutuhan bahan bakar tahun 1983, akan
tampak sebagai berikut :

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Perkiraan Pemakaian Bahan bakar
Tahun 1983

Solar IDO Olie


Pema Pema Pema
kaian kaian kaian
Bulan Jumla
Jam solar Jumlah Jam IDO Jumlah Jam olie
h
mesin per (liter) mesin per (liter) mesin per
(liter)
jam jam jam
(liter) (liter) (liter)
Januari 117.549 0,51 59.950 117.549 0,28 32.914 117.549 0,005 588
Februari 100.605 51.309 100.605 28.169 100.605 503
Maret 103.782 52.929 103.782 29.059 103.782 519

Kuartal I 321.936 164.187 321.936 90.142 321.936 1.610


Kuartal II 297.579 151.765 297.579 83.322 297.579 1.488
Kuartal III 296.520 151.225 296.520 83.026 296.520 1.483
Kuartal IV 311.346 158.786 311.346 87.177 311.346 1.557
Jumlah 1.227.381 625.964 1.227.381 343.667 1.227.381 6.138

Setelah mengadakan estimasi pemakaian bahan bakar tahun 1983, kemudian


diadakan forecast harga – harga bahan bakar tersebut. Forecast ini semata – mata
hanya berdasarkan pada data historis tentang harga bahan bakar selama 5 tahun
terakhir.

HARGA BAHAN BAKAR


Tahun 1978 - 1982

Tahun Solar IDO Olie


1978 Rp 18,00 Rp 17,00 Rp 240,00
1979 21,00 20,00 275,00
1980 23,00 22,50 393,00
1981 25,00 25,00 433,00
1982 27,00 28,00 473,00

18
Dari tabel di atas dapat diperkirakan harga bahan bakar 1983 yakni :
Solar :

Tahun Y X XY X^2
1978 18 0 0 0
1979 21 1 21 1
1980 23 2 46 4
1981 25 3 75 9
1982 27 4 108 16
114 10 250 30

Y = na + b X __________ 114 = 5a + b.10 .... (1)

XY = aX + _________ 250 = a.10 + b.30 .. (2)

Dengan menggunakan persamaan – persamaan (1) dan (2) didapatkan a = 18,4 dan b
= 2,2.
Sehingga persamaan trend : Y = 18,4 + 2,2 X
Proyeksi harga per liter solar tahun 1983 adalah :
Y = 18,4 + 2,2 (5)
= 29,4
Perkiraan harga per liter solar tahun 1983 = Rp 29,40
IDO :
Dengan teknik yang sama diperkirakan harga per liter IDO tahun 1983 adalah Rp
30,6.
Olie :
Begitu pula harga per liter olie. Diperkirakan harganya di tahun 1983 adalah Rp
430,00.
Setelah selesai memforecast pemakaian bahan bakar tahun 1983 dan tingkat
harganya maka budget biaya pemakaian bahan bakar dapat disusun sebagai berikut :

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Tahun 1983

Bulan Bahan Bakar Tingkat


Jumlah (Rp) Total (Rp)
Kuartal (liter) Harga (Rp)

19
Januari
Solar 59.950 29,4 1.762.530,00
IDO 32.914 30,6 1.007.168,40
Olie 588 430,0 252.840,00 3.022.538,40
Februari
Solar 51.309 29,4 1.508.484,60
IDO 28.169 30,6 861.971,40
Olie 503 430,0 216.290,00 2.586.746,00
Maret
Solar 52.929 29,4 1.556.112,60
IDO 29.059 30,6 889.205,40
Olie 519 430,0 223.170,00 2.668.488,00
Kuartal I 8.277.772,40
Kuartal II
Solar 151.765 29,4 4.461.891,00
IDO 83.322 30,6 2.549.653,20
Olie 1.488 430,0 639.840,00 7.651.384,20
Kuartal III
Solar 151.225 29,4 4.446.015,00
IDO 83.026 30,6 2.540.595,60
Olie 1.483 430,0 637.690,00 7.624.300,60
Kuartal IV
Solar 158.786 29,4 4.668.308,40
IDO 87.177 30,6 2.667.616,20
Olie 1.557 430,0 669.510,00 8.005.434,60

Jumlah 31.558.891,80

c. Gaji Bagian Produksi


Pada Pabrik Tekstil Bintang Tiga, yang dimaksud dengan gaji adalah uang
yang dibayarkan secara tetap jumlahnya kepada segolongan karyawan. Selama ini
pabrik mengambil suatu kebijaksanaan khusus tentang gaji yakni :
Gaji dinaikkan 20% setiap 5 tahun.

Data gaji bagian produksi 5 tahu terakhir adalah :

Tahun Gaji
1978 Rp 15.852.958
1979 19.023.550
1980 19.023.550
1981 19.023.550
1982 19.023.550

Karena kebijaksanaan untuk menaikkan gaji setiap 5 tahun maka tahun 1983
gaji masih tetap sebesar Rp 19.023.550,00
20
d. Jaminan Makan
Dengan menggunakan teknik yang sama dengan teknik – teknik yang
terdahulu, akhirnya akan diperoleh proyeksi ongkos jaminan makan per orang tahun
1983 yakni sebesar Rp 50,50 per hari.
Dengan memperhatikan jumlah karyawan yang mendapat jaminan sebanyak 144
orang dan hari kerja sebulan rata – rata 25 hari, maka dapatlah diestimasikan biaya
jaminan makan karyawan tahun 1983 sebagai berikut :

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Perkiraan Biaya Jaminan Makanan
Tahun 1983

Bulan Jaminan Makan


Januari 181.800.000
Februari 181.800.000
Maret 181.800.000
Kuartil I 545.400.000
Kuartil II 545.400.000
Kuartil III 545.400.000
Kuartil IV 545.400.000

Jumlah 2.181.600.000

e. Pakaian Karyawan
Dengan teknik yang sama pula, maka dapat disusun estimasi ongkos pakaian karyawan
untuk tahun 1981 sebagai berikut :

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Tahun 1983

Jumlah Karyawan Biaya Per Orang (Untuk Jumlah


Pakaian)
144 Orang 3.540 509.760

f. Spare Parts

21
Biaya spare parts adalah biaya yang digunakan untuk mengganti onderdil – onderdil
mesin yang sudah tua atau rusak.
Pergantian spare parts dipengaruhi oleh jam mesin produksi, sedangkan jam mesin
produksi tergantung pada volume produksi. Dalam arti kata kenaikan volume produksi akan
menyebabkan kenaikan jam mesin produksi dan hal ini dapat menyebabkan adanya spare part
yang menjadi aus/rusak. Tetapi tingkat penggantian spare parts ini tidak proporsional
terhadap kenaikan jam mesin produksi. Oleh karena itu biaya spare parts akan digolongkan
dalam biaya semi variabel. Dan didalam estimasi biaya spare parts akan diadakan pendekatan
antara ongkos spare parts dengan jumlah volume produksi.
Untuk mengetahui apakah variabilitas ongkos spare parts dengan variabilitas volume
produksi terdapat hubungan yang cukup kuat, maka perlu diadakan pengukuran tentang
tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut. Dalam mana hal ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi pearson :

r=

Pada hakikatnya, nilai r dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga +1.


Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemahatau tidak
terdapat hubungan sama sekali
Bila r = +1 atau mendekati 1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan positif dan sangat
kuat sekali,
Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi dikatakan sangat kuat dan negatif
Dari data ongkos spare parts dan volume produksi selama lima tahun yang lalu, maka
koefisien korelasinya dapat dihitung sbagai berikut :

Biaya spare parts Produksi


Tahun dalam ribuan dalam ribuan Y2 x2 XY
rupiah (y) unit (x)

1978 8.030.676,00 39.521,00 64.491.757,01 1.561,91 317.380,35


1979 9.757.382,00 53.336,00 95.206.503,49 2.844,73 520.419,73
1980 12.983.944,00 77.298,00 168.582.801,70 5.974,98 1.003.632,90
1981 16.543.420,00 82.107,00 273.837.044,70 6.741,56 1.367.591,62
1982 25.206.844,00 101.073,00 635.384.984,40 10.215,75 2.547.731,34
72.522.266,00 353.335,00 1.237.503.091,30 27.338,93 5.756.755,94

22
r=

=0,93.903

Dari perhitungan diatas, korelasi antara volume produksi dan biaya spare parts
ternyata positif dan kuat sekali. Hal ini berarti pada tahun 1978 – 1982 mengalami kenaikan /
penurunan produksi yang terjadi bersama – sama dengan kenaikan / penurunan ongkos spare
parts.
Koefisien korelasinya yang sebesar 0,93.903 menggambarkan tingkat asosiasi yang
kuat antara kedua variabel tersebut. Dengan menggunakan dasar biaya spare parts dan
volume produksi selama periode lima tahun yang lalu, akan diproyeksikan ongkos spare parts
tahun 1983. Dalam hal ini akan digunakan metode regresi yang dirumuskan sebagai :

Y = a+Bx

b=

a=

dimana :
a = jumlah pasang observasi atau pengukuran
b = koefisien regresi

Biaya spare parts


Produksi dalam
Tahun dalam ribuan XY x2
ribuan unit (x)
rupiah (y)

1978 8.030.676,00 39.521,00 317.380,35 1.561,91


1979 9.757.382,00 53.336,00 520.419,73 2.844,73
1980 12.983.944,00 77.298,00 1.003.632,90 5.974,98
1981 16.543.420,00 82.107,00 1.367.591,62 6.741,56
1982 25.206.844,00 101.073,00 2.547.731,34 10.215,75
72.513.266,00 353.335,00 5.756.755,94 27.338,93

23
b=

= 262.66331

a=

= -4.058,9749

Persamaan regresinya menjadi


Y = -4.058,9749 + 262.66331 X

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Tahun 1983

Bulan / Produksi Ongkos Spare


Kuartal (Unit) Parts)
Januari 11.100 2.557.320
Februari 9.500 2.157.050
Maret 9.800 2.235.850
Kuartal 1 30.400 6.970.220
Kuartal II 28.100 6.336.090
Kuartal III 28.000 6.339.830
Kuartal IV 29.400 6.707.560
Jumlah 115.900 26.838.700

g. Asuransi
Seperti halnya degan gaji, asuransi merupakan biaya tetap bagi pabrik ini, menurut
perkiraan dan beberapa asumsi, biaya asuransi tahun 1983 tidak akan mengalami perbedaan
dengan tahun – tahun sebelumnya, yakni 868.200,00

h. Biaya Alat – Alat Tulis

24
Pada umumnya alat – alat tulis diperlukan di bagian administrasi. Tetapi pada pabrik
tekstil Bintang Tiga, alat tulis juga diperlukan dalam proses produksi. Sehingga alat tulis
yang digunakan dalam proses produksi dimasukkan dalam biaya manufacturing.
Karena administrasi bagian produksi sangat erat dengan tingkat produksi, maka dalam
mengestimasi biaya alat – aat tulis akan diadakan pendekatan antara biaya alat tulis dengan
volume produksi selama 5 tahun yang lalu.

Tahun Produksi (Unit) Alat – alat tulis


1978 39.521 404.753,00
1979 53.336 422.141
1980 77.298 470.781
1981 82.107 1.175.335,25
1982 101.073 1.129.946,75

Dari data diatas, dengan menggunakan metode regresi akan diproyeksikan biaya alat –
alat tulis tahun 1983.

Biaya alat - alat


Produksi dalam
Tahun tulis dalam ribuan XY Y2
ribuan piece (x)
rupiah (y)
1978 404.753,00 39.521,00 15.996,24 1.561,91
1979 422.141,00 53.336,00 22.515,31 2.844,73
1980 740.781,00 77.298,00 57.260,89 5.974,98
1981 1.175.335,00 82.107,00 96.503,23 6.741,56
1982 1.279.947,00 101.073,00 129.368,08 10.215,75
4.022.957,00 353.335,00 321.643,75 27.338,93

Y = a + Bx

b= = 15,762242

a= = 309,278927

Persamaan regresinya menjadi Y = - 309,279 + 15,762 X


Persamaan regresi dalam bulanan menjadi :
Y = -25,77325 + 15,762 X
Dari persamaan regresi diatas maka dapat disusun budget biaya alat –alat tulis tahun
1983 seperti tabel berikut

25
PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA
Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Tahun 1983

Biaya alat - alat


Bulan Produksi (Unit)
tulis

januari 11,100 149,190


februari 9,500 123,970
maret 9,800 128,690
kuartal I 30,400 401,850
kuartal II 28,100 365,590
kuartal III 28,000 364,020
kuartal IV 29,400 386,080
Jumlah 115,900 1,517,540

i. Penyusutan
Penyusutan merupakan biaya yang tetap per bulannya bagi tiap – tiap unit mesin yang
dimiliki serta aktiva tetap lainnya. Tetapi secara total, setiap tahunnya jumlah penyusutan
semakin besar seperti tampak pada tabel berikut

Tahun Penyusutan
1978 11.896.322,74
1979 12.156.453,99
1980 19.159.990,39
1981 19.927.299,62
1982 21.245.754,79

Dengan perhitungan yang menggunakan statistic moment, maka akan ditemukan


proyeksi biaya penyusutan tahin 1981 yakni sebesar 24.818.075.
Akhirnya setelah diproyeksikan seluruh elemen biaya pabrik, maka dapatlah disusun
anggaran biaya pabrik secara keseluruhan untuk tahun 1983

PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA


Anggaran Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Tahun 1983

26
Macam - macam biaya Jumlah
Bahan Pembantu 10,894,600.00
Bahan Bakar 31,583,825.40
Gaji Bagian Produksi 19,023,550.00
Jaminan Makan 2,181,600.00
Pakaian Karyawan 509,760.00
Spare Parts 26,383,700.00
Asuransi 868,200.00
Alat - Alat Tulis 1,517,540.00
Penyusutan 24,818,075.00
Jumlah 117,780,850.40

Anggaran Biaya Umum dan Administrasi


Pada pabrik tekstil Bintang Tiga dikenal beberapa elemen biaya yang dikategorikan
sebagai biaya umum dan administrasi.
Besarnya masing – masing biaya selama 5 tahun terakhir adalah

1978 1979 1980 1981 1982


9,634,596.0 9,634,546.0 9,634,596.0
Gaji 0 9,634,596.00 0 0 11,882,667.00
310,715.0 426,265.0 539,795.0 755,475.0 998,435.0
Jaminan makanan 0 0 0 0 0
117,276.0 141,724.0 192,635.0 194,688.0 236,204.0
Pakaian Karyawan 0 0 0 0 0
601,481.0 843,552.0 1,020,929.0 1,243,162.7 1,556,819.0
Biaya Administrasi 0 0 0 5 0
360,000.0 360,000.0 360,000.0 360,000.0 360,000.0
Telepon 0 0 0 0 0
728,314.0 845,510.0 975,335.4 1,107,377.0 1,491,672.0
Biaya Kendaraan 0 0 5 0 0
630,800.0 873,794.0 967,796.0 954,568.0 1,030,645.0
Biaya Pengobatan 0 0 0 0 0
556,514.3 256,888.3 344,731.6 705,919.1 689,344.1
Penyusutan 0 0 0 0 0
683,036.8 689,270.1 550,909.4 983,175.9 779,303.2
Lain - lain 3 5 0 0 0
13,622,733.1 14,586,677.4 15,938,961.7 19,025,089.3
jumlah 3 14,071,599.45 5 5 0

a. Gaji
Yang dimaksud dalam gaji dalam hal ini adalah gaji karyawan bagian administrasi,
umum, keuangan, dan gaji yang diterima pimpinan perusahaan.
Kebijakan gaji bagian – bagian ini sama dengan gaji karyawan bagian produksi yakni
menaikkannya sebesar 209 setiap 5 tahun. Karena tahun 1982 gaji baru dinaikkan menjadi Rp
11.882.667. maka menurut kebijakan gaji tahun 1983 adalah sama yakni Rp 11.882.667.

27
b. Jaminan Makan
Dengan dasar dan teknik perhitungan yang sama dengan perhitungan jaminan makan
sebelumnya, dimana jumlah karyawan 74 orang dan hari kerja setiap bulan adalah 25 hari
maka diperkirakan biaya jaminan makan tahun 1983 akan sebesar 1.121.100

c. Pakaian Karyawan
Dengan mendasarkan pada proyeksi ongkos pakaian per orang dan jumlah karyawan ,
maka diperkirakan ongkos untuk karyawan pada tahun 1983 akan sebesar 261.960

d. Biaya Administrasi
Menurut perkiraan berdasarkan data historis, biaya administrasi tahun 1983 akan sebesar
1.775.420

e. Biaya Telepon
Diperkirakan pemakaian telepon tahun 1983 tidak akan mengalami perubahan yang
mencolok dengan tahun – tahun sebelumnya. Tarif pemakaian jasa telepon pada tahun 1983
diperkirakan juga tidak akan berubah. Sehingga biaya telepon tahun 1983 diperkirakan sama
dengan tahun – tahun sebelumnya yakni 360.000

f. Kendaraan
Biaya kendaraan di sini adalah biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan dalam
menjalankan aktivitas penjualan. Karena itu dalam mengestimasi biaya ini diadakan
pendekatan antara biaya kendaraan dengan volume penjualan selama 5 tahun yang terakhir.
Dengan teknik serupa, diperkirakan biaya kendaraan tahun 1983 sebesar 1.561.250

g. Biaya Pengobatan
Biaya pengobatan karyawan tahun 1983 diperkirakan sebesar 1.139.995. akhirnya dari
proyeksi biaya – biaya diatas, anggara biaya umum dan administrasi pabrik tekstil Bintang
Tiga tahun 1983 dapat disusun sebagai berikut :
Jenis biaya Jumlah
Gaji 11,882,670.00
Jaminan makanan 1,121,100.00
Jaminan Pakaian 261,960.00
Biaya Administrasi 1,775,420.00
Telepon 360,000.00
Biaya Kendaraan 1,561,250.00
Biaya Pengobatan 1,139,995.00

28
jumlah 18,102,395.00

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

29

Anda mungkin juga menyukai