Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

Anggaran Bahan Baku


Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Anggaran Perusahaan

Disusun oleh :
Kelompok 4

Rizky Atika Salsabila Ivabianca P 170810201051


Annusha Chandrika Putri 170810201052

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
2018
DAFTAR ISI

ANGGARAN BAHAN MENTAH...................................................................................3

1. ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH.............................................4


2. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH...............................................6
3. ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN MENTAH...........................................15
4. ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH YANG HABIS DIGUNAKAN....20
5. FUNGSI PERENCANAAN KOORDINASI DAN PENGAWASAN PADA
ANGGARAN-ANGGARAN BAHAN MENTAH.............................................22
6. CONTOH SOAL.................................................................................................25

2
ANGGARAN BAHAN MENTAH

Bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi dua :

(1) Bahan mentah langsung adalah semua bahan mentah yang merupakan “bagian”
barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah
langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi
yang dihasilkan, dapat pula disebut sebagai biaya varibel bagi perusahaan.

(2) Bahan mentah tak langsung adalah bahan mentah yang ikut berperan dalam proses
produksi, tetapi tidak secara langsung “tampak” pada barang jadi yang dihasilkan.

Anggaran bahan mentah hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan


mentah langsung.

Tujuan penyusunan anggaran bahan mentah :

1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah.


2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentaj yang diperhatikan.
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan mentah.
4. Sebagai dasar penyusunan product costing, yaitu memperkirakan komponen
harga pokok publik karena penggunaan bahan mentah dalam proses produksi.
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah.

Anngaran bahan mentah terdiri dari :

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan mentah diperinci
menurut jenisnya , menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan, serta
menurut bagian-bagian dalam periodik yang menggunakan bahan mentah
tersebut.
2. Anngaran Pembelian Bahan Mentah

3
Disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang harus dibeli pada
periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan kebutuhan bahan mentah.
3. Anggaran Persediaan Bahan Mentah
Dikarenakan adanya faktor persediaan, jumlah bahan mentah yang dibeli tidak
harus sama dengan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan. Anggaran ini
disusun sebagai perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan mentah yang
disimpan sebagai persediaan.
4. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam Produksi
Sebagian bahan mentah disimpan sebagai persediaan dan sebagian dipergunakan
dalam proses produksi. Anggaran ini disusun sebagai perencanaan nilai bahan
mentah yang digunakan dalam satuan uang.

1. ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH

Disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah langsung yang diperlukan,
bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan :

1. Jenis barang jadi yang dihasilkan


2. Jenis bahan mentah yang digunakan
3. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
4. Standar penggunaan bahan mentah
merupakan bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan mentah yang
diperlukan untuk menghasilkan 1 satuan barang jadi.
5. Waktu penggunaan bahan mentah

Secara sederhana dapat digambarkan bentuk dasar anggaran kebutuhan bahan mentah
sebagai berikut :

Bahan Mentah X Bahan Mentah Y


Produksi SP Kehutuhan Produksi SP Kebutuhan
Kuartal 1
Barang A
Barang B
Jumlah

4
Kuartal 2
Barang A
Barang B
Jumlah
Kuartal 3
Barang A
Barang B
Jumlah
Kuartal 4
Barang A
Barang B
Jumlah
Catatan : Kebutuhan barang mentah merupakan hasil kali jumlah barang dengan SP

Contoh :

PT. Edelweiss memproduksi 2 macam barang, yakni barang A dan barang B dengan
menggunakan bahan mentah X, Y, dan Z. Rencana produksi 3 bulan mendatang,
sebagai berikut :
Bulan A B
Januari 10.000 7.000
Februari 12.000 8.000
Maret 11.000 7.000

Standar penggunaan untuk setiap jenis bahan mentah :


Barang Bahan Mentah
X Y Z
A 3 3 1
B 2 3 2

Harga tiap unit masing-masing jenis bahan mentah adalah :


X = Rp 80,-
Y = Rp 70,-
Z = Rp 60,-

5
PT. EDELWEISS
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Januari-Maret 2017
Produksi Bahan Mentah X Bahan Mentah Y Bahan Mentah Z
SP Kebutuhan SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari 10.000 3 30.000 3 30.000 1 10.000
Februari 12.000 36.000 36.000 12.000
Maret 11000 33.000 33.000 11.000
Jumlah 33.000 99.000 99.000 33.000
Barang B
Januari 7.000 2 14.000 3 21.000 2 14.000
Februari 8.000 16.000 24.000 16.000
Maret 7.000 14.000 21.000 14.000
Jumlah 22.000 44.000 66.000 44.000
Jumlah 143.000 165.000 77.000
Kebutuhan

2. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH

Berisi tentang rencana kuantitas bahan mentah yang harus dibeli oleh perusahaan dalam
periode waktu mendatang. Risiko yang dapat muncul :

1. Apabila jumlah barang yang dibeli terlalu besar : bertumpuknya bahan mentah
di gudang yang mungkin mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya
bahan mentah menunggu giliran untuk diproses, dan biaya penyimpanan yang
menjadi lebih besar.
2. Apabila jumlah barang yang dibeli terlalu kecil : tehambatnya kelancaran proses
produksi akibat kehabisan bahan mentah, serta timbulnya biaya tambahan untuk
mencari bahan mentah pengganti secepatnya.

JUMLAH PEMBELIAN YANG PALING EKONOMIS (ECONOMICAL ORDER


QUANTITY)

Hal yang perlu dipehatikan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga besarnya
jumlah bahan mentah setiap kali pembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah
tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan mentah. Dalam menghitung EOQ
dipertimbangkan 2 jenis biaya yanh bersifat variabel, yaitu :

6
1. Biaya Pemesanan, yaitu biaya yanh dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
pemesanan barang mentah. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan frekuensi
pemesanan. Sebaliknya, biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah bahan
mentah setiap kali produksi.
Umpamanya :
 Biaya-biaya persiapan pemesanan
 Biaya administrasi
 Biaya pengiriman pesanan
 Biaya mencocokkan pesanan yang masuk
 Biaya mempersiapkan order pembayaran
2. Biaya Penyimpanan, yaitu biaya-biaya yang dilakukan sehubungan dengan
kegiatan penyimpanan bahan mentah yang sudah dibeli. Biaya ini berubah-ubah
sesuai dengan jumlah bahan mentah yang disimpan. Biaya penyimpanan
memiliki sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan.
Umpamanya :
 Biaya pemeliharaan
 Biaya asuransi
 Biaya perbaikan kerusakan

Jumlah pembelian yang paling ekonomis dihitung menggunakan rumus :

2𝑅.𝑆
EOQ = √ 𝑃.𝐼

dimana :

R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu

S = biaya pemesanan

P = harga per unit bahan mentah

I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase dari persediaan rata-rata

Selain dengan rumus di atas, jumlah pembelian yang palinh ekonomis dapat pula
dihitung dengan rumus :

7
2𝑅.𝑆
dimana : EOQ = √𝐶/𝑢𝑛𝑖𝑡

R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suagu jangka waktu tertentu

S = biaya pemesanan

C/unit = biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah

Contoh :

PT. Edelweiss memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama tahun 2018 sebanyak
2000 kg. Setiap kali dipesan, akan dikeluarkan biaya sekitar Rp 100 sebagai biaya
perangko. Harga per kg bahan mentah adalah Rp 40. Biaya penyimpanan setiap kg
bahan mentah adalah Rp 10. Maka jumlah pembeliaan yang paling ekonomis adalah:

√2𝑅𝑆 √2. 2000.100 √400000


𝐸𝑂𝑄 = = = = √40000 = 200 𝑘𝑔
𝐶 /𝑢𝑛𝑖𝑡 10 10

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH

Untuk menjaga kelancaran prosen produksi tidak cukup hanya ditentukan jenis bahan
mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan mentah harus
dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan.

Stock Out Cost, biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan


datangnya bahan mentah.
Extra Carrying Cost, biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena bahan
mentah datang terlalu awal.
Lead Time adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saat
datangnya bahan mentah yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses
produksi.
Reorder Point adalah saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali bahan
mentah yang diperlukan.

8
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu
dioerhatikan faktor-faktor :

 Lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)


 Extra-carrying cost
 Stock out cost

Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data,
untuk kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.

Misalnya,

Diamati 80 buah data historis tentang lead time. Ke-80 data tersebut menunjukkan :

Lead time 4 hari = 20 buah


Lead time 5 hari = 40 buah
Lead time 6 hari = 20 buah

Sehingga probabilitas masing-masing adalah :

Lead time 4 hari = 20/80 x 100% = 25%


Lead time 5 hari = 40/80 x 100% = 50%
Lead time 6 hari = 20/80 x 100% = 25%

Contoh penghitungan reorder point

Menurut perkiraan, selama tahun 2018 PT. Edelweiss membutuhkan bahan mentah
sebesar 20.000 kg. Untuk merencanakan kapan saat pemesanan yang tepat hsrus
dilakukan, diamati 40 buah data pemesanan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Dari pengamatan tersebut diperoleh kenyataan :

Lead time 3 hari = 10 buah


Lead time 4 hari = 20 buah
Lead time 5 hari = 10 buah

Biaya penyimpanan bahan mentah per kg per tahunnya adalah Rp 2. Biaya pemesanan
adalah Rp 200. Apabila kehabisan bahan mentah dapat dicari bahan pengganti. Untuk
ini dikeluarkan biaya sebesar Rp 0,50 setiap unit bahan pengganti.

Apabila 1 tahun dianggap 300 hari, kapan pembelian kembali harus dilakukan?

9
Jawaban :

Kebutuhan = 20.000 kg

Carrying Cost = Rp 2 per kg per tahun

Procurements Cost = Rp 200 per order

Lead Time Frekuensi Probabilitas


3 hari 10 0,25
4 hari 20 0,50
5 hari 10 0,25
40 1,00

√2𝑅𝑆 √2. 20000.200 √80000000


𝐸𝑂𝑄 = = = = √4000000 = 2000 𝑘𝑔
𝐶 /𝑢𝑛𝑖𝑡 2 2

20000
Frekuensi pemesanan = = 10 𝑘𝑎𝑙𝑖
1000

(2000.2)
Carrying cost per hari per order = = 𝑅𝑝 1,33
300

 Bila lead time = 3 hari


ECC = 0 (karena 3 hari adalah waktu yang cepat, atau tidak mungkin lebih cepat
lagi)
 Bila lead time = 4 hari
ECC = 1 (0,25)(Rp 1,33) = Rp 0,3325
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 3 hari (1 hari lebih cepat)
dengan probabilitas 0,25
 Bila lead time = 5 hari
ECC = 2 (0,25)(Rp 1,33) = Rp 0,665
ECC = 1 (0,50)(Rp 1,33) = Rp 0,665
Rp 1,33
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 3 hari (2 hari lebih cepat)
dengan probabilitas 0,25 atau dalam 4 hari (1 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 0,50.

10
Stock Out Cost (SOC)

20000
Kebutuhan bahan mentah per hari = = 66,6 𝑘𝑔
300

Stock out cost per kg = Rp 0,50

 Bila lead time = 5 hari


Stock out cost = 0
Karena 5 hari merupakan waktu paling lama atau tidak mungkin lebih lambat
lagi
 Bila lead time = 4 hari
SOC = 1 (0,25)(66,6)(Rp 0,50) = Rp 8,329
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam5 hari (1 hari lebih lambat)
dengan probabilitas 0,25
 Bila lead time = 3 hari
SOC = 2 (0,50)(66,6)(0,50) = Rp 16,65
1 (0,50)(66,6)(0,50) = Rp 16,65
Rp 33,3

Dari perhitungan ECC dan SOC di atas dapat dibuat perbandingan sebagai berikut :

Lead ESC SOC Total per


Time Pre order Per tahun Pre order Per tahun tahun
3 hari 0 0 33,3 333,0 333
4 hari 0,3325 3,325 8,329 83,29 86,615
5 hari 1,33 13,3 0 0 13,3

Kesimpulan : Lead time 4 hari akan mendatangkan biaya total yang minimum (Rp
86,615)

Setelah lead time diketahui, lalu dihubungkan dengan kebijaksanaan mengenai besarnya
persediaan besi. Pemesanan kembali dibakukan pada saat tingkat persediaan bahan
mentah sama dengan tingkat persediaan besi ditambah penggunaan selama lead time.

Jadi :

11
Persediaan Besi (misal ditetapkan untuk kebutuhan 10 hari) = 666,0 kg
Kebutuhan selama lead time (4 x 66,6 kg) = 266,4 kg
Saat pemesanan kembali = 932,4 kg

Artinya, pemesanan bahan mentah kembali dihaluskan apabila tingkat persediaan bahan
menunjukkan 932,4 kg.

BENTUK DASAR ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH

Anggaran pembelian bahan mentah dapat disusun apabila total kebutuhan bahan mentah
dalam satu periode telah ditentukan, dengan perhitungan sebagai berikut :

Persediaan Akhir............................................. XX
Kebutuhan bahan mentah untuk produksi....... XX
............................................................................... +
Jumlah kebutuhan........................................ XX
Persediaan awal........................................... XX
.............................................................................. -
Pembelian bahan mentah............................. XX

Dalam anggaran pembelian bahan mentah dicantumkan :

1. Jenis bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi


2. Jumlah yang harus dibeli
3. Harga per satuan bahan mentah

Dengan dicantumkan harga per satuan bahan mentah, maka dapat dibilang jumlah uang yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembelian bahan mentah. Secara sedeharna, bentuk
dasar adalah sebagai berikut :

PT. EDELWEISS

Anggaran Pembelian Bahan Mentah

Tahun 2018

Jenis bahan mentah dan Kebutuhan Persedia Jumlah Persedi Pembelian


waktu bahan an Akhir persedia aan Unit Harg

12
mentah an Awal a
untuk Juml
produksi ah
Bahan mentah A
- Januari
- Februari
- Maret
- Kuartal 2
- Kuartal 3
- Kuartal 4
Jumlah (dalam 1 tahun)
Bahan mentah B
- Januari
- Februari
- Maret
- Kuartal 2
- Kuartal 3
- Kuartal 4
Jumlah (dalam 1 tahun)

Contoh :

PT. Edelweiss memproduksi barang X dengan menggunakan 3 jenis bahan mentah,


yaitu A, B, dan C. Kebutuhan masing-masing jenis bahan mentah selama tahun 2017
adalah sebagai berikut :

Bahan Mentah
A B C
Januari 400 500 400
Februari 500 600 500
Maret 500 600 400
Kuartal 2 800 1300 1100
Kuartal 3 700 1300 1100

13
Kuartal 4 700 1300 1100
Jumlah 3600 5600 4600

Rencana persediaan akhir setiap bulan atau kuartal selama tahun 2017 adalah :

Bahan Mentah
A B C
Januari 200 220 210
Februari 250 225 220
Maret 220 200 210
Kuartal 2 230 200 225
Kuartal 3 250 250 200
Kuartal 4 250 225 200

Persediaan awal tahun 2017 untuk masing masing jenis bahan mentah adalah :

A = 100
B = 150
C = 100

Harga per satuan bahan mentah adalah :

A = Rp 10,00
B = Rp 15,00
C = Rp 10,00

Susunlah anggaran pembelian bahan mentah untuk PT. Edelweiss tahun 2017!

Jawaban :

PT. EDELWEISS

Anggaran Pembelian Bahan Mentah

Tahun 2017

Jenis bahan Kebutuhan Persedia Jumlah Perse Pembelian

14
mentah dan waktu bahan an Akhir kebutuhan diaan Unit Harg Jumlah
mentah Awal a
untuk
produksi
Bahan Mentah A
Januari 400 200 600 100 400 Rp Rp 4000
Februari 500 250 750 150 650 10 Rp 6500
Maret 500 220 720 130 870 Rp 8700
Kuartal 1 800 230 1030 440 1100 Rp 11000
Kuartal 2 700 250 950 10 1350 Rp 13500
Kuartal 4 700 250 950 440 1600 Rp16000
Jumlah (1 tahun) 3600 250 5000 100 5970 Rp Rp 59700
10
Bahan Mentah B
Januari 500 220 720 150 500 Rp Rp 7500
Februari 600 225 825 225 725 15 Rp 10875
Maret 600 200 800 175 925 Rp 13875
Kuartal 2 1300 200 1500 925 1125 Rp 16875
Kuartal 3 1300 225 1525 150 1350 Rp 20250
Kuartal 4 1300 225 1525 925 1575 Rp 23625
Jumlah (1 tahun) 5600 225 6895 150 6200 Rp Rp 93000
15
Bahan Mentah C
Januari 400 210 610 100 400 Rp Rp 4000
Februari 500 220 720 180 620 10 Rp 6200
Maret 400 210 610 10 830 Rp 8300
Kuartal 2 1100 225 1325 965 1055 Rp 10550
Kuartal 3 1100 200 1300 -65 1255 Rp 12550
Kuartal 4 1100 200 1300 965 1455 Rp 14550
Jumlah (1 tahun) 4600 200 5865 100 5615 Rp Rp 56150
10

15
3. ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN MENTAH
Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijakan dalam menilai persediaan yang
berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Kebijakan FIFO (First in first out)
2. Kebijakan LIFO (Last in first out)
Dalam kebijaksanaan FIFO bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk
produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk ke gudang sehingga sering pula
diterjemahkan “Pertama Masuk Pertama Keluar” dengan kata lain penilaian bahan
mentah di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu atau pembeliannya.
Sebaliknya dalam kebijaksanaan LIFO harga bahan mentah yang masuk ke gudang
lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan mentah yang digunakan dalam
produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.
Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan kebijaksanaan mana yang dipilih
titik hal ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan mentah dan
anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan karena adanya faktor perbedaan
harga dari waktu ke waktu. Harga bahan mentah mungkin berbeda dari waktu ke waktu,
dan ini perlu diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di dalam gudang dan
dipakai untuk produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Oleh karena itu harus
diperhitungkan, apakah bahan mentah digunakan secara FIFO atau LIFO. Salah satu
tujuan penyusunan anggaran perusahaan bahan mentah adalah untuk pengawasan
tingkat persediaan bahan mentah di gudang yang tidak terkontrol akan sangat
membahayakan perusahaan. Dengan mendasarkan diri pada anggaran persediaan bahan
mentah maka dapat dilihat apakah penggunaan bahan mentah dan bahan mentah yang
tersisa sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula ataukah terjadi penyimpangan.
Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor seperti :
1. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (ini dapat dilihat pada
Anggaran Produksi)
2. Bahan mentah minimal yang disebut safety stock persediaan besi
3. Besarnya pembelian ekonomis

16
4. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah dan pada waktu-waktu
mendatang
5. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
6. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak

Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan mentah yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi
merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan saat
dilakukannya pemesanan bahan mentah atau reorder point.
Besarnya persediaan besi ditentukan oleh berbagai faktor yakni :
1. Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan mentah yang dipesan, apakah selalu
tepat pada waktunya atau tidak.
Apabila leveransir selalu tepat waktu menyerahkan pesanan, maka risiko kehabisan
bahan mentah relatif kecil, sehingga persediaan besi tidak perlu terlalu besar.
Sebaiknya bila leveransir biasanya terlambat menyerahkan bahan mentah yang dipesan,
maka risiko kehabisan bahan mentah relatif besar sehingga perlu adanya persediaan besi
yang cukup besar pula.
2. Jumlah bahan mentah yang dibeli setiap kali pemesanan.
Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli besar berarti persediaan rata-rata di atas
persediaan besi besar pula,sehingga risiko kehabisan bahan mentah relatif kecil dalam
hal ini tidak perlu persediaan besi yang besar sebaiknya bila jumlah bahan mentah yang
dipesan setiap kali kecil maka persediaan rata-rata di atas persediaan masih kecil pula,
sehingga risiko kehabisan relatif besar . Dalam hal ini perlu persediaan besi yang besar.
3. Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan bahan mentah yang tepat.
Bagi perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah secara
tepat maka risiko kehabisan bahan mentah kecil (karena bahan mentah yang dibutuhkan
sudah disediakan sepenuhnya) sebaliknya bila jumlah kebutuhan bahan mentah tidak
dapat diduga secara tepat maka risiko kehabisan bahan mentah menjadi besar, sehingga
perlu persediaan besi yang besar pula.
4. Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan mentah dan biaya ekstra karena
kehabisan bahan mentah.

17
Apabila biaya penyimpanan tampak lebih besar daripada biaya ekstra akibat
kehabisan bahan mentah maka tidak perlu adanya persediaan yang terlalu besar.
Sebaliknya bila kehabisan bahan mentah akan menimbulkan biaya ekstra yang lebih
besar daripada biaya penyimpanan, maka perlu persediaan besi yang cukup besar

Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Dalam anggaran persediaan bahan baku mentah perlu diperinci hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis bahan mentah yang digunakan
2. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
4. Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan
Secara sederhana bentuk dasar anggaran persediaan bahan mentah adalah sebagai
berikut :
PT Sama-Sama
Anggaran Persediaan Bahan Mentah
2016

Bulan Bahan Mentah A Bahan Mentah B Jumlah (Rp)

Kuartal Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah


Persediaan
Awal:
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Persediaan
Akhir
tahun

18
Contoh soal :
PT. Ikan Mas memproduksi barang X dengan menggunakan 2 bahan mentah
yaitu A dan B. Kebutuhan masing-masing jenis bahan mentah selama tahun 2016 adalah
sebagai berikut :

Bulan Bahan Mentah

Kuartal A B
Januari 300 400
Februari 400 500
Maret 400 500
Kuartal II 700 1.200
Kuartal III 600 1.200
Kuartal IV 600 1.200
Jumlah 3.000 5.000
Rencana persediaan akhir setiap bulan atau kuartal selama tahun 2016 adalah
Bulan Bahan Mentah

Kuartal A B
Januari 100 120
Februari 150 125
Maret 120 100
Kuartal II 130 100
Kuartal III 150 150
Kuartal IV 150 125

Persediaan awal Tahun 2016 untuk masing-masing jenis bahan mentah adalah :
A = 100
B = 150
Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah adalah
A = Rp. 5000
B = Rp. 4000
Susunlah Anggaran Persediaan Bahan Mentah Tahun 2016!

19
PT. Ikan Mas
Anggaran Persediaan Bahan Mentah
2016
Bulan Bahan Mentah A Bahan Mentah B

Kuartal Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah


Persediaan
Awal:
Januari 100 5000 500.000 100 4000 400.000
Februari 100 500.000 120 480.000
Maret 150 750.000 125 500.000
Kuartal II 120 600.000 100 400.000
Kuartal III 130 650.000 100 400.000
Kuartal IV 150 750.000 150 600.000
Persediaan 150 750.000 125 500.000
Akhir tahun
Persediaan awal Januari adalah persediaan awal tahun 2016
Persediaan awal Februari adalah persediaan akhir Januari, persediaan awal Maret adalah
persediaan akhir Februari dan seterusnya. Persediaan akhir tahun 2016 adalah
persediaan akhir kuartal IV

4. ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH YANG HABIS DIGUNAKAN


Tentu saja tidak semua bahan mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk
produksi . Hal ini disebabkan karena dua hal yakni :
1. Perlu adanya persediaan akhir yang akan menjadi persediaan awal periode
berikutnya
2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat
kehabisan
Bahan mentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung
nilainya. Rencana besarnya nilai bahan mentah yang harus digunakan dalam proses
produksi dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri disebut anggaran biaya bahan

20
mentah yang habis digunakan. Manfaat disusunnya anggaran biaya bahan mentah yang
harus digunakan antara lain :
1. Untuk keperluan product costing yakni penghitungan harga pokok barang yang
dihasilkan perusahaan
2. Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan mentah

Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan


Dalam anggaran ini standar penggunaan bahan mentah masih diperhatikan tetapi
tidak dicantumkan lagi karena sudah dicantumkan pada anggaran kebutuhan bahan
mentah Anggaran biaya mentah yang habis digunakan perlu hal-hal
1. Jenis bahan mentah yang digunakan
2. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
4. Nilai masing-masing bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
5. Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan mentah
6. Waktu penggunaan bahan mentah

Contoh Soal :
PT Atika menghasilkan dua macam barang yakni barang A dan barang B pada bagian
produksi terdapat dua bagian yaitu bagian 1 dan bagian II barang B diproses melalui 2
bagian tersebut sedangkan barang A melalui bagian 1 saja. Bahan yang digunakan dua
macam yakni sebagai bahan X dan Y. Bahan mentah X digunakan pada bagian 1 dan 2
sedangkan bahan mentah Y hanya digunakan di bagian dua dan hanya untuk barang B.
Perusahaan ini membuat anggaran atas dasar tengah tahunan.

Rencana produk setengah tahun adalah


bulan kuartal Barang A Barang B
Januari 5000 8000
Februari 6000 9000
Maret 7000 10000
Kuartal II 20.000 30.000

21
Jumlah 38.000 57.000

Setiap unit barang A menggunakan 5 unit bahan X dan tidak menggunakan Y.


Sedangkan unit B menggunakan 6 unit X dan 7 unit Y Bila Harga x adalah 3 dan Y
adalah 2 per unit maka susunlah anggaran biaya mentah habis digunakan untuk
setengah tahun
PT ATIKA
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah

Waktu Produksi Barang Barang Barang Barang


Mentah X Mentah X Mentah Y Mentah Y
SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari 5000 5 25.000
Februari 6000 30.000
Maret 7000 35.000
Kuartal II 20.000 100.000
Jumlah 38.000 190.000
Barang B
Januari 8000 6 48.000 7 56.000
Februari 9000 54.000 63.000
Maret 10000 60.000 70.000
Kuartal II 30.000 180.000 210.000
Jumlah 57.000 342.000 399.000

22
PT ATIKA
ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH YANG HABIS DIGUNAKAN

Bagian I Bagian II

Waktu/ Barang A Barang B Barang B Jumlah

Bahan
Kebutuhan Harga Jumlah Kebutuhan Harga Jumlah Kebutuhan Harga Jumlah unit Rp
mentah

Bahan
Mentah
x
Januari 25.000 RP. 3 75.000 48.000 RP. 3 144.000 73.000 219.000
Februari 30.000 90.000 54.000 162.000 84.000 252.000
Maret 35.000 105.000 60.000 180.000 95.000 280.000
Kuartal 100.000 300.000 180.000 540.000 280.000 840.000
II
Jumlah 190.000 570.000 342.000 1.026.000 532.000 1.596.000
Bahan
mentah
Y
Januari 112.000 56.00 112.000
56.000 RP. 2
Februari 63.000 126.000 63.000 126.000
Maret 70.000 140.000 70.000 140.000
Kuartal II 420.000 210.000 420.000
210.000
Jumlah

Total 399.000 798.000 399.000 798.000

5. FUNGSI PERENCANAAN KOORDINASI DAN PENGAWASAN PADA


ANGGARAN-ANGGARAN BAHAN MENTAH

Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan bahan mentah,


persediaan bahan mentah dan pembelian bahan mentah merupakan alat perencanaan
bagi perusahaan . Dalam anggaran-anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan bahan mentah pada masa
mendatang. Di lain pihak anggaran bahan mentah berfungsi sebagai alat
pengkoordinasian kebutuhan bahan mentah dengan tingkat persediaan dan kebutuhan
barang mentah. Koordinasi antara ketiga faktor ini sangat perlu diperhatikan agar tidak
menghambat kelancaran produksi. Selain kedua fungsi diatas, tentu saja anggaran

23
berurutan berfungsi sebagai alat pengawasan. Sebagai pelengkap fungsi pengawasan
maka disusun laporan pelaksana, yang menunjukkan perbandingan antara rencana dan
realisasi daripada pembelian bahan mentah dan penggunaan bahan mentah

1. Laporan pelaksanaan tentang pembelian bahan mentah


Laporan ini berguna sebagai alat untuk mengetahui perbandingan dan penyimpangan
yang terjadi.
Contohnya :
Dari anggaran pembelian bahan baku mentah diperoleh data tentang pembelian bulan
Januari sebagai berikut :
Unit yang dibeli Rp.12.000
Harga per unit Rp.1,2
sedangkan realisasinya adalah sebagai berikut
Unit yang dibeli Rp. 11.500
Harga per unit Rp. 1.26

Laporan Pelaksanaan
Januari 2016
Rencana Realisasi Penyimpangan Penyimpangan
Jumlah Prosentase
unit yang 12.000 11.500 500 4,2
dibeli
harga per unit Rp. 1,20 Rp. 1,26 Rp. 0,06 5
nilai Rp. 14.400 Rp. 14.490 Rp. 90 0,625

2. Laporan pelaksanaan tentang pemakaian bahan mentah


Merupakan perbandingan perencanaan dan realisasi penggunaan bahan mentah
Unit barang yang akan diproduksi 2.200
Standar Penggunaan Bahan Mentah 2
Harga per unit bahan mentah Rp. 1,2
Sedangkan realisasinya adalah

24
Unit barang yang diproduksi 2000
Bahan mentah yang digunakan 4.300
Harga per unit bahan mentah Rp. 1,26

Laporan Pelaksanaan
Januari 2016

Rencana Realisasi Penyimpangan Penyimpangan


Jumlah Prosentase

unit produksi 2.200 2000 200 9


Unit bahan 4.400 4300 100 2,2
mentah
Harga bahan Rp. 1,2 Rp. 1,26 Rp. 0,06 5
mentah
nilai Rp. 5.280 Rp. 5.418 138 2,6

Untuk menyusun penyebab yang sebenarnya maka tingkat produksi riil dan anggaran
harus saling disesuaikan terlebih dahulu. Hingga laporan pelaksanaan yang benar serta
mempunyai manfaat bagi manajemen

Laporan Pelaksanaan
Januari 2016

Variance
Rencana Disesuaikan Realisasi
Absolut Persentase

Produksi 2.200 2.000 2000 - -


Standar
Penggunaan 2 2 2,15 0,15 7,5
Barang

25
Unit bahan 4.400 4.000 4300 300 7,5
mentah
Harga
bahan Rp. 1,2 Rp. 1,2 Rp. 1,26 Rp. 0,06 5
mentah
nilai Rp. 5.280 Rp. 4.800 Rp. 5.418 -618 12.875

Penyimpangan harga : (Harga rencana-Harga riil) x jumlah riil

: (1,20-1,26) x 4300

: -Rp. 258,00

Penyimpangan Efisiensi : (Jumlah rencana-Jumlah riil) x harga rencana

: (4.000-4.300) x Rp. 1,20

: -Rp. 360,00

Jumlah Penyimpangan : -Rp.618,00

6. CONTOH SOAL

1. PT. MARTIALON

Berdasarkan pengalaman yang lalu, PT. Martilaon berencana untuk memperbaiki sistem
perencanaan serta pengawasan penggunaan bahan mentah. Data yang tersedia untuk 6
bulan yang akan datang adalah sebagai berikut :

a. Rencana produksi bulanan


Bulan Barang A Barang B
Januari 11.000 unit 8.000 unit
Februari 12.000 9.000
Maret 10.000 8.000
April 13.000 7.000
Mei 12.000 10.000
Juni 14.000 10.000

26
b. Standar penggunaan bahan mentah
Barang Bahan Mentah X Bahan Mentah Y
A 2 unit 3 unit
B 3 2
c. Harga per-unit masing-masing bahan mentah :
Bahan mentah X : Rp 50,00
Bahan mentah Y : Rp 60,00

Dengan data di atas, diminta untuk :

1. Menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah terperinci menurut jenis barang


dan bahan mentah untuk masing-masing waktu selama masa 6 bulan mendatang.
2. Menyusun tabel varian serta membuat analisa penyimpangan terperinci bilamana
diketahui data realisasi produksi barang A untuk bulan Februari sebesar: 12.500
unit dengan menghabiskan bahan mentah 1 sebanyak 31.250 unit yang bernilai
Rp 1.406.250

Jawab

1.
Anggaran Kebutuhan bahan Mentah

Waktu Produksi Barang Barang Barang Barang


Mentah X Mentah X Mentah Y Mentah Y
SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari 11.000 2 22.000 3 33.000
Februari 12.000 24.000 36.000
Maret 10.000 20.000 30.000
April 13.000 26.000 39.000
Mei 12.000 24.000 36.000
Juni 14.000 28.000 42.000
Jumlah 72.000 144.000 216.000
Barang B
Januari 8.000 3 24.000 2 16.000

27
Februari 9.000 27.000 18.000
Maret 8.000 24.000 16.000
April 7.000 21.000 14.000
Mei 10.000 30.000 20.000
Juni 10.000 30.000 20.000
Jumlah 52.000 156.000 104.000

Anggaran Kebutuhan bahan Mentah

Bahan
Waktu/ Bahan A B Jumlah
mentah
Kebutuhan Harga Jumlah Kebutuhan Harga Jumlah unit Rp

Bahan
Mentah X

Januari 22.000 1.100.000 24.000 1.200.000 46.000 2.300.000

Februari 24.000 1.200.000 27.000 1.350.000 51.000 1.550.000

Maret 20.000 1.000.000 24.000 1.200.000 44.000 2.200.000

50 50
April 26.000 1.300.000 21.000 1.050.000 37.000 1.350.000

Mei 24.000 1.200.000 30.000 1.500.000 54.000 1.700.000

Juni 28.000 1.400.000 30.000 1.500.000 58.000 1.900.000

Jumlah 144.000 7.200.000 156.000 12.960.000 290.000 11.000.000

Barang
Mentah Y

Januari 33.000 1.980.000 16.000 960.000 49.000 2.940.000

28
Februari 36.000 2.160.000 18.000 1.080.000 54.000 3.240.000

Maret 30.000 1.800.000 16.000 960.000 46.000 2.760.000

April 39.000 60 2.340.000 14.000 60 840.000 53.000 3.180.000

Mei 36.000 2.160.000 20.000 1.200.000 56.000 3.360.000

Juni 42.000 2.520.000 20.000 1.200.000 62.000 3.720.000

Jumlah 216.000 12.960.000 104.000 6.240.000 320.000 19.200.000

2.
Laporan Pelaksanaan
Februari 2016

Variance
Rencana Realisasi
Absolut Persentase

Produksi 12.000 12.500 500 4%


Standar
Penggunaan 2 2 - -
Barang
Unit bahan 24.000 31.250 7.250 30,2%
mentah
Harga
bahan Rp. 50 Rp. 45 Rp. 5 10%
mentah
nilai Rp. Rp. -206.250 17%
1.200.000 1.406.250

29
Penyimpangan harga : (Harga rencana-Harga riil) x jumlah riil

: (50-45) x 31.250

: Rp. 156.250

Penyimpangan Efisiensi : (Jumlah rencana-Jumlah riil) x harga rencana

: (24.000-31.250) x Rp. 50

: -Rp.362.500

Jumlah Penyimpangan : -206.250

30
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Asri,Marwan. 2000. Anggaran Perusahaan BPFI. Yogyakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai