Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANGGARAN

“ANGGARAN BAHAN BAKU”


Dosen Pengampu : Dr. Imam Abu Hanifah, S.E., Ak., M.M.

Disusun oleh :

1. Muhammad Alfin Setiadi (5552200030)


2. Indah Tri Aprilia (5552200122)
3. Imam Taufiq Ammanullah (552200165)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini yang bertema “Anggaran
Bahan Baku” guna memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran dengan tepat pada waktunya. Kami
sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran penulisan makalah ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan wawasan baik bagi penulis
dan pembaca.
PEMBAHASAN
Bahan mentah yang digunakandalam proses produksi dikelompokkan menjadi Bahan
Mentah Langsung (Direct Material) dan Bahan Mentah Tak Langsung (Indirect Material). Bahan
mentah langsung adalah semua bahan mentah yang merupakan “bagian” barang jadi yang
dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai
hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. Sehingga biaya
bahan mentah tak langsung merupakan biaya variabel bagi perusahaan. bahan mentah tak langsung
merupakan biaya variabel bagi perusahaan. bahan mentah tak langsung adalah bahan yang ikut
berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara lagsung “tampak” pada barang yang
dihasilkan. Anggaran bahan mentah hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan
mentah langsung. Sedangkan bahan mentah tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya
overhead pabrik.

A. Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Mentah/Baku:


1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang diperlukan
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan mentah
4. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga pokok
pabrik karena penggunaan bahan mentah dalam proses produksi
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah

B. Anggaran Bahan Mentah Terdiri Dari:


1. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang. Anggaran kebutuhan bahan mentah disusun
unutk merencanakan jumlah fisik yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara
terperinci pada anggaran harus dicantumkan:
a. Jenis barang jadi yang dihasilkan
b. Jenis bahan mentah yang digunakan
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
d. Standar penggunaan bahan mentah
Adalah bilangan yang menunjukan berapa satuan bahan mentah yang diperlukan untuk
menghasilkan 1 satuan barang jadi.
Contoh : standar penggunaan 2, untuk barang jadi A dan bahan mentah X
Artinya : untuk menghasilkan 1 unit barang A diperlukan 2 unit bahan mentah X
e. Waktu penggunaan bahan mentah
f. Jumlah masing-masing jenis barang jadi
g. Waktu penggunaan bahan mentah (dinyatakan dalam bulan atau kuartal)
Menentukan Kebutuhan Bahan Mentah
Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk pross produksi dalam satu periode waktu
tertentu dapat ditentukan dengan bebagai cara, yakni:
a. Perkiraan langsung
Cara ini mengandung banyak resiko, antara lain berupak terlalu besar atau terlalu kecil
perkiraan. Oleh karena itu cara ini bisa diserahkan ke pihak-pihak yang telah
berpengalaman dalam memprodusir barang yang sama pada waktu sebelumnya. Bagi
mereka lebih cepat karena lebih mudah, cepat, dan ringan biayanya.

b. Berdasarkan Pehitungan Standar Penggunaan Bahan


Standar pengguanaan dihitung dengan berbagai cata, seperti: dengan melakukan
percobaan-percobaan di laboratorium dengan melakukan percobaan khusus di dalam
pabrik, dengan mendasarkan diri pada pemakaian nyata waktu yang lalu yang tercatat
pada bill of material, dan dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan
secara statis.

Contoh Soal
PT TIGA memprodusir 2 macam barang, yakni barang A dan B, dengan menggunakan
bahan mentah X,Y dan Z. Rencana produksi selama 3 bulan mendatang adalah:

Bulan A B
Januari 11.000 8.000
Februari 12.000 9.000
Maret 10.000 8.000

Standar penggunaan untuk setiap jenis bahan mentah adalah:


Bahan Mentah
Barang
X Y Z
A 2 3 2
B 3 2 1

Susunlah anggaran kebutuhan bahan mentah bagi PT TIGA untuk periode Januari-Maret.
Bahan Mentah X Bahan Mentah Y Bahan Mentah Z
Produksi SP Kebutuhan SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari 11.000 2 22.00 3 33.000 2 22.00
Februari 12.000 24.000 36.000 24.000
Maret 10.000 20.000 30.000 20.000
Jumlah 33.000 66.000 99.000 66.000
Barang B
Januari 8.000 3 24.000 2 16.000 1 8.000
Februari 9.000 27.000 18.000 9.000
Maret 8.000 24.000 16.000 8.000
Jumlah 25.000 75.000 50.000 25.000
Jumlah
141.000 149.000 91.000
Kebutuhan

2. Anggaran Pembelian Bahan Mentah


Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan mentah yang
harus dibeli oleh periode dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-
hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan
berbagai resiko seperti: bertumpuknya jumlah bahan mentah di gudang, yang mungkin
mengakibatkan penurunan kualitas, karena lama nya menunggu proses, atau biaya
penyimpanan yang menjadi lebih besar.
Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu kecil, juga akan mendatangkan
risiko berupa terhambatnya kelancaran proses akibat kehabisan bahan mentah, serta
timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan mentah pengganti.

Jumlah Pembelian Yang Paling Ekonomis (Economical Order Quantity)


Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga
besarnya (jumlah) bahan mentah setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan
biaya paling rendah tapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan mentah. Jumlah
pembelian yang paling ekonomis ini disebut sebagai Economical Order Quantity (EOQ).
Dalam menghitung (EOQ) dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu:
a. Biaya Pemesanan
Yaitu biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan
mentah. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan, semakin tinggi
frekuensi pemesanannya semakin tinggi pulan biaya pemesanannya. Sebaliknya biaya
ini berbanding terbalik dengan jumlah (kuantitas) bahan mentah setiap kali
pemesanan. Hal ini disebabkan karena semakin besar jumlah pemesanan dilakukan,
berarti frekuensi pemesanan menjadi semakin rendah.
Biaya pemesanan seperti: biaya persiapan pemesanan, biaya administrasi, biaya
pengiriman pesanan, biaya mencocokan pesanan yang masuk, biaya mempersiapkan
order pembayaran.

b. Biaya Penyimpanan
Yaitu biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan
mentah yang dibeli. Biaya ini berubah-ubahn sesuai dengan jumlah bahan mentah
yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan mentah, maka semakin besarbiaya
penyimpanannya. Seperti: biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya perbaikan
kerusakan.

Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang paling
ekonomis dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam satuan jangka waktu
S = biaya pemesanan
P = harga per unit bahan mentah
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase dari persediaan rata-rata

Selain dengan rumus di atas, jumlah pembelian paling ekonomis dapat pula dihitung
dengan rumus:

Dimana:
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu
S = biaya pemesanan
C/unit = biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah

Waktu Pembelian Bahan Mentah


Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya ditentukan jumlah
bahan mentah yang dibeli. Harus ditentukan jjuga kapan pemesanan bahan mentah harus
dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan
mentah yang datang terlambat akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses
produksi. Kadang-kadang perlu dicari bahan mentah pengganti agar proses produksi tidak
terhenti. Biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan datangnya bahan
mentah disebut STOCK OUT COST.
Sebaliknya bahan mentah yang datangnya terialu awal (terlalu cepat) akan
menimbulkan masalah pula. Harus disediakan tempat penyimpanan, dan harus
ditanggung pula biaya pemeliharaan ekstra. Biaya-biaya yang terpaksa dike-luarkan
karena bahan mentah datang terlalu awal disebut EXTRA CARRYING COST.
Karen itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan mentah perlu diperhatikan
faktor LEAD TIME. LEAD TIME adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan
sampai saat datangnya bahan mentah yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam
proses produksi. Setelah diperhitungkan faktor lead time, maka dapat ditentukan
REORDER POINT. Reoder Point adalah saat di mana harus dilakukan pemesanan
kembali bahan mentah yang diperlukan.
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu
diperhatikan faktor-faktor:
- Lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya
- Extra carrying cost
- Stock out cost

3. Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Dalam penyusunan Anggaran Kebuthan Bahan Mentah dan Anggaran Pembelian
Bahan Mentah di muka, tampak balwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir
bahan mentah selalu diperhitungkan. Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan
dalam menilai persedia-an yang berbeda. Tetapi pada dasarya kebijaksanaan tentang
penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kebijakan FIFO (First In First Out)
b. Kebijakan LIFO (Last In First Out)
Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk
produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula
diterjemahkan "Pertama Masuk Pertama Keluar". Dengan kata lain, penilaian bahan
mentah di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pem-beliannya. Sebaliknya
dalam kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah yang masuk ke gudang lebih akhir justru
dipakai untuk menentukan nilai bahan men-tah yang digunakan dalam produksi, meskipun
pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.
Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang dipilih.
Hal in penting dalam rangka penyusunan Anggaran Persediaan Bahan Mentah dan
Anggaran Biaya Bahan Mentah yang habis digunakan, karena adanya faktor perbedaan
harga dari waktu ke waktu. Harga bahan mentah mungkin ber-beda dari waktu ke waktu,
dan ini perlu diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di dalam gudang dan
dipakai untuk produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus
diperhitungkan, apakah bahan mentah digunakan secara FIFO atau LIFO.
Salah satu tujuan penyusunan Anggaran Perusahaan Bahan Mentah adalah untuk
pengawasan, tingkat persediaan bahan mentah di gudang yang tidak terkontrol akan sangat
membahayakan perusahaan sendiri. Dengan mendasarkan diri pada Angaran Persediaan
Bahan Mentah, maka dapat dilihat apakah penggunaan bahan mentah dan bahan mentah
yang tersisa sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula ataukah terjadi
penyimpangan.
Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor, seperti:
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu
b. Volume bahan mentah minimal, yang disebut safety stock
c. Besarnya pembelian yang ekonomis
d. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah pada waktu-waktu mendaatang
e. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan
f. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak

Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan mentah yang harus di pertahankan untuk
menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi merupakan salah satu faktor
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan saat dilakukannya pemesanan bahan
mentah (Re Order Point).

Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Dalam anggaran persediaan bahan mentah perlu diperinci hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis bahan mentah yang digunakan
b. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
d. Nilai bahan mentah yang di simpan sebagai persediaan

4. Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Habis Digunakan


Tidak semua bahan mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal
ini disebabkan karena 2 hal, yakni:
a. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya
b. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat
kehabisan bahan mentah
Bahan mentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung
nilainya. Rencana besarnya nilai bahan mentah yang habis digunakan dalam proses
produksi dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri disebut “Anggaran Biaya Bahan
Mentah yang Habis Digunakan”.
Manfaat disusunanya anggaran biaya mentah uang habis digunakan antara lain
adalah:
a. Untuk keperluan product costing, yakni penghitungan harga pokok barang yang
dihasilkan perusahaan
b. Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan mentah.
Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Habis Digunakan
Dalam anggaran ini standar penggunaan bahan mentah masih di perhatikan, tetapi tidak
dicantumkan lagi karena sudah dicantumkan pada anggaran kebutuhan bahan mentah.
Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal:
a. Jenis bahan mentahyang digunakan
b. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
c. Harga perunit masing-masing jenis bahan mentah
d. Nilai masing-masing bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
e. Jenis barang yang dihasilkan dan menggunakan bahan mentah
f. Waktu penggunaan bahan mentah

Fungsi Perencanaan, Koordinasi dan Pengawasan Pada Anggaran-Anggrahan


Bahan Mentah
Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan bahan mentah, persediaan
bahan mentah dan pembelian bahan mentah merupakan alat perencanaan bagi perusahaan.
Dalam anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan penggunaan bahan mentah pada waktu mendatang.
Anggaran bahan mentah berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kebutuhan bahan
mentah dengan tingkat persediaan dan kebutuhan bahan mentah. Koordinasi antara ketiga
faktor ini sangat perlu diperhatikan agar tidak menghambat kelancaran produksi. Selain
kedua fungsi diatas, anggaran bahan mentah juga berfungsi sebagai alat pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai