biaya variabel yaitu suatu biaya yang berubah sesuai dengan perubahan keluaran produktif
atau volume.
Bahan mentah tidak langsung secara umum didefinisikan sebagai bahan mentah
yang digunakan dalam proses produksi, namun biayanya tidak dapat ditelusuri secara
langsung pada setiap produk. Sebagai suatu biaya tidak langsung yang berkaitan, seringkali
biaya merujuk pada perbekalan pabrik, termasuk barang yang dipakai secara umum, seperti
cat, paku, minyak pelumas, dan pedekatan pemeliharaan lainnya. Sebagai ilustrasi perusahaan
yang memproduksi benang, kapas merupakan bahan mentah yang bersifat langsung,
sedangkan zat-zat kimia yang dicampurkan dalam proses produksi merupakan bahan mentah
tidak langsung (bahan pembantu).
Untuk pembahasan dalam anggaran bahan mentah, maka yang dimaksud adalah
bahan mentah langsung (raw material/direct material), sedangkan bahan mentah tidak
langsung (bahan pembantu/indirect material) dibahas dalam Anggaran Biaya Overhead
Pabrik.
Rencana Bahan Mentah
Perencanaan bahan mentah meliputi semua anggaran yang berhubungan dan
merencanakan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan mentah ataupun suku
cadang untuk proses produksi selama periode yang akan datang.
Tujuan Penyusunan Rencana Bahan Mentah
1
2
3
4
2.
3.
4.
2
3
4
dengan balk
Memberi data untuk penyusunan anggaran biaya bahan mentah setiap jenis produk
Menentukan tingkat persediaan yang optimal
Sebagai dasar perencanaan dan pengendalian pemakaian bahan mentah
Unit
Produksi
Contoh:
Untuk 1 unit barang A diperlukan SUR 2 kg bahan mentah X, bcrarti untuk membuat 1 unit
barang A diperlukan 2 kg bahan mentah X
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Berikut ini adalah data perusahaan MITRA GARMENT pada tahun 200X.
Perusahaan selama 2 tahun terakhir memproduksi 2 macam produk, yakni jas dan kemeja,
dan selama tahun tersebut perusahaan merencanakan akan memproduksi 600 unit jas dan 900
kemeja.
Jas
120 unit
180 unit
150 unit
150 unit
Kemeja
160 unit
270 unit
225 unit
225 unit
Jenis Produk
Kain Motif
2m
1m
Jas
Kemeja
Kain Polos
3m
2m
Berdasar data tersebut diminta menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun
200X secara terinci.
Penyelesaian Kasus:
Perusahaan MITRA GARMENT
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Tahun 200X
Keterangan
Kain Motif
Kebutuha
Produksi SUR
n
Produks
i
Kain Polos
Kebutuha
SUR
n
Jas
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Kemeja
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Jumlah
120 unit
180 unit
150 unit
150 unit
600 unit
2 m/u
2m/u
2 m/u
2 m/u
2 m/u
240 m
360 m
300 m
300 m
1.200 m
120 unit
l80 unit
150 unit
150 unit
600 unit
3 m/u
3 m/u
3 m/u
3 m/u
360 m
540 m
450 m
450 m
1.800 m
160 unit
270 unit
1 m/u
1 m/u
160 m
270 m
160 unit
270 unit
2 m/u
2 m/u
360 m
540 m
225 m
225 m
900 m
2.100 m
225 unit
225 unit
900 unit
2 m/u
2 m/u
450 m
450 m
1.800 m
3.600 m
cadang
Memperkirakan biaya per unit dan setiap bahan dan suku cadang yang akan dibeli.
Formula:
Kebutuhan Bahan Mentah
xxx
xxx +
xxx
xxx -
xxx
Pembelian
Bahan Mentah
= Unit Beli
Bahan Mentah
Harga beli
per unit
Rencana Produksi
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Produksi (unit)
5.000
6.500
5.000
6.000
Standar pemakaian bahan mentah per unit. Harga bahan mentah dan persediaan awal
masing-masing bahan mentah.
Jenis Bahan
Kain Satin
Kulit
SUR (m)
3
2
Harga/unit (Rp/m)
20.000
50.000
Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan tahun 200X.
Periode
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Jumlah
Kulit (m)
1.500
3.000
5.000
4.000
Berdasarkan data tersebut diminta menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan mentah
tersebut selama tahun 200X secara terperinci.
Penyelesaian Kasus:
PT. MITRA GARMENT
Unit
Produksi
5.000 unit
6.500 unit
5.000 unit
6.000 unit
22.500 unit
Kain Satin
SUR
Kebutuhan
3 m/unit
15.000 m
3 m/unit
19.500 m
3 m/unit
15.000 m
3 m/unit
18.000 m
67.500 m
SUR
2 m/unit
2 m/unit
2 m/unit
2 m/unit
Kulit
Kebutuhan
10.000 m
13.000 m
10.000 m
12.000 m
45.000 m
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Kebutuhan
Bahan
Mentah
(m)
15.000
19.500
15.000
18.000
67.500
Persed.
Akhir
(m)
Kebutuhan
Sementara
(m)
Persed.
Awal
(m)
2.000
1.500
3.000
4.000
17.000
21.000
18.000
22.000
78.000
1.000
2.000
1.500
3.000
Pembelian
Unit
(m)
Harga
(Rp/m)
Jml
Rp
16.000
19.000
16.500
19.000
70.500
20.000
20.000
20.000
20.000
320 jt
380 jt
330 jt
380 jt
1.410 jt
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Kebutuhan
Bahan
Mentah
(m)
10.000
13.000
10.000
12.000
Pembelian
Persed.
Akhir
(m)
Kebutuhan
Sementara
(m)
Persed.
Awal
(m)
Unit
(m)
Harga
(Rp/m)
Jml
Rp
2.000
1.500
3.000
4.000
11.500
16.000
15.000
16.000
2.000
1.500
3.000
5.000
9.500
14.500
12.000
11.000
50.000
50.000
50.000
50.000
475 jt
725 jt
600 jt
550 jt
Total
45.000
58.500
47.000
2.350 jt
Quantity/EOQ)
Penyangga proses produksi sehingga proscs tersebut dapat berjalan secara kontinyu.
Menetapkan besarnya bahan mentah yang tepat untuk disimpan sebagai sumber daya
3.
perusahaan.
Menghindari kekurangan dan kelebihari bahan
Pengendalian dan pengelolaan bahan mentah ini bermaksud untuk menentukan
berapa banyak dan kapan sebaiknya pemesanan dilakukan, sehingga tidak terjaadi tingkat
persiapan yang terlalu besar karena menghindari kekurangan persediaan namun berdampak
pada tingginya biaya simpan. Oleh karena itu perlu dipelajari teknik yang dapat menjamin
jumlah bahan mentah yang paling ekonomis.
Salah satu teknik yang dapat dipilih adalah menggunakan model jumlah pesanan
ekonomis.
Asumsi dalam model jumlah pesanan ekonomis ini adalah:
1
2
waktu tertentu
Potongan jumlah tak dimungkinkan
Satu-satunya biaya variabel adalah biaya menempatkan satu pesanan dan disebut
biaya pesan dan biaya menahari atau menyimpan satu satuan persedian selama
waktu tertentu, disebut biaya menahari atau menyimpan atau membawa persediaan
Bila pesanan ditempatkan pada waktu yang tepat maka kejadian kekurangan
persediaan dapat dihindari
Apabila asumsi ini diberlakukan maka dimungkinkan membuat kebijaksanaan bahan
mentah yang dapat meminimumkan biaya total. Dengan kebijakan bahan dapat ditentukan
jumlah pesanan ekonomis yang berhubungan dengan penentuan seberapa banyak bahan
mentah yang seharusnya dipesan dan titik pemesanan kembali yang tepat kapan pesanan
sebaiknya dilakukan.
b. Jumlah Pembelian Yang Paling Ekonomis (EOQ)
Jumlah pembelian yang paling ekonomis (Economic Order Quantity/EOQ) adalah
jumlah bahan mentah yang setiap kali dilakukan pembelian menimbulkan biaya yang paling
rendah, tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan.
Untuk menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel:
1
2
1.
bahan mentah.
Biaya ini berubah sesuai dengan frekuensi pemesanan. Semakin sering
melakukanpemesanan, maka biaya ini akan semakin besar dan sebaliknya semakin jarang
pemesanan dilakukan, biaya ini semakin kecil.
Contoh:
2.
Biaya pemeliharaan
Biaya asuransi
Biaya perbaikan kerusakan
Dimana :
R
= Biaya pemesanan
rata
menentukan jumlah hahari mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan (saat yang tepat)
pemesanan bahan mentah yang dilakukan agar bahan mentah tersebut dapat datang pada saat
dihutuhkan.
Contoh Kasus EOQ
Suatu perusahaan menjual barang A dan ingin meminimumkan biaya bahan mentah.
Permintaan tahunan barang tersebut 10.000 satuan. Biaya pesan Rp200,00 setiap kali
pesan dan harga setiap satuan Rp50.00 Biaya simpan Rp4,00 tiap unit barang setiap
tahun atau sebesar 8% dari persediaan rata-rata Banyaknya hari dalam setahun untuk
melakukan analisis adalah 250.
Untuk mengilustrasikan aplikasi model EOQ, maka diketahui:
- R = Jumlah permintaan (bahan mentah yang akan dibeli)
: 10.000 unit
- S = Biaya pemesanan
: Rp.200,-
; Rp.4
Penyelesaian:
Maka:
- EOQ, besarnya satuan ekonomis setiap kali pesan
- Frekuensi (banyaknya) pesanan tiap tahun
Biaya pemesanan 1
= 1.000 unit
= 10.000/1.000
= 10 kali
Bila perusahaan membeli dengan cara biasa, harga per unit bahan mentah adalah Rp50,
tetapi bila membeli dengan cara mendadak harganya Rp53,- maka selisih biaya Rp3,dapat dimasukkan sebagai biaya kekurangan bahan mentah
2.
3.
Frekuensi
5 kali
10 kali
15 kali
10 kali
5 kali
45 kali
Probabilitas
11,11 %
22,22 %
33,33 %
22,22 %
11,11 %
100
Bila diketahui R = 10.000 unit, Biaya Pesan Rp200,-/kali pesan, Biaya simpan
Rp4/unit/periode.
Harga beli biasa Rp50/unit dan bila membeli secana mendadak harga yang harus
dibayarkan adalah Rp53/unit dan 1 tahun = 250 hari, maka:
Penyelesaian Kasus Reorder Point (ROP):
Diketahui:
5 hari
= Rp7,1104
3 x 11,11% x Rp16,- = Rp5,3328
2 x 22,22% x Rp16,- = Rp7,1 104
1 x 33,3% x Rp16,-
6 hari
= Rp5.3328
= Rp17,7760
4 x 11,11% x Rp16,- = Rp7,1104
3 x 22,22% x Rp16,- = Rp10,6656
2 x 33,33% x Rp16,- = Rp10,6656
1 x 22,22% x Rp16,- = Rp3,5552
= Rp31,9968
Keterangan:
Lead Time = 2 hari
ECC = 0 (karena 2 hari adalah waktu yang paling cepat, atau tidak mungkin lebih cepat lagi)
Lead Time = 3 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 2 hari (1 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 11,11% dan ECC = Pp.1,7776,-
3 hari
2 hari
= Rp.13,332
= Rp.26,664
1 x 22,22% x Rp.120,-
= R26.664
3 x 11,11% x Rp.120,-
= Rp.53,328
= Rp.39,996
2 x 22,22% x Rp.120,-
= Rp.53,328
1 x 33,33% x Rp.120,-
= Rp.39,996
4 x 11,1l%xRp.120.-
= Rp.133,32
= Rp.53,328
3 x 22,22% x Rp.120,-
= Rp.79,992
2 x 33,33% x Rp.120
= Rp.79.992
1 x 22,22% x Rp.120,-
= Rp.26.664
= Rp.239,976
Keterangan:
Lead Time = 6 hari
SOC = 0 (karena 6 hari adalah waktu yang paling lama. atau tidak mungkin lebih lambat lagi)
Lead Time = 5 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (1 hari lebih lambat) dengan
probabiitas 11,11% dan SOC = Rp13,332
Lead Time = 4 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (2 hari lebih lambat) dengan
probabilitas 11,11% atau dalam 5 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22%
dan SOC = Rp53,328
Lead Time = 3 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (3 hari lebih lambat) dengan
probabilitas 11,11% atau dalam 5 hari (2 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22%.
atau dalam 4 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 33,33% dan SOC = Rp133.32
Lead Time = 2 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (4 hari lebih lambat) dengan
probbditas 11,11%, atau dalam 5 hari (3 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22%,
atau dalam 4 hari (2 hari lebih lambat) dengan probabititas 33,33%, atau dalam 5 hari (1
hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22% dan SOC = Rp31.9968.
Dari perhitungan ECC dan SOC di atas dapat dibuat perbandingan sebagai berikut:
Lead
Time
6
5
4
3
ECC
Per Order
319,97
17,78
7,11
1,78
Per Tahun
319,97
17,78
7,11
1,78
SOC
Per Order
13,33
53,33
133,32
Per Tahun
133,33
533,33
1,333,32
Total
Per Tahun
319,97
311,06
604,38
1,350,98
239,32
2,339,32
2,399,76
Kesimpulan:
Lead time 5 hari akan mendatangkan biaya total yang minimum Rp311,08
Setelah lead time diketahui, kemudian ditentukan saat pemesanan kembali (reorder
point) pada saat tingkat persediaan bahan mentah sarna dengan tingkat persediaan besi
ditambah penggunaan selama lead time. Sebagai contoh persediaan ditetapkan untuk
kebutuhan selama 10 hari, maka:
Persediaan Besi (10 hari x 40 unit/hari)
= 400 unit
= 600 unit
4.
Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan mentah dan biaya ekstra karena
kehabisan bahan mentah. Apabila biaya penyimpanan tampak lebih daripada biaya
ekstra akibat kehabisan bahan mentah, maka tidak perlu adanya persediaan yang
terlalu besar, dan begitu pula sebaliknya bila kehabisan bahan mentah akan
menimbulkan biaya ekstra yang lebih besar daripada biaya penyimpanan, maka
perlu persediaan besi yang cukup besar.
Formula:
Nilai
Bahan Mentah
Unit Persediaan
Bahan Mentah
Harga Bahan
Mentah/Unit
C
1.500
2.000
2.000
1.800
2.000
2.000
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah (m)
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
1.000
Berdasar data tersebut diminta untuk menyusun Anggaran Persediaan Bahan Mentah Kulit
Super Tahun 200X
Penyelesaian Kasus Penyusunan Anggaran Persediaan Bahan Mentah
PT MITRA GARMENT
Anggaran Persadiaan Bahan Mentah Kulit Super Tahun 200X
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mel
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Persediaan Akhir
Jumlah (m)
1.500
2.000
2.000
1.800
2.000
2.000
2000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
1.000
Harga (Rp/m)
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60000,
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60.000
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60.000,
Rp60.000,
Jumlah (Rp/m)
Rp 60 jt.
Rp 90 jt.
Rp 120 jt.
Rp120 jt.
Rp 108 jt.
Rp 120 jt.
Rp 120 jt.
Rp 120 jt.
Rp 120 jt.
Rp 120 jt.
Rp 120 jt.
Rp 120 jt.
Rp 60 jt.
Formula:
Nilai
Bahan Mentah
Unit Persediaan
Bahan Mentah
Harga Bahan
Mentah/Unit
Jumlah (m)
250
250
400
900
1.100
1.000
Berdasar data tersebut, diminta menyusun anggaran biaya bahan mentah yang habis
dipakai pada Tahun 200X.
Penyelesaian Kasus:
1.
2.
Periode
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Total
Kebutuhan
Bahan Mentah
(m)
500 m
500 m
800 m
1.800 m
2.200 m
2.000 m
7.800 m
Harga Bahan
Mentah/Unit
(Rp/m)
Rp 100.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Biaya Bahan
Mentah (m)
Rp 50 jt
Rp 50 jt
Rp 80 jt
Rp 180 jt
Rp 220 jt
Rp 200 jt
Rp 780 jt
pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku
yang harga satuannya berbeda dengan harga per satuan bahan baku yang sudah ada di
gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut
dibeli. Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan mentah yang ada di gudang jelas identitas
harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok
persatuannya secara tepat.
b. Metode masuk pertama keluar pertama (First-In, Fisrt-Out metbod/PIFO)
Metode masuk pertama keluar pertama, cara menentukan biaya bahan baku adalah
dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan mentah yang pertama masuk dalam
gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan mentah yang pertarna kali dipakai. Perlu
ditekankan di sini bahwa untuk menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak
harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalam produksi.
c.
produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan mentah yang terakhir masuk
dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan mentah yang
pertama kali dipakai dalam produksi.
harga standar (standard price) yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang
diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. Pada saat dipakai, bahan mentah dibebankan
kepada produk pada harga standar tersebut.
f.
rata per satuan tiap jenis persediaan bahan mentah yang ada di gudang. Harga pokok rata-rata
per satu ini kemudian digunakan untuk menghitung harga bahan mentah yang dipakai dalam
produksi pada bulan berikutnya.
PENGENDALIAN BAHAN MENTAH
Anggaran bahan mentah dalam arti luas dapat berfungsi sebagai alat pengendali
(controlling), Untuk itu diperlukan Performance Report (laporan pelaksanaan) yang terdiri
dari :
1.
Total Varians
= Varians karena jumlah + Varians Karena Harga
2.
Varians Efisiensi
= (Jumlah Rencana Jumlah Riil) x Harga Rencana
Varians Harga
(Harga Rencana Harga Riil) x Jumlah Riil
Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Harga
Realisasi pembelian selama bulan Juli tersebut adalah sebanyak 10.400 m dengan
harga beli Rp22.500,-/m
b.
Pada bulan Juli direncanakan berproduksi sebanyak 2.000 unit barang jadi dengan
SUR 3 M dan harga standar Rp20.000,-/m
Ternyata realisasi produksi sebanyak 2.050 unit dan setiap unit barang jadi
memerlukan 2,90 M bahan mentah dan harga beli senyatanya Rp22.500,-/m
Buatlah Laporan Pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan analisa varians
untuk setiap laporan.
Rencana
Realisasi
10.000
Rp20.000,Rp200 juta
10.400
Rp22.500,Rp234 juta
Penyimpanan
Jumlah
%
400
4
Rp2.500,12,5
Rp34 juta
17
Analisis varians
1.
2.
3.
Total Varians
= Varians karena jumlah + Varians Karena Harga
= Rp8 juta + Rp26 juta = Rp34 juta (merugikan)
Produksi (unit)
SUR (m/unit)
Bhn Mentah yang
2.000
3
6.000
Rencana
yang
disesuaika
n
2.000
3
6.000
dipakai (m)
Harga/unit (Rp/m)
Jumlah (Rp)
Rp20.000
Rp120 juta
Rp20.000
Rp123 juta
Keterangan
Rencana
Penyimpanan
Realisasi
Total
2.050
3
6.150
0
0,10
205
0
3,33
3,33
Rp22.500
Rp133,7625 juta
Rp2.500
Rp10,7625 juta
12,50
8,75
Analisis Varians
1.
Varians Efisiensi=
= (Jumlah Rencana Jumlah Riil) x Harga Rencana
= (6.150m 5.945 m) x Rp20.000/m = Rp4.1 juta (menguntungkan)
2.
Varians Harga
= (Harga Rencana Harga Riil) x Jumlah Riil
= (Rp20.000,-/m Rp22.500/m) x 5.945 = Rp14,8625 juta (merugikan)
3.
Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Harga
= Rp4,1 juta + Rp14,8625 juta = Rp10,7625 juta (merugikan)
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
2.
Produksi (unit)
3.400
3.400
Periode
Triwulan 3
Triwulan 4
Produksi (unit)
3.500
3.700
Standar pemakaian bahan mentah per unit, Harga bahan mentah dan persediaan awal
tahun 200X masing-masing bahan mentah
Jenis Bahan
Mentah
Bahan mentah A
Bahan mentah B
3
SUR (kg)
Harga/Unit
Persediaan Awal
(Rp/kg)
400
300
(kg)
100
200
0,35
0,50
Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan tahun
200X
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
4.
Bahan Mentah
Bahan Mentah
A (kg)
110
120
125
135
B (kg)
150
300
200
250
Pada triwulan 1 terjadi pembelian banan mentah A sejumlah 1.000 unit dengan
harga beli per kg Rp500,-, sedangkan unit pembelian untuk bahan mentah B
adalah 1.750 unit dengan harga per kg Rp350,-
b.
Keterangan
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Bahan A
SUR
Produksi
(unit)
3.400
3.400
3.500
3.700
14.000
(kg/u)
0,35
0,35
0,35
0,35
Kebutuhan
(kg)
1.190
1.190
1.225
1.225
4.900
Bahan B
SUR
Produksi
(unit)
3.400
3.400
3.500
3.700
14.000
(kg/u)
0,5
0,5
0,5
0,5
Kebutuhan
(kg)
1.700
1.700
1.750
1.850
7.000
PT. ANGGAJAYA
Anggaran Pembelian Bahan Mentah A
Tahun 200X
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Kebutuhan
Bahan
Mentah
(kg)
1.190
1.190
1.225
1.295
4.900
Persed.
Akhir
(kg)
Kebutuhan
Sementara
(kg)
Persed.
Awal
(kg)
110
120
125
135
1.300
1.310
1.350
1.430
5.390
100
110
120
125
Unit
(kg)
1.200
1.200
1.230
1.305
4.935
Pembelian
Harga
Jumlah
(Unit/
(Rp)
Rp)
400
480.000
400
480.000
400
492.000
400
522.000
1.974.000
PT. ANGGAJAYA
Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Habis Dipakai
Tahun 200X
Keterangan
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Produksi
(unit)
1.190
1.190
1.225
1.295
4.900
Bahan A
SUR
Kebutuhan
(kg/u)
400
400
400
400
Produksi
(kg)
476.000
476.000
490.000
518.000
1.960.000
Bahan B
SUR
(unit)
1.700
1.700
1.750
1.850
7.000
Kebutuhan
(kg/u)
300
300
300
300
(kg)
510.000
510.000
525.000
555.000
2.100.000
PT. ANGGAJAYA
Laporan Pelaksanaan Pembelian Triwulan I 200X Bahan Mentah A
Tahun 200X
Keterangan
Jumlah yang dibeli (kg)
Harga/unit (Rp/kg)
Jumlah (Rp)
Rencana
Realisasi
1.200
400
480.000
1.000
500
500.000
Penyimpanan
Jumlah
%
200
16,67
100
25
20.000 (Rugi)
4,17
Analisis varians
1.
2.
3.
Total Varians
= Varians karena jumlah + Varians Karena Harga
Keterangan
3.400
0,5
1.700
Rencana
yang
disesuaika
n
3.600
0,5
1.800
300
510.000
300
540.000
Rencana
Produksi (unit)
SUR (kg/unit)
Bhn Mentah yang
dipakai (kg)
Harga/unit (Rp/kg)
Jumlah (Rp)
Penyimpanan
Realisasi
Total
3.600
0,45
1.620
0
0,05
180
0
10
10
285
461.700
15
78.300
5
14,5
Analisis Varians
1.
Varians Efisien
= (Jumlah Rencana Jumlah Riil) x Harga Rencana
= (1.800/kg 1.620/kg) x Rp300/kg = Rp54.000,- (menguntungkan)
2.
Varians Harga
= (Harga Rencana Harga Riil) x Jumlah Riil
= (Rp300/kg Rp285/kg) x Rp1.620/kg = Rp24.300 (menguntungkan)
3.
Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Harga
= Rp54,000/kg + Rp 24.300/kg = Rp78.300 (menguntungkan)
Produksi (unit)
20.000 unit
24.000 unit
25.000 unit
26 unit
Standar pemakaian bahan mentah per unit, Harga bahan mentah dan persediaan awal
tahun 20X7 masing-masing bahan mentah.
Jenis Bahan
SUR (kg)
Bahan mentah A
Bahan mentah B
c
Harga/Unit
Persediaan Awal
(Rp/kg)
2.500
3.500
(kg)
5.000
2.000
5
4
Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan tahun
200X
Periode
Bahan Mentah
Bahan Mentah
A (kg)
2.000
3.000
4.000
5.000
B (kg)
5.000
6.000
7.000
4.000
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
d.
Ternyata realisasi produksi sebanyak 2.050 unit dan setiap unit dengan
standar pemakaian bahan mentah A sebesar 5,5 kg per unit, dan untuk
bahan mentah B sebesar 4,5 kg per unit. Harga beli bahan mentah A per kg
adalah Rp2.250,-/kg, sedangkan harga beli bahan mentah B per kg adalah
Rp3.000,-/kg.
Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun 20X7 secara terinci.
Menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan mentah tersebut selama tahun
20X7 secara terperinci.
Menyusun Anggaran Biaya Bahan Mentah untuk Produksi selama tahun 20X7
secara terperinci.
Membuat Laporan Pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan analisa
varians untuk setiap laporan.
Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun 20X7 secara terinci.
Periode
Unit
Produksi
(unit)
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
2
20.000
24.000
25.000
26.000
95.000
Bahan A
Kebutuha
SUR
n
(kg/u)
BM (kg)
5
100.000
5
120.000
5
125.000
5
130.000
475.000
Bahan B
Kebutuha
SUR
n
(kg/u)
BM (kg)
4
80.000
4
96.000
4
100.000
4
104.000
380.000
Menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan mentah tersebut selama tahun
20X7 secara terperinci.
Anggaran Pembelian Bahan Mentah A
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Jumlah
Kebutuhan
Bahan
Mentah
(kg)
100.000
120.000
125.000
130.000
475.000
Persed.
Akhir
(kg)
Sementara
(kg)
Persed.
Awal
(kg)
2.000
3.000
4.000
5.000
102.000
123.000
129.000
135.000
5.000
2.000
3.000
4.000
Kebutuhan
Pembelian
Unit
Beli
(kg)
97.000
121.000
126.000
131.000
475.000
Harga
(Rp/kg)
2.500
2.500
2.500
2.500
Jumlah
(Rp)
242.500.000
302.500.000
315.000.000
327.500.000
1.187.500.000
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Jumlah
3.
Kebutuhan
Bahan
Mentah
(kg)
80.000
96.000
100.000
104.000
380.000
Persed.
Akhir
(kg)
5.000
6.000
7.000
4.000
Kebutuha
n
Sementara
(kg)
85.000
102.000
107.000
108.000
Persed.
Awal
(kg)
2.000
5.000
6.000
7.000
Pembelian
Unit
Beli
(kg)
83.000
97.000
101.000
101.000
382.000
Harga
(Rp/kg)
3.500
3.500
3.500
3.500
Jumlah
(Rp)
290.500.000
339.500.000
353.500.000
353.500.000
1.337.000.000
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Bahan Mentah A
Kebutuha
Harga
Jml Biaya
n
(Rp/kg)
(Rp)
(kg)
2.500
12.500.000
5.000
2.500
5.000.000
2.000
2.500
7.500.000
3.000
2.500
10.000.000
4.000
2.500
12.500.000
5.000
Bahan Mentah B
Kebutuha
Harga
Jml Biaya
n
(Rp/kg)
(Rp)
(kg)
2.000
3.500
7.000.000
5.000
3.500
17.500.000
6.000
3.500
21.000.000
7.000
3.500
24.500.000
4.000
3.500
14.000.000
Menyusun Anggaran Biaya Bahan Mentah untuk Produksi selama tahun 20X7
secara terperinci
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total
Bahan Mentah A
Kebutuha
Harga
Jml Biaya
n
(Rp/kg)
(Rp)
(kg)
2.500
100.000
250.000.000
2.500
120.000
300.000.000
2.500
125.000
312.500.000
2.500
130.000
325.000.000
475.000
1.187.500.00
Bahan Mentah B
Kebutuha
Harga
Jml Biaya
n
(Rp/kg)
(Rp)
(kg)
3.500
80.000
280.000.000
3.500
96.000
336.000.000
3.500
100.000
350.000.000
3.500
104.000
364.000.000
380.000
1.330.000.00
Rencana
Realisasi
97.000
2.500
242.500.000
100.000
2.250
225.000.000
Penyimpanan
Jumlah
%
3.000
3,09
-250
-10,00
-17.500.000
-7,22
Analisis varians:
1.
2.
Total Varians
= Varians karena jumlah + Varians Karena Harga
= Rp7.500.000,- + Rp25.000.000,- = Rp17.500.000 (menguntungkan)
PT. MITRA LESTARI
Laporan Pelaksanaan Pemakaian Triwulan II Bahan Mentah B
Tahun 20X7
Keterangan
Unit Produksi (unit)
SUR (kg/unit)
Kebutuhan Bahan (kg)
Harga Bahan (Rp/kg/unit)
Jumlah (Rp/kg/unit)
Rencana
24.000
4
96.000
3.500
336.000.000
Rencana yang
disesuaikan
22.500
4
90.000
3.500
315.000.000
Realisasi
22.500
5
101.250
3.000
303.750.000
Penyimpangan
Total
1
11.250
-500
-11.250.000
%
0
12,50
12,50
-14,29
-3,57
Analisa Varians
1.
Varians Efisiensi =
= (Jumlah Rencana Jumlah Riil) x Harga Rencana
= (90.000 kg 101.250 kg) x Rp3.500/kg
= Rp39.375.000,- (merugikan)
2.
Varians Harga
= (Harga Rencana Harga Riil) x Jumlah Riil
= (Rp3.500kg Rp3.000kg) x 101.250kg
= Rp50.625.000 (menguntungkan)
3.
Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Harga
= Rp39.375.000,- + Rp50.625.000,= Rp11.250.000,- (menguntungkan)
RINGKASAN
Bahan mentah merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk
jadi. Bahan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua (1) bahan mentah langsung, dan (2) bahan
mentah tidak langsung. Bahan mentah langsung dapat diartikan sebagai seluruh bahan
mentah dan suku cadang yang merupakan satu kesatuan bagian dari produk jadi dan dapat
langsung diidentifikasikan (ditelusuri) dengan biaya unit produk jadi. Biaya ini umumnya
merupakan biaya variabel yaitu suatu biaya yang berubah sesuai dengan perubahan keluaran
produktif atau volume.
Perencanaan bahan mentah meliputi semua anggaran yang berhubungan dan
merencanakan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan mentah ataupun suku
cadang untuk poses produksi selama periode yang akan datang, antara lain (1) Anggaran
Kebutuhan Bahan Mentah, (2) Anggaran Pembelian Bahan Mentah, (3) Anggaran Persediaan
Bahan Mentah, dan (4) Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang digunakan Untuk Produksi.
Pengelolaan besarnya bahan mentah sebagai persecliaan memiliki banyak manfaat,
antara lain dapat mengurangi biaya juga untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengelolaan
bahan mentah ini bermaksud untuk menentukan berapa banyak dan kapan scbaiknya
pemesanan dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tingkat persiapan yang terlalu besar
yang dimaksudkan untuk menghindari kekurangan persediaan namun berdampak pada
tingginya biaya simpan. Oleh karena itu perlu dipelajari teknik yang dapat menjamin jumlah
bahan mentah yang paling ekonomis, yakni jumlah pcrnbelian paling Ekonomis (Economic
Order Qutvitity/EOQ) dan waktu pembelian yang paling tepat (Reorder Point /ROP).
Jumlah pembelian yang paling ekonomis adalah jumlah bahan mentah yang setiap
kali dilakukan pembelian menimbulkan biaya yang paling rendah, tetapi tidak mengakibatkan
kekurangan bahan. Untuk menghitung EOQ dipertimbanglcan 2 jenis biaya yang bersifat
variabel, yakni biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan.
Untuk menjaga kelancaran proses produksi, perusahaan tidak cukup hanya
menentukan jumlah bahan mentah yang dibeli, Harus ditentukan pula kapan (saat yang tepat)
pemesanan bahan mentah yang dilakukan agar bahan mentah tersebut dapat datang pada saat
dibutuhkan (Reorder Point/ROP).
Anggaran bahan mentah dalam arti luas dapat berfungsi sebagai alat pengendali
(controlling), untuk itu diperlukan Performance Report (laporan pelaksanaan) yang terdiri
dari laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah dan Laporan Pelaksanaan Pemakaian
Bahan Mentah, disertai dengan Analisis Varians.
PERTANYAAN DAN KASUS
Pertanyaan untuk diskusi
1
Jelaskan yang dimaksud dengan bahan mentah, bahan mentah langsung dan bahan
Untuk menghitung EOQ terdapat 2 jenis biaya yang bersifat variabel sebagai dasar
pertimbangan. Sebutkan kedua biaya tersebut dan jelaskan definisinya secara singkat!
Sebutkan empat jenis anggaran bahan mentah dan berikan pengertian masing-masing
anggaran tersebut!
Untuk menjaga kelancaran proses produksi, perusahaan tidak cukup hanya menentukan
jumlah bahan mentah yang dibeli, namun juga harus ditentukan pula Reorder Point yang
dimaksud dengan ROP dan biaya-biaya apa saja yang perlu dipertimbangl menghitung
ROP?
Selain biaya-biaya tertentu untuk menentukan ROP, juga perlu diperhatikan faktor lead
time.Sebutkan definisi lead time dan mengapa lead time menjadi salah saw faktor
7
8
9
Kasus-kasus
Contoh Kasus 8.1: Penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Berikut ini adalah data perusahaan MITRA ABADI pada tahun 200X. Perusahaan selama 2
tahun terakhir memproduksi 2 macam produk, yakni produk A dan B, dan selama tahun
tersebut perusahaan merencanakan akan memproduksi 600 unit produk A dan 900 produk B.
Secara rinci produksi setiap triwulan adalah sebagai berikut:
Triwulan
TW 1 (20%)
EN 2 (30%)
EN 3 (25%)
TW 4 (25%)
Produk A
120 unit
180 unit
150 unit
150 unit
Produk B
160 unit
270 unit
225 unit
225 unit
SUR
Bahan X
2 kg
1 kg
Bahan Y
3 kg
2 kg
Berdasar data tersebut diminta menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun
200X secara terinci.
Contoh Kasus 8.2: Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Mentah
PT MITRA BAKTI adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan menjual produk Y
yang menggunakan dua macam bahan mentah yakni bahan mentah A dan B. Pada saat ini
perusahaan mulai menyusun rencana pembelian bahan mentah untuk tahun 200X. Sebagian
dari rencana yang telah disusun adalah:
1.
Rencana Produksi
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
2.
Produksi (unit)
5.000
6.500
5.000
6.000
Standar pemakaian bahan mentah masing bahan mentah dan persediaan awal
masing-masing bahanmentah.
Jenis Bahan
SUR (m)
Harga/unit (Rp/m)
Bahan mentah A
Bahan mentah B
3
2
2.000
5.000
1.000
2.000
Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan tahun
200X
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Bahan Mentah A
Bahan Mentah B
(m)
2.000
1.500
3.000
4.000
(m)
1.500
3.000
5.000
4.000
Berdasar data tersebuut diminta menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan mentah
tersebut selama tahun 200X secara terperinci.
Conoh Kasus 8,3: Economic Order Quantity (EOQ)
Suatu perusahaan menjual produk A dan ingin meminimumkan biaya bahan mentah.
Permintaan tahunan produk tersebut 10.000 satuan. Biaya pesan Rp200,00 setiap kali pesan
dan harga setiap satuan Rp50,00. Biaya simpan Rp4,00 tiap unit produk setiap tahun atau
sebesar 8% dari persediaan rata-rata. Banyaknya hari dalam setahun untuk melakukan
analisis adalah 250.
Berdasar data tersebut diminta menghitung jumlah pembelian bahan mentah yang paling
ekonomis (EOQ).
Contoh Kasus 8.4: Reorder Point (ROP)
Berdasar pada pengamatan data historis, dapat ditentukan probabilitas tentang waktu tunggu
yakni:
Waktu Tunggu
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
6 hari
Total
Frekuensi
5 kali
10 kali
15 kali
10 kali
5 kali
45 kali
Probabilitas
11,11 %
22,22 %
33,33 %
22,22 %
11,11 %
100
Bila diketahui R = 10.000 unit, Biaya Pesan Rp200,-/kaii pesan, Biaya simpan
Rp4/unit/periode. Harga beli biasa Rp50/unit dan bila membeli secara mendadak harga yang
harus dibayarkan adalah Rp53/unit dan 1 tahun = 250 hari.
Berdasar data tersebut diminta menghitung besarnya Reorder Point (ROP.
Contoh Kasus 8.5: Penyusunan Anggaran Persediaan Bahan Mentah
PT. MITRA INDAH pada awal tahun 200X memiliki persediaan 3.000 unit dan harga bahan
mentah stabil selama tahun tersebut sebesar Rp500,-
Jumlah (unit)
2.500
3.000
Bulan
Juli
Agustus
Jumlah (unit)
5.000
5.000
Maret
April
Mei
Juni
2.000
3.800
4.000
4.000
September
Oktober
Nopember
Desember
5.000
5.000
5.000
3.000
Berdasar data tersebut diminta untuk menyusun Anggaran Persediaan Bahan Mentah
Contoh Kasus 8.6: Penyusunan Anggaran Biaya Bahan Mentah
PT. MITRA BAHAGIA memproduksi barang jadi X, untuk keperluan pengolahan produk
diperlukan bahan mentah A dengan SUR 2 kg, dengan harga beli bahan mentah Rp200,-/kg
Diketahui Rencana produksi tahun 200X sebagai berikut:
Periode
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Produksi (unit)
300
300
500
1.100
1.300
1.500
Berdasar data tersebut, diminta menyusun anggaran biaya bahan mentah yang habis dipakai.
Realisas pembelian selama bulan Juli tcrsebut adalah sebanyak 5.100 kg dengan
harga beli Rp275/kg
b.
Pada bulan Juli direncanakan berproduksi sebanyak 1.000 unit barang jadi dengan
SUR 3 kg dan harga standar Rp300-/kg.
Ternyata realisasi produksi sebanyak 2.050 unit dan setiap unit barang jadi
memerlukan 2,90 kg bahan mentah dan harga beli senyatanya Rp275/kg.
Buatlah Laporan Pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan analisa
varians untuk setlap laporan.