Aktivitas produksi adalah aktivitas penjunjang dari rencana penjualan sehingga untuk dapat membuat rencana produksi yang tepat, manajer harus merencanakan koordinasi yang optimal antara penjualan, persediaan dan tingkat produksi.
RENCANA PRODUKSI
Rencana Produksi adalah penjabaran dari rencana penjualan kedalam program produksi yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai dengan batasan yang berlaku.
VOLUME PENJUALAN + PERUBAHAN PERSEDIAAN BARANG JADI = KEBUTUHAN PRODUKSI
Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja dan pengendalian kerja divisi produksi.
Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi 1. Anggaran penjualan 2. Kapasitas pabrik dan teknologi yang digunakan 3. Tenaga buruh yang tersedia tesrmasuk rekrutment, pelatihan, penempatan, pengupahan dan peutusan hubungan kerja. 4. Bahan baku tesrmasuk teknik transportasi dan pergudangan 5. Modal kerja yang tersedia
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun rencana 1. 2. 3. Menetapkan kebijakan tingkat persediaan Merencanakan jumlah produksi setiap jenis produk Menentukan skedul produksi untuk periode yang lebih rinci seperti bulanan, triwulan dan caturwulan.
Perencanaan Produksi
Rencana Penjualan
Rencana Produksi
Tingkat Penjualan
Tingkat Persediaan akhir barang jadi Jumlah Tingkat persediaan awal barang jadi Tingkat Produksi
Penentuan besarnya persediaan Ada beberapa cara untuk menentukan besarnya persediaan yaitu 1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan a. Bila kebutuhan tiap bulan relative sama, digunakan simple average (kebutuhan barang setahun/12) b. Bila kebutuhan tiap bulan befluktuasi, digunakan moving average 2. Batas maximum dan minimum 3. Tingkat perputaran persediaan Tk Perputaran Persediaan = Rencana penjualan setahun Persediaan Rata2
Persediaan Rata2 = Persediaan awal + Persediaan akhir 2
Contoh perhitungan persediaan berdasarkan moving average Kebutuhan bulanan Periode Kebutuhan barang Januari 4,000 Februari 2,000 Maret 3,000 April 4,000 Mei 5,000 Kebutuhan bulanan 4,000 + 2,000 + 3,000 Februari 3 Maret 2,000 + 3,000 + 4,000 3 3,000 + 4,000 + 5,000 3
3,000 unit
3,000 unit
April
4,000 unit
Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan, maka besarnya kebutuhan adalah Februari 3000 x 2 = 6,000 Maret 3000 x 2 = 6,000 April 4000 x 2 = 8,000
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran Produksi Perusahaan Mitra Jaya Manufacturing merekncanakan penjualan tahun 2012 sebesar 104.000 unit. Jumlah persediaan pada akhir tahun 2011 adalah 40.000 unit. Besarnya persediaan akhir tahun 2012 diperkirakan 16.000 unit. Rencana penjualan untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut Periode Volume Penjualan Triwulan 1 20.000 Triwulan 2 24.000 Triwulan 3 28.000 Triwulan 4 32.000 Berdasarkan informasi diatas, Sdr diminta 1. Menyusun anggaran produksi triwulanan tahun 2012 jika perusahaan mengutamakan produksi stabil. 2. Menyusun anggaran produksi triwulanan tahun 2012 jika perusahaan mengutamakan pola produksi gelombang. 3. Menyusun anggaran produksi triwulanan jika perusahaan mengutamakan pola produksi moderat dengan ketentuan a. Tingkat produksi berfluktuasi tidak lebih dari 20% diatas/dibawah rata-rata triwulanan. b. Tingkat persediaan maksimum adalah 40.000 unit dan minimum 16.000 unit. c. Karena permintaan pasar mengalamai penurunan dibulan Juli, Agustus dan September maka perusahaan merencanakan akan mengurangi jumlah produksinya sebesar 30%
Contoh Kasus hal 168 A. Pola Produksi Stabil Anggaran Produksi MITRA JAYA MANUFACTURING CO Tahun 20A6 Keterangan Penjualan Persediaan akhir Tersedia dijual Persediaan awal Produksi Setahun TW I TW II TW III TW IV 104,000 20,000 24,000 28,000 32,000 16,000 40,000 36,000 28,000 16,000 48.000 - 32.000 120,000 60,000 60,000 56,000 48,000 20.000+28.000 40,000 40,000 40,000 36,000 28,000 80,000 20,000 20,000 20,000 20,000 80.000/4
B. Pola Produksi Gelombang Anggaran Produksi MITRA JAYA MANUFACTURING CO Tahun 20A6 Selisih Persediaan/TW = = = (Persediaan awal + Persediaan akhir)/4 (40.000 - 16.000)/4 (6000)
Awal Selisih Pers Akhir 40,000 (6,000) 34,000 34,000 (6,000) 28,000 28,000 (6,000) 22,000 22,000 (6,000) 16,000
Setahun TW I TW II TW III TW IV 104,000 20,000 24,000 28,000 32,000 16,000 34,000 28,000 22,000 16,000 120,000 54,000 52,000 50,000 48,000 32.000+16.000 40,000 40,000 34,000 28,000 22,000 80,000 14,000 20,000 20,000 20,000 48.000-22.000
C. Pola Produksi Moderat Batasan a. Batas Produksi Atas (+20%) =120% x 20.000 unit = Bawah (-20%) =80% x 20.000 unit = b. Batas Persediaan Max 40.000 Min 16.000 c. Untuk Triwulan III produksi berkurang 30%
24.000 16.000
14.000
Langkah-langkah yg hrs diambil a.Hitung produksi rata2 utk TWI, TWII dan TW4 = (80,000 - 14,000)/3 = 22.000 b. Masukkan produksi TWIII sesuai dengan batasan dan produksi TW I, II dan IV sesuai produksi rata2 Keterangan Setahun TW I TW II TW III TW IV Penjualan 104.000 24.000 28.000 32.000 Persediaan akhir 16.000 Tersedia dijual 120.000 Persediaan awal 40.000 40.000 Produksi 80.000 22.000 22.000 14.000 22.000
c. Hitung Persediaan akhir dan unit tersedia dijual TWI Keterangan Penjualan Persediaan akhir Tersedia dijual Persediaan awal Produksi Setahun TW I TW II TW III TW IV 104.000 20.000 24.000 28.000 32.000 16.000 42.000 120.000 62.000 40.000 40.000 42.000 80.000 22.000 22.000 14.000 22.000
d. Karena persediaan akhir melebihi batas sebesar 2,000, maka produksi dikurangi dengan jumlah yang sama Keterangan Setahun TW I TW II TW III TW IV Penjualan 104.000 20.000 24.000 28.000 32.000 Persediaan akhir 16.000 40.000 Tersedia dijual 120.000 60.000 Persediaan awal 40.000 40.000 40.000 Produksi 80.000 20.000 22.000 14.000 22.000 22,000 - 2,000
e. Hitung Persediaan akhir dan unit tersedia dijual TWII dan TWIII dengan cara yg sama dg TWI Keterangan Penjualan Persediaan akhir Tersedia dijual Persediaan awal Produksi Setahun TW I TW II TW III TW IV 104,000 20,000 24,000 28,000 32,000 16,000 40,000 38,000 24,000 16,000 120,000 60,000 62,000 52,000 40,000 40,000 40,000 38,000 24,000 80,000 20,000 22,000 14,000 22,000
e. Hitung unit tersedia dijual dan produksi utk TWIV Keterangan Penjualan Persediaan akhir Tersedia dijual Persediaan awal Produksi
Setahun TW I TW II TW III TW IV 104,000 20,000 24,000 28,000 32,000 16,000 40,000 38,000 24,000 16,000 120,000 60,000 62,000 52,000 48,000 32,000 40,000 40,000 40,000 38,000 24,000 80,000 20,000 22,000 14,000 24,000 48,000
Kasus 4: stabilitas Produksi FA. SUKSES adalah produsen tas kulit yang berlokasi usaha di Semarang Barat. Perusahaan ini berproduksi untuk melayani permintaan pasar. Sejak beroperasinya pada tahun 20Xl sampai saat ini perusahaan memfokuskan pada 2 (dua) daerah pemasaran yang dianggap potensial dan bisa tumbuh, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beriku t ini adalah data tahun 20X5 yang merupakan realisasi operasinya: Penjualan selama 1 tahun 20X5 sebesar 120.000 unit Persediaan awal tahun 20X5 adalah 20.000 unit Persediaan akhir tahun 20X5 adalah 10.000 unit Perbandingan volume penjualan antara daerah pemasaran Jawa tengah denganJawa timur adalah 4:5.
Adapun data yang tersedia untuk perencanaan produksi tahun 20X6 adalah: Rencana penjualan sebesar 160.000 unit Tingkat perputaran persediaan tahun 20X6 diprediksi sama dengan tingkat perputaran persediaan tahun20X5 Dari rencana penjualan tersebut, manajemen memprediksikan bahwa perbandingan volume penjualan di 2 (dua) daerah pemasaran adalah 2:3
Adapun prediksi rencana volume penjualan setiap triwulan di setiap daerah pemasaran adalah sebagai berikut:
Dari data di atas Saudara diminta untuk: Menghitung Persediaan Akhir barang jadi tahun 20X6. Menyusun Anggaran Produksi tahun 20X6 jika perusahaan memakai kebijakan Stabilitas Produksi.
Jawab :
1
Peri ode Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Total 41.600 40.800 38.400 39.200 160.000 15.000 8 20.000 20.000 40.000 40.000 30.000 45% 35% 45% 55%
Persediaan rata 2006 160,000/8 = (Persediaan awal+Persediaan akhir)/2 = (Persediaan awal+Persediaan akhir) = (10.000 + Persediaan akhir) = Peresediaan akhir =
2 Keterangan Penjualan Persediaan Akhir Tersedia dijual Persediaan awal Unit produksi Setahun 160.000 30.000 190.000 10.000 180.000 Triwulan I 41.600 13.400 55.000 10.000 45.000 Triwulan II 40.800 17.600 58.400 13.400 45.000 Triwulan III 38.400 24.200 62.600 17.600 45.000 Triwulan IV 39.200 30.000 69.200 24.200 45.000