Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
“ANALISA BIAYA VOLUME LABA”
Makalah ini disusun sebagai tugas MK Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampuh Alfiana SE., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Achmad Mustofah A.W

2. Alifia kirana putri

3. Cici wuri Handayani

4. Cornelia Minot

5. Nurul Khalimah

Fakultas Ekonomi Prodi Management


UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
T.A 2020/2021
BAB

PEMBAHASAN

A. ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA

Analisis biaya-volume-laba suatu metode untuk menganalisis bagaimana


berbagai keputusan operasi dan pemasaran akan memengaruhi laba. Analisis CVP
memiliki banyak aplikasi :

▪ Menetapkan harga jual produk dan jasa.


• Memperkenalkan produk atau jasa yang baru.
• Menggantikan sebuah peralatan.
• Menentukan titik impas.

Analisis CVP didasarkan pada model eksplisit mengenai hubungan antara tiga
faktor-biaya, penjualan, laba-serta bagaimana perubahan dari ketiga faktor tersebut
dengan cara yang dapat diprediksi ketika volume aktivitas juga berubah. Model
CVP adalah:

Laba Operasi = Penjualan - Total Biaya

Penting bagi kita untuk membedakan biaya variabel dengan biaya tetap, serta
menunjukkan persamaan di atas dalam bentuk yang setara di bawah ini :

Penjualan = Biaya tetap + biaya variabel + laba operasi

Kemudian mengganti penjualan dengan jumlah unit yang terjual dikalikan


harga, dan mengganti biaya variabel dengan biaya variabel per unit dikalikan
jumlah unit yang terjual, maka model CVP adalah :

Unit yang terjual × Harga = Biaya tetap + (unit yang terjual × biaya variabel
per unit) + laba operasi
▪ Margin Kontribusi dan Laporan Laba Rugi Kontribusi

Margin kontribusi per unit merupakan selisih antara harga jual per unit
dengan biaya variabel per unit serta ukuran kenaikan laba akibat kenaikan satu
unit penjualan.

p - v = Margin kontribusi per unit

ket :

p = harga jual

v = biaya variable

Mengukur kenaikan laba operasi untuk setiap unit kenaikan penjualan. Jika
penjualan diperkirakan naik 100 unit, laba harus meningkat 100 kali margin
kontribusi. Untuk menunjukkan informasi yang dikembangkan pada analisis
CVP dengan menggunakan laporan laba rugi kontribusi. Dimana laporan laba
rugi kontribusi menempatkan fokus pada perilaku biaya yang memisahkan
biaya tetap dengan biaya variabel.

B. PERAN STRATEGIS ANALISIS CVP

Analisis CVP dapat membantu perusahaan untuk melaksanakan strateginya


dengan cara memberikan informasi mengenai bagaimana perubahan volume
penjualan memengaruhi biaya dan laba. Dan memberikan sarana untuk
memprediksi implikasi pertumbuhan penjualan terhadap laba. Analisis CVP juga
penting untuk digunakan dalam perhitungan biaya siklus hidup maupun
perhitungan biaya berdasarkan target. Demikian pula membantu perhitungan biaya
berdasarkan target pada tahap-tahap awal tersebut dengan cara menunjukkan
pengaruh laba dari berbagai alternatif desain produk yang memiliki biaya target
yang berbeda-beda. Lalu keputusan produksi meliputi kapan mesin harus diganti,
jenis mesin apakah yang akan dibeli, kapan melakukan otomatisasi proses, dan
kapan melakukan alih daya operasi produksi.
C. Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba

Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan
mengandalkan beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :

1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk


linear
2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit
dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentang
yang relevan
3. Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual
4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.
D. ANALISIS CVP UNTUK PERENCANAAN TITIK IMPAS

Titik awal dalam banyak perencanaan bisnis adalah bagaimana menentukan


titik impas, yaitu titik di mana pendapatan sama dengan total biaya dan labanya nol.
Titik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan analisis CVP.

▪ Metode Persamaan: Untuk Titik Impas dalam Satuan Unit

Metode persamaan menggunakan metode model CVP secara langsung.


Contohnya dengan menggunakan persamaan untuk analisis penjualan meja TV
HFI adalah

Penjualan = Biaya tetap + Total biaya variabel + Laba operasi

atau

p × Q = F + (v × Q) + N

$75 × Q = $5.000 + ($35 × Q)


Penyelesaian untuk Q dan asumsikan N = 0, maka titik impas adalah Q =
125 meja TV per bulan (1.500 unit per tahun).

($75 - $35) × Q = $5.000

Q = $5.000 / ($75 - $35)

Q = $5.000 / $40 = 125 unit per bulan

▪ Metode Persamaan: Untuk Titik Impas dalam Satuan Dolar

Kadang kala, jumlah unit yang terjual, biaya variabel per unit, dan harga
jual tidak diketahui atau tidak praktis untuk ditentukan. Metode yang digunakan
untuk titik impas dalam satuan unit, kecuali bahwa Q digantikan dengan Y/p,
sebagai berikut :

Penjualan = Biaya tetap + Total Biaya Variabel + Laba

atau

P × Q = F + (v × Q) + N

P × (Y/p) = F + [ v × (Y/p) + N

Y = F + [(v/p) × Y] + N

▪ Metode Margin Kontribusi

Metode yang tepat untuk mengalkulasikan titik impas adalah menggunakan


persamaan bentuk aljabar yang sepadan (diturunkan dengan cara memecahkan
model Q dan berasumsi bahwa titik impas N = laba = 0):

Q = Biaya tetap / Margin kontribusi per unit

atau

Q=F/p–v
E. ANALISIS CVP UNTUK PERENCANAAN LABA

Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang


dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang diharapkan. Mencari laba yang
diharapkan meliputi perencanaan pendapatan, perencanaan biaya, dan
pencatatan akuntansi untuk implikasi pajak penghasilan.

▪ Perencanaan Pendapatan

Analisis CVP membantu manajer dalam perencanaan pendapatan guna


menentukan pendapatan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang
diharapkan.

▪ Perencanaan Biaya

Untuk keputusan perencanaan biaya, manajer mengasumsikan jumlah


penjualan dan laba yang diharapkan telah diketahui, tetapi ingin menemukan
nilai biaya variabel atau biaya tetap yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang
diharapkan pada jumlah penjualan yang diasumsikan. Contohnya adalah
sebagai berikut :

• Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variabel (satu mesin)


• Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variabel (dua mesin)
• Komisi dan gaji penjualan
▪ Memasukkan Pajak Penghasilan ke dalam Analisis CVP

Keputusan manajer mengenai biaya dan harga biasanya harus memasukkan


pajak penghasilan karena pajak memengaruhi jumlah laba untuk tingkat
penjulan tertentu. Contohnya HFI, jika kita asumsikan bahwa rata-rata tarif
pajak penghasilan adalah sebesar 20%, maka untuk mencapai laba setelah pajak
tahunan yang diharapkan sebesar $48.000, HFI harus menghasilkan laba
sebelum pajak setidaknya sebesar $60.000 [$48.000/(1-0,2)].
F. ANALISIS CVP UNTUK PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN
AKTIVITAS

Pendekatan konvensional untuk analisis CVP adalah menggunakan ukuran


berdasarkan volume, yaitu ukuran berdasarkan jumlah unit yang diproduksi dan
dijual. Pendekatan altenatif yang dapat digunakan adalah perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas mengidentifikasi
penggerak biaya untuk aktivitas biaya tidak langsung pada tingkat terperinci, seperti
persiapan mesin, penanganan bahan baku, inspeksi, serta rekayasa.

CVP berdasarkan aktivitas berbeda dari pendekatan tradisional yang


berdasarkan volume. Biaya tingkat unit adalah berdasarkan volume, sehingga biaya
tersebut diperlakukan dengan cara yang sama berdasarkan volume dan CVP
berbasis perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. CVP tradisional yang berbasis
volume mengklasifikasikan tiga tingkat lainnya sebagai biaya tidak langsung yang
tidak berubah seiring dengan volume dan biaya tingkat produk berubah seiring
dengan jumlah kelompok produk atau jumlah produk yang berubah, dan CVP
berbasis perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memperhitungan hal tersebut.

G. ANALISIS SENSITIVITAS DARI HASIL CVP

Analisis CVP menjadi alat strategis yang penting ketika manajer


menggunakannya untuk menentukan sensitivitas laba terhadap perubahan yang
mungkin dapat terjadi pada biaya atau volume penjualan. Contohnya, jika terdapat
risiko tingkat penjualan akan berada di bawah tingkat penjualan yang
diproyeksikan, pihak manajemen akan berhati-hati untuk mengurangi rencana
investasi pada biaya tetap. Kapasitas tambahan tidak akan dibutuhkan jika
penjualan turun, tetapi akan sulit untuk mengurangi biaya tetap dalam jangka
pendek. Analisis sensitivitas adalah untuk berbagai metode yang menelaah
bagaimana perubahan jumlah unit jika faktor-faktor yang dilibatkan dalam
memprediksi jumlah unit tersebut juga berubah.
▪ Analisis Bagaimana-Jika dari Penjualan dan Rasio Margin Kontribusi

Analisis bagaimana-jika merupakan kalkulasi dari jumlah unit pada


berbagai tingkat faktor yang memengaruhi jumlah unit tersebut. Analisis
bagaimana-jika adalah pendekatan terhadap analisis sensitivitas ketika
ketidakpastian terjadi. Kerap kali analisis bagaimana-jika didasarkan pada
margin kontribusi dan rasio margin kontribusi.

▪ Margin Pengaman

Margin pengaman (margin of safety) merupakan jumlah penjualan yang


direncanakan di atas titik impas:

Margin pengaman = Penjualan yang direncanakan – Penjualan pada titik


impas

Rasio margin pengaman (margin of safety ratio) merupakan ukuran yang


bermanfaat untuk membandingkan risiko dari dua atau lebih dari dua alternatif
produk. Produk dengan rasio margin pengaman yang relatif rendah lebih
berisiko pada dua produk dan oleh karena itu biasanya membutuhkan perhatian
lebih besar dari pihak manajemen.

▪ Pengungkit Operasi

Perubahan lingkungan produksi kontemporer meliputi teknik produksi yang


bertambah baik melalui perbaikan proses, teknologi poduksi, dan teknik
lainnya. Ketika perubahan tersebut terjadi, sifat analisis CVP juga berubah.
Pengungkit operasi (operating leverage), yang merupakan rasio margin
kontribusi terhadap laba.

▪ Lima Tahap Pengambilan Keputusan Strategis untuk Analisis CVP

Lima tahap dalam menentukan kotak tinta terbaik untuk membeli alat
pencetak pada komputernya.

1. Menentukan isu strategis di sekitar masalah.

2. Mengidentifikasi alternatif tindakan.


3. Memperoleh informasi dan melakukan analisis terhadap alternatif.

4. Didasarkan strategis dan analisis, pilih dan implementasikan alternatif yang


diinginkan.

5. Menyediakan evaluasi terus-menerus mengenai efektifitas implementasi


pada tahap 4.

H. ANALISIS CVP UNTUK DUA PRODUK ATAU LEBIH DARI DUA


PRODUK

Andaikan perusahaan memiliki beberapa produk mungkin ratusan atau


ribuan produk. Perusahaan akan sulit mengalkulasikan dan menginterpretasikan
karena banyak titik impas. Selain itu, perusahaan akan sulit menentukan
bagaimana biaya tetap perusahaan seharusnya dialokasikan antarproduk. Untuk
alasan ini, pendekatan umum bagi perusahaan dengan banyak produk adalah
menggunakan rasio margi kontribusi yang dijelaskan sebelumnya pada bab ini.
Pendekatan tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengestimasikan titik
impas pada dolar penjualan berdasarkan estimasi CMR rata-rata tertimbang
terhadap seluruh produknya.

Dengan mengunakan pendekatan CMR, perusahaan dengan biaya tetap


sebesar $100 juta dan CMR sebesar 50 persen akan memiliki titik impas
penjualan sebesar $200 juta :

Y = $100/0,5= $200.000.000

Sekarang anadaikan perusahaan hanya memiliki dua atau tiga produk. Pada
kasus ini, perusahaan mungkin mengalkulasikan titik impas menggunakan
margin kontribusi tertimbang atau CMR rata-rata tertimbang yang ditentukan
secara langsung bagi produk-produk tersebut.
▪ Akuntansi Aliran Nilai dan CVP

Ketika rumpun produk dikelompokan ke dalam aliran nilai pada lean


accounting, terhadap peluang untuk menggunakan CVP bagi kelompok produk
jika dibandingkan dengan satu produk atau banyak produk.

I. ANALISIS CVP UNTUK ORGANISASI NIRLABA

Organisasi nirlaba dan perusahaan jasa juga dapat menggunakan analisis CVP.
Untuk mengilustrasikannya, perhatikan badan bantuan keluarga, Orange County
Family Support Center, yang menyediakan pelatihan pada pengaturan kelas bagi
keluarga muda. Orange County Family Support Center (OCFSC) menerima
bantuan keuangan dari daerah, yang dananya berkurang karena resesi ekonomi
lokal. Sebagai hasilnya, anggota komisi daerah telah menetapkan pemotongan
anggaran lintas badan sebesarn 5% untuk tahun fiskal yang baru. Tahun lalu,
pendanaan pusat sebesar $735.000 dan diproyeksikan menjadi kira-kira sebesar
$700.000 ditahun yang akan datang.

J. ASUMSI DAN KETERBATASAN DARI ANALISIS CVP


▪ Liniearisasi, Rentang yang Relavan, dan Biaya Bertahap

Model CVP berasumsi bahwa pendapatan dan total biaya adalah linier pada
rentang aktivitas yang relavan. Meskipun perilaku biaya aktual tidak linier, kita
menggunakan konsep rentang yang relavan dengan rentang output tertentu yang
terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linier.

▪ Biaya Bertahap

Analisis CVP dapat dilakukan, analisis CVP menjadi agak lebih rumit.
Tampilan 9.10 mengilustrasikan situasi seharga $18, biaya variabel menjadi per
unit seharga $10, biaya tetap awal seharga $100.000, dan biaya tetap tambahan
lainnya seharga $100.000 jika output melebihi 10.000 unit. Pengeluaran biaya
tetap tambahan akan meningkatkan kapasitas samapai 30.000 unit.

▪ Mengidentifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel untuk Analisis CVP


▪ Biaya Tetap
Andaikan pihak manajemen ingin mengalkulasikan titik impas
produk baru dari Household Furnishings, Inc. Produk barunya adalah
meja komputer yang dirancang agar mudah dirakit dan dimaksudkan
untuk dijual dengan harga akhir yang rendah di pasar.

Dalam analisis jangka pendek, biaya tetap yang akan relavan


merupakan biaya tetap yang diharapkan berubah seiring dengan
pengenalan produk baru. Untuk analisis jangka pendek, titik impas
bernilai sama dengan nol karena produk baru tidak harus memasukkkan
biaya tetap yang baru. Artinya, setiap produk yang dijual, mulai dari
yang pertama, berkontribusi terhadap laba sebesar harga dikurangi biaya
variabel.

▪ Biaya Variabel

Dalam mengukur biaya variabel, akuntan manajemen harus berhati-


hati untuk memasukkan seluruh biaya variabel yang relevan, tidak
hanya biaya produksi tetapi juga biaya penjualan dan distribusi. Setiap
biaya transportasi atau gudang akan relevan jika biaya tersebut berubah
seiring tingkat output.
CONTOH ILUSTRASI DENGAN PERSAMAAN MATEMATIKA

Penjualan 1000 Stick Pancing @ Rp 100.0000.- Total Biaya Variabel Rp


60.000.000 dan Total biaya tetap Rp 30.000.000

Diminta : berapa unit yang unit yang harus dijual dalam keadaan keadaan BEP?

Penyelesaian : (000)

▪ Unit yang harus terjual dalam keadaan BEP dimisalkan dengan X

Laba = Total pendapatan - Total Biaya

0 = (harga x unit) x unit) - (Total Biaya Variabel Variabel + Total B. Tetap)

0 = (100x) - (B. Variabel Variabel x unit) + 30.000)

0 = 100x – (60x) + 30.000

0 = 40x – 30.000

x = 750 unit dalam keadaan keadaan BEP

▪ Laporan Laba – Rugi Kontribusi Kontribusi (Variabel)

Untuk periode periode yang berakhir berakhir ….200x

Penjualan Penjualan 750 Stick @ Rp 100 = Rp 75.000

Total B. Variabel Variabel 750 Stick @ Rp 60 = Rp 45.000

Total Kontribusi Kontribusi Margin = Rp 30.000

Total Biaya Tetap = Rp 30.000

Laba Usaha =0

Kontribusi Kontribusi Margin adalah Selisih Selisih total penjualan penjualan


dengan total biaya variabel variabel, yang dipakai dipakai untuk menutupi menutupi
biaya tetap. Selanjutnya Selanjutnya jika ada nilainya nilainya maka nilai tersebut
tersebut adalah Laba.
❖ Untuk satu jenis produk

BEP dalam unit = Total Biaya Tetap/ CM unit

CM unit = penjualan penjualan/unit – B. Variabel Variabel/unit

BEP dalam nilai uang = Total B. Tetap/ CM ratio

CM ratio = 1- B. variabel variabel/penjualan penjualan

Pendapatan Pendapatan (juta Rp)

Target penjualan dalam unit =

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵. 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


𝐶𝑀 𝑢𝑛𝑖𝑡

Target penjualan penjualan dalam uang =

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵. 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 + 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


𝐶𝑀 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
❖ Ilustrasi penerapan Biaya – Volume – Laba

Diketahui Diketahui Kondisi Kondisi awal :

Penjualan 100 unit Stick.

Harga jual/unit Rp 100.000

Biaya variabel/unit Rp 60.000

Kontribusi Margin/unit Rp 40.000

Total Biaya Tetap Rp 3.000.000

1. Perubahan Biaya Tetap dan Volume Penjualan Perubahan :


• Biaya Iklan (B.Tetap B.Tetap) naik Rp 1.000.000
• Penjualan diharapkan naik sebesar Rp 3.000.000
• Dapatkah Dapatkah direalisasikan direalisasikan perubahan
perubahan tersebut tersebut ?
(dalam ribuan Rupiah) Rupiah)
uraian kondisi awal perubahan selisih
Penjualan 100 x 100 Rp 10.000 Rp 13.000 Rp 3.000
Biaya Variabel 100 x 60 Rp 6.000 Rp 7.800 Rp 1.800
Kontribusi Marjin Rp 4.000 Rp 5.200 Rp 1.200
Total B. Tetap Rp 3.000 Rp 4.000 Rp 1.000
Laba Usaha Rp 1.000 Rp 1.200 Rp 200
Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan
2. Perubahan Variabel dan Volume Penjualan Perubahan :
• Biaya Variabel naik Rp 10.000,/ unit, penjualan diestimasi naik 80
unit.Dapatkah dalam hal ini dilaksanakan dilaksanakan ?
(dalam ribuan Rupiah) Rupiah)
uraian kondisi awal perubahan selisih
Penjualan 100 x 100 Rp 10.000 Rp 18.000 Rp 8.000
Biaya Variabel 100 x 60 Rp 6.000 Rp 12.600 Rp 6.600
Kontribusi Marjin Rp 4.000 Rp 5.400 Rp 1.400
Total B. Tetap Rp 3.000 Rp 3.000 Rp -
Laba Usaha Rp 1.000 Rp 2.400 Rp 1.400
Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan
3. Perubahan Biaya Tetap, Harga Jual, Volume Penjualan Perubahan :
• B. Iklan (B. Tetap) naik sebesar sebesar Rp 1.500.000,- harga jual
turun Rp 20.000,-/unit. Penjualan diharapkan naik 60 unit. Dapatkah
rencana tersebut dilaksanakan ?
(dalam ribuan Rupiah) Rupiah)
uraian kondisi awal perubahan selisih
Penjualan 100 x 100 Rp 10.000 Rp 12.800 Rp 3.000
Biaya Variabel 100 x 60 Rp 6.000 Rp 9.600 Rp 3.600
Kontribusi Marjin Rp 4.000 Rp 3.200 -Rp 800
Total B. Tetap Rp 3.000 Rp 4.000 Rp 1.500
Laba Usaha Rp 1.000 -Rp 1.300 -Rp 2.300
Dari analisis diatas, rencana tersebut tersebut dapat dilaksanakan
4. Perubahan Biaya Variabel, B.Tetap dan Volume Penjualan Perubahan :
• Gaji tetap bagian penjualan penjualan Rp 600.000,-/bulan diganti
dengan gaji Rp 1.500,-/unit yang terjual terjual. Penjualan
diharapkan naik 15%. Dapat rencana ini dilaksanakan?
(dalamribuan Rupiah)
uraian kondisi awal perubahan selisih
Penjualan 100 x 100 Rp 10.000 Rp 11.500 Rp 1.500
Biaya Variabel 100 x 60 Rp 6.000 Rp 7.073 Rp 1.073
Kontribusi Marjin Rp 4.000 Rp 4.428 Rp 428
Total B. Tetap Rp 3.000 Rp 2.400 -Rp 600
Laba Usaha Rp 1.000 Rp 2.073 Rp 1.073
Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan
5. Perubahan Harga Reguler
• Hal ini dapat dilaksanakan tanpa menggangu penjualan reguler.

Ilustrasi :

Ada calon konsumen mau membeli Stick sebanyak 150 unit dengan harga yang
dapat ditentukan (lebih murah dari harga reguler). Jika manajer mengharapkan
laba Rp3.000.000, berapa harga yang dapat diberikan ?
Harga jual per stick per stick = B. Variabel /unit + laba/unit

= Rp 60.000 + Rp 20.000

=Rp 80.000/unit

Pembuktian Pembuktian :

Penjualan Penjualan 150 x Rp 80.000 = Rp 12.000.000

B.variabel 150 x Rp 60.000 = Rp 9.000.000

Kontribusi marjin = Rp 3.000.000

Total Biaya Tetap =0

Laba usaha = Rp 3.000.000

TITIK IMPAS MULTI PRODUK

Untuk menghitung titik impas multi produk terlebih dahulu harus dihitung
bauran penjualan produknya atau perbandingan volume penjualan antar produk.
Kemudian rumus yang sama dapat digunakan.

Ilustrasi :

PT. Pelangi Pelangi Indonesia memproduksi 4 (empat) jenis produk yang dikasih
lebel A, B, C, dan D. Direncanakan Direncanakan diproduksi diproduksi dan Dijual
:

A = 20.000 Unit @ Rp 11.000

B = 15.000 Unit @ Rp 16.000

C = 10.000 Unit @ Rp 21.000

D = 5.000 Unit @ Rp 26.000

Biaya tetap pada kapasitas diatas Rp 144.000.000Biaya Variabel Variabel masing-


masing Produk :

Produk A =Rp 7.000


B =Rp 8.000

C =Rp 11.000

D =Rp 14.000

Maka titik impas Dihitung sbb:

Perbandingan Perbandingan Volume ke 4 Produk adalah :

20 : 15 : 5 atau 4 : 3 : 2 :1

𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙


Titik Impas = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
1
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

Titik impas = Rp 320.000.000

Titik Impas dalam unit = Titik impas dalam Rp Dibagi dengan harga penjualan
penjualan

Harga Penjualan =

(4 x Rp 11.000) + (3 x 11.000) + (2 x Rp 21.000) + (1 x 21.000) + (1 xRp 26.000)


= Rp 160.000 160.000

Maka Titik Impas Dalam Unit =

320.000.000 : 160.000 = 2.000 320.000.000 : 160.000 = 2.000 Paket

Komposisi Komposisi Titik Impas Sbb:

Produk A = 2.000 x 4 = 8.000 unit

B = 2.000 x 3 = 6.000 unit

C = 2.000 x 2 = 4.000 unit

D = 2.000 x 1 = 2.000 unit

Anda mungkin juga menyukai