Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENILAIAN HARGA SAHAM, PENILAIAN


OBLIGASI DAN PORTOFOLIO SAHAM

Kelas : F Akuntansi 2018


Dosen : Prof. Dr. Aakram, SE.,M.Si.
Disusun oleh, Kelompok III :
 Putu Adi Putra (A1C118124)
 Rahdien Badu Alam (A1C118127)
 Raiymond Haris (A1C118128)

MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN


UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah AKUNTANSI MANAJEMEN. Dan tak
lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun
kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama yang sempurna
addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menjelaskankan tentang teori Penilaian Harga Saham, Penilaian
Obligasi Dan Portofolio Saham yang terdiri dari berbagai bahasan. Kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing dan pengajar yaitu Bapak Prof. Dr. Aakram, SE.,M.Si.. yang dengan
kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami serta teman – teman yang telah membantu kami.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.
Terima kasih.

                                                                                                      Hormat Kami,

                                                                                                      Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................  2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................  3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................  4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................  5
1.3. Tujuan Masalah.....................................................................................................  5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Penilaian Harga Saham.........................................................................................  6
2.2. Penilaian Obligasi...............................................................................................  14
2.3. Portofolio Saham.................................................................................................. 16
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dimasa dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang menjalankan kegiatan
inventasi. Investasi pada dasarnya adalah kreatifitas seseorang untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam berinvestasi terdapat begitu banyak alternatif yang dapat digunakan oleh
masyarakat pemodal untuk melakukan investasi yang di inginkan, misalnya investasi dapat
dilakukan antara lain menabung, membeli tanah dan bangunan, membeli emas, maupun
membeli surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Namun, dari begitu banyaknya
alternatif investasi, masyarakat pemodal belum terlalu mengetahui alternatif yang dapat
memberikan dia keuntungan yang besar.
Beberapa orang beranggapan bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti,
tanah, emas adalah alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi di
alternatif ini selain memiliki pengembalian yang rendah juga memiliki risiko yang cukup
besar. Misalnya saja berinvestasi dengan cara membeli properti (rumah dan tanah), mungkin
masyarakat pemodal beranggapan bahwa berinvestasi di alternatif ini sangat menjanjikan
karena harganya semakin lama semakin tinggi padahal alternatif ini memiliki risiko yang
cukup tinggi seperti tergusur ataupun kebakaran.
Saham dan obligasi merupakan alternatif investasi yang sangat menjanjikan, namun,
masih banyak masyarakat pemodal yang belum menanamkan kelebihan dananya untuk
berinvestasi di saham dan obligasi di karenakan masyarakat pemodal belum mengetahui
keuntungan yang dapat diberikan saham dan obligasi. Dalam kegiatan investasi tersebut pada
umumnya dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam
kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut, sebagaimana
yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa instrument investasi yang
sering digunakan sebagai alternatif kegiatan investasi ini
Secara sederhana saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan dan yang
menerbitkan kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Di Indonesia sampai saat ini semua obligasi yang diterbitkan adalah obligasi atas
Unjuk. Contoh obligasi atas Unjuk dapat dilihat seperti spesimen obligasi yang bunga 18%
pertahun. Kalau diamati tanggal 1 Februari 1997, kupon bunga sebanyak 32 lembar

4
dilampirkan pada obligasi tersebut dan setiap 3 bulan secara berurutan dapat dilepaskan untuk
memperoleh pembayaran. Keseluruhan obligasi ini mempunyai nilai nominal Rp. 50 Milyar.
Berbeda dengan obligasi atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik tercantum
dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga. Sedangkan bagi obligasi atas Nama untuk
bunga, nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik
dicatat perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga. Kemudian bagi
obligasi atas Nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum dalam sertifikat
obligasi, akan tetapi tidak ada kupon dan bunga langsung disampaikan kepada pemilik yang
namanya tercantum diperusahaan emiten.
1.2 Rumusan masalah
1) Bagaimanakah bentuk Penilaian Harga Saham?
2) Bagaimanakah Bentuk Penilaian Obligasi?
3) Bagaimanakah Bentuk Portofolio Saham?
1.3 Tujuan
Tujuan Pembuatan Karya Tulis Ini Adalah:
1) Untuk Mengetahui Bentuk Penilaian Harga Saham?
2) Untuk Mengetahui Bentuk Penilaian Obligasi?
3) Untuk Mengetahui Bentuk Portofolio Saham?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka
waktu obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek yaitu satu tahun, ada juga yang
jangka panjang yaitu 30 tahun. Bahkan ada yang namanya obligasi consol, yakni obligasi
yang jangka waktu jetuh temponya tidak terbatas. Obligasi mempunyai ciri pembayaran
bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya. Beberapa istilah kunci yang berkaitan
dengan obligasi adalah sebagai berikut:
1) Nilai nominal (Par Value)
Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebut
mencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh
tempo. Misalnya suatu obligasi mempunyai nilai nominal sebesar 1 juta rupiah, maka
pada saat jatuh tempo pemegang obligasi akan menerima uang pengembalian sebesar
1 juta rupiah (diluar bunga)
2) Kupon tingkat bunga
Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkan nilai
nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi. Misalnya suatu
perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon tingkat bunga sebesar 20% yang akan
dibayarkan setiap tahun selama 10 tahun. Pemegang obligasi akan memperoleh
pembayaran bunga sebesar 20% X Rp. 1 juta = Rp. 200.000,00 setiap tahun selama 10
tahun. Periode pembayaran akan ditentukan oleh pihak penerbit obligasi, misalnya
setiap 1 tahun sekali atau 6 bulan.
3) Jatuh tempo
Jangka waktu atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalam satuan tahun.
Pada saat jatuh tempo penerbit obligasi mempunyai kewajiban untuk melunasi
pemegang obligasi sebesar nominalnya.

Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas


Nilai suatu obligasi bias dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima
dimasa mendatang oleh pemegang obligasi.
Contoh:

6
Suatu obligasi memiliki nominal sebesar Rp. 1 juta, dengan kupon bunga sebesar 20%
dibayarkan setiap tahun, jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkat keuntungan yang
disyaratkan untuk obligasi tersebut adalah 20%. Harga obligasi dapat dihitung dengan:

Harga = +
Jawab:

Harga = + …………… + +
Harga = (PVIFA (20%, 10) x Rp. 200.000,00) + (PVIFA (20%, 10) x Rp. 1.000.000)
= (4,1924 x Rp. 200.000,00) + (0,1615 x Rp. 1.000.000,00)
= 838.480 + 161.500
= 999.980
= Rp. 1. 000.000,00 (pembulatan)
Dalam contoh tersebut nilai pasar (harga) obligasi sama dengan nilai nominalnya.
Biasanya perusahaan pada saat menerbitkan obligasi akan menetapkan nilai nominalnya
sedemikian rupa sehingga harga pasar akan sama dengan nilai nominalnya.
Harga pasar obligasi tidak akan konstan sepanjang usia obligasi tersebut. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan (kd) bias berubah. Tingkat keuntungan yang disyaratkan
tersebut merupakan fungsi dari tingkat keuntungan bebas risiko dan premi risiko.
Tingkat keuntungan yang disyaratkan = tingkat keuntungan asset bebas risiko + premi
risiko
Tingkat keuntungan asset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapa factor
sebagai berikut ini:
a. Premi maturity
Jangka waktu ( jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggi
tingkat keuntungan yang disyaratkan.
b. Premi kebangkrutan
Perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi akan
meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Sebagai contoh, missal
perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaan
melakukan pinjaman lagi dengan jumlah yang sangat besar, sehingga menaikan

7
tingkatutangnya. Semakin tinggi utang, akan semakin tinngi kemungkinan
kebangkrutannya, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan meningkat.
c. Premi likuiditas
Semakin likuid suatu asset, semakin rendah tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Misalnya setelah menerbitkan obligasi, tiba-tibaterjadi krisis moneter yang akan
mengakibatkan kesulitan likuiditas. Dalam situasi ini tingkat keuntungan yang
disyaratkan akan meningkat.
d. Premi inflasi
Secara umum, jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga akan
meningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal bias
dituliskan sebagai berikut:
Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi
Misal, setelah perusahaan menerbitkan obligasi, tingkat inflasi meningkat. Dengan
demikian tingkat bunga bebas risiko juga meningkat, dan mengakibatkan kenaikan
tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut.
Kembali ke contoh diatas, misal tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi
tersebut (kd) pada tahun berikutnya (tahun kesatu) berubah menjadi 25%. Nilai
obligasi tersebut pada tahun kesatu bias dihitung sebagai berikut:

Harga = + ……… + + = Rp. 826.843,5


Nilai pasar yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan nilai nominalnya. Karena
obligasi tersebut menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan
tingkat keuntungan yang diinginkan, maka nilai pasar obligasi tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan nilai nominalnya. Obligasi tersebut dikatakan dijual dengan
diskon (discount). Diskon yang terjadi adalah:
Diskon = Rp. 1.000.000,00 – Rp. 826.844,00
=Rp. 173.156,00
Nilai obligasi akan meningkat bertahap sampai menyatu (converge) menjadi sama
dengan nilai nominal pada saat jatuh tempo.
Misalkan tingkat keuntungan pada tahun berikutnya bukannya meningkat, melainkan
turun menjadi 15% nilai obligasi tersebut pada tahun kesatu adalah:

Harga = + …… + +
= Rp. 1.238. 579,00

8
Nilai pasar yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan nilai nominalnya. Karena
obligasi tersebut menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat keuntungan yang diinginkan, maka nilai pasar obligasi tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai nominalnya. Obligasi tersebut dikatakan dijual dengan
premi (premium). Premium yang terjadi adalah:
Premium = Rp. 1.238.579,00 – Rp. 1.000.000,00
= Rp. 238.579,00
Sama seperti sebelumnya, nilai obligasi pada akhirnya akan menyatu (converge) ke
nilai nominal obligasi tersebut.
Table berikut ini menggambarkan perjalanan nilai obligasi, yang pada akhirnya
menyatu (converge) ke nilai nominal obligasi. Kolom pertasma menunjukan periode
(akhir periode), kolom kedua menunjukan harga obligasi jika bunga turun menjadi
15%, dan tetap bertahan sampai jatuh tempo, kolom ketiga meunjukan harga obligasi
jika tingkat diskonto obligasi tetap 20%, dan kolom terakhir menunjukan harga
obligasi jika tingkat diskonto obligasi meningkat menjadi 25% dan tetap bertahan
sampai jatuh tempo.
Tahun Harga (15%) Harga (20%) Harga ( 25%)
0 - 1.000.000 -
1 1.238.579 1.000.000 826.843
2 1.224.366 1.000.000 833.554
3 1.208.021 1.000.000 841.943
4 1.189.224 1.000.000 852.429
5 1.167.608 1.000.000 865.536
6 1.142.749 1.000.000 881.920
7 1.114.161 1.000.000 902.400
8 1.081.285 1.000.000 928.000
9 1.043.478 1.000.000 960.000
10 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Terlihat bahwa premi atau diskonto cenderung mengecil, sampai akhirnya menjadi
nol pada saat obligasi jatuh tempo.
Gambar berikut ini menunjukan perkembangan harga yang menuju konvergen ke nilai
nominal. 
Yield To Maturity (YTM), Yield To Call (YTC), dan Yield
YTM adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi, jika obligasi tersebut
dipegang sampai jatuh tempo (mature).

9
Misalnya jika ditawari obligasi dengan karakteristik kupon bunga 20%, nilai nominal Rp.
1.000.000,00, jangka waktu 10 tahun. Harga penawaran adalah Rp. 900.000,00.
Kemudian disimpan hingga jatuh tempo, maka berapa tingkat keuntungan atau YTM
investasi pada obligasi tersebut?
Aliran kas pada persoalan diatas bias dilihat sebagai berikut:

900 ribu = + ……. + +


Jika menerima tawaran tersebut, maka akan keluar kas sebesar Rp. 900.000,00 di awal
periode. Kemudian kita akan menerima kas masuk sebesar Rp. 200.000,00, setiap tahun
selama 10 tahun. Pada tahun kesepuluh kita akan menerima pokok pinjaman (nilai
nominal) sebesar Rp. 1.000.000,00. Yield to maturity merupakan tingkat bunga yang
menyamakan sisi kiri denga sisi kanan dalam persamaa diatas. Dengan menggunakan
excel (fungsi IRR), kita bias memperoleh YTM sebesar 22,6%. Dengan kata lain,
meskipun kupon bunga adalah 20% tetapi tingkat keuntungan yang efektif adalah 22,6%
(lebih besar). Hal ini terjadi karena kita membayar Rp. 990.000,00 lebih rendah dari nilai
nominalnya.
Jika kita ngin menghitung YTM secara manual, misalnya menggunakan table, kita harus
melakukan coba-coba (trial and error). Kita akan memasang tingkat dikonto, sedemikian
rupa sampai akhirnya ditemukan tingkatdiskonto yang menyamakan sisi kiri dan sisi
kanan. Sebagai contoh,, kita mulai dengan tingkat diskonto 22%. Dengan tingkat diskonto
22%, PV aliran sisi kanan adalah:
PV = [ 200.000/ (1+0,22)1] + …… + [200.000/ ((1+0,22)10] + [1.000.000/
((1+0,22)10] = 921.536,3
Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan sisi kiri (900.000). karena itu pembaginya harus
diperbesar, agar present value yang diperoleh menjadi semakin kecil. Misalnya tingkat
diskonto dinaikan menjadi 23%, maka PV aliran sisi kanan menjadi:
PV = [ 200.000/ (1+0,23)1] + …… + [200.000/ ((1+0,23)10] + [1.000.000/
((1+0,23)10]
= 886.021,9
Sekarang jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan sisi kiri (900.000). tetapi kita
tahu bahwa tingkat diskonto yang menyamakan sisi kiri dengan sisi kanan berada
diantara22% dan 23%. Kita bias menggunakan teknik interpolasi untuk menemukan
angka yang lebih tepat. Dengan menggunakan interpolasi, YTM ditemukan sebesar
22,6%. Hasil tersebut tidak jauh beda dengan perhitungan excel.

10
Dalam beberapa situasi, perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai hak untuk
melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Jika tingkat bunga pasar turun, maka insentif
untuk melunasi akan semakin besar. Sebagai contoh, jika obligasi diatas dengan tingkat
bunga 20% per tahun. Kemudian pada tahun keenam tingkat bunga menurun menjadi
10%. Bagi perusahaan akan menguntungkan jika obligasi lama dilunasi, kemudian
menerbitkan kembali obligasi yang baru. Obligasi yang baru membayar bunga sebesar
10% lebih kecil dibandingkan dengan bunga obligasi yang lama. Tingkat keuntungan
yang diperoleh investor jika investor tersebut memegang obligasi sampai dilunasi, disebut
sebagai Yield to call (YTC). Misalnya pada akhir tahun keenam perusahaan memutuskan
untuk melunasi obligasi, dengan harga pelunasan sebesar 150% daqri nilai nominal. Kita
membeli obligasi tersebut dengan harag Rp. 900.000,00 berapa yield to call yang akan
diperoleh?

900 ribu = + ……. + +


Pada akhir tahun keenam investor akan menerima pelunaasan sebesar 150% dikalikan
nilai nominal. Harga pelunasan biasanya ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan
harga nominal. Dengan menggunakan program spread sheet, YTC ditemukan sebesar
26,07%
Dalam beberapa publikasi keuangan, seringkali ditemui istilah yield obligasi atau sering
disingkat dengan yield saja. Yield dihitung sebagai berikut:
Yield = bunga / harga pasar obligasi
Yield bukan merupakan tingkat keuntungan yang diharapakn oleh investor obligasi.
Tetapi yield sering dipakai sebagai indicator tingkat keuntungan, misalnya untuk
menghitung tingkat keuntungan yang disyaratkan atau dikaitkan dengan rating obligasi.

Obligasi dengan Tingkat Bunga Setiap Semester


Beberapa atau kebanyakan obligasi membayar bunga tidak setiap tahun, tetapi beberapa
kali dalam setahun. Biasanya obligasi membayar bunga setiap semester (setengah tahun).
Perhitungan harga obligasi dengan bunga setiap semester pada dasarnya sama, tetapi ada
beberapa penyesuaian:
1) Kupon bunga dibagi dua ( karena bunga dibayar setiap semester)
2) Jangkawaktu obligasi dikalikan dua
3) Tingkat diskonto juga dibagi dua

11
Berikut ini formula yang dipakai untuk menghitung obligasi dengan karakteristik seperti
yang disebutkan diatas:

Harga = +
Kembali pada contoh diatas, yaitu obligasi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 jagka
waktu 10 tahun, kupon bunga 20% dan dibayar setiap semester. Berapa harga obligasi
tersebut?
Kupon bunga yang dibayarkan adalah Rp. 200.000,00 per tahun atau Rp. 1.000.000,00
per semester. Jangka waktu obligasi menjadi 2 X 10 = 20. Misalkan tingkat diskonto (kd)
adalah 20%, maka nilai obligasi adalah
PV = [100.000/ (1+0,1)1] + ……. + [ 100.000/ (1+0,1)20] + [ 1.000.000/ (1+0,1)20]
= 1.000.000
Jika tingkat diskonto menjadi 25% pada tahub berikutnya, nilai obligasi adalah:
PV = [100.000/ (1+0,125)1] + ……. + [ 100.000/ (1+0,125)18] + [ 1.000.000/ (1+0,125)18]
= 824.004,1
Perhatikan nilai tersebut lebih kecil sedikit dibandingkan dengan nilai obligasi yang
memakai bunga tahunan (826.843). hal tersebut te4rjadi karena proses pendiskontoan
yang lebih sering .
Risiko Tingkat Bunga
Tingkat bunga bias berubah-ubah tergantung banyak factor. Sebagai contoh, jika inflasi
meningkat maka tingkat bunga juga cenderung akan meningkat. Jika seorang investor
membeli obligasi dengan tingkat bunga tetap (missal 20%) selam sepuluh tahun, maka ia
akan menerima 20% pertahun selama sepuluh tahun. Jika tingkat bunga meningkat
menjadi 30% pertahun, investor tersebut akan mengalami kerugian (karena hanya
memperoleh 20%) dan sebaliknya. Hal yang sebaliknya akan terjadi dengan perusahaan
yang mengeluarkan obligasi tersebut (perusahaan tersebut mengalami keuntungan).
Dengan kata lain investor tersebut mengalami risiko penginvestasian kembali
(reinvestment risk).
Jangka Waktu Obligasi
Eksposur terhadap risiko tingkat bunga tersebut tergantung dari beberapa factor. Salah
satu factor adalah jangka waktu obligasi. Obligasi dengan jangka waktu lebih panjang,
ceteris paribus, mempunyai eksposur tingkat bung yang lebih tinggi dibandingkan dengan
obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek. Sebagai contoh, missal ada dua obligasi
yang sama-sama mempunyai kupon bunga sebesar 20% dengan nilai nominal Rp.

12
1.000.000,00. Obligasi yang pertama (A) mempunyai jangka waktu lima tahun,
sedangkan obligasi yang kedua (B) mempunyai jangka waktu 20 tahun. Misalkan tahun
berikutnya tingkat bunga berubah menjadi 25%, 23%, 20% (tetap), 18% dan 15%. Table
berikut ini menyajikan nilai kedua obligasii untuk tingkat diskonto yang berubah.
Tingkat Diskonto Obligasi A Obligasi B
25% 881.920 802.306
23% 926.552 871.642
20% 1.000.000 1.000.000
18% 1.053.801 1.107. 055
15% 1.142.749 1.312.967
Harga Obligasi Jangka Panjang Dan Jangka Pendek Untuk Tingkat Bunga Yang
Berbeda
Bagan berikut ini menggambarkan kaitan antara tingkat bunga dengan harga obligasi A
dan B
Obligasi Tanpa Bunga dan Obligasi dengan Kupon Bunga
Obligasi tanpa bunga adalah obligasi yang tidak membayarkan bunga sebelum jatuh
te,po. Obligasi tersebut dinamakan juga sebagai zero coupon bond atau zeroes. Obligasi
tersebut berbeda dengan obligasi biasa yang dengan bunga, karena obligasi biasa
membayarkan bunga setiap periode tertentu, sampai jatuh tempo. Formula untuk
menghitung harga obligasi tanpa kupon adalah sebagai beikut:
Harga = nilai nominal / (1 + r)n
Dimana r = tingkat bunga
n = periode
Sebagai contoh , PT A mengeluarkan obligasi tanpa bunga dengan nilai nominal Rp.
1.000.000,00, jangka waktu 5 tahun. Jika tingkat diskonto yang relevan (kd) adalah 20%
maka harga obligasi tersebut dihitung sebagai berikut
PV = 1.000.000/ (1 + 0,2) 5 = Rp. 401.878,00
Obligasi tersebut mempunyai harga Rp. 401.878,00. Tingkat bunga yang akan diperoleh
oleh pemegang obligasi jika obligasi tanpa bunga tersebut dipegang saat jatuh tempo
adalah 20%.
Dibandingkan dengan obligasi dengan bunga, apakah obligasi tanpa bunga lebih berisiko
atau kurang berisiko? Kita bisa membandingkan obligasi tanpa bunga tersebut deng
obligasi yang membayarkan bunga 20% setiap tahun, dengan jangka waktu lima tahun.
Misalnya ada dua jenis obligasi, yaitu (A): obligasi tanpa kupon bunga dengan nilai
nominal Rp. 2.488.320,00, tingkat bunga 20%, kemudian (B): obligasi dengan bunga

13
20% pertahun nilai nominal Rp. 1.000.000,00. Keduanya mempunyai jangka waktu lima
tahun. Harga pasar saat ini untuk keduanya sama yaitu Rp. 1.000.000,00. Misalnya suatu
hari berikutnya, tingkat bunga pasar berubahmenjadi 25%, 23%, 20% (tetap), 18% dan
15%. Jangka waktu keduanya masih lima tahun (hanya berubah 1hari). Berapa harga
obligasi tanpa bunga dan obligasi dengan bunga? Berikut table yang menunjukan harga
obligasi:
Tingkat Diskonto Obligasi Tanpa Bunga Obligasi dengan Bunga
25% 815.373 865.536
23% 883.854 915.896
20% 1.000.000 1.000.000
18% 1.087.668 1.062.543
15% 1.237.135 1.167.608
Catatan:
Harga obligasi tanpa bunga untuk 25% : 2.488.320 / (1+0,25)5 = 815.373

2.2 Penilaian Harga Saham


Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang paling banyak
digunakan oleh para investor karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dan dana
yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi tidak begitu besar jika dibandingkan
dengan obligasi. Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham
perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan harga saham tersebut.
a. Pengertian Harga saham
Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang
ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri.
Semakin tinggi nilai dari harga pasar saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik
untuk menjual sahamnya. Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan
oleh para pelaku pasar yang sedang melangsungkan perdagangan sahamnya. Dengan
harga saham yang ditentukan otomatis perdagangan saham di bursa efek akan berjalan.
b. Proses Terbentuknya Harga Saham
Menurut Sharpe (2000), proses terbentuknya harga saham dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1) Demand to Buy Schedule.

14
Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham. Biasanya mereka
akan memakai jasa para broker atau pialang saham. Investor dapat memilih saham
mana yang akan dibeli dan bisa menetapkan standar harga bagi investor itu sendiri.
2) Supply to sell schedule.
Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat
menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke pasaran.
Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor.
3) Interaction of Schedule.
Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu yang biasa
disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya perusahaan yang mengeluarkan
saham akan menetapkan harga awal untuk sahamnya. Saham tersebut kemudian akan
dijual ke pasar untuk diperdagangkan. Saat di pasaran, harga saham tersebut akan
berubah karena permintaan dari para investor. Ekspektasi harga yang dimiliki oleh
buyer akan mempengaruhi pergerakan harga saham yang pada awalnya telah
ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi pertemuan harga yang ditawarkan oleh seller
dan harga yang diminta oleh buyer, maka akan tercipta harga keseimbangan pasar
modal.
c. Penilaian Saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat
tertentu. Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian
variabel ekonomi/ variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang
harga saham misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu
metode untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat
berharga. Tujuan penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada
manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai
rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan
bersangkutan.
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai , yaitu nilai buku, nilai pasar,
dan nilai intrinsik saham (Hartono,2000:79).
1) Nilai buku
Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan
penerbit saham (emiten). Nilai buku dan nilai nominal dapat dicari di dalam atau
ditentukan berdasarkan laporan perusahaan keuangan. Nilai buku juga merupakan

15
nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai
buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih
untuk saham yang dimiliki investor.
2) Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di
pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi
dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah
yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan. Nilai pasar dapat dilihat pada harga
saham di bursa efek.
3) Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar
saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu
mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran
kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain
(Sulistyastuti, 2002). Dalam membeli atau menjual saham, investor akan
membandingkan nilai intriksik dengan nilai pasar saham bersangkutan sebagai
informasi bagi investor pengambilan keputusan investasi.
4. Pedoman yang digunakan untuk menilai harga saham yaitu :
a. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham
tersebut tergolong mahal (overvalued), maka investor bisa mengambil keputusan
untuk menjual saham tersebut.
b. Jika nilai pasar saham di bawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong
murah (undervalued), sehingga investor sebaliknya membeli saham tersebut.
c. Jika nilai pasar saham saat ini sama dengan nilai intrinsiknya, berarti saham
tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham menentukan
adanya permintaan dan penawaran terhadap jumlah lembaran saham, jika harga
saham dinilai terlalu mahal atau terlalu rendah maka permintaan terhadap saham
tersebut akan turun dan kepemilikan saham menjadi terbatas bagi investor tertentu
saja. Adapun tujuan penilaian saham adalah untuk memberikan gambaran pada
manajemen atas estimasi nilai saham suatu perusahaan yang akan digunakan sebagai
rujukan manajemen sebagai pertimbangan kebijakan atas saham perusahaan
bersangkutan.
2.3 Portofolio Saham

16
a. Pengertian Portfolio
Pengertian portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih jenis investasi
dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda beda dalam jangka waktu tertentu
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan risiko yang minim.

b. Pembentukan Portofolio
Untuk melakukan diversifikasi investasi dalam bentuk portofolio, tidak bisa langsung
menanamkan invstasi kebeberapa instrumen investasi yang berbeda beda.
Namun ada beberapa hal hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu agar
instrumen investasi yang akan dijadikan portofolio menghasilkan return yang
maksimal. Tidak merugikan. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan
portofolio seperti:
 Modal (capital)
Seberapa besar modal untuk investas yang dimiliki?
Besar kecilnya modal yang dimiliki berpengaruh terhadap portofolio investasi
yang akan diambil. Semakin kecil modal maka semakin kecil pula kesempatan
untuk melakukan diversifikasi investasi. Akan ada batasan batasan dalam
pembentukan portofolio menyesuaikan dana yang ada.
 Tujuan (objective)
Apa tujuan melakukan investasi? Apa tujuannya membeli properti ? apa
tujuannya membeli saham? apa tujuannya membeli obligasi? dan instrumen
investasi yang lain. Tujuan yang berbeda akan menghasilkan portofolio yang
berbeda pula
Tujuan yang ingin mendapatkan yield investasi tentu akan berbeda struktur
portofolionya dengan yang bertujuan ingin mendapatkan capital gain.
 Waktu
Waktu, seberapa cepat keuntungan investasi yang akan diperoleh juga turut
diperhitungkan. Apakah investasi berorientasi jangka panjang atau jangka
pendek.
 Profil risiko
Profil risiko berkaitan dengan karakter investor. Pemilihan portofolio biasanya
menyesuaikan degan preferensi profil dari investor. Secara umum, setidaknya
ada 3 jenis karakter investor dalam berinvestasi. Ada tipe investor konservatif,
moderat dan agresif.
Investor konservatif umumnya akan memilih instrumen investasi yang secara
fundamental kondisinya bagus. Cenderung main aman dengan menghidar dari
risiko. Tidak terlalu menyukai kondisi yang fluktuatif. Tipe konservatif
umumnya akan berinvestasi dalam instrumen investasi yang memiliki
pengembalian jangka panjang.

c. Ada Tiga Manfaat Evaluasi Kinerja Portofolio


 Untuk menganalisa dan mengetahui apakah portofolio yang dimiliki telah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak.

17
 Untuk bisa mengetahui instrumen investasi mana dalam portofolio yang miliki
kinerja baik atau tidak.
 Merevisi investasi dalam portofolio yang kurang menguntungkan
.
d. Dalam Mengevaluasi Kinerja Portofolio, Terdapat Beberapa Faktor Yang Perlu
Diperhatikan, Diantaranya
 Tingkat risiko dan return
Semakin tinggi risiko, maka semakin juga tingkat keuntungan investasi yang
diharapkan. Dalam mengevaluasi portofolio, apakah keuntungan yang
diperoleh cukup memadai untuk bisa menutup risiko yang harus ditanggung.
Jangan sampai terjadi high risk, low return. Mendapatan keuntungan yang
sedikit dari risiko yang investasi yang tinggi.
 
 Periode waktu
Periode pengembalian return portofolio perlu diperhatikan. Kapan portofolio
akan menghasilkan keuntungan? cepat atau lama?

Misalnya. Sebuah portofolio terdapat investasi saham A dan saham B. Return


keduanya sama: sebesar 10%.

Saham A hanya memerukan waktu 5 tahun untuk menghasilkan keuntungan


10 % tersebut.

Saham B perlu 7 tahun untuk return yang sama.

Saham B layak untuk dievaluasi, untuk dirombak bahkan dilepas digantikan


dengan investasi yang lain.

 Penggunaa benchmark
Ketika portofolio sudah dihitung risiko dan return-nya. Dan ketika hasilnya
positif, misalkan portofolio secara umum menghasilkan return 10 %. Jangan
berpuas dulu. Mengapa ?
Coba dibandingkan dulu dengan portofolio yang lain. Apakah return 10 %
persen itu sudah besar? sudah normal? Belum tentu. Menentukan besar
kecilnya harus ada tolok ukurnya. Harus ada benchamrknya yang dijadikan
patokan. Benchmarknya yaitu portofolio yang lain. 
Jika rata rata portofolio yang lain bisa menghasilkan return portofolio hingga
15 %. Maka portofolio yang hanya menghasilkan return % 10 persen tersebut
perlu dievaluasi lagi. Perlu dirombak lagi. Investasi mana yang harus
ditinggalkan dan investasi yang mana yang harus dipertahankan dalam
portofolio.

 Tujuan investasi
Tujuan investai yang berbeda akan berpengaruh pada kinerja portofolio
investasi yang dimiliki. Portofolio yang berorientasi pertumbuhan jangka
panjang akan berbeda dengan yang berorientasi jangka pendek. Return
portofolio yang kecil belum tentu buruk, tergantung pada tujuan investasi.

18
Misalnya, ketika dalam portofolio terdapat saham PT A. PT memutuskan
untuk tidak membagikan dividen, laba yang ada akan dijadikan modal
tambahan untuk ekspasi perusahaan. Ada kemungkinan saham PT A yang
tidak membagikan dividen tersebut sahamnya dipasar modal akan semakin
rendah. Bagi investor yang berorientasi return jangka pendek, itu bisa disebut
dengan kerugian dan melepas saham PT A.
Namun bagi  investor yang tujuan investasinya berorientasi jangka panjang,
belum tentu merugikan. Justru akan menguntungkan karena kedepannya
perusahaan tersebut akan lebih berkembang dengan tidak membagikan
dividen. Tidak melihat penurunan harga saham sebagai sesuatu yang buruk
dimasa depan.

e. Penilaian kenerja portofolio


Ada beberapa metode dalam menilai kinerja sebuah portofolio, antara lain:
 Indeks sharpe / reward to variability ratio
Indeks sharpe ditemukan oleh William Sharpe. Indeks ini menggunakan
benchmark yang berdasarkan pada capital market  line (garis pasar modal).
Capital market line maksudnya adalah garis yang menunjukkan kemunginan
kemungkinan kombinasi portofolio yang terdiri atas aktiva beresiko dan aktiva
bebas risiko. 
Aktiva beresiko adalah aktiva dimana return pengembalian bersifat tidak pasti.
Sedangkan aktiva bebas risiko adalah aktiva dimana return dimasa depan
secara pasti bisa diketahui, contohnya surat utang negara.
Indeks sharpe ini mengevaluasi sebuah portofolio didasarkan pada tingkat
return dan diversifiaksi portofolio.
Caranya yaitu dengan membagi premi risiko sebuah portofolio dengan standar
deviasnya. Semakin tinggi Indeks sharpe portofolio bila dibandingkan dengan
portofolio yang lain maka semakin bagus kinerja portofolio tersebut.
 Indeks treynor / reward to volatility ratio
Indeks Treynor dikemukakan oleh Jack Treynor. Indeks ini menggunakan
security market line sebagai benchmarknya. Portofolio disini diasumsikan
bahwa portofolio telah didiversifikasikan dengan sangat baik sehingga risiko
yang dianggap mengancam adalah risiko sistematis.

Risiko tidak sistematis diabaikan dalam indeks treynor ini. Preferensi risiko
personal tidak diperhitungkan. Treynor juga menyatakan ada beberapa
komponen risiko yang diperhatikan, yaitu resiko yang ada pada pasar yang
berfluktuatif dan sekuritas individual yang fluktuatif.
 Indeks Jensen / Jensen’s differential return
Indeks jensen ini memperlihatkan perebedaan expected return dengan aktual
return jika portofolio berada pada garis pasar modal.
Pengukuran indeks jensen ini memerlukan tingkat return bebas risiko yang
berbeda pada setiap interval waktu yang diperlukan karena masing masing
return dan risiko portofolio akan bervariasi menyesuaikan periode waktunya.

f. Setrategi Portofolio Saham


Ada dua strategi yang dapat di lakukan investor dalam pembentukan portofolio saham
yaitu :
 Strategi Pasif

19
Dalam konsep pasar modal yang efisien di katakan bahwa jika pasar benar-
benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return
abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif
dalam portofolio saham. Dalam strategi pasif ini investor percaya bahwa harga
pasar yang terjadi adalah harga yang mencerminkan nilai intrinsic saham
tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan berusaha untul secara aktif
melakukan tindakan perdagangan saham yang bisa memberikan return
abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam
membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar.
Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks
pasar sedekat mungkin.
 Strategi Aktif
Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang seringgi-tingginya
dari suatu investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan selalu
mencari jalan agar memperoleh keuntungan yang lebih tinggi di banding biaya
yang harus di tanggungnya. Dalam investasi portofolio saham dengan strategi
aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang
sebanding atau melebihi return pasar.
Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi
return portofolio saham yang di peroleh melalui strategi pasif. Dengan kata
lain investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding
return yang diperoleh sesame investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari
informasi tambahan, meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis
informasi-informasi yang mempengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang
ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang
terbaik. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan return yang di harapkan
investor. Berikut ini tiga strategi yang biasanya di pakai investor dalam
menjalankan strategi aktif portofolio saham.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemilik saham biasa memiliki hak untuk memberikan suara sedangkan pemilik saham
istimewa tidak demikian kecuali dalam keadaan tertentu. Namun, pemilik saham
istimewa akan diprioritaskan apabila perusahaan bangkrut.Saham biasa dapat dinilai pada
kondisi yang berbeda, yaitu pada saat pertumbuhan dividen tidak ada, pertumbuhan
dividen tetap, dan pertumbuhan dividen tidak tetap.
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu
perusahaan yang mengeluarkannya. Perusahaan yang mengeluarkannya berbentuk
perseroan terbatas. Sebagaimana saham istimewa, saham biasa juga memberikan dividen
kepada pemilik saham.
Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas deviden
yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuiditas.
Dividen dibayarkan kepada pemilik saham biasa pada akhir tahun dari profit yang
diperoleh perusahaan. Dari penjelasan singkat ini, penyusun akan mendeskripsikan
gambaran mengenai saham biasa dan cara untuk menilainya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://materikuliah07.blogspot.com/2017/07/makalah-penilaian-saham-dalam-mata.html

https://www.academia.edu/25682679/MAKALAH_SAHAM_DAN_OBLIGASI

22

Anda mungkin juga menyukai