Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN MATERI
LAPORAN KEUANGAN

Oleh:

KELOMPOK 5
Isnalia Hi. Payo (02271411177)

Harlina F. Mahmud (02271411189)

Sursila A. Umasangadji (02271611110)

Fadiyah Deddy Bimbin (02271711030)

Nita Masitha Putri Andiksa (02271711055)

Aida Fatrisa (02271711068)

Apriyani Hi. Arifin (02271711131)

Nada Salsabila Kautsar (02271811092)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2019
RINGKASAN MATERI

BAB 3: LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN

Analisis keuangan sangat tergantung pada laporan keuangan. Laporan


keuangan diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan
digabungkan dengan informasi yang lain, seperti informasi industri, kondisi
ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan
risiko perusahaan.

Ada tiga macam laporan keuangan yang pokok :

1. NERACA

Salah satu tujuan pelaporan keuangan biasanya dikatakan untuk


membantu investor, kreditur, dan pihak – pihak lain untuk menaksir besar, waktu
(timing), serta tingkat ketidakpastian aliran kas suaru perusahaan atau entitas.
Tujuan yang lebih spesifik adalah untuk memberikan informasi mengenai sumber
daya ekonomi, kewajiban, dan modal sendiri dari suatu entitas atau perusahaan.
Informasi tersebut diringkas dalam neraca. Dengan demikian neraca meringkas
posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca
menyampaikan sumber daya ekonomis (aset), kewajiban ekonomis (utang),
modal saham, dan hubungan antaritem tersebut.

Neraca tidak memberikan informasi nilai perusahaan secara langsung, tetapi


informasi tersebut bisa dilihat dengan mempelajari neraca digabung dengan
laporan keuangan yang lain. Secara lebih spesifik, neraca dimaksudkan
membantu pihat eksternal untuk menganalisis :

a. Likuiditas perusahaan,
b. Fleksibilitas keuangan,
c. Kemampuan operasional, dan
d. Kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.

 Pengakuan dalam Neraca


Pengakuan dalam konteks neraca adalah proses pencatatan dan
pelaporan dalam laporan keuangan secara formal. Pengakuan tersebut
melibatkan pos – pos dan angka – angka dengan jumlah totalnya. Supaya bisa
diakui, item (yang berarti juga informasi dalam item tersebut) harus :

a. Memenuhi definisi elemen,


b. Bisa diukur,
c. Relevan,
d. Reliabel.

Dengan demikian agar memenuhi tujuan neraca yaitu memberi informasi yang
relevan perusahaan harus menentukan apa, bagaimana, dan di mana pelaporan
elemen dalam neraca. Tiga tahap akan dilalui oleh suatu perusahaan :

a. Identifikasi item – item yang memenuhi definisi elemen


b. Pengukuran (penilaian) elemen – elemen tersebut
c. Pelaporan (klarifikasi) dari elemen – elemen tersebut.

Ada tiga elemen besar dalam dalam neraca yaitu aset (aktiva), utang, dan
modal. Aset adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa
mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi
atau kejadian. Aset merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan
untuk menjalankan kegiatannya. Atribut pokok suatu aset adalah kemampuan
mamberikan jasa atau manfaat pada perusahaan yang memakai aset tersebut.

Utang bisa didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin


timbul dimasa mendatang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk
mentransfer aset atau memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang,
sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Utang muncul terutama
karena penundaan pembayaran untuk barang atau jasa yang telah diterima
perusahaan dan dari masa yang dipinjam. Utang lainnya muncul akibat dari
pengambilan sumber daya ekonomi dimuka sebelum memberikan jasa atau
barang ke konsumen. Contoh utang semacam ini adalah penjualan dibayar di
muka. Utang lainnya muncul karena peraturan pemerintah, misal utang pajak
atau pajak yang belum dibayarkan.

Modal saham adalah sisa dari aset suatu bisnis dikurangi dengan utang –
utangnya. Modal saham merupakan suatu bentuk kepemilikan suatu usaha.
Modal saham menduduki urutan sesudah utang dalam hal klaim terhadap aset
perusahaan, dan dengan demikian memiliki klaim terhadap “sisa” perusahaan.
Dari sudut pandang perusahaan, moal saham perusahaan mencerminkan pihak
yang menanggung risiko pokok perusahaan dan ketidakpastian yang diakibatkan
olehkegiatan perusahaan, dan memperoleh imbalan sebagai konsekuensinya.
Modal saham dimulaidari investasi atau penyetoran sejumlahsumber daya
ekonomi, kemudian deperbaharui dengan tambahan investasi, laba yang
ditahan, dan perubahan – perubahan lain dalam aset dan utang perusahaan.

Agar suatu elemen bisa dikatakan sebagai neraca, elemen tersebut harus
bisa diukur dengan reliabilitas tertentu dalam unit moneter. Ada beberapa
pengukuran yang bisa dipakai, tetapi elemen dalam neraca kebanyakan diukur
dengan kos historis (historical cost). Historical cost merupakan harga penukaran
pada saat aset pertama kali diperoleh atau pertama kali utang muncul. Harga
penukaran ini akan dicatat terus dalam neraca sampai penukaran atau transaksi
yang lai muncul. Aset tertentu, seperti pabrik, peralatan, bangunan, diukur dan
dilaporkan berdasarkan nilai yang telah disesuaikan dengan depresiasi.
Historical cost banyak dipakai dalam pengukuran karena metode ini mempunyai
reliabilitas yang tinggi. Kritik terhadap metode ini adalah jumlah yang dilaporkan
tidak relevan atau tidak serelevan dibandingkan dengan metode lainnya.

Historical Cost

Historical cost suatu aset merupkan harga penukaran pada saat transaksi
di mana aset pertama kali diperoleh/dibeli.

Current Cost

Current cost suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang
dibutuhkan pada tanggal neraca untuk memperoleh aset yang sama.

Current Exit Value

Current Exit Value atau sering juga disebut sebagai current market values
suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang akan diperoleh pada
tanggal neraca dengan menjual aset, dalam kondisinya yang sekarang, dalam
proses likuidasi yang teratur atau wajar. Contoh likuidasi yang tidak wajar adalah
apabila suatu aset dijual obral.

Not Realizable Value

Not Realizable Value suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas)
di mana suatu aset diharapkan bisa ditukar dalam operasi normal perusahaan,
dikurangi biaya - biaya yang berkaitan dengan transaksi penukaran tadi (seperti
biaya pengumpulan, biaya pelepasan aset).

Not Realizable Valueberbeda dengan Current Exit Value karena Not


Realizable Value merupakan nilai pada masa mendatang dan barangkali pada
kondisi yang berbeda.

Present Value

Present Value suatu aset adalah diskonto atas jumlah bersih aliran kas
masuk yang diharapkan dikurangi jumlah aliran kas keluar yang diharapkan,
yang berkaitan dengan suatu aset. Pendekatan ini memperhitungkan nilai waktu
uang.

Klasifikasi neraca didasarkan pada tiga blok besar di atas, yaitu aset,
utang, dan modal sendiri. Klasifikasi yang bisa dijumpai untuk perusahaan akan
nampak seperti berikut ini:

1. Aktiva / Aset

a. Aktiva Lancar
b. Investasi Jangka Panjang
c. Bangunan, Pabrik, dan Peralatan
d. Aktiva Tidak berwujud
e. Aktiva Lainnya

2. Utang

a. Utang Lancar
b. Utang Jangka Panjang
c. Utang Lainnya

3. Modal Saham
a. Modal Saham disetor
1) Saham Nominal
2) Agio atau Capital Surplus
b. Laba yang Ditahan
c. Modal Lainnya

2. LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba-rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama


periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan
akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan
selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, disamping
aktivitas – aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Disamping itu
perusahaan mungkin memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu,
melakukan perubahan metode akuntansi, melaporkan item – item luar biasa.
Aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan
keuangan memperoleh informasi yang relevan.

Laporan keuangan diharapkan bisa memberikan informasi yang berkitan


dengan tingkat keuntungan (Return on Investment), risiko, fleksibilitas keuangan,
dan kemampuan operasional perusahaan. ROI merupakan ukuran keseluruhan
prestasi perusahaan. Investor menampakan uang dengan harapan akan
memperoleh return atas investasi tersebut di samping menjaga investasinya agar
tidak berkurang nilainya. Risiko berkaitan dengan ketidakpastian hasil yangakan
diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Fleksibilitas keuangan adalah
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan terhadap kesempatan atau
kebutuhan tidak seperti yang diharapkan. Fleksibilitas keuangan mencerminkan
kemampuan perusahaan perusahaan menyesuaikan operasi terhadap aliran kas
operasional, dan kemampuan mejual aset tanpa mengganggu jalannya operasi
perusahaan. Kemampuan operasional mengacu pada kemampuan perusahaan
menjaga aktivitas perusahaan berdasarkan tingkat kegiatan tertentu, misal
menjaga jumlah penjualan yang dihasilkan, atau menjaga kapasitas yang
digunakan.
Secara umum sumbangan laporan keuangan dalam hal penyampaian
informasi bisa ditingkatkan apabila laporan keuangan:

1) Memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan terpisah


dari aspek lain yang berkaitan dengan prestasi perusahaan.
2) Menyajikan hasil dari aktivitas atau kejadian tertentu yang signifikan untuk
memprediksi jumlah, waktu (timing), ketidakpastian aliran kas, dan
pendapatn di masa mendatang.
3) Memberikan informasi yang bermanfaat unutk menilai Return On
Investment suatu perusahaan.
4) Memberikan umpan balik (feedback) ke pemakai laporan keuangan
sebagai evaluasi presiksi terhadap pendapatan dan komponennya yang
dilakukan sebelumnya.
5) Memberikan informasi untuk membantu menaksir biaya untuk menjaga
kemampuan operasional perusahaan.
6) Menyajikan informasi mengenai seberapa efektif manajemen telah
melakukan kewajibannya yang berkaitan dengan penggunaan sumber
daya ekonomi perusahaan.

Nampaknya komponen dari laba bersih lebih penting dibandingkan dengan


jumlah total laba bersih sebagai bahan informasi untuk tujuan analisis seperti
yang disebutkan di muka. Konsekuensinya, komponen dari laba bersih
seharusnya dilaporkan secara terpisah, apalagi apabila komponen tersebut
cukup signifikan untuk menaksir pendapatan atau laba perusahaan pada masa
mendatang. Komponen laba dari laba operasional, operasi yang dihentikan, item-
item luar biasa, seharusnya dilaporkan secara terpisah. Begitu juga akan lebih
baik apabila ada informasi yang terpisah untuk setiap segmen geografis, dan
bidang industri untuk perusahaan yang bergerak pada banyak bidang industri.

Isi laaporan laba-rugi biasanya mencakup elemen-elemen seperi berikut ini:

1) Pendapatan Operasional Perusahaan


a. Penjualan (bersih)
b. Harga Pokok Perusahaan
c. Biaya Operasional
d. Pendapatan dan Biaya Lainnya
e. Biaya Pajak yang Berkaitan dengan Operasi Perusahaan
2) Hasil Dari Operasi yang Dihentikan
a. Pendapatan (Rugi) dari operasi perusahaan yang dihentikan (bersih pajak)
b. Untung (Rugi) yang berkaitan dengan pelepasan lini bisnis yang
dihentikan (bersih pajak)
3) Item-item luar biasa (bersih pajak pendapatan)
4) Efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi (berish pajak pendapatan)
5) Laba bersih
6) Laba perlembar saham

3)LAPORAN ALIRAN KAS

Secara tradisional perusahaan hanya menerbitkan neraca dan laporan


laba rugi. Timbul pertanyaan “Bagaimana aliran kas masuk dan keluar
perusahaan, bagaimana perusahaan membiayai ekspansinya, dan apa yang
terjadi dengan uang masuk dari emisi saham baru?” Sayangnya pertanyaan
seperti itu tidak bisa terjawab secara langsung oleh neraca dan laporan laba-rugi.
Laporan aliran kas dimaksudkan untuk mengisi gap informasi semacam diatas.
Tujuan pokok laporan aliran kas adalah untuk memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan
kedua laporan aliran kas adalah untuk memberikan informasi mengenai efek kas
dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode
tertentu.

Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan


informasi mengenai aliran dana perusahaan. Laporan aliran kas akan
bermanfaat untuk mencapai tujuan ini. Lebih jauh lagi, laporan keuangan
diharapkan bisa memberi informasi mengenai likuiditas perusahaan, fleksibilitas
keuangan perusahaan, dan kemampuan operasional perusahaan. Laporan aliran
kas bermanfaat karena bisa memberikan informasi yang bisa memenuhi tujuan
diatas. Laporan keuangan apabila digunakan bersama laporan lainnya akan
membantu pihak eksternal menganalisis:

1) Kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masa mendatang yang


positif
2) Kamampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan membayar dividen
3) Kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal
4) Alasan terjadinya perbedaan-perbedaan antara laba bersih perusahaan
dengan penerimaan dan pengeluaran kasnya
5) Aspek kas dan non-kas dari transaksi investasi dan pendanaan selama
periode tertentu.

Laporan aliran kas bertujuan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasi,
investasi,dan pendanaan. Aktivitas operasi meliputi semua transaksi dan
kejadian lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini
termasuk transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang,
atau penyerahan jasa. Aktivitas investasi meliputi pemberian kredit, pembelian
atau penjualan investasi jangka panjang seperti pabrik dan peralatan. Aktivitas
pendanaan meliputi transaksi untuk memperoleh dana dan distribusi return ke
pemberi dana dan pelunasan utang.

Ada 2 metode penyusunan laporan aliran kas, yakni metode langsung


dan metode tidak langsung. Metode yang biasa digunakan adalah metode tidak
langsung. Dalam metode ini laba bersih ditaruh pada baris pertama, kemudian
penyesuaian dilakukan terhadap laba bersih sebagai berikut ini:

1) Untuk menghilangkan sejumlah tertentu (seperti depresiasi) yang


dimasukkan dalam laba bersih tetapi tidak melibatkan aliran kas masuk atau
keluar pada aktivitas operasi
2) Untuk memasukkan perubahan-perubahan dalam aktiva lancar (selain kas)
dan utang lancar yang berkaitan dengan siklus operasi perusahaan yang
mempengaruhi aliran kas yang berbeda dengan laba bersih.

Aliran kas untuk aktivitas investasi yang sering dapat diklasifikasikan


sebagai berikut ini:

1) Penerimaan kas dari penjualan investasi pada saham atau obligasi


2) Penerimaan kas dari penjualan bangunan, pabrik, dan peralatan
3) Pembayaran untuk investasi pada surat berharga (saham atau obligasi)
4) Pembayaran untuk pembelian bangunan, pabrik, dan peralatan

Aktivitas pendanaan yang sering dimasukkan ke dalamkegiatan


pendanaan sering diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Penerimaan dari emisi surat berharga (obligasi, saham)


2) Pembaran dividen
3) Pelunasan utang dan obligasi
4) Pembayaran untuk membeli saham kembali (treasury stock)

Aktivitas operasi sering dimasukkan dalam operasi adalah:

Aliran Kas Masuk Operasi

1) Pengumpulan dari pelanggan


2) Bunga atau dividen yang dikumpulkan

Aliran Kas Keluar Operasi

1) Pembayaran ke pemasok (supplier) atau karyawan


2) Pembaran bunga
3) Pembayaran pajak pendapatan

Anda mungkin juga menyukai