RINGKASAN MATERI
LAPORAN KEUANGAN
Oleh:
KELOMPOK 5
Isnalia Hi. Payo (02271411177)
LAPORAN KEUANGAN
1. NERACA
a. Likuiditas perusahaan,
b. Fleksibilitas keuangan,
c. Kemampuan operasional, dan
d. Kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Dengan demikian agar memenuhi tujuan neraca yaitu memberi informasi yang
relevan perusahaan harus menentukan apa, bagaimana, dan di mana pelaporan
elemen dalam neraca. Tiga tahap akan dilalui oleh suatu perusahaan :
Ada tiga elemen besar dalam dalam neraca yaitu aset (aktiva), utang, dan
modal. Aset adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa
mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi
atau kejadian. Aset merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan
untuk menjalankan kegiatannya. Atribut pokok suatu aset adalah kemampuan
mamberikan jasa atau manfaat pada perusahaan yang memakai aset tersebut.
Modal saham adalah sisa dari aset suatu bisnis dikurangi dengan utang –
utangnya. Modal saham merupakan suatu bentuk kepemilikan suatu usaha.
Modal saham menduduki urutan sesudah utang dalam hal klaim terhadap aset
perusahaan, dan dengan demikian memiliki klaim terhadap “sisa” perusahaan.
Dari sudut pandang perusahaan, moal saham perusahaan mencerminkan pihak
yang menanggung risiko pokok perusahaan dan ketidakpastian yang diakibatkan
olehkegiatan perusahaan, dan memperoleh imbalan sebagai konsekuensinya.
Modal saham dimulaidari investasi atau penyetoran sejumlahsumber daya
ekonomi, kemudian deperbaharui dengan tambahan investasi, laba yang
ditahan, dan perubahan – perubahan lain dalam aset dan utang perusahaan.
Agar suatu elemen bisa dikatakan sebagai neraca, elemen tersebut harus
bisa diukur dengan reliabilitas tertentu dalam unit moneter. Ada beberapa
pengukuran yang bisa dipakai, tetapi elemen dalam neraca kebanyakan diukur
dengan kos historis (historical cost). Historical cost merupakan harga penukaran
pada saat aset pertama kali diperoleh atau pertama kali utang muncul. Harga
penukaran ini akan dicatat terus dalam neraca sampai penukaran atau transaksi
yang lai muncul. Aset tertentu, seperti pabrik, peralatan, bangunan, diukur dan
dilaporkan berdasarkan nilai yang telah disesuaikan dengan depresiasi.
Historical cost banyak dipakai dalam pengukuran karena metode ini mempunyai
reliabilitas yang tinggi. Kritik terhadap metode ini adalah jumlah yang dilaporkan
tidak relevan atau tidak serelevan dibandingkan dengan metode lainnya.
Historical Cost
Historical cost suatu aset merupkan harga penukaran pada saat transaksi
di mana aset pertama kali diperoleh/dibeli.
Current Cost
Current cost suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang
dibutuhkan pada tanggal neraca untuk memperoleh aset yang sama.
Current Exit Value atau sering juga disebut sebagai current market values
suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang akan diperoleh pada
tanggal neraca dengan menjual aset, dalam kondisinya yang sekarang, dalam
proses likuidasi yang teratur atau wajar. Contoh likuidasi yang tidak wajar adalah
apabila suatu aset dijual obral.
Not Realizable Value suatu aset adalah jumlah kas (atau ekuivalen kas)
di mana suatu aset diharapkan bisa ditukar dalam operasi normal perusahaan,
dikurangi biaya - biaya yang berkaitan dengan transaksi penukaran tadi (seperti
biaya pengumpulan, biaya pelepasan aset).
Present Value
Present Value suatu aset adalah diskonto atas jumlah bersih aliran kas
masuk yang diharapkan dikurangi jumlah aliran kas keluar yang diharapkan,
yang berkaitan dengan suatu aset. Pendekatan ini memperhitungkan nilai waktu
uang.
Klasifikasi neraca didasarkan pada tiga blok besar di atas, yaitu aset,
utang, dan modal sendiri. Klasifikasi yang bisa dijumpai untuk perusahaan akan
nampak seperti berikut ini:
1. Aktiva / Aset
a. Aktiva Lancar
b. Investasi Jangka Panjang
c. Bangunan, Pabrik, dan Peralatan
d. Aktiva Tidak berwujud
e. Aktiva Lainnya
2. Utang
a. Utang Lancar
b. Utang Jangka Panjang
c. Utang Lainnya
3. Modal Saham
a. Modal Saham disetor
1) Saham Nominal
2) Agio atau Capital Surplus
b. Laba yang Ditahan
c. Modal Lainnya
Laporan aliran kas bertujuan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasi,
investasi,dan pendanaan. Aktivitas operasi meliputi semua transaksi dan
kejadian lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini
termasuk transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang,
atau penyerahan jasa. Aktivitas investasi meliputi pemberian kredit, pembelian
atau penjualan investasi jangka panjang seperti pabrik dan peralatan. Aktivitas
pendanaan meliputi transaksi untuk memperoleh dana dan distribusi return ke
pemberi dana dan pelunasan utang.