Anda di halaman 1dari 26

PENGAUDITAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Ni Nyoman Ayu Natasya Amanda (2007531083)
I Kadek Feri Mahardika (2007531084)
Ni Kadek Satya Pawitri (2007531094)
Kadek Ayu Esa Pratiwi (2007531103)
I Gusti Ayu Ratih Anjelika (2007531263)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PEMBAHASAN

1. AKUN-AKUN DAN GOLONGAN-GOLONGAN TRANSAKSI DALAM


SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG
Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah
untuk mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang terpengaruh oleh siklus ini telah
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Sifat akuntansi
bisa berbeda-beda tergantung pada bidang usaha dan bisnis klien. Ada perbedaan
dalam sifat dan nama akun untuk perusahaan jasa, perusahaan pengecer, dan
perusahaan asuransi, tetapi konsep utamanya tetap sama.
Gambar di bawah ini melukiskan aliran informasi akuntansi melalui
berbegai akun dalam siklus penjualan dan pengumpulan barang. Dalam gambar ini
terdapat lima kelompok transaksi dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang,
yaitu penjualan (tunai dan kredit), penerimaan kas, retur dan potongan penjualan,
penghapusan piutang tak tertagih, dan penaksiran kerugian piutang.

2. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA


CATATAN TERKAIT
Siklus penjualan dan pengumpulan piutang menyangkut keputusan dan
proses yang diperlukan untuk mentransfer kepemilikan barang dan jasa kepada
konsumen setelah barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Siklus ini dimulai
dengan adanya permintaan dari konsumen dan diakhiri dengan adanya perubahan
dari barang atau jasa menjadi piutang usaha, dan pada akhirnya menjadi kas.
Tabel 11-1 menunjukkan delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan
penagihan yang tercantum di kolom ketiga. Hal ini terjadi pada setiap perusahaan
dalam pencatatan atas kelima kelompok transaksi yang terdapat dalam siklus
penjualan dan pengumpulan piutang. Pada uraian di bawah ini akan dijelaskan
kedelapan fungsi tersebut serta dokumen-dokumen dan catatan yang digunakan
pada setiap fungsi sebagaimana tercantum pada Tabel 11-1. Sebelum menetapkan

1
risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian dan melakukan
pengujian substantif atas transaksi, auditor harus memahami fungsi-fungsi bisnis
dan dokumen-dokumen serta catatan yang digunakan dalam bisnis yang
bersangkutan.

Tabel 11-1 Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi-fungsi Bisnis, serta Dokumen


dan Catatan untuk Dokumen Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang

Golongan
Akun-akun Fungsi Bisnis Dokumen & Catatan
Transaksi
- Penjualan - Pengolahan - Pesanan dari
- Piutang Usaha permintaan dari konsumen
konsumen - Order penjualan
- Persetujuan kredit - Pesanan dari
- Pengiriman barang konsumen atau
Pengiriman faktur order penjualan
dan pencatatan - Dokumen
penjualan pengiriman
Penjualan - Faktur penjualan
- File transaksi
penjualan
- Jurnal penjualan
- Master file piutang
usaha
- Daftar piutang
usaha
- Laporan bulanan
- Kas di Bank Pengolahan dan - Pengantar
- Piutang Usaha pencatatan penerimaan pembayaran
kas - Daftar penerimaan
kas
Penerimaan Kas
- File transaksi
penerimaan kas
- Jurnal penerimaan
kas
- Retur penjualan Pengolahan dan - Memo kredit
Retur penjualan - Piutang usaha pencatatan retur - Jurnal retur
penjualan penjualan
- Piutang usaha Penghapusan piutang - Formulir otorisasi
Penghapusan
- Cadangan kerugian tak tertagih penghapusan
piutang
piutang piutang
- Beban kerugian Penetapan kerugian Jurnal umum
Beban kerugian piutang
piutang - Cadangan kerugian
piutang

2
a) PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI
Permintaan untuk membeli barang yang diterima dari pembeli memulai
seluruh siklus ini. Secara yuridis, pesanan ini merupakan permintaan untuk
membeli barang berdasarkan syarat-syarat tertentu. Penerimaan pesanan dari
pembeli biasanya diikuti dengan terbitnya order penjualan.
(a) Pesanan dari Pembeli
Pesanan dari pembeli adalah permintaan untuk membeli barang atau jasa
yang dibuat oleh pembeli. Pesanan ini dapat diterima melalui telepon, surat,
formulir cetakan yang sebelumnya dikirim ke calon pembeli atau pelanggan,
melalui petugas penjualan, order pembelian yang diterima melalui internet,
atau jaringan lain yang ada antara pemasok dan pembeli.
(b) Order Penjualan
Order penjualan adalah suatu dokumen yang menjelaskan deskripsi,
kuantitas, dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen.
Dokumen ini sering digunakan untuk menunjukkan persetujuan kredit dan
otorisasi untuk pengiriman barang.
b) PERSETUJUAN KREDIT
Sebelum barang dikirim, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus
memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang
dilakukan secara kredit. Lemahnya praktik pemberian persetujuan kredit sering
mengakibatkan kerugian di kemudian hari akibat tidak tertagihnya piutang
usaha. Pemberian persetujuan kredit seringkali juga menjadi petunjuk
persetujuan pengiriman barang. Pada perusahaan-perusahaan tertentu,
komputer memberi persetujuan penjualan kredit berdasarkan limit kredit yang
telah ditentukan yang tersimpan dalam master file pelanggan. Komputer akan
mengijinkan penjualan dilakukan hanya apabila total order penjualan yang akan
dilakukan ditambah dengan saldo piutang yang ada pada pelanggan yang
bersangkutan tidak melebihi limit kredit yang tercantum dalam master file.
c) PENGIRIMAN BARANG
Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam
siklus dimana perusahaan melepaskan asetnya. Kebanyakan perusahaan
mengakui terjadinya penjualan ketika barang dikirimkan. Dokumen
pengiriman dibuat ketika barang dikirim, yang dapat dilakukan secara otomatis
oleh komputer berdasarkan informasi dalam order penjualan. Dokumen
pengiriman yang seringkali berupa bill of lading berangkap (multicopy)
menjadi penting sebagai dasar pembuatan faktur tagihan yang akan dikirimkan
ke konsumen.
(a) Dokumen Pengiriman
Dokumen pengiriman dibuat untuk memulai pengiriman barang
yang berisi deskripsi barang yang dikirim, jumlah yang dikirim, dan data
terkait lainnya. Perusahaan mengirimkan lembar asli dokumen ini kepada
konsumen dan menyimpan satu atau lebih salinan sebagai arsip. Dokumen
pengiriman berfungsi sebagai isyarat untuk membuat faktur tagihan kepada
konsumen yang dapat berupa kertas atau elektronik. Salah satu jenis

3
dokumen pengiriman adalah bill of lading, yaitu perjanjian tertulis antara
perusahaan pengangkut dengan penjual mengenai penerimaan dan
pengiriman barang. Bill of lading sering dikirim secara elektronik segera
setelah barang dikirim dan secara otomatis mengeluarkan faktur penjualan
yang bersangkutan dan sekaligus juga ayat jurnal dalam jurnal penjualan.
Banyak perusahaan menggunakan bar codes dan komputer untuk mencatat
mutasi persediaan dari gudang. Informasi ini digunakan untuk
memutahirkan catatan persediaan perpetual.
d) PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN
Oleh karena penagihan kepada pembeli Merupakan suatu cara untuk
menginformasikan kepada pembeli tentang jumlah yang harus dibayar atas
barang yang telah dikirimkan kepadanya, maka penagihan harus dilakukan
dengan benar dan tepat waktu. Aspek terpenting dalam penagihan adalah:
(1) Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan)
(2) Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian)
(3) Setiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang benar (ketelitian)
Penagihan dengan jumlah yang benar tergantung pada kebenaran jumlah
barang yang dikirim serta pembebanan harga yang disepakati, termasuk di
dalamnya biaya pengiriman, asuransi, dan syarat pembayaran. Dalam
kebanyakan sistem akuntansi, penagihan kepada konsumen melibatkan
pembuatan catatan elektronik atau faktur penjualan multi-copy dan
pemutakhiran file transaksi penjualan, master file piutang usaha, dan master file
buku besar untuk penjualan dan piutang usaha. Sistem akuntansi menggunakan
informasi ini untuk membuat jurnal penjualan, bersama dengan penerimaan kas
dan pengkreditan lain-lain, untuk membuat daftar piutang usaha.
(a) Faktur Penjualan
Faktur penjualan adalah dokumen atau catatan elektronik yang
menunjukkan uraian dan kuantitas barang yang dijual, harga dan biaya
pengangkutan, asuransi, syarat penjualan, dan data lain yang relevan.
Faktur penjualan berfungsi untuk menunjukkan kepada pembeli jumlah
penjualan dan kapan pembayaran jatuh tempo. Perusahaan mengirimkan
lembar faktur asli kepada pembeli, dan menyimpan satu atau lebih lembar
sebagai arsip. Biasanya komputer secara otomatis membuat faktur
penjualan setelah nomor pelanggan, kuantitas, dan tujuan pengiriman
barang, serta syarat penjualan dimasukkan. Komputer akan menghitung
perkalian dalam faktur dan jumlah total penjualan berdasarkan informasi
yang dimasukkan, beserta harga dalam master file persediaan.
(b) File Transaksi Penjualan
File transaksi penjualan adalah file yang dihasilkan komputer yang
berisi semua transaksi penjualan yang diproses oleh sistem akuntansi untuk
suatu periode, bisa per hari, per minggu, atau per bulan. Ini mencakup
semua informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan informasi untuk
setiap transaksi, seperti nama pembeli, tanggal, jumlah, klasifikasi akun
atau kelompok, nama petugas penjualan, dan tarif komisi penjualan. File

4
juga dapat berisi retur dan pengurangan harga atau untuk keperluan ini juga
dapat dibuat file sendiri. Informasi dalam file transaksi penjualan
digunakan untuk pembuatan berbagai catatan, daftar, atau laporan,
tergantung pada kebutuhan perusahaan. Ini termasuk pembuatan jurnal
penjualan, master file piutang usaha, dan transaksi untuk suatu saldo akun
atau divisi tertentu.
(c) Jurnal Penjualan atau Daftar Penjualan
Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi
penjualan yang biasanya berisi nama pembeli, tanggal, jumlah, dan
klasifikasi akun atau kelompok untuk setiap transaksi, seperti divisi atau
jenis produk. Di dalamnya juga berisi informasi tentang apakah penjualan
dilakukan secara tunai atau kredit. Jurnal atau daftar bisa dibuat untuk
periode satu bulan, tetapi bisa juga untuk periode lain tergantung kebutuhan
perusahaan. Transaksi yang sama yang dimasukkan ke dalam jurnal atau
daftar diposting secara bersamaan ke buku besar, dan jika transaksi tersebut
merupakan penjualan kredit, maka juga diposting ke master file piutang
usaha. Jurnal atau daftar juga dapat mencakup retur dan pengurangan harga
atau bisa juga dibuat jurnal dan daftar sendiri.
(d) Master File Piutang Usaha
Master file piutang usaha adalah file komputer yang digunakan
untuk mencatat setiap penjualan, penerimaan kas, dan retur serta
pengurangan harga untuk setiap pembeli dan untuk memutahirkan saldo
piutang ke pelanggan yang bersangkutan. Master file dimutahirkan dari
penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, dan file komputer
transaksi penerimaan kas. Total dari setiap saldo akun dalam master file
harus sama dengan total saldo piutang usaha dalam buku besar. Hasil
cetakan master file piutang menunjukkan saldo awal piutang kepada
masing-masing pelanggan, setiap transaksi penjualan, retur penjualan dan
pengurangan harga, penerimaan kas, dan saldo akhir. Master file juga
disebut buku pembantu piutang usaha atau subledger.
(e) Daftar Saldo Piutang Usaha
Daftar saldo Piutang Usaha adalah daftar atau laporan yang
menunjukkan jumlah saldo piutang kepada setiap pelanggan pada suatu saat
tertentu. Daftar ini dibuat langsung dari master file piutang usaha, dan
biasanya sekaligus merupakan daftar umur piutang yang menunjukkan total
piutang yang dikelompokkan berdasarkan umurnya.
(f) Laporan Piutang Bulanan
Laporan Piutang Bulanan adalah suatu dokumen yang dikirimkan
melalui pos atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang
menunjukkan saldo awal piutang kepada pelanggan yang bersangkutan,
jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran tunai yang diterima,
memo kredit yang diterbitkan, dan saldo akhir piutang. Laporan ini
merupakan salinan dari master file piutang usaha yang khusus untuk
pelanggan yang bersangkutan.

5
e) PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS
Keempat fungsi transaksi penjualan yang diuraikan di atas perlu dilakukan
agar barang sampai kepada pembeli, menagih pembeli dalam jumlah yang
benar, dan mencerminkan transaksi dalam catatan akuntansi. Empat fungsi
lainnya meliputi pelunasan piutang dan pencatatan kas, retur dan pengurangan
harga penjualan, penghapusan piutang, dan pencadangan kerugian piutang.
Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran ke
bank, dan pencatatan kas. Kas meliputi uang kertas dan uang logam, check,
dan transfer dana secara elektronik (electronic funds transfer). Hal terpenting
dalam menangani kas adalah mencegah pencurian. Pencurian bisa terjadi
sebelum penerimaan kas dicatat atau sesudahnya. Hal penting lainnya adalah
memastikan bahwa semua penerimaan kas harian segera disetorkan ke bank
dengan jumlah yang benar dan tepat waktu serta dicatat dalam file transaksi
penerimaan kas. File ini digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan
memutahirkan master file piutang usaha dan buku besar.
(a) Surat Pengantar Pembayaran
Surat pengantar pembayaran adalah dokumen yang dikirim melalui
pos kepada pembeli dan kemudian dikembalikan kepada penjual beserta
pembayaran kas. Surat ini berisi nama pembeli, nomor faktur penjualan,
dan jumlah rupiah yang tercantum dalam faktur. Surat pengantar
pembayaran digunakan sebagai catatan penerimaan kas sehingga kas dapat
segera disetorkan ke bank dan berguna sebagai alat kontrol dalam
penanganan kas.
(b) Daftar Penerimaan Kas
Daftar ini dibuat pada saat kas diterima oleh seseorang yang tidak
mengurusi pencatatan penjualan, piutang usaha, atau kas, dan tidak
memiliki akses ke catatan akuntansi. Daftar ini digunakan untuk memeriksa
apakah kas yang diterima telah dicatat dan disetorkan dalam jumlah yang
benar ke bank pada waktu yang tepat. Banyak perusahaan menggunakan
bank untuk memproses penerimaan kas dari pembeli. Ada juga perusahaan
yang menggunakan lockbox system dimana pembayaran dari pelanggan
melalui pos langsung ditujukan ke rekening yang ditangani oleh bank.
Bank bertanggung jawab untuk membuka semua penerimaan melalui pos,
menyelenggarakan pencatatan atas seluruh pembayaran dari pelanggan yang
diterima dengan alamat lockbox, dan menyetorkan penerimaan kas tersebut
ke rekening perusahaan di bank yang bersangkutan secara tepat waktu.
Penerimaan kas juga dapat terjadi secara elektronik yaitu berupa transfer
dari bank pembeli ke rekening bank perusahaan dengan menggunakan
electronic funds transfer (EFT). Apabila konsumen membeli barang
dengan menggunakan kartu kredit, penerbit kartu kredit menggunakan EFT
untuk mentransfer dana ke rekening bank perusahaan. Dalam sistem
lockbox dan transaksi EFT, bank menyampaikan informasi kepada

6
perusahaan sebagai bahan untuk membuat jurnal penerimaan kas dalam
catatan akuntansi.

(c) File Transaksi Penerimaan Kas


File ini dihasilkan oleh komputer yang berisi semua transaksi
penerimaan kas yang diproses oleh sistem akuntansi untuk jangka waktu
tertentu, bisa per hari, per minggu, atau per bulan. File ini mencatat
informasi yang sama dengan informasi yang terdapat dalam file transaksi
penjualan.
(d) Jurnal Penerimaan Kas atau Daftar
Daftar atau laporan ini dihasilkan dari file transaksi penerimaan kas
dan mencakup semua transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi
yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, dimasukkan ke dalam
master file piutang usaha dan buku besar.
f) PENGOLAHAN DAN PENCATATAN RETUR DAN PENGURANGAN
HARGA PENJUALAN
Apabila pembeli tidak puas dengan barang yang diterima, biasanya penjual
setuju untuk mengembalikan barang atau memberikan potongan harga.
Perusahaan membuat laporan penerimaan barang atas barang retur dan
mengembalikannya ke gudang. Retur dan pengurangan harga dicatat dalam file
transaksi retur dan pengurangan harga, serta dalam master file piutang usaha.
Memo kredit diterbitkan untuk memfasilitasi pengawasan dan sebagai dasar
untuk pencatatan.
(a) Memo Kredit
Memo kredit menunjukkan pengurangan jumlah yang akan diterima
dari pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga. Bentuknya
hampir sama dengan faktur penjualan, tetapi mengurangi piutang usaha,
bukan menambah.
(b) Jurnal Retur dan Pengurangan Harga
Jurnal ini digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan harga
penjualan. Fungsi jurnal ini sama dengan jurnal penjualan. Banyak
perusahaan mencatat transaksi ini dalam jurnal penjualan, bukan dalam
jurnal terpisah.
g) PENGHAPUSAN PIUTANG
Walaupun bagian kredit telah bekerja dengan hati-hati dan teliti, namun
beberapa pembeli mungkin tidak melaksanakan kewajibannya. Setelah
menyimpulkan bahwa piutang kepada pelanggan tertentu tidak akan dapat
ditagih, perusahaan harus menghapus piutang tersebut. Biasanya hal seperti ini
terjadi karena pelanggan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. Agar dapat
dilaksanakan akuntansi yang tepat maka piutang tak tertagih perlu disesuaikan.
(a) Formulir Otorisasi Penghapusan Piutang

7
Formulir ini merupakan dokumen yang digunakan secara internal
untuk menyatakan perintah untuk menghapus piutang yang sudah tidak
dapat ditagih.
h) PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk menagih semua
piutangnya 100%, prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban
kerugian piutang sejumlah piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih.
Kebanyakan perusahaan mencatat transaksi ini pada akhir setiap bulan atau
akhir kuartal.

3. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN


DAN PENGUJIAN SUBSTANTIVE TRANSAKSI UNTUK PENJUALAN
Poin ini akan membahas bagaimana cara merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantive transaksi untuk kelompok-kelompok
transaksi dalam siklus penjualan.

3.1 PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL – PENJUALAN


Pemahaman tentang pengendalian internal didapatkan dengan mempelajari
bagan alir yang telah dibuat klien, mengajukan pertanyaan kepada klien dengan
menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal, dan melakukan
transaction walkthrough untuk penjualan.
3.2 PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN –
PENJUALAN
Penetapan risiko pengendalian didapat dari informasi yang diperoleh saat
mendalami pengendalian internal klien. Adapun 4 (empat) tahapan penting
dalam penetapan risiko ini, yaitu:
- Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menetapkan risiko pengendalian
- Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan definisi
yang ada pada penjualan
- Auditor menghubungkan identifikasi pengendalian dan defisiensinya
dengan tujuan yang hendak dicapai

8
- Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan definisinya untuk setiap tujuan. Tahap ini
sangat penting karena mempengaruhi keputusan auditor untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantive dan keputusannya bersifat subjektif.
Aktivitas pengendalian kunci untuk penjualan terbagi menjadi 6 (enam), yaitu:
- Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas yang tepat akan membantu dalam mencegah
berbagai jenis kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kekeliruan
maupun kecurangan. Pencegahan kesalahan penyajian ini manajemen harus
mencegah terjadinya akses atas kas bagi setiap orang yang bertugas untuk
memasukan informasi transaksi penjualan dan penerima kas ke dalam
komputer.
- Pengotorisasian yang tepat
Terdapat 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian
transaksi penjualan, yaitu:
o Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan
terjadi
o Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan.
o Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan, dan potongan
harus diotorisasi.
Otorisasi harga dimaksudkan untuk memastikan bahwa harga jual dalam
faktur sesuai dengan harga yang telah ditetapkan perusahaan untuk
menghindari kerugian akibat mengirimkan barang ke pembeli fiktif.
- Dokumen dan catatan yang memadai
Perbedaan sistim setiap perusahaan dalam pengolahan transaksi
membuat auditor kesulitan dalam mengevaluasi pakah prosedur klien
dirancang untuk mencapai pengendalian maksimum. Walaupun begitu,
prosedur pencatatan yang memadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi
bisa dipenuhi.
- Dokumen bernomor-urut tercetak (Prenumbered)
Pemberian nomor urut tercetak dimaksudkan untuk mencegah
kesalahan dalam pembuatan faktur atau pencatatan penjualan ganda. Agar
penggunaan pengendalian ini berjalan dengan efektif, petugas pembuat
faktur harus menyimpan tembusan satu embar dokumen pengiriman barang
secara urut nomor setelah suatu pengiriman barang dibuat fakturnya, dan
ada petugas lain yang secara periodic memeriksa pertanggungjawaban
semua nomor dokumen dan melakukan penyelidikan bila ada nomor yang
hilang.
- Laporan piutang bulanan
Pengiriman laporan bulanan kepada konsumen berguna untuk
pengawasan karena mendorong konsumen untuk memberi komentar apakah
saldo yang tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo menurut
pembukuan konsumen. Agar tercapai keefektivitasan maksimum, semua

9
ketidakcocokan saldo piutang hendaknya disampaikan kepada pejabat yang
ditunjuk yang tidak terlibat dalam urusan pencatatan atau penanganan
piutang tersebut.
- Prosedur verifikasi internal
Verifikasi internal harus dilaksanakan untuk memeriksa bahwa
pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujuan
audit transaksi.

3.3 PENENTUAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN


Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kekurangan dalam pengendalian, auditor dapat menetapkan risiko pengendalian.
Luas pengujian pengendalian yang dilakukan tergantung pada efektivitas
pengendalian dan berbagai hal lain yang auditor yakin akan dapat menurunkan
risiko pengendalian. Dalam menentukan seberapa jauh pengendalian bisa
diandalkan, auditor juga mempertimbangkan kenaikan biaya penyelenggaraan
pengujian pengendalian dibandingkan dengan penurunan potensial dalam
pengujian substantive. Penetapan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih
rendah akan berakibat naiknya pengujian pengendalian untuk mendukung risiko
pengendalian yang lebih rendah tersebut, yang selanjutnya akan berakibat
naiknya risiko deteksi dan berkurangnya jumlah pengujian substantif yang
diperlukan.
3.4 PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN UNTUK
PENJUALAN
Dalam memeriksa efektivitas setiap pengendalian kunci, umumnya harus
dirancang satu atau lebih pengujian pengendalian. Pada kebanyakan audit,
penentuan sifat pengujian pengendalian biasanya mudah. Sebagai contoh,
apabila pengendalian internal berupa pemberian paraf atas pesanan dari pembeli
setelah pesanan tersebut mendapatkan persetujuan kredit, maka pengujian
pengendaliannya adalah memeriksa apakah pesanan dari pembeli tersebut telah
dibubuhi paraf dengan benar.

Tabel 11-2: Tujuan Audit Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian,


Defisiensi, Dan Pengujian Substantid Transaksi Untuk Penjualan

Tujuan Audit- Pengendalian Kunci Pengujian Defisiensi Pengujian


Transaksi Pengendalian Substantif
Transaksi
Penjualan Persetujuan Memeriksa Tidak ada Memeriksa
terbukukan pemberian kredit pesanan dari verifikasi keberurutan faktur
adalah untuk dilakukan secara pembeli untuk internal penjualan
pengiriman otomatis dengan membuktikan untuk
barang yang computer dan adanya mencegah Memeriksa ada
sungguh-sungguh membandingkan pada persetujuan agar faktur tidaknya transaksi
telah dilakukan batas maksimum kredit tidak dicatat dan jumlah yang
kepada pembeli kredit lebih dari tidak biasa dalam

10
yang bukan Memeriksa sekali jurnal penjualan
pembeli fiktif Penjualan didukung bahwa faktur dan master file
(Keterjadian) dengan dokumen dilampiri
pengiriman barang dengan bukti Menelusur ayat-
dan pesanan pengiriman ayat dalam jurnal
pembelian yang telah barang dan penjualan ke
mendapatkan pesanan dari dokumen
persetujuan pembeli pendukung yang
meliputi faktur
Jumlah barang yang Memeriksa penjualan,
dikirimkan per batch adanya paraf dokumen
dibandingkan dengan petugas pada pengiriman, order
jumlah barang yang batch total penjualan, dan
difaktur pesanan dari
Memeriksa pembeli
Laporan piutang apakah laporan
dilaporkan ke piutang
pelanggan setiap bulanan
bulan dikirimkan
Penjualan yang Dokumen pengiriman Memeriksa ke Telusur suatu
terjadi sudah barang bernomor urut berurutan sampel dokumen
dicatat tercetak dan dokumen pengiriman barang
(Kelengkapan) dipertanggungjawabk pengiriman ke jurnal
an setiap minggu barang penjualan untuk
memastikan
Total kuantitas yang Memeriksa bahwa pengiriman
dikirimkan per batch paraf petugas yang bersangkutan
dibandingkan dengan pengontrol data telah dicatat
kuantitas yang pada batch total
difaktur Telusur ayat
Penjualan dicatat Memeriksa jurnal dalam
sebesar jumlah Penjualan didukung apakah faktur penjualan ke
barang yang dengan dokumen penjualan faktur penjualan
dikirimkan dan pengiriman barang dilampiri
telah difakturkan dan pesanan dari dokumen Pemeriksa
dan dicatat pembeli yang telah pendukung kebenaran harga
dengan benar mendapat persetujuan dan perkaliannya
(Ketelitian) Memeriksa ada dalam faktur
Total kuantitas yang tidaknya paraf penjualan
dikirimkan per batch pegawai
dibandingkan dengan pengontrol data Telusur detail
kuantitas yang pada batch total dalam faktur
difaktur penjualan ke:
Memeriksa - Dokumen
Harga jual per unit apakah daftar pengiriman
diambil dari master harga telah barang
file daftar harga yang diotorisasi - Pesanan
telah ditetapkan dengan tepat dari

11
perusahaan dan benar pembeli

Laporan piutang Memeriksa


dikirimkan kepada apakah laporan
pelanggan setiap piutang bulan
bulan benar-benar
dikirimkan
Transaksi Komputer secara Memeriksa Telusur suatu
penjualan telah otomatis bukti bahwa sampel faktur
dimasukkan membukukan master file penjualan dari
dengan benar ke transaksi ke master piutang usaha jurnal penjualan
dalam master file file piutang usaha dan direkonsiliasi ke master file
piutang usaha buku besar dengan buku piutang usaha dan
dan diringkas besar ujilah kebenaran
dengan benar Master file piutang jumlah, tanggal,
(Posting dan usaha direkonsiliasi Memeriksa dan nomor faktur
Peringkasan) dengan buku besar bukti bahwa
setiap bulan master file Gunakan software
piutang usaha audit untuk
Laporan piutang direkonsiliasi memeriksa
dikirimkan ke dengan buku kebenaran
pelanggan setiap besar penjualan vertikal
akhir bulan dan mendatar
Memeriksa dalam jurnal
apakah laporan penjualan dan
piutang telusur totalnya ke
bulanan benar- buku besar
benar
dikirimkan
Transaksi Pengelompokkan Memeriksa ada Periksalah
penjualan akun diverifikasi tidaknya kebenaran
dikelompokkan secara internal pemeriksaan pengelompokan
dengan benar internal akun dari duplikat
(Pengelompokka faktur penjualan
n)
Penjualan dicatat Dokumen pengiriman Memeriksa Tidak ada Bandingkan
pada tanggal barang bernomor urut keberurutan pengawasan tanggal penjualan
yang benar (saat) tercetak dan pemakaian untuk yang tercantum
dipertanggungjawabk dokumen memeriksa dalam jurnal
an penggunaannya pengiriman ketepatan penjualan dengan
oleh akuntan barang waktu duplikat faktur
pencatatan penjualan dan
dokumen
pengiriman barang

Kolom pertama sampai ketiga pada tabel 11-2 menunjukkan perancangan


pengujian pengendalian dari PT ABC. Kolom pertama menunjukkan bahwa

12
tabel ini diorganisasi atas dasar tujuan audit transaksi, kolom kedua merupakan
pengendalian kunci, dan kolom ketiga merupakan pengujian pengendalian.
Sebagai contoh, pada pengendalian internal kunci kedua untuk tujuan
keterjadian “penjualan didukung dengan dokumen pengiriman barang dan
pesanan pembelian yang telah mendapatkan persetujuan” pengujian
pengendaliannya adalah “memeriksa bahwa faktur dilampiri dengan bukti
pengiriman barang dan pesanan dari pembeli”. Sehingga, untuk melakukan
pengujian ini, auditor harus memulainya dari pemeriksaan atas faktur penjualan
dan kemudian memeriksa dokumen yang menjadi lampiran faktur penjualan.
Sejumlah pengujian pengendalian juga dapat dilakukan menggunakan
computer. Pada tabel 11-2, auditor menguji apakah kredit telah mendapat
otorisasi secara benar dengan bantuan computer dengan mencoba memasukkan
transaksi yang melebihi batas limit kredit yang sebelumnya telah ditetapkan
untuk konsumen yang bersangkutan. Apabila pengendalian bekerja secara
efektif maka seharusnya pesanan tersebut ditolak secara otomatis.
3.5 PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
PENJUALAN
Auditor biasanya menggunakan sejumlah prosedur dalam memutuskan
pengujian substantif transaksi tanpa memerhatikan keadaan tertentu, sedangkan
prosedur yang laian akan diterapkan tergantung kondisi pengendalian dan hasil
dari pengujian pengendalian. Pada tabel, pengujian substantif transaksi
disajikan pada kolom kelima dan dikaitkan dengan tujuan audit transaksi pada
kolom pertama dan dirancang untuk menentukan apakah terdapat kesalahan
penyajian moneter untuk tujuan yang terdapat pada transaksi. Prosedur audit
yang digunakan tergantung pada pengendalian internal dan hasil pengujian
pengendalian. Beberapa prosedur audit bisa saja memenuhi lebih dari satu
tujuan audit transaksi. Prosedur pengujian substantif transaksi hanya dilakukan
apabila terdapat keadaan khusus yang membutuhkan perhatian audit khusus,
seperti apabila terdapat defisiensi dalam pengendalian internal.
a) Penjualan Yang Tercantum Dalam Pembukuan Sungguh-Sungguh
Terjadi
Umumnya terjadi tiga jenis kesalahan penyajian, yaitu kekeliruan,
asumsi kecurangan, dan kecurangan. Ketiganya memiliki potensi yang
signifikan karena akan menimbulkan lebih saji pada aset dan laba. Banyak
auditor melakukan pengujian subtantif transaksi untuk tujuan keberadaan
hanya apabila ia meyakini adanya defisiensi dalam pengendalian. Oleh
karena itu, sifat pengujiannya akan tergantung pada sifat kesalahan
penyajian potensial, yaitu
1. Penjualan dicatat dalam pembukuan tanpa pengiriman barang
2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
3. Pengiriman dilakukan pada konsumen fiktif dan dicatat sebagai
penjualan
b) Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat

13
Pengujian substantif seringkali tidak dilakukan untuk tujuan
kelengkapan. Hal ini dikarenakan lebih saji aset dan laba dari transaksi
penjualan lebih besar kemungkinan terjadinya dibandingkan dengan
kurang saji. Apabila ditemukan pengendalian tidak memadai, maka
pengujian substantif diperlukan.

c) Arah Pengujian

Auditor harus memahami perbedaan antara tracing dan vouching


sehingga dapat dipilih pengujian yang sesuai dengan tujuan pengendalian
apakah bertujuan untuk pengujian kelengkapan atau keterjadian. Ketika
merancang prosedur audit kelengkapan atau keterjadian penentuan titik
awal pengujian merupakan hal yang penting.
d) Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti
Ketelitian dalam pencatatan transaksi penjualan berkaitan dengan beberapa
berikut:
(1) Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah yang dipesan.
(2) Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang
dikirimkan.
(3) Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan
akuntansi.
Auditor biasanya melakukan pengujian substantif transaksi pada setiap
audit untuk memastikan ketiga asepek ketelitian tersebut dilakukan
perhitungan dengan benar. Auditor seringkali membandingkan harga
dalam duplikat faktur penjualan dengan daftar harga yang telah ditetapkan
perusahaan, menghitung ulang perkalian dan penjumlahannya, dan
membandingkan detil dari faktur dengan deskripsi.
Perbandingan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi untuk tujuan ketelitian adalah contoh yang baik tentang
bagaimana waktu auditing dapat diefisienkan apabila pengendaliannya baik.
e) Transaksi Penjualan Telah Dimasukkan ke dalam Master File dan
Diikhtisarkan Dengan Benar
Dimasukkannya semua transaksi penjualan ke dalam master file
piutang usaha merupakan hal yang sangat penting karena ketelitian catatan
ini memperngaruhi kemampuan klien untuk menagih semua piutang yang
belum diterima. Seberapa luas pengujian semacam ini dilakukan,
tergantung pada kualitas pengendalian internal. Penggunaan perangkat

14
lunak audit akan bermanfaat dalam pengujian ketelitian penjurnalan dan
pencatatan secara elektronik dan pengujian dapat dilakukan dengan lebih
efisien. Penelusuran jurnal penjualan ke master file biasanya dilakukan
untuk pemenuhan tujuan audit transaksi yang lain, tetapi pemeriksaan
kebenarannya dalam kolom rupiah pada jurnal dan pemeriksaan totalnya ke
buku besar dilakukan sebagai prosedut yang terpisah.
f) Penjualan Dikelompokkan dengan Benar
Auditor biasanya menguji kebenaran pengelompokkan penjualan
sebagai bagian dari pengujian ketelitian. Auditor memeriksa dokumen
pendukung untuk memastikan ketelitian pengelompokkan dari suatu
transaksi dan membandingkannya dengan akun yang sesungguhnya
digunakan dalam pencatatan.
g) Penjualan Dicatat pada Tanggal Yang Benar
Penjualan harus ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah pengiriman
barang dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeliruan. Apabila auditor
melakukan prosedur pengujian substantif transaksi untuk kekeliruan,
auditor biasanya membandingkan tanggal yang tercantum pada dokumen
pengiriman barang yang dipilih sebagau sampel sampai dengan tanggal
yang tercantum pada faktur penjualan yang bersangkutan, jurnal penjualan
dan master file piutang usaha. Perbedaan yang siginifikan menunjukkan
adanya kekeliruan potensial dalam penentuan pisah-batas (cutoff) pada
pengujian saldo akhir tahun.
3.6 RINGKASAN METODOLOGI UNTUK PENJUALAN
Mengacu pada tabel 11-2 yang merupakan matrix yang menunjukkan
bagaimana auditor memutuskan pengujian pengendalian dan defisiensi
pengendalian diidentifikasi. Berikut merupakan penjelasan mengenai tabel 11-2
a) Tujuan Audit Transaksi
Meskipun pengendalian internal tertentu memenuhi lebih dari satu
tujuan, auditor harus mempertimbangkan setiap tujuan secara terpisah agar
dapat dilakukan penetapan risiko pengendalian dengan lebih baik.
b) Pengendalian Kunci yang Ada
Manajemen merancang pengendalian internal atas penjualan untuk
memenuhi keenam tujuan audit transaksi. Apabila pengendalian yang
diperlukan untuk memenuhi salah satu tujuan tidak memadai, kemungkinan
terjadi kesalahan penyajian yang berkaitan dengan tujuan tersebut.
c) Pengujian Pengendalian
Untuk setiap pengendalian internal pada kolom kedua, auditor harus
merancang suatu pengujian pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya
d) Defisiensi
Defisiensi yang diidentifikasi oelh auditor menunjukkan tidak
adanya pengendalian yang efektif. Auditor dapat merespon defisiensi pada
pengendalian dalam pengauditan lapoean keuangan dengan memperluas
pengujian substantif tranasaksiuntuk memastikan apakah defisiesnsi

15
tersebut mengakibatkan terjadinya sejumlah kesalahan penyajian yang
signifikan.
e) Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian substantif transaksi akan membantu auditor dalam
menentukan apakah terdapat kesalahan penyajian moneter dalam transaksi
penjualan.
3.7 PROSEDUR-PROSEDUR AUDIT FORMAT RANCANGAN DAN
FORMAT UNTUK DILAKSANAKAN
Setelah prosedur audit yang tepat untuk suatu keadaan tertentu dirancang,
selanjutnya tentu prosedur-prosedur tersebut akan dilaksanakan. Namun akan
tidak baik dan efisien apabila prosedur audit ditetapkan atas dasar format
rancangan. Dalam mengubah dari program audit format rancangan menjadi
format audit untuk dilaksanakan, prosedur-prosedur digabung. Hal ini
dilakukan dengan maksud:
- Menghilangkan pengulangan prosedur.
- Memastikan bahwa apabila suatu dokumen diperiksa, semua prosedur
diterapkan atas dokumen tersebut pada saat itu juga.
- Membuat auditor bisa melaksanakan prosedur dengan urutan yang paling
efektif. Sebagai contoh, dengan lebih dahulu memeriksa kebenaran
penjumlahan dalam jurnal dan mereview ada tidaknya ayat jurnal yang
tidak lazim, auditor akan memperoleh perspektif yang lebih baik dalar
melakukan pengujian rinci.

4. RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJUALAN


Untuk retur dan pengurangan harga penjualan, auditor biasanya memberi
penekanan pada pengujian atas pencatatan transaksi untuk mengungkapkan pencurian
kas yang berasal dari pengumpulan piutang yang sebelumnya telah diciptakan transaksi
retur dan pengurangan harga penjualan fiktif. (Meskipun auditor biasanya menekankan
pada tujuan keterjadian untuk transaksi retur dan pengurangan harga penjualan, namun
tujuan kelengkapan juga sangat penting untuk ditentukan dalam pengujian saldo akun,
apabila penjualan dan retur kurang saji pada akhir tahun. Biasanya tujuan-tujuan lain
diabaikan oleh auditor.

5. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI UNTUK PENERIMAAN KAS
Untuk penerimaan kas, auditor menggunakan metodologi perancangan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi yang sama seperti yang digunakan
untuk penjualan. Pengujian pengendalian dan prosedur audit pengujian substantif
transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan menggunakan kerangka yang sama
seperti yang digunakan untuk penjualan, namun tentu saja tujuan spesifikasinya untuk
penerimaan kas. Berlandaskan tujuan audit transaksi, auditor mengikuti proses berikut :
 Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.
 Merancang pengujian pengendalian untuk setiap pengendalian guna
mendukung pengurangan risiko pengendalian.
16
 Merancang pengujian substantif transaksi untuk menguji kesalahan penyajian
moneter untuk setiap tujuan.
Seperti halnya pada bidang audit lainnya, pengujian pengendalian tergantung pada
pengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa jauh pengendalian dapat
diandalkan untuk menurunkan risiko pengendalian ditetapkan, dan apakah perusahaan
yang diaudit merupakan perusahaan publik atau bukan.
Tabel 11-3 memuat pengendalian internal kunci pengujian pengendalian yang
biasa dilakukan, pengujian substantif transaksi yang biasa dilakukan untuk memenuhi
setiap tujuan audit transaksi untuk penerimaan kas. Tabel tersebut mengikuti format
yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan. Gambar 11-6 merupakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk penerimaan digabungkan
dengan pengujian untuk penjualan dalam program audit.

Tabel 11-3 Tujuan Audit Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian,


Defisiensi, dan Pengujian Substantif Transaksi Untuk Penerimaan Kas

Pengujian
Tujuan Audit – Pengendalian Pengujian
Defisiensi Substantif
Transaksi Kunci* Pengendalian+
Transaksi+
Penerimaan kas Akuntan Memeriksa apakah Review jurnal
terbukukan adalah merekonsiliasi akun akuntan penerimaan kas dan
penerimaan dana kas di bank secara merekonsiliasi master file untuk
yang sungguh – independen rekening kas di melihat ada tidaknya
sungguh diterima bank transaksi dan jumlah
perusahaan yang tidak biasa
(keterjadian) Telusur ayat – ayat
Total penerimaan kas Memeriksa ada jurnal dari jurnal
per batch tidaknya paraf penerimaan kas ke
dibandingkan pegawai pengontrol laporan bank
dengan laporan data pada total per Buatlah pengujian
yang dibuat batch penerimaan kas
komputer
Kas yang diterima Dibuat daftar Memeriksa Daftar Dapatkan daftar
dicatat dalam jurnal penerimaan kas pembuatan daftar penerimaan penerimaan kas dan
penerimaan kas Cek segera di penerimaan kas kas tidak telusur jumlah –
(kelengkapan) endorsement Memeriksa digunakan jumlah ke jurnal
pembubuhan untuk penerimaan kas,
Total penerimaan kas endorsement atas verifikasi periksalah
per batch cek yang diterima catatan kebenaran nama,
dibandingkan Memeriksa ada penerimaan jumlah, dan tanggal
dengan laporan tidaknya paraf kas Bandingkan daftar
yang dibuat pegawai pengontrol penerimaan kas
komputer data pada total per dengan duplikat slip
Laporan dikirim bacht setoran
setiap bulan kepada
para pelanggan Memeriksa apakah
laporan piutang
benar – benar
dikirimkan
Kas yan diterima Akuntan Memeriksa apakah Dapatkan daftar
disetorkan setiap merekonsiliasi akuntan penerimaan kas dan
hari ke bank dan rekening kas di merekonsiliasi telusur jumlah –
dicatat sebesar kas bank secara rekening kas ke di jumlah ke jurnal

17
yang diterima independen bank penerimaan kas,
(ketelitian) Memeriksa paraf periksalah
pegawai pengontrol kebenaran nama,
Total penerimaan kas data pada total per jumlah, dan tanggal
per batch batch Buatlah pengujian
dibandingkan penerimaan kas
dengan laoran yang Memeriksa apakah
dibuat komputer laporan piutang
Laporan piutang benar – benar
dikirimkan kepada dikirimkan ke
seluruh pelanggan pelanggan
setiap bulan
Penerimaan kas Laporan piutang Memeriksa apakah Telusur suatu ayat
dimasukkan ke dikirimkan kepada laporan piutang jurnal penerimaan
master file piutang seluruh pelanggan benar – benar kas ke master file
usaha dengan benar setiap bulannya dikirim ke piutang usaha dan
dan diikhtisarkan Komputer secara pelanggan periksalah
dengan benar otomatis mencatat Memeriksa buku kebenaran tanggal
(posting dan ke master file bahwa master file dan jumlahnya
pengikhtisaran) piutang usaha dan piutang usaha Telusurlah suatu
buku besar direkonsiliasi sampel pengkreditan
Master file piutang dengan buku besar dari master file
usaha direkonsiliasi Memeriksa bukti piutang usaha ke
dengan buku besar bahwa master file jurnal penerimaan
setiap bulan piutang usaha kas dan ujilah
direkonsiliasi kebenaran tanggal
dengan buku besar dan jumlahnya
Gunakan software
pengauditan untuk
memeriksa
kebenaran
penjumlahan
vertikal dan
horizontal dalam
jurnal penjualan dan
telusurlah
jumlahnya ke buku
besar
Transaksi Transaksi penerimaan Memeriksa bukti Periksalah daftar
penerimaan kas kas diverifikasi bahwa terdapat penerimaan kas
diklasifikasikan secara internal verifikasi internal untuk memastikan
dengan benar kebenaran
(penggolongan) klasifikasi akun
Penerimaan kas Prosedur Memeriksa apakah Bandingkan tanggal
dicatat pada mengharuskan pencatatan penyetoran dalam
tanggal yang tepat pencatatan kas dilakukan pada laporan bank ke
(saat) setiap hari suatu tanggal jurnal penerimaan
tertentu kas dan daftar
penerimaan kas

Gambar 11-6 Program untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi untuk Penjualan
dan Penerimaan Kas pada PT ABC (Format untuk Dilaksanakan)

PT ABC
Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi untuk Penjualan dan Penerimaan Kas

18
Umum
1. Review jurnal dan master file untuk memeriksa kemungkinan adanya transaksi dan jumlah yang
tidak biasa.
2. Gunakan software audit untuk memeriksa kebenaran penjumlahan vertikal dan horizontal dalam
jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas dan telusurlah hasil penjumlahan tersebut ke buku
besar.
3. Periksa apakah akuntan merekonsiliasi rekening kas di bank.
4. Periksa dibuat daftar penerimaan kas dan apakah ada kas yang tidak dicatat.
5. Periksa apakah endorsement dilakukan segera atas cek yang diterima melalui pos.
6. Periksa apakah laporan piutang dikirimkan kepada para pelanggan.
7. Periksa apakah akuntan membandingkan total dalam master file dengan akun buku besar.
8. Periksa apakah ada paraf yang dibuat pegawai pengontrol data dalam total batch.
9. Periksa daftar harga dalam master file persediaan untuk memastikan ketelitian dan ketepatan
otorisasi.

Pengiriman Barang
10. Periksa keberurutan pemakaian dokumen pengiriman barang.
11. Telusurlah suatu sampel bukti pengiriman barang ke jurnal penjualan untuk memastikan bahwa
semua sudah dicatat.

Pengiriman Faktur Ke Konsumen dan Pencatatan Penjualan


12. Periksa keberurutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan.
13. Telusur suatu sampel nomor faktur penjualan dari jurnal penjualan ke:
a. Master file piutang dan periksalah kebenaran jumlah, tanggal, dan nomor fakturnya.
b. Duplikat faktur penjualan dan periksalah jumlah total dalam jurnal, tanggal, nama pembeli,
dan klasifikasi akunnya. Periksa pula kebenaran harga, perkalian, dan penjumlahannya.
Periksa dokumen pendukung untuk memastikan adanya verifikasi internal.
c. Dokumen pengiriman barang untuk pemeriksaan kebenaran nama, nama produk, kuantitas
dan harganya.
d. Duplikat order penjualan dan ujilah kebenaran nama pembeli, nama produk, kuantitas,
tanggal, dan petunjuk adanya verifikasi internal.
e. Order dari pembeli dan ujilah kebenaran nama pembeli, nama produk, kuantitas, tanggal,
dan persetujuan kredit.
14. Telusur penjualan dari jurnal penjualan ke dokumen pendukung yang meliputi faktur penjualan,
dokumen pengiriman barang, order penjualan, dan pesanan dari pembeli.

Pengolahan Penerimaan Kas dan Pencatatan Jumlahnya dalam Pembukuan


15. Dapatkan daftar penerimaan kas dan telusurlah jumlahnya ke jurnal penerimaan kas, ujilah
kebenaran nama, jumlah, tanggal, dan verifikasi internal.
16. Bandingkan daftar penerimaan kas dengan duplikat setoran ke bank, ujilah kebenaran nama,
jumlah, dan tanggalnya. Telusurlah total dari jurnal penerimaan kas ke laporan bank, ujilah
penundaan penyetoran ke bank.
17. Periksalah daftar penerimaan kas untuk memastikan kebenaran pegklasifikasian.
18. Buatlah pengujian penerimaan kas.
19. Telusurlah ayat jurnal dari jurnal penerimaan kas ke laporan bank, ujilah kebenaran tanggal dan
jumlah setoran.
20. Telusurlah suatu sampel ayat jurnal dari jurnal penerimaan kas ke master file piutang usaha dan
ujilah kebenaran tanggal dan jumlahnya.
21. Telusurlah suatu sampel pengkreditan dari master file piutang usaha ke jurnal penerimaan kas
dan ujilah kebenaran tanggal dan jumlahnya.

19
Mengingat bahwa metodologi untuk penerimaan kas sama dengan penjualan,
maka pembahasan tentang pengendalian internal, pengujian pengendalian, dan
pengujian substantif transaksi tidak sedetail untuk penjualan. Sehingga akan lebih fokus
pada prosedur – prosedur substantif yang biasanya kurang dipahami.
Salah satu bagian penting dari tanggung jawab auditor dalam pengauditan
penerimaan kas adalah mengidentifikasi defisiensi dalam pengendalian internal yang
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyelewengan. Adapun berikut
prosedur – prosedur audit yang dirancang terutama untuk menentukan penyelewengan,
yaitu:
a) Menentukan apakah penerimaan kas telah dicatat
Penggelapan kas akan sulit untuk dideteksi auditor apabila hal tersebut
terjadi sebelum kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas atau daftar kas
lainnya, terutama apabila penjualan dan penerimaan kas dicatat secara
bersamaan. Sebagai contoh, apabila pelayan toko menerima kas dari pembeli
dan secara sengaja tidak mencatat penjualan dan penerimaan kas tersebut
dalam register kas, maka sangat sulit menemukan pencurian kas tersebut.
Untuk mencegah penggelapan kas seperti hal tersebut, maka banyak
perusahaan menerapkan pengendalian internal seperti poin tujuan kedua pada
tabel 11.3 yaitu kas yang diterima dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
b) Pengujian penerimaan kas
Prosedur audit yang digunakan untuk menguji apakah seluruh
penerimaan kas telah disetorkan ke dalam rekening bank adalah pengujian
penerimaan kas. Dalam pengujian jumlah penerimaan kas sebagaimana
tercantum dalam jurnal penerimaan kas untuk suatu periode, misalnya satu
bulan, direkonsiliasi dengan setoran yang sesungguhnya dilakukan ke bank
pada periode yang sama. Selisih diantara keduanya mungkin disebabkan oleh
adanya setoran dalam perjalanan (deposit in transit) atau hal lain, tetapi
jumlah selisih tersebut dapat direkonsiliasi. Prosedur ini tidak dapat digunakan
untuk menemukan penerimaan kas yang belum dicatat dalam jurnal
penerimaan kas atau ada kesenjangan waktu dalam melakukan penyetoran ke
bank, tetapi bisa mengungkapkan penerimaan kas yang telah dicatat tetapi
belum disetor ke bank, setoran yang belum dicatat, pinjaman yang tidak atau
belum dicatat, pinjaman dari bang yang langsung disetor langsung ke rekening
perusahaan di bank, dan kesalahan penyajian semacam itu. Biasanya prosedur
yang agak memakan waktu ini hanya dilakukan apabila pengendalian internal
perusahaan lemah. Dalam keadaan yang jarang terjadi, terutama apabila
pengendalian sangat lemah, periode yang dicakup oleh pengujian penerimaan
kas bisa meliputi satu tahun.
c) Pengujian untuk menentukan lapping piutang usaha
Lapping piutang usaha adalah pengunduran waktu pencatatan
penerimaan pengumpulan piutang dengan maksud untuk menutupi
kekurangan kas. Sebagai contoh, penggelapan dilakukan oleh orang yang
melakukan penerimaan kas dan selanjutnya ia juga yang mencatatnya dalam
sistem komputer. Ia menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur

20
(pelanggan) dan menutupi kekurangan yang terjadi dengan penerimaan dari
debitur yang lain. Hal ini kembali akan ditutupi dengan penerimaan dari
debitur ketiga beberapa hari kemudian. Pegawai ini kasn secara terus menerus
menutupi kekurangan kas melalui lapping berulang – ulang, mengganti uang
yang dicurinya, atau mencari cara lain untuk menutupi kekurangan kas.
Penggelapan semacam ini akan dapat dicegah dengan mudah melalui
pembagian tugas atau memberlakukan kebijakan kewajiban berlibur bagi
pegawai yang menangani penerimaan kas dan sekaligus mencatatnya dalam
sistem komputer. Hal semacam ini akan dapat dideteksi dengan
membandingkan nama, jumlah rupiah, dan tanggal yang tercantum dalam
pengantar pembayaran dengan dengan ayat jurnal penerimaan kas yang
bersangkutan serta duplikat slip setoran ke bank.

6. PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG


Seperti halnya untuk retur dan pengurangan harga penjualan, kekhawatiran utama
auditor dalam penghapusan piutang usaha adalah kemungkinan pegawai perusahaan
klien melakukan penggelapan kas dengan cara menghapuskan piutang yang telah
diterima (tujuan audit transaksi – keterjadian). Pengendalian utama untuk mencegah
penyelewengan semacam ini adalah dengan menetapkan otoritas yang tepat bagi setiap
penghapusan piutang dengan menunjuk pejabat perusahaan tertentu setelah sebelumnya
melakukan penyelidikan yang cermat tentang alasan mengapa debitur tidak membayar.
Verifikasi atas akun yang dihapu biasanya tidak memakan waktu yang lama.
Auditor pada umumnya memeriksa apakah persetujuan diberikan oleh orang yang tepat.
Sebagai contoh penghapusan akun, auditor biasanya juga memeriksa korespondensi
yang terdapat dalam arsip klien untuk mencari informasi tentang tidak dapat ditagihnya
piutang. Setelah auditor berkesimpulan bahwa penghapusan telah di jurnal dengan benar,
selanjutnya jumlah sampel piutang yang dihapus ditelusur ke master file piutang usaha
untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat dengan benar.

Penaksiran biaya kerugian piutang merupakan kelompok transaksi kelima dalam


siklus penjualan dan pengumpulan piutang, jelas berkaitan dengan penghapusan piutang.
Namun karena penaksiran kerugian piutang didasarkan pada saldo piutang akhir tahun,
auditor mengevaluasi penaksiran kerugian piutang sebagai bagian dari pengujian detail
saldo piutang.

7. TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SALDO AKUN SERTA


PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Jika pengendalian internal untuk kelompok transaksi, seperti lima kelompok
transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun pada siklus penjualan dan pengumpulan
piutang disimpulkan efektif dan pengujian substansif transaksi yang terkait juga
mendukung kesimpulan tersebut, maka kemungkinan terjadinya salah saji dalam
laporan keuangan dapat dikurangi

21
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum didentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi. Untuk siklus
penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan mempengaruhi tujuan yang
terkait dengan saldo nilai bersih bisa direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat
tujuan penyajiannya serta pengungkapan.
Nilai bersih bisa direalisasi merupakan tujuan audit saldo yang penting untuk akun
piutang dagang karena ketertagihan piutang seringkali merupakan unsur utama dari
suatu laporan keuangan. Nilai bersih bisa direalisasi juga menjadi masalah pada
sejumlah kasus hukum yang melibatkan auditor. Sehingga, auditor umumnya
menetapkan risiko bawaan yang tinggi untuk tujuan nilai bersih bisa direalisasi.
Idealnya, klien menerapkan beberapa pengendalian internal untuk mengurangi
kemungkinan ketidaktertagihan piutang. Dua pengendalian lainnya yang perlu
diterapkan yaitu :
- Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan
ditindaklanjuti oleh personel manajemen yang tepat.
- Kebijakan penghapusan piutang ketika piutang tersebut kemungkinan besar tidak
dapat tertagih.

8. PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF TRANSAKSI.
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif transaksi memiliki
dampak yang signifikan terhadap tahapan audit selanjutnya, khususnya pada pengujian
susbtansif perincian saldo. Bagian dari audit yang banyak dipengaruhi oleh pengujian
pengendalian dan pengujian substansif transaksi adalah saldo akun piutang usaha, kas,
beban kerugian piutang, dan cadangan kerugian piutang.
Lebih lanjut, jika hasil pengujian tersebut tidak memuaskan, maka penting untuk
melakukan pengujian substansif transaksi tambahan untuk penjualan, retur dan
pengurangan harga penjualan, penghapusan piutang, dan pengolahan penerimaan kas.
Setelah selesai melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif,
auditor harus memeriksa setiap penyimpangan untuk menentukan penyebab dan
implikasi penyimpangan terhadap penerapan risiko pengendalian yang bisa
mempengaruhi risiko deteksi dan pengujian substantif yang akan dilakukan.
Pengaruh yang paling signifikan yang merupakan akibat dari pengujian
pengendalian dan pengujian susbtansif transaksi dalam siklus penjualan dan
pengumpulan piutang adalah dalam konfirmasi piutang. Jenis konfirmasi, ukuran
sampel, dan penentuan waktu pengujian semuanya akan terpengaruhi.

22
STUDI KASUS

Auditor mengaudit siklus penjualan dan penagihan untuk rumah sakit umum daerah
kota Jaya, rumah sakit nirlaba yang berukuran kecil. Rumah sakit tersebut mempunyai
reputasi medis yang bagus tetapi pencatatannya buruk. Tenaga medis disana mempunyai
tradisi melakukan seluruh pekerjaannya dengan benar, tetapi karena kurangnya orang di
bagian accounting, maka tidak pernah dilakukan pemeriksaan internal atau kinerja yang
hati-hati. Di tahun-tahun sebelumnya, auditor menemukan sedikit salah saji dalam
penagihan, penerimaan kas, dan piutang dagang. Sama halnya dengan rumah sakit lain, dua
aset terbesarnya adalah piutang dagang dan aset tetap.
Rumah sakit tersebut mempunyai banyak utang pada bank lokal, dan terdapat dua
bank yang sudah memberitahukan kepada manajemen bahwa mereka tidak mau lagi
memberikan kredit terutama karena sudah ada rumah sakit modern yang sedang dibangun
dekat kota. Di masa lampau, pajak daerah tercatat defisit, tetapi tahun lalu defisit terjadi
karena banyak pengangguran. Tahun-tahun sebelumnya, konfirmasi tagihan kepada pasien
hasilnya sangat mengecewakan. Tingkat tanggapan sangat rendah dan yang menanggapi
pun tidak paham tujuan dari konfirmasi atau tidak mengetahui saldo tagihan yang benar.
Disamping itu, auditor telah mendapatkan pengalaman yang sama dalam melakukan
konfirmasi piutang pada rumah sakit lainnya.
Auditor menyimpulkan bahwa pengendalian kas sangat baik dan kemungkinan
terjadinya pencurian kas sangat kecil. Namun, diduga terdapat kesalahan tidak disengaja
atas penagihan, pencatatan penjualan, penerimaan kas, piutang, dan piutang tak tertagih.
Diminta:
a) Dalam audit siklus penjualan dan penagihan, pengujian jenis apa yang perlu auditor
tekankan?
b) Jelaskan bagaimana rencana auditor dalam pengujian-pengujian di bawah ini:
(1) Pengujian pengendalian
(2) Pengujian substantive atas transaksi
(3) Pengujian perincian saldo

Jawaban:
a) Dalam audit siklus penjualan dan penagihan, pengujian jenis apa yang perlu auditor
tekankan?

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah


mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Maka pengujian yang dilakukan lebih ditekankan pada pengujian substantif, karna
dalam siklus penjualan dan penagihan kas terdapat 5 jenis transaksi yang
mempengaruhi laporan keuangan yaitu penjualan baik tunai maupun kredit,
penerimaan kas, retur dan potongan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih,
dan estimasi beban piutang tak tertagih, untuk mengaudit/mencocokan saldo pada
siklus penjualan auditor melakukan pengujian dengan memilih sampel faktur
penjualan dan melacak setiap faktur tersebut apakah saldo sesuai dengan yang

23
dicatat kedalam jurnal sedangkan untuk mencocokan saldo pada piutang dilakukan
dengan melakukan konfirmasi baik negatif ataupun positif sesuai dengan besarnya
risiko pihak ketiga.
b) Bagaimana metodologi auditor untuk perancangan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk penerimaan kas?
Jawaban:
Untuk merancang pengujian, auditor harus mengikuti proses berikut berlandaskan
tujuan audit transaksi:
- Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap transaksi
- Merancang pengujian pengendalian untuk setiap pengendalian
- Merancang pengujian substantive transaksi untuk menguji kesalahan penyajian
Untuk melakukan pengujian tersebut, diperlukan bagan alir sehingga auditor dapat
menentukan pengendalian internal kuncinya. Dikarenakan tidak terdapat bagan alir
pada soal ini, kami hanya akan membahas terkait mengapa pengujian-pengujian ini
diperlukan.
(1) Pengujian pengendalian
Pengujian pengendalian dalam kasus ini diperlukan untuk mengetahui
desain pengendalian internalnya. Dengan pengujian ini, permasalahan seperti
tidak adanya verifikasi dan kinerja yang cermat dalam mencatat laporan
keuangan khususnya dalam penyajian penagihan dan penerimaan kas dapat
dihindari. Dari keterangan pada kasus tersebut, bisa disimpulkan bahwa rumah
sakit tersebut tidak memiliki kebijakan dan prosedur yang efektif dalam
pengendalian pencatatan.
(2) Pengujian substantife atas transaksi
Pengujian substantif bertujuan untuk menentukan apakah transaksi
akuntansi telah dicatat dengan benar. Dalam kasus ini Auditor menyimpulkan
bahwa pengendalian kas sangat baik dan kemungkinan terjadinya pencurian kas
sangat kecil, namun terdapat dugaan kesalahan yang tidak disengaja. Dengan
adanya dugaan ini, harus dilaksanakan pengujian untuk mengetahui apakah
bukti transaksi dengan pencatatannya sudah sesuai.
(3) Pengujian atas rinci saldo
Pengujian atas rinci saldo difokuskan untuk memperoleh secara langsung
tentang suatu saldo akun, namun memerlukan konfirmasi langsung terkait
transaksi dari saldo tagihan klien. Pada kasus ini konfirmasi tagihan kepada
pasien hasilnya sangat mengecewakan, tingkat tanggapan sangat rendah, dan
yang menanggapi pun tidak paham tujuan dari konfirmasi atau tidak
mengetahui saldo tagihan yang benar. Oleh karena itu, menurut kami pengujian
atas rinci saldo akan sangat sulit dilakukan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup. (2014). Auditing (Pengauditan Berbesis ISA) Edisi II. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai