OLEH:
KELOMPOK 1
Dosen Pengampu:
Anak Agung Ngurah Kresnanda, S.E.,M.S.A.,Ak.,CA.
2022
10.1 Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya
Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus siklus lainnya pada umumnya
meliputi:
Tujuan keseluruhan pengauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah untuk
menilai apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh silklus ini telah ditetapkan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.
*) Akun biaya operasi tersendiri biasanya juga diselenggarakan untuk gaji dan bonus direksi
dan staf, gaji karyawan administrasi, gaji dan komisi karyawan penjualan, serta biaya tenaga
kerja tak langsung. Akun-akun tersebut mempunyat hubungan yang sama terhadap utang gaji
dan upah, serta utang P.Ph karyawan dan potongan lain seperti yang berlaku pada biaya tenaga
kerja langsung dalam gambar di atas.
Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus penggajian dan personalia dapat dilihat pada
Gambar 1. Dalam gambar tersebut digunakan akun T untuk menggambarkan aliran informasi
melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sistem pada umum-nya,
akun upah dan gaji hanya digunakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan,
akun beban didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan ketika beban gaji
terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal penyesuaian pada
akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban tetapi belum dibayar.
10.3 Fungsi – fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan yang bersangkutan
Kelompok Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, serta Dokumen dan Catatan terkait untuk
Siklus Penggajian dan Kepegawaian
Kelompok Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Transaksi
Penggajian 1. Kas-Gaji Sumber daya 1. Catatan Kepegawaian
2. Semua akun manusia 2. Formulir Potongan
biaya yang Wajib
berhubungan 3. Surat Keputusan
dengan imbal Penetapan Tarif
jasa tenaga kerja
3. Semua akun
yang
berhubungan
dengan potongan
atas pendapatan
kotor tenaga
kerja
4. Semua akun
yang
berhubungan
dengan
ketenagakerjaan
Pencatatan Waktu 1. Catatan Waktu Kerja
dan Pembuatan 2. Tiket Kartu Per Job
Daftar Gaji 3. File Transaksi
Penggajian
4. Jurnal Penggajian
5. Master File
Penggajian
Pembayaran Gaji 1. Cek Gaji
2. Rekonsiliasi Bank
Akun Gaji
Pembuatan bukti 1. Bukti pembayaran
potong P.Ph P.Ph karyawan
karyawan dan
pembayaran P.Ph
karyawan
Kolom tiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan
personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi bisnis, kelas transaksi,
akun-akun, dan dokumen serta catatan.
1. Bagian Sumber Daya Manusia (Personalia)
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen untuk
mewawancarai dan merekrut personil yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan entitas.
Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang independen untuk memeriksa secara
internal informasi gaji dan upah, termasuk tambahan-tambahan dan penghapusan dari daftar
gaji, serta perubahan gaji/upah dan potongan-potongan.
a) Catatan Personalia atau kepegawaian
Catatan Personalia meliputi data seperti tanggal pengangkatan, data pribadi pegawai, tingkat
gaji atau upah, potongan-potongan wajib, evaluasi kinerja, dan pemberhentian sebagai
pegawai.
b) Formulir Potongan Wajib
Formulir ini digunakan untuk memotong gaji atau upah yang bersifat wajib, seperti misalnya
P.Ph karyawan yang dipotong perusahaan, pootongan asuransi yang wajib diikuti karyawan
termasuk asuransi kesehatan dan potongan untuk iuran sebagai anggota serikat pekerja.
c) Surat Keputusan Penetapan Gaji atau Upah
Surat ini digunakan untuk menetapkan tingkat upah atau gaji sesai dengan peraturan yang
berlaku. Sumber informasi keputusan ini adalah kontrak kerja, otorisasi oleh manajemen,
atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi oleh dewan komisaris.
2. Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji
Pencatatan waktu dan persiapan penggajian merupakan hal yang penting dalam audit
penggajian karena mempengaruhi secara langsung beban peggajian dalam setiap periode.
Untuk mencegah salah saji dalam empat aktivitas berikut diperlukan pengendalian yang
memadai, yaitu :
1) Pencatatan waktu kerja
2) Pengikhtisaran dan penghitungan pendapatan kotor, potongan, dan pendapatan bersih
3) Pembayaran gaji atau upah
4) Pencatatan gaji atau upah
Dokumen dan catatan yang terkait pada fungsi bisnis ini yaitu :
a) Catatan Waktu Kerja
Catatan waktu kerja merupakan dokumen yang mengidentifikasi waktu kerja karyawan
sejak mulai hingga akhir bekerja setiap hari serta jumlah total jam kerja karyawa. Catatan waktu
kerja ini dapat berupa formulir kertas atau electronik, dan dapat disiapkan secara otomatis oleh
jam waktu atau pembaca kartu identifikasi. Catatan waktu kerja ini biasanya diserahkan setiap
minggu. Karyawan yang menerima gaji tetap atau pembebasan biasanya tidak mengisi catatan
waktu kerja. Mereka hanya diharuskan mengisi laporan waktu untuk mengklaim upah lembur,
cuti libur atau sakit.
b) Kartu Waktu per Job
Kartu waktu per Job adalah formulir yang menunjukkan untuk pekerjaan mana seorang
pegawai bekerja pada suatu periode waktu tertentu. Formulir ini hanya digunakan oleh seorang
karyawan bekerja pada pekerjaan yang berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda.
Kartu waktu per Job seringkali dilakukan secara electronik dengan sistem pelaporan waktu dan
beban.
c) File transaksi penggajian
File yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang
diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode, seperti satu hari, satu minggu, satu bulan,
satu tahun. File tersebut berisi semua informasi yang dimasukkan kedalam system dan
informasi tentang setiap transaksi seperti nama karyawan, dan nomer identifikasi, tanggal,
pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah pemotongan pajak dan klasifikasi akun atau
klasifikasi. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi mengenai penggajian digunakan
untuk berbagai catatan, daftar dan laporan, seperti jurnal penggajian file induk penggajian, dan
rekonsiliasi bank penggajian
d) Jurnal Penggajian
Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya mencantumkan nama
karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor dan bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi
akun atau klasifikasi setiap transaksi. Transaksi yang sama dimasukkan ke dalam jurnal atau
daftar juga diposting secara simultan ke buku besar umum dan ke file besar induk penggajian.
e) Master File Penggajian
Master file penggajian merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat
transaksi penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang
dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat ini. Catatan untuk setiap karyawan meliputi
pendapatan kotor, pendapatan bersih, nomor cek, dan tanggal. Masker file ini diperbaharui dari
file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap karyawan dalam master file sama dengan total
saldo biaya tenaga kerjakotor dalam berbagai akun buku besar.
Pengendalian internal untuk penggajian sangat terstruktur dan terkendali dengan baik
untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan para
karyawan,serta meminimalkan kecurangan penggajian. Maka harus tersedia program akuntansi
penggajian terkomputerisasi yang berkualitas tinggi. Umumnya perusahaan menggunakan jasa
pengendalian internal organisasi jasa karena program pemrosesan penggajian harus
dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan skedul pemotongan pajak. Prosedur pengujian
pengendalian dan pengujian substatntif atas transaksi merupakan alatyang sangat penting untuk
memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia.Pengujian tersebut
ditekankan karena tidak adanya bukti pihak ketiga yang independen, seperti konfirmasi untuk
memverifikasi upah akrual, pajak penghasilan yang dipotong, pajak penghasilan akrual, dan
akun neraca lainnya. Banyak audit menghadapi risiko salah saji yang material yang rendah dan
minimal, dengan tiga alasan:
A. Karyawanan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika mereka
dibayar terlalu rendah.
B. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
C. Transaksi penggajian merupakan subjek pemerintah negara bagian dan federalmenyangkut
pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak pengangguran.
1) Memahami Pengendalian Internal – Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor harus memahami hal-hal berikut ini dalam memahami pengendalian internal untuk
siklus penggajian dan personalia :
(1) Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan, karena itu auditor
harusmengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan yang
materialuntuk setiap organisasi.
(2) Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
(3) Jika auditor melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporankeuangan, tingkat pemahaman pengendalian dan luas pengujian pengendalian
harus mencukupi untuk mencukupi menerbitkan opini tentang keefektifan pengendalian
internalterhadap pelaporan keuangan.
(4) Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian
yangdinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh penggajian terhadap
persediaan.
(5) Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan digabungkan
jikamemungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin dengan
menggunakan program audit format kinerja.
Berikut ini tabel untuk ikhtisar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi,
pengendalianinternal kunci, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi
untuk penggajian:
Untuk menguji ada atau tidaknya pegawai fiktif, auditor bisa menelusur dengan
memilih nomor transaksi terbukukan dalam jurnal penggajian ke bagian sumberdaya manusia
untuk memastikan apakah pegawai benar-benar merupakan pegawai pada periode yang diaudit.
Salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk menguji ketepatan ketepatan pegawai
yang telah berhenti adalah dengan memilih file rapa (arsip pegawai) dari catatan pegawai yang
telah berhenti pada tahun ini yang ada di bagian sumberdaya untuk memastikan bahwa mereka
telah menerima pembayaran terakhir (gaji terakhir). , uang pesangon, dan lain-lain) sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Masih adanya pembayaran kepada pegawai yang sudah
berhenti dapat diuji dengan menggunakan perangkat lunak audit untuk membandingkan
tanggal berhenti menurut catatan di bagian sumberdaya manusia dengan tanggal pembayaran
gaji dalam jurnal penggajian untuk memastikan bahwa pegawai yang telah berhenti menerima
pembayaran. Prosedur ini tidak efektif jika bagian sumberdaya manusia tidak menerima
informasi tentang pemberhentian pengawai.
Setelah menyelesaikan pengujian tersebut dan menilai kemungkinan salah saji pada
akun- akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia, selanjutnya
auditor akan melaksanakan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo.
Risiko bisnis klien mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang
kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan
kompensasi yang ditangguhkan lainnya. Contohnya adalah banyak perusahaan
menyediakan opsi saham yang ekstensif sebagai bagian dari paket kompensasinya
untuk karyawan kunci yang secara signifikan mempengaruhi beban kompensasi dan
ekuitas pemegang saham.
2. Menetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Selain potensi kecurangan, risiko inheren umumnya juga redah bagi semua tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo. Risiko inheren kecurangan penggajian timbul
karena sebagian besar transaksi menyangkut kas. Oleh karena itu, auditor sering
memandang penting tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian.
Sebagai bagian dari pemahaman mengenai klien, auditor dapat mengidentifikasi
masalah yang berhubungan dengan penggajian yang kompleks, seperti rencana
kompensasi berdasarkan saham yang dapat meningkatkan risiko inheren yang
berhubungan dengan akuntansi dan pengungkapan kesepakatan tersebut.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang Terkait
(Tahap I dan II)
Telah dijelaskan sebelumnya tadi penilaian risiko pengendalian, pengujian
pengendalian, serta pengujian substantif atas transaksi yang bersangkutan.
4. Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Penggunaan prosedur analitis dalam siklus penggajian dan personalia merupakan hal
penting, seperti halnya dalam siklus lain. Tabel dibawah ini melukiskan prosedur analitis
untuk akun-akun neraca dan akun-akun laba-rugi dalam siklus penggajian dan
personalia. Kebanyakan hubungan-hubungan pada kolom pertama bisa diprediksi dan
oleh karenanya bermanfaat untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan
tambahan investigasi.
Kedua tujuan diatas ditujukan untuk memastikan bahwa jumlah yang dilaporkan
tidak kurang saji dan tidak ada kewajiban yang tidak dilaporkan. Selanjutnya kita
akan membahas akun kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia.
5) Pengujian atas rincian saldo untuk akun-akun beban: auditor relatif sedikit
melakukan pengujian tambahan disamping prosedur analitis, pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas akun
kewajiban terkait. Auditor hanya perlu melakukan pengujian lebih jika
menemukan kelemahan material dalam pengendalian internal atau salah saji
signifikan dalam pengujian kewajiban. Akun yang sering diuji mencakup
kompensasi staf, komisi, biaya pajak penghasilan karyawan, total gaji/upah, dan
tenaga kerja kontrak.
6) Kompensasi untuk Para Staf : auditor lazim melakukan verifikasi apakah total
kompensasi untuk para staf telah disetujui oleh dewan komisaris. Verifikasi ini
diperlukan karena individu-individu tersebut berada dalam posisi bisa membayar
dirinya sendiri lebih besar dari jumlah yang disetujui dewan komisaris. Pengujian
audit biasanya dilakukan dengan mendapatkan informasi dari notulen rapat
dewan komisaris tentang daftar gaji yang disetujui dan membandingkannya
dengan catatan pendapatan staf yang bersangkutan.
7) Komisi : auditor akan dapat memeriksa beban komisi dengan mudah kalau tarif
komisi sama untuk masing-masing jenis penjualan dan informasi penjualan yang
diperlukan tersediadalam catatan akuntansi. Apabila informasi yang diperlukan
tidak tersedia, bisa dilakukan pengujian atas pembayaran komisi per tahun atau
per bulan untuk sejumlah pegawai bagian penjualan dan menelusurnya ke total
pembayaran beban komisi.
8) Beban Pajak Penghasilan Karyawan : selama setahun dapat diuji dengan
merekonsiliasi total beban gaji pada setiap daftar gaji dengan total gaji/upah
selama setahun. Total PPh karyawan selanjutnya dapat dihitung ulang dengan
mengalikan tarif pajak yang sesuai dengan pendapatan kena pajak. Biasanya
butuh waktu lama dan biaya tinggi, sehingga sering tidak dilakukan kecuali
prosedur analitis mengindikasikan terdapat masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh prosedur lainnya. Apabila diperlukan, pengujian biasanya
dilakukan bersamaan dengan pengujian atas utang pajak penghasilan.
9) Total Gaji/Upah : perlu diadakan pengujian atas transaksi untuk menemukan
kekeliruan dalam pembebanan gaji (apakah transaksi penggajian dibebankan ke
perkiraan non penggajian atau seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian).
10) Tenaga Kerja Kontrak: untuk mengurangi beban tenaga kerja, banyak
perusahaan mengadakan kontrak dengan organisasi dari luar untuk menyediakan
tenaga kerja yang diperlukan perusahaan.
11) Tujuan Penyajian dan Pengungkapan: Ketentuan tentang pengungkapan
untuk transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia
tidak begitu banyak. Namun, sejumlah transaksi yang komplek, misalnya tentang
opsi saham dan program kompensasi untuk para eksekutif terkadang memerlukan
pengungkapan berupa catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur
audit yang berhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan dengan
pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.
Daftar Pustaka
Jusup, AL. Haryono. 2014. Auditing Pengauditan Berbasis ISA Edisi II, STIE YKPN,
Yogyakarta.