Anda di halaman 1dari 24

PENGAUDITAN II

“PENGAUDITAN SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA”

OLEH:
KELOMPOK 1

Ni Putu Ayu Satya Suciantari ( 2007531080)


Komang Tri Winda Lestari ( 2007531091)
Komang Amanda Ayu Harpita Putri (2007531154)
I Wayan Dodit Astawa (2007531179)
Ida Ayu Kade Indri Dwi Gita Putri (2007531255)

Dosen Pengampu:
Anak Agung Ngurah Kresnanda, S.E.,M.S.A.,Ak.,CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2022
10.1 Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus-siklus lainnya

Siklus penggajian dan personalia melibatkan pekerjaan danpembayaran kepada semua


karyawan. Penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja yangtidak tepat dapat menimbulkan
salah saji laba bersih yang material. Audit atas siklus penggajiandan personalia mencakup
pemahaman tentang pengendalian internal, penilaian resikopengendalian, pengujian
pengendalian subtantif atas transaksi, prosedur analitis, sertapengujian atas rincian saldo.

Perbedaan antara siklus penggajian dan personalia dengan siklus siklus lainnya pada umumnya
meliputi:

1) Dalam penggajian hanya terdapat satu golongan transaksi. Kebanyakan siklus


mengandung lebis dai satu golongan transaksi. Sebagai contoh, siklus penjualan dan
penerimaan piutang menyangkut transaksi penjualan dan transaksi penerimaan kas, dan
kadang- kadang juga menyangkut transaksi retur penjualan serta transaksi penghapusan
piutang. Penggajian hanya memiliki satu transaksi,karena penerimaan jasa dari para
pegawai dan pembayaan atas jasa tersebut melalui penggajian berlangsung dalam
tenggang waktu yang pendek.
2) Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca terkait. Akun-
akun yang terkait dengan penggajian seperti penggajian akrual dan potongan
pajakbiasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi selama
tahunbersangkutan.
3) Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semuaperusahaan
,bahkan perusahaan yang kecil sekalipun. Adanya undang- undang pajak dan ketentuan
tentang tata cara pembayaran pajak penghasilan karyawan yang ditetapkan pemerintah
secara ketat mendorong perusahaan untuk menerapkan pengendalian internal yang
efektif atas pemotongan dan pembayaran pajak penghassilan karyawan.

Karena ketiga karakteristik diatan, dalam pengauditan penggajian, auditor biasanya


menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan transaksi, dan
prosedur analitis. Pengujian rinci saldo akun- akun yang berkaitan dengan penggajian biasanya
hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Sebelum kita membahas pengujian- pengujian
dalam siklus ini, pertama- tama akan dikemukakan tentang transaksi- transaksi serta saldo-
saldo akun terkait.
10.2 Akun-akun dan transaksi-transaksi dalam siklus penggajian dan personalia

Tujuan keseluruhan pengauditan atas siklus penggajian dan personalia adalah untuk
menilai apakah saldo-saldo akun yang dipengaruhi oleh silklus ini telah ditetapkan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Akun-akun yang umum ada di siklus penggajian adalah: utang upah,gaji,bonus,dan


komisi, kas di bank, beban pajak gaji, biaya tenaga kerja langsung, beban gaji, pemotongan
pajak penghasilan dan penggurangan lainya.

*) Akun biaya operasi tersendiri biasanya juga diselenggarakan untuk gaji dan bonus direksi
dan staf, gaji karyawan administrasi, gaji dan komisi karyawan penjualan, serta biaya tenaga
kerja tak langsung. Akun-akun tersebut mempunyat hubungan yang sama terhadap utang gaji
dan upah, serta utang P.Ph karyawan dan potongan lain seperti yang berlaku pada biaya tenaga
kerja langsung dalam gambar di atas.

Akun-akun yang umumnya terdapat dalam siklus penggajian dan personalia dapat dilihat pada
Gambar 1. Dalam gambar tersebut digunakan akun T untuk menggambarkan aliran informasi
melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sistem pada umum-nya,
akun upah dan gaji hanya digunakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan,
akun beban didebet pada saat upah dan gaji sesungguhnya dibayar, bukan ketika beban gaji
terjadi. Utang yang berkaitan dengan gaji dan upah dicatat melalui jurnal penyesuaian pada
akhir periode untuk semua yang telah menjadi beban tetapi belum dibayar.

10.3 Fungsi – fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen serta catatan yang bersangkutan
Kelompok Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, serta Dokumen dan Catatan terkait untuk
Siklus Penggajian dan Kepegawaian
Kelompok Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Transaksi
Penggajian 1. Kas-Gaji Sumber daya 1. Catatan Kepegawaian
2. Semua akun manusia 2. Formulir Potongan
biaya yang Wajib
berhubungan 3. Surat Keputusan
dengan imbal Penetapan Tarif
jasa tenaga kerja
3. Semua akun
yang
berhubungan
dengan potongan
atas pendapatan
kotor tenaga
kerja
4. Semua akun
yang
berhubungan
dengan
ketenagakerjaan
Pencatatan Waktu 1. Catatan Waktu Kerja
dan Pembuatan 2. Tiket Kartu Per Job
Daftar Gaji 3. File Transaksi
Penggajian
4. Jurnal Penggajian
5. Master File
Penggajian
Pembayaran Gaji 1. Cek Gaji
2. Rekonsiliasi Bank
Akun Gaji
Pembuatan bukti 1. Bukti pembayaran
potong P.Ph P.Ph karyawan
karyawan dan
pembayaran P.Ph
karyawan

Kolom tiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan
personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi bisnis, kelas transaksi,
akun-akun, dan dokumen serta catatan.
1. Bagian Sumber Daya Manusia (Personalia)
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen untuk
mewawancarai dan merekrut personil yang memenuhi syarat sesuai dengan kebutuhan entitas.
Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang independen untuk memeriksa secara
internal informasi gaji dan upah, termasuk tambahan-tambahan dan penghapusan dari daftar
gaji, serta perubahan gaji/upah dan potongan-potongan.
a) Catatan Personalia atau kepegawaian
Catatan Personalia meliputi data seperti tanggal pengangkatan, data pribadi pegawai, tingkat
gaji atau upah, potongan-potongan wajib, evaluasi kinerja, dan pemberhentian sebagai
pegawai.
b) Formulir Potongan Wajib
Formulir ini digunakan untuk memotong gaji atau upah yang bersifat wajib, seperti misalnya
P.Ph karyawan yang dipotong perusahaan, pootongan asuransi yang wajib diikuti karyawan
termasuk asuransi kesehatan dan potongan untuk iuran sebagai anggota serikat pekerja.
c) Surat Keputusan Penetapan Gaji atau Upah
Surat ini digunakan untuk menetapkan tingkat upah atau gaji sesai dengan peraturan yang
berlaku. Sumber informasi keputusan ini adalah kontrak kerja, otorisasi oleh manajemen,
atau khusus untuk para pejabat perusahaan diotorisasi oleh dewan komisaris.
2. Pencatatan Waktu Kerja dan Pembuatan Daftar Gaji
Pencatatan waktu dan persiapan penggajian merupakan hal yang penting dalam audit
penggajian karena mempengaruhi secara langsung beban peggajian dalam setiap periode.
Untuk mencegah salah saji dalam empat aktivitas berikut diperlukan pengendalian yang
memadai, yaitu :
1) Pencatatan waktu kerja
2) Pengikhtisaran dan penghitungan pendapatan kotor, potongan, dan pendapatan bersih
3) Pembayaran gaji atau upah
4) Pencatatan gaji atau upah
Dokumen dan catatan yang terkait pada fungsi bisnis ini yaitu :
a) Catatan Waktu Kerja
Catatan waktu kerja merupakan dokumen yang mengidentifikasi waktu kerja karyawan
sejak mulai hingga akhir bekerja setiap hari serta jumlah total jam kerja karyawa. Catatan waktu
kerja ini dapat berupa formulir kertas atau electronik, dan dapat disiapkan secara otomatis oleh
jam waktu atau pembaca kartu identifikasi. Catatan waktu kerja ini biasanya diserahkan setiap
minggu. Karyawan yang menerima gaji tetap atau pembebasan biasanya tidak mengisi catatan
waktu kerja. Mereka hanya diharuskan mengisi laporan waktu untuk mengklaim upah lembur,
cuti libur atau sakit.
b) Kartu Waktu per Job
Kartu waktu per Job adalah formulir yang menunjukkan untuk pekerjaan mana seorang
pegawai bekerja pada suatu periode waktu tertentu. Formulir ini hanya digunakan oleh seorang
karyawan bekerja pada pekerjaan yang berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda.
Kartu waktu per Job seringkali dilakukan secara electronik dengan sistem pelaporan waktu dan
beban.
c) File transaksi penggajian
File yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang
diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode, seperti satu hari, satu minggu, satu bulan,
satu tahun. File tersebut berisi semua informasi yang dimasukkan kedalam system dan
informasi tentang setiap transaksi seperti nama karyawan, dan nomer identifikasi, tanggal,
pembayaran kotor dan bersih, berbagai jumlah pemotongan pajak dan klasifikasi akun atau
klasifikasi. Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi mengenai penggajian digunakan
untuk berbagai catatan, daftar dan laporan, seperti jurnal penggajian file induk penggajian, dan
rekonsiliasi bank penggajian
d) Jurnal Penggajian
Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya mencantumkan nama
karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor dan bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi
akun atau klasifikasi setiap transaksi. Transaksi yang sama dimasukkan ke dalam jurnal atau
daftar juga diposting secara simultan ke buku besar umum dan ke file besar induk penggajian.
e) Master File Penggajian
Master file penggajian merupakan file komputer yang digunakan untuk mencatat
transaksi penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang
dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat ini. Catatan untuk setiap karyawan meliputi
pendapatan kotor, pendapatan bersih, nomor cek, dan tanggal. Masker file ini diperbaharui dari
file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap karyawan dalam master file sama dengan total
saldo biaya tenaga kerjakotor dalam berbagai akun buku besar.

3. Pembayaran Gaji atau Upah


Persetujuan dan pendistribusian gaji atau upah harus diawasi secara seksama untuk
menghindari terjadinya kecurangan. Untuk meningkatkan pengawasan, pendistribusian gaji
atau upah biasanya diproses secara terpisah dari pembayaran-pembayaran lainnya. Dokumen
dan catatan yang terkait pada fungsi bisnis pembayaran gaji yaitu :
a) Cek gaji
Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai pertukaran atas
jasa yang dilakasanakannya. Jumlah cek tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi
pajak dan potongan lainnya. Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi penyiapan
penggajian, tetapi tanda tangan yang diotorisasi telah membuat cek tersebut sebagai aktiva.
Setelah cek gaji dicairkan oleh karyawan, cek akan dibatalkan lalu dikembalikan
keperusahaan dari bank. Cek gaji sering kali disetorkan secara langsung dari rekening bank
setiap karyawan.
b) Rekonsiliasi Bank Akun Gaji
Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua akun kas
termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan kecurangan. Perusahaan bisa
menyediakan suatu akun penggajian imprest yaitu akun penggajian terpisah dengan hanya
menyediakan sejumlah kas yang tidak begitu besar. Akun imprest ini akan membatasi
terjadinya kecurangan atas pembayaran gaji atau upah pegawai, dan pembayaran ini
dilakukan secara terpisah dari pembayaran-pembayaran lainnya. Cara ini juga
menyederhanakan rekonsiliasi akun bank untuk penggajian.
4. Pembuatan Bukti Potong P.Ph dan Pembayaran Pajak
Undang-undang pajak penghasilan mewajibkan perusahaan selaku wajib potong atas
penghasilan karyawan untuk melakukan pemotongan dan membayarkannya ke kas negara
secara tepat waktu. Sistem penggajian berkomputer mengolah kewajiban pajak setiap karyawan
dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam master file transaksi penggajian. Untuk
mencegah terjadinya kesalahan penyajian dan timbulnya utang pajak serta denda, sebaiknya
dilakukan verifikasi internal secara independent oleh petugas yang kompeten.
a) Bukti Potong P.Ph Pasal 21
Besarnya pajak yang harus dibayar karyawan tergantung pada pendapatan kena pajak
masig-masing karyawan yaitu pendapatan kotor dikurangi dengan pendapatan tidak kena pajak
(PTKP) dikalikan tarif pajak. Bukti pemotongan pajak bulanan akan menjadi dasar bagi
perusahaan untuk menghitung potongan pajak penghasilan karyawan yang harus disetor setiap
bulan. Salah satu lembar bukti pemotongan pajak tersebut di berikan kepada karyawan yang
bersangkutan sebagai dasar untuk membuat SPT tahunan.
b) Surat Setoran Pajak (SSP)
Hasil pemotongan pajak penghasilan karyawan bulanan selanjutnya disetorkan ke
kantor pajak dengan disertai surat setoran pajak (SSP) selambat-lambatnya tanggal 10 bulan
berikutnya

10.4 Metodologi Untuk Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian


Substantif Transaksi

Metodologi untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk


siklus penggajian dan personalia sama dengan metodologi yang digunakan untuk siklus
penjualan dan penerimaan piutang, dan untuk siklus pembelian dan pembayaran, yaitu:
A. Memahami pengendalian internal
B. Menilai risiko pengendalian direncanakan
C. Menentukan luasnya pengujian pengendalian
D. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memenuhi
tujuan audit transaksi.

Pengendalian internal untuk penggajian sangat terstruktur dan terkendali dengan baik
untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan ketidakpuasan para
karyawan,serta meminimalkan kecurangan penggajian. Maka harus tersedia program akuntansi
penggajian terkomputerisasi yang berkualitas tinggi. Umumnya perusahaan menggunakan jasa
pengendalian internal organisasi jasa karena program pemrosesan penggajian harus
dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan skedul pemotongan pajak. Prosedur pengujian
pengendalian dan pengujian substatntif atas transaksi merupakan alatyang sangat penting untuk
memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia.Pengujian tersebut
ditekankan karena tidak adanya bukti pihak ketiga yang independen, seperti konfirmasi untuk
memverifikasi upah akrual, pajak penghasilan yang dipotong, pajak penghasilan akrual, dan
akun neraca lainnya. Banyak audit menghadapi risiko salah saji yang material yang rendah dan
minimal, dengan tiga alasan:

A. Karyawanan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika mereka
dibayar terlalu rendah.
B. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
C. Transaksi penggajian merupakan subjek pemerintah negara bagian dan federalmenyangkut
pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak pengangguran.
1) Memahami Pengendalian Internal – Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor harus memahami hal-hal berikut ini dalam memahami pengendalian internal untuk
siklus penggajian dan personalia :
(1) Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan, karena itu auditor
harusmengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan yang
materialuntuk setiap organisasi.
(2) Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
(3) Jika auditor melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporankeuangan, tingkat pemahaman pengendalian dan luas pengujian pengendalian
harus mencukupi untuk mencukupi menerbitkan opini tentang keefektifan pengendalian
internalterhadap pelaporan keuangan.
(4) Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian
yangdinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh penggajian terhadap
persediaan.
(5) Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan digabungkan
jikamemungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin dengan
menggunakan program audit format kinerja.
Berikut ini tabel untuk ikhtisar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi,
pengendalianinternal kunci, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi
untuk penggajian:

Tujuan audit Pengendalian kunci Pengujian Pengujian substantif


transaksi pengendalian transaksi
Pembayaran • Catatan • Periksa apakah • Tinjau jurnal
gaji/upah waktu diberi ada tanda penggajian,
hanya untuk tanda persetujuan buku besar,
pekerja yang persetujuan dalam catatan catatan
benar-benar oleh waktu. pendapatan
dikerjakan penyedia(sup • Periksa catatan karyawan
oleh pegawai ervisor) jam kerja. yang
(keterjadian) • Catatan jam Periksa menunjukkan
kerja kebijakan jumlah besar
digunakan sumber daya atau tidak
untuk manusia. biasa.
mencatat • Periksa file • Bandingkan
lamanya sumber daya daftar
waktu kerja manusia. pengeluaran
• Mengorganis • Tinjau bagan atau tanda
ir file sumber organisasi, terima transfer
daya manusia bicarakan dengan
yang dengan catatan
memadai. karyawan, dan sumber daya
• Penunjukan amati manusia.
pekerjaan pekerjaan yang • Periksa jurnal
harus mereka penggajian,
disetujui. lakukan. pencocokan
Ada • Periksa nama, jumlah
pemisahan printout dan tanggal.
tugas antara transaksi yang • Memeriksa
personel dan ditolak oleh penerimaan
pencatat komputer gaji/upah oleh
waktu, serta karena pegawai yang
pembayar mengandung bersangkutan
gaji/upah. nama yang
• Hanya tidak memiliki
karyawan nomor
yang identifikasi
namanya karyawan.
tercantum Periksa apakah
dalam file ada tanda
data otorisasi di
komputer daftar
yang akan gaji/upah
dikenali
ketika
namanya
diproses oleh
komputer.
• Penggajian/u
pah harus
disahkan
sebelum
pembayaran
dilakukan
Transaksi • Check untuk • Periksa • Rekonsiliasi
penggajian pembayaran petunjuk pengeluaran
yang terjadi gaji diberi adanya dalam jurnal
telah nomor urut verifikasi penggajian
dibukukan tercetak dan internal. dengan
(kelengkapan) dipertanggun • Periksa paraf pengeluaran
Transaksi gjawabkan pemeriksa data di laporan
penggajian penggunaany atas total per bank gaji
terbukukan a batch; • Lakukan
adalah untuk bandingkan pengujian
jumlah waktu • Rekening total dengan rekonsiliasi
kerja gaji dibank laporan. bank
sesungguhnya direkonsiliasi • Periksa • Hitung ulang
dan dengan secara petunjuk jam kerja dari
tarif yang independen. adanya catatan waktu.
benar, dan • Perhitungan otorisasi dalam •
potongan dan jumlah catatan • Bandingkan
telah dihitung diverifikasi penggajian. tarif upah
dengan secara • Periksa dengan
tepat(ketelitia internal. otorisasi dalam kontrak kerja,
n) • Total per file persetujuan
batch diban sumberdaya dari de wan
dingkan manusia komisaris atau
dengan lapor pihak lainnya.
an ikhtisar • Hitung ulang
yang diolah pendapatan
dengan kotor.
komputer. • Periksa
• Tarif upah, pemotongan
gaji, atau tarif pemotongan
komisi telah dengan
diotorisasi mengacu pada
dengan tarif pajak dan
benar. formulir
• Potongan- pengesahan
potongan, dalam file
termasuk sumberdaya
jumlah manusia.
potongan Hitung ulang
untuk pendapatan
asuransi dan bersih.
tabungan • Periksa bukti
karyawan, pengeluaran
telah check atau
diotorisasi bukti transfer
dengan dengan jurnal
benar. penggajian
untuk
memeriksa
kebenaran
jumlahnya.
Transkasi • Isi master file • Periksa Ujilah ketelitian
penggajian penggajian petunjuk klerikal dengan
telah diverifikasi adanya menjumlahkan jurnal
dimasukkan secara verifikasi penggajian dan
dengan benar internal internal menelusur posting ke
kedalam • Tetal master • Periksa paraf buku besar dan ke
master file file pada total dalm master file
penggajian penggajian ikhtisar yang penggajian.
dan dibandingkan menunjukkan
diikhtisarkan dengan total bahwa
dengan buku besar perbandingan
benar(posting telah dilakukan
dan
pengikhtisara
n)
Transaksi • Digunakan • Review daftar • Bandingkan
penggajian daftar akun akun penggolongan
telah yang • Periksa dengan daftar
digolongkan memadai petunjuk akun atau
dengan benar • Penggolonga adanya buku
(penggolonga n akun verifikasi pedoman
n) diverifikasi internal prosedur.
secara • Periksa waktu
internal kerja pegawai
perdepartemn
dan kartu
waktu per job
dan telusurlah
ke
pendistribusin
biaya tenaga
kerja
Transaksi • Prosedur • Periksa buku • Bandingkan
penggajian mewajibkan pedoman tanggal
dicatat pada pencatatan prosedur dan pencatatan
tanggal yang transaksi amati kapan dalam jurnal
tepat secepat pencatatan penggajian
mungkin dilakukan dengan
setelah gaji • Periksa tanggal check
dibayarkan petunjuk atau bukti
• Tanggal adanya transfer dan
diperiksa verifikasi catatan waktu
secara internal • Bandingkan
internal tanggal pada
check dengan
tanggal
penguangan di
bank
2) Pengendalian kunci untuk siklus penggajian dan personalia untuk menilai risiko
pengendalian.
(1) Pemisahan Tugas yang Memadai
Pemisahan tugas sangat penting artinya dalam siklus penggajian dan personalia,
terutama untuk mencegah terjadinya pembayaran berlebih dan pembayaran kepada pegawai
fiktif. Fungsi penggajian harus dilakukan secara independen terhadap bagian sumberdaya
manusia (personalia) yang mengendalikan aktivitas kunci pengendalian, seperti misalnya
penambahan atau pengurangan pengawai. Pembuatan daftar gaji/upah juga harus dipisahkan
dari pembayaran atau pembayaran gaji/upah kepada para karyawan.
(2) Pengotorisasi yang Tepat
Seperti disebutkan di bagian sumberdaya manusia yang atas, hanya menambah atau
mengurangi tenaga kerja dari daftar gaji atau melakukan perubahan atas tarif gaji/upah, serta
menetapkan pemotongan-pemotongan. Jumlah jam kerja setiap pegawai, terutama jam kerja
lembur, harus mendapat otorisasi dari penyelia (penyelia).
(3) Dokumen dan Catatan yang Memadai
Dokumen dan catatan yang sesuai tergantung pada sifat dari sistem penggajian. Catatan
waktu kerja diperlukan untuk pegawai-pegawai yang dibayar dengan gaji tetap bulanan. Untuk
pegawai-pegawai lain yang dibayar berdasarkan jumlah yang dihasillan atau dengan sistem
insentif, diperlukan catatan yang berbeda. Pada banyak perusahaan, catatan waktu kerja harus
mencukupi untuk mengumpulkan tenaga kerja per pekerjaan atau per penugasan. Dokumen
bernomor urut tercetak untuk pencatatan waktu tidak diperlukan untuk penggajian, karena
tujuan kelengkapan tidak merupakan hal yang diwaspadai.
(4) Pengawasan Fisik atas Aset dan Catatan
Akses untuk terjadinya cek gaji tidak bertandatangan harus dilakukan. Cek gaji harus
ditunjukkan oleh petugas yang ditetapkan perusahaan, dan gaji harus ditentukan oleh seseorang
yang independen dari fungsi pembuatan dan fungsi pencatatan waktu. Semua cek yang
tidak/belum diambil pegawai yang berhak harus dikembalikan ke bagian keuangan untuk
disetorkan kembali ke bank. Jika pemeriksaan ditanda tangan dengan menggunakan mesin
penandatangan, maka akses atas mesin tersebut harus sangat dibatasi. Demikian pula, apabila
pemba yaran dilakukan dengan cara ditransfer langsung ke akun masing-masing pegawai di
bank, maka akses atas sistem yang digunakan untuk mengotorisasi pembayaran juga harus
dibatasi.
(5) Pengecekan Independen atas Pelaksanaan Kerja
Perhitungan dalam daftar gaji harus dilakukan secara independen, termasuk melakukan
pembandingan antara batch total dengan laporan ikhtisar. Salah seorang anggota manajemen
atau petugas yang ditunjuk harus mereview hasil perhitungan gaji/upah jika terjadi kesalahan
penyajian atau tidak lazim. Ketika tenaga kerja mempengaruhi pengendalian biaya atau apabila
perlu dilakukan pengumpulan biaya per pekerjaan, maka diperlukan pengendalian untuk
memeriksa kebenaran biaya yang dibebankan pada pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan.
3) Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian
1) Penyiapan formulir pajak penggajian, auditor harus mereview pengisian atau penyiapan
minimal salah satu jenis formulir pajak penggajian yang merupakan tanggung jawab klien.
ekonsiliasi yang terinci atas infromasi yang ada pada formulir pajak dan catatan penggajian
mungkin diperlukan apabila auditor yakin bahwa SPT pajak telah disiapkan secara tidak
benar.
2) Pembayaran potongan pajak penghasilan dan pemotongan lainnya secara tepat
waktu,auditor harus menguji apakah klien telah memenuhi kewajiban hukumnya untuk
menyerahkan pembayaran semua pemotongan pajak penghasilan sebagai bagian dari
pengujian penggajian walaupun pembayaran biasanya dilakukan dari pengeluaran
kasumum. Pertama auditor harus menentukan persyaratan klien untuk menyerahkan
pembayaran. Setelah itu, auditor dapat menentukan apakah klien telah melakukan
pembayaran dalam jumlah yang benar secara tepat waktu dengan membandingkan
pengeluaran kas selanjutnya dengan catatan penggajian.
4) Pertimbangan Persediaan Dan Kecurangan Penggajian
Auditor sering memperluas prosedur audit atas penggajian, apabila penggajian
mempengaruhi penilaian secara signifikan, atau apabila auditor merasa khawatir dengan
kemungkinan terjadinya transaksi penggajian, seperti misalnya kemungkinan adanya pegawai
fiktif atau kecurangan dalam menetapkan jumlah jam kerja.
(1) Hubungan antara Penggajian dengan Penilaian Persediaan
Jika gaji merupakan bagian yang signifikan dalam persediaan, seperti yang sering
dijumpai dalam perusahaan manufaktur atau perusahaan konstruksi, penggolongan akun
penggajian dapat berpengaruh secara material terhadap penilaian aset-aset, seperti barang
dalam proses, barang jadi, dan konstruksi dalam proses. Sebagai contoh, pembebanan biaya
overhead ke persediaan pada tanggal neraca bisa lebih saji jika gaji pegawai bagian
adiministrasi, secara tidak sengaja atau telah dilakukan, telah dilakukan sebagai biaya produksi
secara langsung (overhead). Demikian pula, persediaan akan terpengaruh apabila biaya tenaga
kerja langsung seorang pegawai dibebankan pada pekerjaan atau proses yang tidak sesuai. Jika
suatu pesanan akan ditagihkan kepada pemesan atas dasar biaya-plus-dasar, maka pendapatan
dan persediaan keduanya akan terpengaruh oleh pembebanan biaya tenaga kerja pada
pekerjaan yang salah.
Jika biaya kerja merupakan bagian yang material dalam penilaian persediaan, auditor
harus menetapkan pengendaliannya pada ketepatan penggajian. Konsistensi dari periode ke
periode penting sekali dalam penggo longan dan bisa diuji dengan menelusur kartu jam kerja
atau bukti lain dari seorang pekerja yang telah bekerja untuk suatu pekerjaan atau proses ke
catatan akuntansi yang mempengaruhi penilaian persediaan. Sebagai contoh, apabila
pendapatan seorang pegawai dalam seminggu harus dikirim pada individu pekerjaan-
pekerjaan, maka pengujian yang akan bermanfaat adalah dengan menelusur catatan jam kerja
dari pegawai ke catatan setiap pekerjaan untuk memastikan bahwa semua telah dicatat dengan
tepat. Selain itu perlu dilakukan juga penelusuran dari catatan biaya per pekerjaan ke kartu
waktu kerja untuk menguji kemung kinan terjadinya pembebanan biaya tenaga kerja fiktif ke
dalam persediaan.
(2) Pengujian atas Tenaga Kerja Fiktif
Pendistribusian gaji/upah pekerja fiktif sering terjadi sebagai akibat tetap
dicantumkannya pegawai yang telah berhenti (atau diberhentikan) dalam daftar gaji. Biasanya
orang yang menggagas seperti ini adalah petugas pembuat daftar gaji, mandor, atau pihak lain.
Dalam suatu sistem tertentu, mandor dapat meloloskan pegawai untuk dicatat dalam catatan
harian masuk kerja dan ia memberi tandatangan persetujuan atas kartu waktu kerja pada akhir
periode. Jika mandor tersebut juga mengirimkan uang atau cek gaji atau apabila gaji/upah
disetorkan langsung ke akun para pegawai, maka terbuka kemungkinan terjadinya
penggelapan gaji/upah oleh simandor.
Untuk mendeteksi penggelapan semacam ini, auditor bisa membandingkan nama yang
tercantum dalam cek gaji atau bukti setor ke akun pegawai di bank dengan kartu waktu dan
catatan lainnya untuk memeriksa kebenaran tanda tangan persetujuan dan tanda tangan
penerimanya. Perangkat lunak audit juga bisa digunakan untuk membandingkan semua nomor
akun yang menerima setoran gaji/upah untuk memeriksa kemungkinan terjadinya duplikasi.

Untuk menguji ada atau tidaknya pegawai fiktif, auditor bisa menelusur dengan
memilih nomor transaksi terbukukan dalam jurnal penggajian ke bagian sumberdaya manusia
untuk memastikan apakah pegawai benar-benar merupakan pegawai pada periode yang diaudit.

Salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk menguji ketepatan ketepatan pegawai
yang telah berhenti adalah dengan memilih file rapa (arsip pegawai) dari catatan pegawai yang
telah berhenti pada tahun ini yang ada di bagian sumberdaya untuk memastikan bahwa mereka
telah menerima pembayaran terakhir (gaji terakhir). , uang pesangon, dan lain-lain) sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Masih adanya pembayaran kepada pegawai yang sudah
berhenti dapat diuji dengan menggunakan perangkat lunak audit untuk membandingkan
tanggal berhenti menurut catatan di bagian sumberdaya manusia dengan tanggal pembayaran
gaji dalam jurnal penggajian untuk memastikan bahwa pegawai yang telah berhenti menerima
pembayaran. Prosedur ini tidak efektif jika bagian sumberdaya manusia tidak menerima
informasi tentang pemberhentian pengawai.

(3) Pengujian atas kecurangan dalam Jam Kerja


Kecurangan dalam jam kerja yang terjadi apabila seorang pegawai melaporkan waktu
kerja yang lebih dari jam atau hari kerja sesungguhnya. Karena kurangnya bukti yang tersedia,
biasanya auditor mengalami kesulitan untuk mengungkapkan jam kerja yang tidak benar-benar
tersedia. Salah satu prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan merekonsiliasi antara total
jam kerja yang dibayar sesuai dengan daftar gaji/upah dengan suatu catatan independent
tentang jam kerja, seperti misalnya catatan jam kerja terdapat di bagian produksi.

10.5 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Rinci Saldo

Setelah menyelesaikan pengujian tersebut dan menilai kemungkinan salah saji pada
akun- akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia, selanjutnya
auditor akan melaksanakan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo.

1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Penggajian (Tahap I)

Risiko bisnis klien mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang
kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan
kompensasi yang ditangguhkan lainnya. Contohnya adalah banyak perusahaan
menyediakan opsi saham yang ekstensif sebagai bagian dari paket kompensasinya
untuk karyawan kunci yang secara signifikan mempengaruhi beban kompensasi dan
ekuitas pemegang saham.
2. Menetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Selain potensi kecurangan, risiko inheren umumnya juga redah bagi semua tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo. Risiko inheren kecurangan penggajian timbul
karena sebagian besar transaksi menyangkut kas. Oleh karena itu, auditor sering
memandang penting tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-keterjadian.
Sebagai bagian dari pemahaman mengenai klien, auditor dapat mengidentifikasi
masalah yang berhubungan dengan penggajian yang kompleks, seperti rencana
kompensasi berdasarkan saham yang dapat meningkatkan risiko inheren yang
berhubungan dengan akuntansi dan pengungkapan kesepakatan tersebut.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang Terkait
(Tahap I dan II)
Telah dijelaskan sebelumnya tadi penilaian risiko pengendalian, pengujian
pengendalian, serta pengujian substantif atas transaksi yang bersangkutan.
4. Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Penggunaan prosedur analitis dalam siklus penggajian dan personalia merupakan hal
penting, seperti halnya dalam siklus lain. Tabel dibawah ini melukiskan prosedur analitis
untuk akun-akun neraca dan akun-akun laba-rugi dalam siklus penggajian dan
personalia. Kebanyakan hubungan-hubungan pada kolom pertama bisa diprediksi dan
oleh karenanya bermanfaat untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan
tambahan investigasi.

5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun


Kewajiban dan Beban (Tahap III)
Verifikasi atas akun-akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, sering
disebut utang beban gaji. Biasanya bisa dilakukan secara langsung apabila
pengendalian internal berjalan dengan efektif. Apabila auditor merasa puas bahwa
transaksi-transaksi penggajian telah dicatat dengan benar dalam jumlah penggajian,
dan pajak penghasilan karyawan telah dihitung dan dibayar dengan benar, maka
pengujian rinci saldo tidak akan banyak memakan waktu.
Dua tujuan utama audit saldo dalam pengujian utang-utang yang berkaitan
dengan penggajian, yaitu :
a. Utang beban gaji dan utang-utang lain yang berkaitan dengan penggajian
telah ditetapkan dalam jumlah yang benar (ketelitian)
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada
periode yang benar (cut off)

Kedua tujuan diatas ditujukan untuk memastikan bahwa jumlah yang dilaporkan
tidak kurang saji dan tidak ada kewajiban yang tidak dilaporkan. Selanjutnya kita
akan membahas akun kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia.

1) Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan: Pajak penghasilan karyawan yang


dipotong tetapi belum disetorkan ke kantor pajak dapat diperiksa dengan
membandingkan antara jumlah saldonya dengan jurnal penggajian, pajak
penghasilan yang dibayar pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode
selanjutnya. Apabila pengendalian internal beroperasi dengan efektif, maka
pengujian cut off dan ketelitian dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan
prosedur-prosedur tersebut.
2) Utang Beban Gaji dan Upah: Utang bebang aji dan upah timbul apabila upah
pegawai untuk jam kerja pada hari-hari terakhir sebelum penutupan buku belum
dibayar perusahaan, sampai periode berikutnya. Pegawai yang dibayar atas gaji
bulanan biasanya telah menerima seluruh gajinya, kecuali untuk upah atas kerja
lembur yang dilakukan pada hari-hari terakhi sebelum penutupan buku, tetapi
terkadang terdapat upah untuk para pekerja yang dibayar atas dasar jam kerja
belym dibayar sampai dengan tanggal neraca. Cut off dan ketelitian penetapan
utang gaji dan upah tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti
secara konsisten dari tahun ke tahun. Setelah auditor menentukan kebijakan
perusahaan untukmenetapkan upah dan mengetahui bahwa hal tersebut konsisten
dengan tahun sebelumnya, maka prosedur yang tepat untuk menguji cut off dan
ketelitian adalah dengan menghitung ulang atas perhitungan utang klien. Salah
saji yang sering terjadi adalah kelalaian memasukkan jumlah hari yang tepat yang
seharusnya telah menjadi penghasilan karyawan tetapi belum dibayar.
3) Utang Beban Komisi : konsep yang sama yang digunakan untuk memeriksa
upah dapat diterapkan untuk memeriksa utang beban komisi, namun lebih sulit
karena perusahaan sering membuat berbagai macam kesepakatan dengan
pegawai bagian penjualan dan pegawai lain yang diberi komisi. Dalam
memeriksa utang beban komisi, yang harus dilakukan pertama adalah auditor
harus memahami sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji perhitungannya
berdasarkan perjanjian itu. Harus dilihat juga konsistensinya dengan cara
membandingkan metode perhitungan utang beban komisi dengan tahun
sebelumnya.
4) Utang Bonus: Pada banyak perusahaan, bonus yang belum dibayarkan pada
akhir tahun sangat besar sehingga kelalaiannya juga dapat menimbulkan salah
saji yang material. Pemeriksaan utang yang tidak dicatat biasanya dapat dilakukan
dengan membandingkannya pada jumlah yang diotorisasi pada notulen rapat
dewan komisaris.

5) Pengujian atas rincian saldo untuk akun-akun beban: auditor relatif sedikit
melakukan pengujian tambahan disamping prosedur analitis, pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas akun
kewajiban terkait. Auditor hanya perlu melakukan pengujian lebih jika
menemukan kelemahan material dalam pengendalian internal atau salah saji
signifikan dalam pengujian kewajiban. Akun yang sering diuji mencakup
kompensasi staf, komisi, biaya pajak penghasilan karyawan, total gaji/upah, dan
tenaga kerja kontrak.
6) Kompensasi untuk Para Staf : auditor lazim melakukan verifikasi apakah total
kompensasi untuk para staf telah disetujui oleh dewan komisaris. Verifikasi ini
diperlukan karena individu-individu tersebut berada dalam posisi bisa membayar
dirinya sendiri lebih besar dari jumlah yang disetujui dewan komisaris. Pengujian
audit biasanya dilakukan dengan mendapatkan informasi dari notulen rapat
dewan komisaris tentang daftar gaji yang disetujui dan membandingkannya
dengan catatan pendapatan staf yang bersangkutan.
7) Komisi : auditor akan dapat memeriksa beban komisi dengan mudah kalau tarif
komisi sama untuk masing-masing jenis penjualan dan informasi penjualan yang
diperlukan tersediadalam catatan akuntansi. Apabila informasi yang diperlukan
tidak tersedia, bisa dilakukan pengujian atas pembayaran komisi per tahun atau
per bulan untuk sejumlah pegawai bagian penjualan dan menelusurnya ke total
pembayaran beban komisi.
8) Beban Pajak Penghasilan Karyawan : selama setahun dapat diuji dengan
merekonsiliasi total beban gaji pada setiap daftar gaji dengan total gaji/upah
selama setahun. Total PPh karyawan selanjutnya dapat dihitung ulang dengan
mengalikan tarif pajak yang sesuai dengan pendapatan kena pajak. Biasanya
butuh waktu lama dan biaya tinggi, sehingga sering tidak dilakukan kecuali
prosedur analitis mengindikasikan terdapat masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh prosedur lainnya. Apabila diperlukan, pengujian biasanya
dilakukan bersamaan dengan pengujian atas utang pajak penghasilan.
9) Total Gaji/Upah : perlu diadakan pengujian atas transaksi untuk menemukan
kekeliruan dalam pembebanan gaji (apakah transaksi penggajian dibebankan ke
perkiraan non penggajian atau seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal penggajian).
10) Tenaga Kerja Kontrak: untuk mengurangi beban tenaga kerja, banyak
perusahaan mengadakan kontrak dengan organisasi dari luar untuk menyediakan
tenaga kerja yang diperlukan perusahaan.
11) Tujuan Penyajian dan Pengungkapan: Ketentuan tentang pengungkapan
untuk transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus penggajian dan personalia
tidak begitu banyak. Namun, sejumlah transaksi yang komplek, misalnya tentang
opsi saham dan program kompensasi untuk para eksekutif terkadang memerlukan
pengungkapan berupa catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur
audit yang berhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan dengan
pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.
Daftar Pustaka
Jusup, AL. Haryono. 2014. Auditing Pengauditan Berbasis ISA Edisi II, STIE YKPN,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai