Anda di halaman 1dari 27

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Audit Siklus Penggajian dan SDM”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing Lanjutan.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman.

Surabaya, 20 Oktober 2019


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan faktor penting perusahaan dalam menjalankan
segala aktivitas perusahaan . Salah satu kewajiban perusahaan adalah pemberian gaji
sebagai balas jasa perusahaan.Pemberian jasa ini meerupakan proses yang dalam
pelaksanaannya butuh suatu pengendalian yang memadai agar tidak terjadi
penyimpangan.
Biaya gaji merupakan suatu masalah yang sangat penting, baiya gaji merupakan
biaya yang membutuhkan jumlah yang cukup besar dibandingkan yang lain. Sehingga
perlu adanya audit atas penggajian guna menghindari berbagai macam kecurangan
(fraud) dalam pelaksanaan siklus penggajian.
Bertolak dari uraian diatas, penulis membahas tentang siklus penggajian beseta
prosedur-prosedur nya. Penulis memberikan judul makalah ”Audit Siklus Penggajian dan
SDM”.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB 2
PEMBAHASAN
Siklus penggajian dan SDM (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan
pembayaran kepada semua karyawan. Ketidaktepatan dalam penilaian dan pengalokasian
biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji laba bersih yang material.
Perbedaan utama antara siklus penggajian dan SDM serta siklus lainnya :
 Hanya ada satu kelas transaksi untuk penggajian
Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan
pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam periode waktu
yang singkat.
 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan daripada akun neraca terkait
Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti penggajian akrual dan potongan
pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi selama tahun
bersangkutan.
 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua
perusahaan, bahkan perusahaan yang kecil sekalipun
Keefektifan dari pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak penggajian
diatur oleh pemerintah. Adanya ketidakadilan dalam pembahian gaji karyawan dapat
menimbulkan masalah moral.
Audit penggajian menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan prosedur analitis.

2.1 AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN SDM


Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan SDM adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan
secara wajar sesuai degan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Akun yang umum dalam siklus penggajian dan SDM umunya dijelaskan dengan
akun T, yang menggambarkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus penggajian dan SDM.
Dalam sebagian besar sistem, akun gaji dan upah akrual hanya digunakan pada akhir
periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila karyawan
telah benar-benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Akrual untuk
tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode bagi setiap biaya
tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.

2.2 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN SDM SERTA


DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
2.2.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan SDM
Siklus penggajian dan SDM melibatkan perolehan jasa dari karyawan yang
konsisten dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang tepat untuk jasa tersebut.

Misal:
Pada bulan Januari 2012 akan dilakukan pembayaran gaji karyawan dengan
infromasi sebagai berikut: Biaya Gaji 20 Pegawai adalah Rp.20.000.000,- dan
biaya PPhnya adalah Rp.500.000,-

31 Jan 2012
Beban Gaji Rp.20.000.000,-
Beban PPh Rp.500.000,-
Kas/Bank Rp.20.000.000,-
Utang PPh Rp.500.000,-

Pada 08 Feb 2012 ---- bayar PPh bulan Januari 2012 ke Kantor pajak

Utang PPh Rp.500.000,-


Kas/Bank Rp.500.000,-

2.2.2 Klasifikasi Transaksi, Akun, Fungsi-fungsi Bisnis, Dokumen dan Pencatatan


Terkait untuk Siklus Penggajian dan SDM

Kolom ketiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan
SDM yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi bisnis, kelas
transaksi, akun-akun, dan dokumen serta catatan.
1. SDM dan kesempatan kerja
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen
untuk mewawancarai dan merekrut personil yang memenuhi kualifikasi.
Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang independen nagi
verifikasi internal atas informasi upah.
 Catatan SDM
Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat
pembayaran, pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja,
dan tanggal berhenti bekerja.
 Formulir otorisasi pengurangan
Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pengurangan gaji, termasuk
jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan dan program
tabungan lainnya, obligasi tabungan, serta iuran serikat pekerja.
 Formulir otorisasi tingkat pembayaran
Digunakan untuk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumbernya adalah
kontrak tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau otorisasi dari dewan
direksi.
2. Pencatatan waktu dan persiapan penggajian
Pencatatan waktu dan persiapan penggajian mempengaruhi secara langsung
beban penggajian setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam empat
aktivitas berikut, diperlukan penggajian yang memadai :
 Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
 Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan, dan
pembayaran bersih
 Penyiapan cek gaji
 Penyiapan catatan gaji

a. Kartu waktu
Dokumen yang mengindikasikan waktu per jam karyawan mulai dan
berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan.
b. Tiket waktu pekerjaan
Formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan
karyawan selama periode waktu tertentu.
c. File transaksi penggajian
File ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses oleh
sistem akuntansi selama suatu periode.
d. Jurnal atau daftar penggajian
Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya
mencantumkan nama karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor dan
bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi setiap
transaksi.
e. File induk penggajian
File komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian
bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang
dibayar selaa tahun tersebut hingga tanggal saat ini.
3. Pembayaran Gaji
a. Cek gaji
Cek gaji ditulis dan kemudian diserahkan kepada karyawan sebagai
pertukaran atas jasa yang dilaksanakannya. Jumlah dalam cek tersebut
merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan pemotongan lainnya.
b. Rekonsiliasi rekening bank penggajian
Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua
akun kas termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan
kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun penggajian terpisah di
mana saldo bernilai kecil dipertahankan. Akun imprest membatasi exposure
klien terhadap kecurangan penggajian, serta menyederhanakan rekonsiliasi
rekening bank penggajian.

4. Penyiapan SPT Pajak penggajian dan pembayaran pajak


Sebagian besar sistem penggajian yang terkomputerisasi menyiapkan SPT
Pajak penggajian dengan menggunakan informasi tentang transaksi penggajian
dan file induk. Untuk mencegah salah saji dan kewajiban pajak serta penalti
yang potensial, individu yang kompeten harus memverifikasi output secara
independen.
 Formulir W2
Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang mengikhtisarkan
penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk pembayaran kotor,
pemotongan pajak penghasilan, dan pemotongan jaminan sosial.
 SPT pajak penghasilan
Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara bagian, dan
federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong dan pajak
perusahaan.

2.2.3 Catatan dan Dokumen dalam Siklus Penggajian dan SDM


Dokumen-dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur
penggajian antara lain sebagai berikut :
a. Personal Authorization adalah surat keputusan yang berisi penempatan dan
penugasan seseorang karyawan dalam posisi dan jabatan tertentu
b. Clock Card adalah formulir daftar hadir karyawan
c. Time tickect adalah formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja
seseorang karyawan atas penugasan dan jabatan tertentu
d. Payroll Register adalah laopran yang berisi informasi penggajian seluruh
karyawan perusahaan.
e. Payroll Check adalah dokumen yang berisi perintah kepada bank untuk
membayarkan sejumlah uang sebagai kompensasi yang diserahkan kepadanya.
f. Labor Cost Distribution Summary adalah laporan yang berisi jumlah
pembayaran gaji setiap periode untuk setiap klasifikasi rekening gaji
g. Employee Personnel File merupakan data permanen yang berisi risalah kerja
setiap karyawan
h. Personnel Data Master File adalah arsip data personel berkomputer yang
termuktahir
i. Employee Earning Master File adalah arsip data personel untuk komputer
mengenai penghasilan masing-masing karyawan.
2.2.4 Fungsi-fungsi yang Terkait pada Siklus Penggajian SDM
Fungsi SDM melibatkan aktivitas bagian-bagian lain yang berkaitan dengan
pemberian kompensasi kepada sesorang karyawan perusahaan. Kerjasama diantara
berbagai bagian tersebut menunjukkan fungsi tertentu yang antara lain :
1. Hiring Employees
Fungsi ini berkaitan dengan proses penempatan karyawan pada suatu unit kerja
2. Authorizing Payroll Changes
Adalah fungsi SDM yang berkaitan dengan penetapan struktur gaji atau upah
seseorang beserta perubahannya dalam sistem penggajian perusahaan
3. Preparing Attendance dan Time Keeping Data
Adalah fungsi SDM yang berkaitan dengan pencatatan kehadiran seseorang
dalam kantor atau pabrik dan pencatatan aktifitas seseorang di unit kerja
masing¬masing
4. Preparing the Payroll
Adalah fungsi SDM yng berkaitan dengan penyiapan daftar gaji seluruh
karyawan
5. Recording the Payroll
Adalah fungsi akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan semua transaksi
penggaj ian
6. Paying the Payroll
Adalah fungsi berkaitan dengan pembayaran gaji kepada setiap individu
karyawan
7. Filling Payroll Tax Return
Adalah fungsi ini berkaitan dengan penanganan pembayaran pajak untuk setiap
individu karyawan
2.3 TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS GAJI DAN SDM
1. Asersi Keberadaan / Keterjadian
 Apakah saldo biaya gaji dan upah dan ekening yang terkait benar-benar eksis
pada tanggal neraca
 Apakah seluruh transaksi gaji dan upah benar-benar terjadi dan tidak ada
transaksi fiktif
2. Asersi Kelengkapan
 Apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum dalam Laporan
Keuangan sudah dicatat atau disajikan
 Apakah ada transaksi pembayaran gaji yang beum dicatat
3. Asersi Hak dan Kewajiban
 Apakah perusahaan mempunyai kewajiban legal atas biaya gaji dan upah dan
rekening terkait pada tanggal neraca.
4. Asersi penilaian dan pengalokasian
 Apakah saldo biaya gaji, upah dan rekening terkait telah disajiakn pada jumlah
yang tepat.
 Apakah saldo biaya gaji, upah dan rekening terkait telah disajikan pada jumlah
yang tepat.
5. Asersi Pelaporan dan pengungkapan
 Apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan
dan diungkapkan dalam neraca.

2.4 PROGRAM AUDIT


1. Pengujian pengendalian
a. Pengujian pengendalian biaya gaji dan upah
 Minta register gaji dan upah, pilih sampel karyawan dan periksa kebenarannya.
 Himpun arsip SDM, periksa kelengkapan arsip karyawan dan lakukan
perbandingan informasi pengurangan gaji/ upah dengan catatan SDM.
b. Pengujian pengendalian pendistribusian cek dan gaji
 Pilih dan minta sampel gaji yang sudah di cancelled
 Bandingkan tanda-tangan cek penerima dengan tanda tangan dalam catatan.
 Mengamati pendistribusian cek secara langsung
2. Pengujian Substantif
a. Program audit awal
 Buat top schedue
 Minta rincian biaya gaji, upah dan rekening terkait
 Lakukan tes matematis
 Cocokkan
b. Prosedur analitis
 Bandingkan saldo gaji, upah dan rekening terkait dengan saldo tahun
sebelumnya
 Bandingkan saldo dan anggaran
 Hitung rasio
c. Detail transaksi
 Telusuri nama dan tarif gaji dan upah untuk dasar pencatatannya
 Telusuri waktu yang tampak pada kartu hadir dan pulang serta laporan yang
ditandatangani mandor
 Tentukan dasar pengurangan dan penggajian dan bandingkan dengan catatan
pengurangan yang telah diotorisasi
 Bandingkan total gaji dan upah dan rekening terkait dari data yang dibuat
 Adakan observasi pengadaan mesin absensi dan kartu absensi yang tidak
digunakan
d. Detail Saldo
 Buat ringkasan daftar kompensasi staff atau pimpinan dan telusuri ke kontrolnya
 Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan dan tes perhitungan PPh
apakah sesuai Undang-undang
 Bandingkan total biaya gaji, upah dan rekening terkait dalam laporan Laba Rugi
dan SPT
 Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dan upah dengan catatan personal.
 Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji dan upah.
e. Penyajian dan Pengungkapan
 Periksa penyajian dan pengungkapan dalam neraca dan Laporan laba Rugi
apakah sudah tepat.

2.5 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Atas Transaksi
Pengendalian internal untuk pengujian biasanya sangat terstruktur dan terkendali
dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan
ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian.
Karena memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan program
penggajian di komputer harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan schedule
pemotongan pajak, umumnya perusahaan menggunakan jasa penggajian dari luar untuk
memroses penggajian. Biasanya tidak sulit bagi perusahaan untuk menetapkan
pengendalian yang baik dalam siklus penggajian dan SDM.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupaka bagian
paling penting dalam menguji penggajian, namun hal ini tidak bersifat ekstensif. Banyak
auditor menghadapi resiko salah saji material yang rendah, walaupun penggajian
seringkali menjadi bagian yang signifikan dari total beban. Ada tiga alasan untuk hal ini :
 Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen
jika mereka dibayar terlalu rendah.
 Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
 Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan
federal meyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan pajak
pengangguran.
Untuk pengujian transaksi penjualan dan penerimaan kas, pengendalian internal,
pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi bagi setiap tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi, kita harus mengenal hal – hal berikut :
 Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan; karena itu, auditor
harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan yang
material untuk setiap organisasi.
 Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan luas
pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang
keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada resiko pengendalian
yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya.
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan digabungkan jika
memungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin, dengan
menggunakan program audit format kinerja.
Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan SDM untuk menilai risiko
pengendalian:
1. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus penggajian dan SDM,
terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan pembayaran kepada karyawan
yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian harus tetap independen dari departemen
sumber daya manusia, yang mengendalikan aktivitas penggajian kunci, seperti
menghapus ayau menambahkan karyawan. Pemrosesan penggajian harus terpisah dari
penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.
2. Otorisasi yang tepat
Hanya departemen sumber daya manusia yang boleh mengotorisasi untuk menambah
dan menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta
potongan. Jumlah jam kerja setiap karyawan, terutama lembur, harus diotorisasi oleh
bagian SDM. Persetujuan dapat dibubuhkan pada semua kartu waktu atau dilakukan
atas dasar pengecualian hanya untuk jam lembur saja.
3. Dokumen dan Catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat sistem penggajian. Kartu
waktu dan catatan diperlukan untuk karyawan per jam atau paruh-waktu. Untuk
karyawan yang dibayar berdasarkan tingkat potongan atau sistem intensif lainnya,
diperlukan catatan yang berbeda. Bagi banyak perusahaan, catatan waktu harus
memadai untuk mengakumulasi biaya penggajian menurut pekerjaan atau penugasan.
4. Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan
Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani
oleh karyawan yang bertanggung jawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh
seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek
yang tidak diklaim atau dicairkan harus dikembalikan untuk disetor ulang. Jika cek
ditandatangani oleh mesin tanda tangan, akses ke mesin tersebut harus dibatasi.
5. Pengecekan yang Independen atas Kinerja
Perhitungan penggajian harus diverifikasi secara independen, termasuk perbandingan
total batch dengan laporan ikhtisar. Anggota manajemen atau karyawan lain yang
bertanggung jawab harus meriview output penggajian untuk melihat setiap salah saji
atau jumlah yang tidak biasa.
6. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian
Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus meriview
pengisian dari setidaknya salah satu jenis formulir pajak penggajian yang merupakan
tanggung jawab klien. Potensi kewajiban berupa pajak yang belum dibayar, denda,
dan bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan formulir pajak secara benar.
7. Pengujian atas Karyawan yang Tidak Ada
Mengeluarkan cek gaji kepada individu yang tidak bekerja lagi untuk perusahaan
(karyawan yang tidak ada) sering kali diakibatkan oleh masih dibayarnya cek
karyawan padahal dia sudah berhenti bekerja. Contoh orang yang melakukan jenis
penggelapan ini adalah mandor atau rekan karyawan. Untuk mendeteksi penggelapan,
auditor dapat membandingkan nama pada cek yang dibatalkan dengan kartu waktu
dan catatan lainnya untuk mengetahui tanda tangan yang diotorisasi. Untuk menguji
karyawan yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal
penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah karyawan
telah benar-benar bekerja selama periode penggajian.
8. Pengujian atas Kecurangan Waktu
Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan waktu yang lebih
banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena kurangnya bukti yang tersedia,
biasanya sulit bagi auditor untuk mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu
prosedurnya adalah merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut catatan penggajian
dengan catatan jam kerja yang independen. Akan tetapi biasanya jauh lebih mudah
bagi klien untuk mencegah jenis penipuan ini dengan pengendalian yang memadai
ketimbang bagi auditor untuk mendeteksinya.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
TUJUAN AUDIT
PROSEDUR TIPE PROSEDUR
TERKAIT TRANSAKSI
1 Pembayaran gaji dicatat a. Mengamati keberadaan dari data personal Test of control
untuk pekerjaan yang dari direktur.
benar-benar dilakukan b. Mengamati penggunaan mesin absen Test of control
oleh karyawan yang ada. pegawai dan kontrol kartu absen.
(Keterjadian) c. Memeriksa kartu absen untuk mendapatkan Test of control
persetujuan dari direktur
d. Mengamati pembagian gaji yang dilakukan Test of control
oleh direktur
e. Memeriksa cek yang telah dibatalkan. Substantive test of transction
f. Membandigkan cek-cek yang dibatalkan Substantive test of transction
dengan data probadi karyawan.
g. Memeriksa cek-cek yang dibatalkan apakah Test of control
sudah ditandatangani oleh direktur.
2 Transaksi penggajian a. Menghitung urutan pembayaran cek untuk Test of control dan Substantive
yang dicatat benar-benar gaji test of transction
ada. (Kelengkapan) b. Mengamati rekonsiliasi bank. Test of control
3 Transaksi penggajian a. Mengamati penggunaan mesin absen pegawi Test of control
dicatat pada waktu kerja dan kontrol absen.
yang sesungguhnya dan b. Menghitung kembali jumlah jam kerja dari Test of control
dibayar pada tarif yang kartu pecatat waktu.
benar; potongan dihitung c. Menghitung kembali gaji kotor, potongan Substantive test of transction
dengan benar. (Akurasi) dan gaji bersih.
d. Menelusuri tarif dan otorisasi ke berkas Substantive test of transction
SDM.
e. Memeriksa jumlah gaji untuk disetujui. Test of control
f. Membandingkan tarif yang ada pada jurnal Substantive test of transction
gaji dengan data pegawai apakah tarif yang
dibayar sudah diotorisasi
4 Transaksi penggajian a. Menelaah bagan akun Test of control
b. Memeriksa jurnal gaji dengan persetujuan Test of control
c. Membandingkan klasifikasi dengan bagan
akun atau manual prosedur Substantive test of transction
5 Transaksi penggajian a. Pengumpulan dan pemrosesan kartu absen Test of control
dicatat pada waktu yang b. Memeriksa jurnal penggajian
tepat. (ketepatan waktu) c. Memeriksa buku besar yang diperiksa oleh Test of control
bagian penjualan. Test of control
d. Mengamati rekonsiliasi bank
e. Membandingkan tanggal yang tercatat di cek Test of control
dengan jurnal penggajian dan cek Substantive test of transction
pembatalan dan kartu waktu.

6 Transaksi penggajian a. Mengamati penambahan ulang jurnal Test of control


dimasukkan dengan benar penggajian atau daftar dan postingan
ke catatan penggajian b. Memeriksa jurnal gaji dengan persetujuan. Test of control
karyawan dan diringkas c. Mengamati pemostingan buku besar oleh
dengan benar. (posting petugas. Test of control
dan ringkasan) d. Menulusuri tarif dan otorisasi ke berkas
SDM. Substantive test of transction
2.6 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
Auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo
setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan melaksanakan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi serta menilai kemungkinan salah
saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan SDM.
Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo untuk kewajiban
penggajian adalah sebagai berikut :
 Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban
penggajian.
Resiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak mungkin
terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan tetapi, resiko bisnis klien itu mungkin
saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks, yang mencakup bonus
dan rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan lainnya.
 Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk akun
kewajiban penggajian.
Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada resiko inheren berupa kecurangan
penggajian. Karena itu, auditor sering kali mempertimbangkan pentingnya tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian. Hal ini juga berlaku bagi
perusahaan manufaktur yang secara signifikan membebankan tenaga kerjanya ke
persediaan, yang berpotensi menimbulkan misklasifikasi antara beban penggajian
dan persediaan atau di antara kategori persediaan.
 Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan SDM.
 Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi untuk siklus penggajian dan SDM.
 Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun kewajiban penggajian.
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus penggajian dan
SDM seperti pada setiap siklus lainnya.

Berikut ini ilustrasi atas prosedur analitis untuk akun – akun neraca serta laporan
laba rugi dalam siklus penggajian dan SDM :
PROSEDUR ANALITIS SALAH SAJI YANG MUNGKIN
Membandingkan saldo akun beban Salah saji akun beban penggajian
penggajian dengan tahun – tahun
sebelumnya (disesuaikan dengan
kenaikan tingkat upah dan kenaikan
volume)
Membandingkan tenaga kerja langsung Salah saji tenaga kerja langsung dan
sebagai persentase dari penjualan persediaan
dengan tahun – tahun sebelumnya
Membandingkan beban komisi sebagai Salah saji beban komisi dan kewajiban
persentase dari penjualan dengan tahun komisi
– tahun sebelumnya
Membandingkan beban pajak Salah saji beban pajak penggajian dan
penggajian sebagai persentase dari gaji kewajiban pajak penggajian
dan upah dengan tahun – tahun
sebelumnya (disesuaikan dengan
perubahan tarif pajak
Membandingkan akun pajak penggajian Salah saji pajak penggajian akrual dan
akrual dengan tahun – tahun beban pajak penggajian
sebelumnya

 Merancang pengujian atas rincian saldo akun kewajiban penggajian untuk


memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, yang sering kali
disebut sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses), biasanya
bersifat langsung jika pengendalian internal telah beroperasi secara efektif.

Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah :
a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (Keakuratan).
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan SDM telah dicatat pada periode yang benar
(Pisah Batas).
Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah beberapa akun kewajiban
yang utama dalam siklus penggajian dan SDM :
1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan
Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah dapat
diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak
penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode
selanjutnya. Jika pengendalian internal sudah beroperasi secara efektif, pisah batas
dan keakuratan dapat dengan mudah diuji pada saat yang bersamaan dengan
prosedur tersebut.
2. Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang
telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga periode
selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji dan upah akrual
tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti secara konsisten dari tahun
ke tahun.
Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan upah
dan mengetahui hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, prosedur audit
yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan adalah menghitung ulang
akrual klien. Salah saji yang paling mungkin dari setiap signifikansi saldo adalah
kelalaian untuk memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi
belum dibayar.
3. Komisi Akrual
Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah akrual
juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini umumnya lebih sulit
diverifikasi karena perusahaan seringkali memiliki beberapa jenis perjanjian yang
berbeda dengan wiraniaga dan karyawan dengan komisi lainnya.
Dalam memverifikasi komisi akrual, hal yang pertama yang perlu dilakukan
adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji perhitungannya
berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus membandingkan metode untuk
mengakrualkan komisi dengan tahun – tahun sebelumnya demi tujuan konsistensi.
4. Bonus Akrual
Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada para
pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga kelalaian untuk
mencatatnya akan menimbulkan salah saji yang material.
Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan
direksi.
5. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan tahun
sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling penting ketika mengevaluasi
kewajaran jumlahnya.
Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali,
baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan perusahaan ini
harus sesuai dengan SFAS 43 mengenai absen yang diberi kompensasi.
6. Pajak Penggajian Akrual
Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian serta
federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak yang disiapkan
pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat sebagai
kewajiban pada tanggal neraca.
7. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban
Disini pos yang paling penting adalah gaji dan bonus pejabat, gaji kantor, gaji
dan komisi penjualan, serta tenaga kerja manufaktur langsung.
Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang relatif sedikit
terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit selain prosedur
analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian
atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas. Pengujian tambahan yang ekstensif
hanya akan diperlukan apabila auditor mengungkapkan defisiensi yang signifikan
atau kelemahan yang material dalam pengendalian internal, salah saji yang
signifikan dalam pengujian kewajiban, atau varians utama yang belum dijelaskan
dalam prosedur analitis.
8. Kompensasi Pejabat
Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan
jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya harus
dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan federal. Verifikasi
kompensasi pejabat juga dijamin karena beberapa individu mungkin saja mampu
membayar dirinya sendiri lebih besar dari jumlah yang diotorisasi. Pengujian audit
yang biasa adalah untuk memperoleh gaji setiap pejabat yang diotorisasi dari risalah
rapat dewan direksi dan membandingkannya dengan catatan pendapatan yang
berhubungan.
9. Komisi
Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi untuk
setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori tersebut. Jika
informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu untuk menguji pembayaran
komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga penjualan terpilih dan menelusuri total
pembayaran komisi.
10. Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula – mula
merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian dengan total
penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian kemudian dapat dihitung
ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai dengan penggajian yang dikenakan
pajak.
Pada sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya dan
biasanyab tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits mengindikasikan bahwa
terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan melalui prosedur lainnya.
11. Total Penggajian
Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian adalah
rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum dengan SPT pajak
penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk
menentukan apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non penggajian atau
sama sekali tidak dicatat dalam jurnal penggajian.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan cara
yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut dalam
sebagian besar audit.
12. Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan kontrak
dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang dibayarkan ke organisasi
luar diuji dengan membandingkan jumlah dengan kesepakatan kontrak yang
ditandatangani antara perusahaan dan perusahaan jasa luar.
13. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan SDM
tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang kompleksi seperti opsi
saham dan rencana kompensasi pejabat eksekutif lainnya mungkin memerlukan
pengungkapan catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang
berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian
atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.
TUJUAN AUDIT PENGUJIAN PENGUJIAN
PENGENDALIAN
TERKAIT PENGENDALIAN SUBSTANTIF ATAS
INTERNAL KUNCI
TRANSAKSI UMUM TRANSAKSI UMUM
Pembayaran a. Kartu waktu disetujui oleh a. Memeriksa kartu  Meriview jurnal
penggajian yang SDM. untuk indikasi penggajian, buku
tercatat adalah untuk persetujuan. besar umum, dan
pekerjaan yang b. Jam waktu digunakan b. Memeriksa kartu catatan gaji yang
dilaksanakan oleh untuk mencatat waktu. waktu diperoleh
karyawan yang benar- c. Mempertahankan file c. Mereview kebijakan menyangkut jumlah
benar ada personil yang memadai. SDM. yang besar atau tidak
(keterjadian). d. Perekrutan tenaga kerja d. Memeriksa file biasa.
diotorisasi. SDM.  Membandingkan cek
e. Ada pemisahan tugas di e. Mereview bagan yang dibatalkan
antara SDM, pencatat organisasi, dengan jurnal
waktu, dan pengeluaran membahasnya penggajian
gaji. dengan karyawan, menyangkut nama,
dan mengamati tugas jumlah, dan tanggal.
yang sedang  Memeriksa cek yang
dilaksanakan. dibatalkan dengan
f. Hanya karyawan yang ada f. Memeriksa printout catatan SDM.
dalam file data komputer transaksi yang
yang diterima ketika ditolak oleh
mereka dimasukkan. komputer karena
memiliki nomor
karyawan yang tidak
ada

a. Cek diotorisasi sebelum a. Memeriksa catatan


dikeluarkan. penggajian  Merekonsiliasi
menyangkut indikasi pengeluaran dalam
Transaksi penggajian persetujuan. jumlah penggajian
yang adal telah dicatat b. Cek gaji telah b. Memperhitungkan dengan pengeluaran
(kelengkapan) dipranomori dan urutan cek gaji. pada rekening bank
diperhitungkan. c. Membahas dengan penggajian.
c. Akun bank telah karyawan dan  membuktikan
direkonsiliasi secara mengamati rekonsiliasi bank.
independen. rekonsiliasi.
Transaksi penggajian a. Perhitungan dan jumlah a. Memeriksa indikasi  Menghitung ulang
yang dicatat adalah telah diverifikasi secara verifikasi internal. jam yang digunakan
untuk jumlah waktu internal. dari kartu waktu.
yang benar-benar b. Total batch dibandingkan b. Memeriksa file total  Membandingkan
dikerjakan dan pada dengan laporan ikhtisar batch untuk melihat tingkat upah dengan
tingkat upah yang komputer. tanda tangan klerk kontrak serikat
sesuai; pemotongan pengendali data; pekerja, persetujuan
pajak telah dihitung membandingkan oleh dewan direksi,
dengan benar totalnya dengan atau sumber lainnya.
(keakuratan). laporan ikhtisar.  Menghitung ulang
c. Tingkat upah, gaji, atau c. Memeriksa catatan pembayaran kotor.
tingkat komisi diotorisasi penggajian  Mengecek
secara layak. menyangkut indikasi pemotongan dengan
otorisasi. mengacu pada tabel
d. Pemotongan, termasuk d. Memeriksa otorisasi pajak dan formulir
jumlah untuk asuransi dan dalam file SDM. otorisasi dalam file
tabungan penggajian, SDM.
telah diotorisasi secara  Menghitung ulang
layak. pembayaran bersih.
 Membandingkan cek
yang dibatalkan
dengan jurnal
penggajian
menyangkut
jumlahnya.
Transaksi penggajian a. Isi file induk penggajian a. Memeriksa indikasi  Menguji keakuratan
telah dimasukkan telah diverifikasi secara verifikasi internal. klerikal dengan
dengan benar dalam internal. menfooting jurnal
file induk penggajian b. Total file induk b. Memeriksa laporan penggajian dan
dan diikhtisarkan penggajian telah di total ikhtisar awal menelusuri posting ke
dengan benar (posting bandingkan dengan total yang menunjukkan buku besar umum
dan pengikhtisaran). buku besar umum. bahwa perbandingan serta file induk
telah dilakukan. penggajian.
Transaksi penggajian a. Bagan akun yang a. Mereview bagian  Membandingkan
telah diklasifikasikan memadai telah digunakan. akun. klasifikasi dengan
dengan benar b. Klasifikasi akun telah b. Memeriksa indikasi bagian akun atau
(klasifikasi). diverifikasi secara verifikasi internal. prosedur manual.
internal.  Mereview kartu
waktu karyawan
departemen dan tiket
pekerjaan untuk
penugasan pekerjaan
serta menelusuri ke
distribusi tenaga
kerja.
Transaksi penggajian a. Prosedur memerlukan a. Memeriksa prosedur  Membandingkan
telah dicatat pada pencatatan transaksi manual dan tanggal cek yang
tanggal yang benar sesegera mungkin setelah mengamati kapan tercatat dalam jurnal
(penetapan waktu). penggajian dibayarkan. pencatatan penggajian dengan
dilakukan. tanggal pada cek yang
b. Tanggal telah diverifikasi b. Memeriksa indikasi dibatalkan dan kartu
secara internal. verifikasi internal. waktu.
 Membandingkan
tanggal pada cek
dengan tanggal cek
tersebut dicairkan
bank.

2.7 MENJELASKAN DAN MENILAI MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI


AUDIT
Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian auditor. Kecurangan
semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang dimasukkan dalam daftar gaji, dan
kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam menyusun klasifikasi daftar gaji. Ini
berarti ada karyawan yang dihitung dengan tarif yang lebih tinggi. Disamping adanya
kecurangan tersebut, akuntan harus memperhatikan ketelitian perhitungan sejak
penhitungan waktu hadir, insentif sampai dengan pembuatan daftar gaji dan pembuatan
slip gaji.
Berbagai aspek resiko diatas akan mempengaruhi strategi audit siklus penggajian
dan SDM, oleh karena itu hal hal yang harus dipertimbangkan adalah :
a. Resiko audit yang utama timbul dari pemrosesan transaksi penggajian
b. Perusahaan pada umumnya memperluas cakupan pengendalian intern untuk
transaksi penggajian
c. Saldo hutang gaji pada akhir tahun kadang kala tidak material
Teknis audit yang disarankan:
1. Verifikasi kecermatan penyajian berbagai saldo, daftar dan buku pembantu
2. Terapkan prosedur analitikal
3. Lakukan inspeksi proses penghitungan daftar gaji dan hutang
4. Hitung kembali dan lakukan pengujian terhadap daftar gaji dan upah
5. Bandingkan penyajian statement dengan GAAP

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Haryono Jusup, Al. 2014. “Auditing (Pengauditan Berbasis ISA)”. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
Boyton, William C. Raymond N Johnson. Walter G Kell.2003. “Modern Auditing Edisi
Ketujuh”. Jakarta: Erlangga
Mulyadi. 2002. “Auditing Edisi ke 6”. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai