Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Audit Siklus Penggajian dan SDM”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing Lanjutan.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman.
Misal:
Pada bulan Januari 2012 akan dilakukan pembayaran gaji karyawan dengan
infromasi sebagai berikut: Biaya Gaji 20 Pegawai adalah Rp.20.000.000,- dan
biaya PPhnya adalah Rp.500.000,-
31 Jan 2012
Beban Gaji Rp.20.000.000,-
Beban PPh Rp.500.000,-
Kas/Bank Rp.20.000.000,-
Utang PPh Rp.500.000,-
Pada 08 Feb 2012 ---- bayar PPh bulan Januari 2012 ke Kantor pajak
Kolom ketiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus penggajian dan
SDM yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi bisnis, kelas
transaksi, akun-akun, dan dokumen serta catatan.
1. SDM dan kesempatan kerja
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen
untuk mewawancarai dan merekrut personil yang memenuhi kualifikasi.
Departemen tersebut juga merupakan sumber catatan yang independen nagi
verifikasi internal atas informasi upah.
Catatan SDM
Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil, tingkat
pembayaran, pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja,
dan tanggal berhenti bekerja.
Formulir otorisasi pengurangan
Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pengurangan gaji, termasuk
jumlah pembebasan untuk pemotongan pajak penghasilan dan program
tabungan lainnya, obligasi tabungan, serta iuran serikat pekerja.
Formulir otorisasi tingkat pembayaran
Digunakan untuk mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumbernya adalah
kontrak tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau otorisasi dari dewan
direksi.
2. Pencatatan waktu dan persiapan penggajian
Pencatatan waktu dan persiapan penggajian mempengaruhi secara langsung
beban penggajian setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam empat
aktivitas berikut, diperlukan penggajian yang memadai :
Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan, dan
pembayaran bersih
Penyiapan cek gaji
Penyiapan catatan gaji
a. Kartu waktu
Dokumen yang mengindikasikan waktu per jam karyawan mulai dan
berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawan.
b. Tiket waktu pekerjaan
Formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang dikerjakan
karyawan selama periode waktu tertentu.
c. File transaksi penggajian
File ini mencantumkan semua transaksi penggajian yang diproses oleh
sistem akuntansi selama suatu periode.
d. Jurnal atau daftar penggajian
Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan umumnya
mencantumkan nama karyawan, tanggal, jumlah penggajian kotor dan
bersih, jumlah pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi setiap
transaksi.
e. File induk penggajian
File komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi penggajian
bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah karyawan yang
dibayar selaa tahun tersebut hingga tanggal saat ini.
3. Pembayaran Gaji
a. Cek gaji
Cek gaji ditulis dan kemudian diserahkan kepada karyawan sebagai
pertukaran atas jasa yang dilaksanakannya. Jumlah dalam cek tersebut
merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan pemotongan lainnya.
b. Rekonsiliasi rekening bank penggajian
Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi semua
akun kas termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan dan
kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun penggajian terpisah di
mana saldo bernilai kecil dipertahankan. Akun imprest membatasi exposure
klien terhadap kecurangan penggajian, serta menyederhanakan rekonsiliasi
rekening bank penggajian.
Berikut ini ilustrasi atas prosedur analitis untuk akun – akun neraca serta laporan
laba rugi dalam siklus penggajian dan SDM :
PROSEDUR ANALITIS SALAH SAJI YANG MUNGKIN
Membandingkan saldo akun beban Salah saji akun beban penggajian
penggajian dengan tahun – tahun
sebelumnya (disesuaikan dengan
kenaikan tingkat upah dan kenaikan
volume)
Membandingkan tenaga kerja langsung Salah saji tenaga kerja langsung dan
sebagai persentase dari penjualan persediaan
dengan tahun – tahun sebelumnya
Membandingkan beban komisi sebagai Salah saji beban komisi dan kewajiban
persentase dari penjualan dengan tahun komisi
– tahun sebelumnya
Membandingkan beban pajak Salah saji beban pajak penggajian dan
penggajian sebagai persentase dari gaji kewajiban pajak penggajian
dan upah dengan tahun – tahun
sebelumnya (disesuaikan dengan
perubahan tarif pajak
Membandingkan akun pajak penggajian Salah saji pajak penggajian akrual dan
akrual dengan tahun – tahun beban pajak penggajian
sebelumnya
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah :
a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (Keakuratan).
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan SDM telah dicatat pada periode yang benar
(Pisah Batas).
Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah beberapa akun kewajiban
yang utama dalam siklus penggajian dan SDM :
1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan
Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada pemerintah dapat
diuji dengan membandingkan saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak
penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode
selanjutnya. Jika pengendalian internal sudah beroperasi secara efektif, pisah batas
dan keakuratan dapat dengan mudah diuji pada saat yang bersamaan dengan
prosedur tersebut.
2. Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima upah yang
telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir hingga periode
selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji dan upah akrual
tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti secara konsisten dari tahun
ke tahun.
Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk mengakrualkan upah
dan mengetahui hal tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya, prosedur audit
yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan adalah menghitung ulang
akrual klien. Salah saji yang paling mungkin dari setiap signifikansi saldo adalah
kelalaian untuk memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi
belum dibayar.
3. Komisi Akrual
Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah akrual
juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini umumnya lebih sulit
diverifikasi karena perusahaan seringkali memiliki beberapa jenis perjanjian yang
berbeda dengan wiraniaga dan karyawan dengan komisi lainnya.
Dalam memverifikasi komisi akrual, hal yang pertama yang perlu dilakukan
adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji perhitungannya
berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus membandingkan metode untuk
mengakrualkan komisi dengan tahun – tahun sebelumnya demi tujuan konsistensi.
4. Bonus Akrual
Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar kepada para
pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga kelalaian untuk
mencatatnya akan menimbulkan salah saji yang material.
Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan
direksi.
5. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan tahun
sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling penting ketika mengevaluasi
kewajaran jumlahnya.
Kebijakan perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali,
baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan perusahaan ini
harus sesuai dengan SFAS 43 mengenai absen yang diberi kompensasi.
6. Pajak Penggajian Akrual
Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian serta
federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak yang disiapkan
pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat sebagai
kewajiban pada tanggal neraca.
7. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban
Disini pos yang paling penting adalah gaji dan bonus pejabat, gaji kantor, gaji
dan komisi penjualan, serta tenaga kerja manufaktur langsung.
Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang relatif sedikit
terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit selain prosedur
analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian
atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas. Pengujian tambahan yang ekstensif
hanya akan diperlukan apabila auditor mengungkapkan defisiensi yang signifikan
atau kelemahan yang material dalam pengendalian internal, salah saji yang
signifikan dalam pengujian kewajiban, atau varians utama yang belum dijelaskan
dalam prosedur analitis.
8. Kompensasi Pejabat
Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat merupakan
jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya harus
dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan federal. Verifikasi
kompensasi pejabat juga dijamin karena beberapa individu mungkin saja mampu
membayar dirinya sendiri lebih besar dari jumlah yang diotorisasi. Pengujian audit
yang biasa adalah untuk memperoleh gaji setiap pejabat yang diotorisasi dari risalah
rapat dewan direksi dan membandingkannya dengan catatan pendapatan yang
berhubungan.
9. Komisi
Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi untuk
setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori tersebut. Jika
informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu untuk menguji pembayaran
komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga penjualan terpilih dan menelusuri total
pembayaran komisi.
10. Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula – mula
merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian dengan total
penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian kemudian dapat dihitung
ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai dengan penggajian yang dikenakan
pajak.
Pada sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya dan
biasanyab tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits mengindikasikan bahwa
terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan melalui prosedur lainnya.
11. Total Penggajian
Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian adalah
rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum dengan SPT pajak
penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk
menentukan apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non penggajian atau
sama sekali tidak dicatat dalam jurnal penggajian.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan cara
yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut dalam
sebagian besar audit.
12. Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan kontrak
dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang dibayarkan ke organisasi
luar diuji dengan membandingkan jumlah dengan kesepakatan kontrak yang
ditandatangani antara perusahaan dan perusahaan jasa luar.
13. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan SDM
tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang kompleksi seperti opsi
saham dan rencana kompensasi pejabat eksekutif lainnya mungkin memerlukan
pengungkapan catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang
berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian
atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.
TUJUAN AUDIT PENGUJIAN PENGUJIAN
PENGENDALIAN
TERKAIT PENGENDALIAN SUBSTANTIF ATAS
INTERNAL KUNCI
TRANSAKSI UMUM TRANSAKSI UMUM
Pembayaran a. Kartu waktu disetujui oleh a. Memeriksa kartu Meriview jurnal
penggajian yang SDM. untuk indikasi penggajian, buku
tercatat adalah untuk persetujuan. besar umum, dan
pekerjaan yang b. Jam waktu digunakan b. Memeriksa kartu catatan gaji yang
dilaksanakan oleh untuk mencatat waktu. waktu diperoleh
karyawan yang benar- c. Mempertahankan file c. Mereview kebijakan menyangkut jumlah
benar ada personil yang memadai. SDM. yang besar atau tidak
(keterjadian). d. Perekrutan tenaga kerja d. Memeriksa file biasa.
diotorisasi. SDM. Membandingkan cek
e. Ada pemisahan tugas di e. Mereview bagan yang dibatalkan
antara SDM, pencatat organisasi, dengan jurnal
waktu, dan pengeluaran membahasnya penggajian
gaji. dengan karyawan, menyangkut nama,
dan mengamati tugas jumlah, dan tanggal.
yang sedang Memeriksa cek yang
dilaksanakan. dibatalkan dengan
f. Hanya karyawan yang ada f. Memeriksa printout catatan SDM.
dalam file data komputer transaksi yang
yang diterima ketika ditolak oleh
mereka dimasukkan. komputer karena
memiliki nomor
karyawan yang tidak
ada
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Haryono Jusup, Al. 2014. “Auditing (Pengauditan Berbasis ISA)”. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
Boyton, William C. Raymond N Johnson. Walter G Kell.2003. “Modern Auditing Edisi
Ketujuh”. Jakarta: Erlangga
Mulyadi. 2002. “Auditing Edisi ke 6”. Jakarta: Salemba Empat