Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SIKLUS PENDAPATAN

Disusun Oleh : Kelompok 3

Annisa Anilda S. Irfan Ripaldi Nugraha Felyatry Mangera Putri Andi Adrian

Fadel Muhammad

(A031171008) (A031171032) (A031171319) (A031171509)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas berkat dan karunia-
Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus Pendapatan”
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Baik berupa bantuan material maupun dorongan moril yang sangat bermanfaat
bagi penulis. Untuk itu, penulis berkewajiban untuk menyampaikan banyak ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis mengharapkan kritikan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi untuk
penyempurnaan makalah ini. Namun, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua kalangan khususnya bagi para pelajar.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan kurang lebihnya mohon dimaafkan.

Makassar, 28 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Siklus Pendapatan ........................................................................................................... 5
B. Sistem Konseptual dalam Siklus Pendapatan .................................................................................. 6
C. Tujuan Siklus Pendapatan ............................................................................................................... 10
D. Pengendalian Masalah Siklus Pendapatan ..................................................................................... 10
E. Model data Siklus Pendapatan ........................................................................................................ 13
BAB III ....................................................................................................................................................... 20
PENUTUP .................................................................................................................................................. 20
A. Simpulan ............................................................................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi di era modern ini,mengakibatkan segala
sesuatu yang memungkinkan diatur secara teknologiyang diusahakan secara maksimal.
Usaha manusia untuk memunculkan terobosan baru di bidang teknologi sangat mendukung
proses kerja yang pada awalnya memerlukan waktu yang relatif lama menjadi dapat
terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat dengan hasil yang memuaskan, walaupun
dengan teknologi yang modern pengeluaran biaya operasional yang diperlukan akan
semakin banyak. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan
kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya,
sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer
dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Bagi perusahaan yang bergerak,
sistem informasi memainkan sebuah peranan yang penting dalam mengukur tindakan dan
hasil serta dalam mendefinisikan penghargaan yang akan diterima oleh para individu. Dan
setiap pengeporasian perusahaan terjadi siklus pendapatan perusahaan yang mencakup
aktivitas bisnis dalam penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan dan penerimaan
pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa yang dilakukan tersebut. Sehingga sebuah
perusahaan melakukan berbagai pencatatan yang terjadi dalam siklus pendapatan demi
terjaganya sistem pengendalian perusahaantetap stabil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus pendapatan?
2. Apa sajakah yang menjadi aktivitas dasar dalam siklus pendapatan?
3. Apa tujuan utama dari siklus pendapatan?
4. Bagaimana pengendalian masalah siklus pendapatan?
5. Bagaimana model data siklus pendapatan?

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Pendapatan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No 23 (2009:23):
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”
Beberapa pendapat para ahli mengenai definisi siklus pendapatan
- Menurut Romney dan Steinbart (2009) : “Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas
bisnis yang berulang-ulang dan proses informasi yang terkait dengan menghasilkan
barang dan jasa kepada konsumen dan mengumpulkan uang pembayaran atas penjualan
tersebut.”
- Menurut James A. Hall dalam bukunya yang berjudul Accounting Information
Systems, siklus pendapatan dimana Perusahaan menjual barang jadi ke pelanggan
melalui siklus pendapatan, yang melibatkan pemrosesan penjualan tunai, penjualan
kredit, dan penerimaan kas setelah penjualan kredit. Transaksi siklus pendapatan juga
memiliki komponen fisik dan keuangan, yang diproses terpisah.
- Menurut Rama dan Jones (2009: 4) siklus pendapatan (revenue cycle) adalah proses
menyediakan barang atau jasa untuk para pelanggan dan menagih uangnya.
Pendapatan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur dengan
pembebanan yang dikenakan kepada pelanggan, klien, atau penyewa untuk barang dan jasa
yang disediakan bagi mereka. Pendapatan juga mencakup keuntungan dari penjualan atau
pertukaran aktiva (selain saham yang diperdagangkan), bunga dan deviden yang diperoleh
dari investasi, dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari
kontribusi modal dan penyesuaian modal (Riahi A. &Belkaoui, 2016;279).
Pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam
transaksi “wajar”. Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto
atas uang yang diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer oleh
perusahaan kepada pelanggannya.

5
Siklus pendapatan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan
informasi terkait yang terus – menerus dengan menyediakan barang dan jasa kepada
pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut (Romney &
Steinbart, 2015;413).
Romney & Steinbart (2015;414) yaitu Sebuah organisasi menjalankan empat aktivitas
dasar pada siklus pendapatan yang digunakan yaitu:
1. Pesanan penjualan
2. Pengiriman
3. Penaggihan
4. Penerimaan kas
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas
bisnis perusahaan yang berkaitan dengan pendistribusian barang atau jasa kepada
pelanggan yang berlangsung secara terus – menerus dan penagihan pembayaran dari hasil
penjualan tersebut.
B. Sistem Konseptual dalam Siklus Pendapatan
1. Langkah-Langkah Pemrosesan Penjualan
a. Menerima pesanan. Proses penjualan dimulai dengan menerima pesanan pelanggan
yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang diminta. Karena pesanan
pelanggan tidak sesuai dengan format standar yang dibutuhkan oleh sistem
pemrosesan pesanan penjualan, maka pesana tersebut harus diterjamahkan kedalam
format pesanan pejualan. Setelah membuat pesanan penjualan, satu salinan dari
dokumen tersebut disimpan dalam file pesanan pelanggan terbuka untuk referensi
dimasa mendatang.
b. Memeriksa kredit. Pemeriksaan kredit pada penjualan hanya memastikan bahwa
kredit pelanggan tersebut belum melebihi batas yang sudah ditentukan.
c. Pengambilan barang. Departemen penjualan mengirim salinan surat pengeluaran
barang dari pesanan penjualan ke bagian gudang. Dokumen ini mengindikasikan
barang persediaan yang harus dicari dan diambil dari gudang, selain itu, juga
sebagai persetujuan formal bagi peetugas gudang untuk mengeluarkan barang yang
dimaksud.

6
d. Pengiriman barang. Sebelum menerima barang dari salinan suurat pegelauaran
barang, departemen penerimaan menerima salinan slip pengepakan dan dokumen
pengiriman dari departemen penjualan. Petugas pengiriman mengepak barang,
menempelkan slip pengepakan ke kotak barang, melengkapi dokumen pengiriman
dan mempersiapkan bill of lading.
e. Penagihan pelanggan. pengiriman barang menandai berakhirnya peristiwa ekonomi
dan merupakan saat dimana pelanggan sudah dapat ditagih. Jurnal penjualan adalah
jurnal khusus untuk mencatat setiap penjualan.
f. Memperbaharui catatan persediaan. Departemen pengendali persediaan
menggunakan dokumen pengeluaran barang untuk memperbaharui akun buku besar
pembantu persediaan.
g. Memperbaharui piutang dagang. Departemen piutang dagang akan membukukan
dari salinan buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu piutang dagang.
h. Memposting ke buku besar.
Piutang dagang-pengendali xxx
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan-pengendali xxx
Penjualan xxx
2. Prosedur Retur Penjualan
a. Menyiapkan slip retur . ketika barang dikembalikan, staf penerimaan menghitung,
memeriksa, dan menyiapkan slip retur barang yang mendeskripsikan barang
tersebut.
b. Menyiapkan memo kredit. Memo kredit merupakan alat yang sah bagi pelanggan
untuk menerima pembayaran atas berang yang dikembalikan.
c. Menyetuji memo kredit. Manajer kredir mengevaluasi kondisi pengembalian
kemudian membuat keputusan untuk menyetujui atau tidak menyetujui
pengembalian barang.
d. Memperbaharui jurnal penjualan, persediaan, dan piutang dagang.
e. Memperbaharui buku besar.

Persediaan-pengendali xxx

7
Retur penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Piutang dagang-pengedali xxx
3. Prosedur Penerimaan Kas
a. Departemen ruang penerimaan dokumen. Ruang penerimaan dokumen menerima
cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran.
b. Mencatat dan menyetor cek. Kasir menverifikasi keakuratan dan kelengkapan
antara cek dengan permintaan pembayara. Setelah itu, kasir mencatat penerimaan
kas pada jurnal penerimaan kas. Selanjutnya staf menyiapkan slip setoran bank
rangkap tiga yang menunjukkan total nilai penerimaan harian dan menyerahkan cek
tersebut beserta dua salinan dari slip setoran ke bank. Dan terakhir staf merangkum
ayat jurnal dan menyiapkan voucher entri sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang dagang xxx
c. Memperbaharui akun piutang. Melakukan pembukuan permintaan pembayaran di
buku pembantu piutang, kemudian merangkum buku pembantu,setelah itu
menyerahkan rangkuman tersebut ke departemen buku besar.
d. Memperbaharui buku besar. Mencocokkan voucher jurnal dari penerimaan kas
dengan piutang dagang. Kemudian memperbaharui akun buku besar.
e. Mencocokkan penerimaan kas dan penyetoran

4. Pengendalian Siklus Pendapatan


Poin-poin pengendali dalam sistem
Aktivitas
pengendalian Pemrosesan penjualan Penerimaan kas

Otoritas Pemeriksaan kredit; Daftar permintaan


transaksi kebijakan retur barang pembayaran (pradaftar
kas).

8
Pemisahan tugas Kredit dipisah dari Penerimaan kas dipisah
pemrosesan; dari piutang dagang dan
pengendalian akun kas; buku besar
persediaan dipisah dari pembantupiutang dagang
gudang; buku besar dipisah dari buku besar.
pembantu piutang
dagang
dipisah dari buku besar
umum.
Supervisi Ruang penerimaan
dokumen.

Catatan Pesanan penjualan, jurnal Permintaan pembayaran,


akuntansi penjualan, buku besar cek, daftar permintaan
pembantu piutang pembayaran, jurnal
dagang, penerimaan kas, buku
pegendali piutang besar pembantu piutang
dagang dagang, akun pengendali
(buku besar umum), piutang dagang, akun
pengendali persediaan, kas.
akun penjualan (buku
besar umum).
Akses Akses fisik ke persediaan; Akses fisik ke kas; akses
akses catatan kauntansi di ke catatan akuntansi
atas diatas.

Verifikasi Departemen pengiriman, Penerimaan kas,buku


independen departemen penagihan, besar umum, rekonsiliasi
buku besar umum. bank.

9
C. Tujuan Siklus Pendapatan
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di
tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini,
pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antaralain :
1. Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
2. Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan
tersebut.
3. Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para
pelanggan.
4. Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
5. Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.
6. Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk
memaksimalkan arus kas.

D. Pengendalian Masalah Siklus Pendapatan


Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang
dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal,
mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian
dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Pengertian mengenai pengendalian internal menurut Arens, Elder, dan Beasley
(2012) adalah sistem yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dan
sasarannya. Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2010), pengendalian internal
adalah suatu proses yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang rasional atas
tercapainya tujuan reliabilitas laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi
perusahaan, dan kesesuaian organisasi dengan aturan regulasi yang ada. Menurut
Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011) pengendalian internal terdiri dari semua metode
yang terkait dan tindakan yang diambil dalam sebuah perusahaan untuk menyelamatkan
asset-assetnya, meningkatkan catatan pembukuan yang terpercaya, meningkatkan efisiensi

10
operasi dan memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Berdasarkan definisi
tersebut, pengendalian internal dapat disimpulkan sebagai sistem yang terdiri dari metode,
kebijakan dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menyelamatkan aset-asetnya,
meningkatkan catatan pembukuan yang terpercaya, menjaga reliabilitas laporan keuangan,
memastikan efektifvitas operasional, meningkatkan efisiensi operasi dan memastikan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.

(Marshall and Steinbart, 2003:229).
 Susanto dan Midjan (2003:38) menetapkan

pembagian pengendalian internal atas 2 kelompok yaitu :

1. Pengendalianakuntansi


2. Pengendalianadministrasi
Struktur pengendalian internal (internal control structure) terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan

tertentu organisasi.
 Tiga fungsi penting pengendalian internal:


1. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control)


2. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control)
3. Pengendalian korektif (corrective control)
Lima komponen model pengendalian internal COSO yang saling berhubungan:
1. Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini:
a. komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
b. filosofi pihak manajemen dan gaya operasi

c. struktur organisasional


d. partisipasi dewan direksi dan tim auditor

e. komitmen terhadap kompetensi


f. pemberian wewenang dan tanggung jawab g. kebijakan dan praktek sumber daya
manusia
2. Aktivitas pengendalian internal

3. Penilaian resiko


4. Informasi dan komunikasi


11
5. Pengawasan
Komponen pengendalian internal yang lazim digunakan adalah Committee on
Sponsoring Organization (COSO). Seperti yang dikemukakan oleh Romney dan Steinbart
(2009) bahwa komponen dari pengendalian internal atau internal control COSO terdiri dari:
1. lingkungan pengendalian (control environment) yang menetapkan suasana suatu
organisasi, yang memengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya;
2. penilaian risiko (risk assessment) merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas
mengenai risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk
suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola;
3. aktivitas pengendalian (control activities) yang merupakan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan;
4. Informasi dan komunikasi (information and communication) yang merupakan
pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk
dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung
jawabnya;
5. Pemantauan (monitoring) yang merupakan suatu proses yang menilai kinerja
pengendalian internal pada suatu waktu.
Kemudian batasan-batasan dalam pengendalian internal seperti yang dikemukakan oleh
Boynton dan Johnson (2006) yaitu sebagai berikut. Pertama, kesalahan dalam
mempertimbangkan (poor judgement); terkadang manajemen dan personel lainnya dapat
melakukan pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu,
atau prosedur lainnya. Kedua, gangguan (breakdown); gangguan dalam melaksanakan
pengendalian dapat terjadi ketika personel salah memahami instruksi atau yang akhirnya
mengakibatkan suatu kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara
atau permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat berkontribusi
pada terjadinya gangguan. Ketiga, kolusi (collusion); individu yang bertindak sama, seperti
karyawan yang melaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan
karyawan yang lain, konsumen atau pemasok, dapat melakukan sekaligus menutupi
kecurangan sehingga tidak dideteksi oleh pengendalian internal. Keempat, pengabaian oleh
manajemen (management override); manajemen dapat mengakibatkan kebijakan atau

12
prosedur tertulis tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau status ketaatan. Praktik
pengabaian termasuk membuat penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan
lainnya, seperti menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi
penjualan fiktif. Kelima, biaya lawan manfaat (cost versus benefit); biaya pengendalian
internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi manfaat yang diharapkan untuk diperoleh.
Pengukuran yang tepat baik dari biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan,
manajemen harus mengestimasikan sendiri baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam
mengevaluasi hubungan antara biaya dan manfaat.

E. Model data Siklus Pendapatan


1. Model Entity
Model Entity Relationship (Model E-R) Kroenke (2000:47) berpendapat bahwa
model data digunakan untuk men-dokumentasi kebutuhan user dan kebijakan
perusahaan dalam rangka merancang data base secara logis dengan menggunakan
model E-R atau Semantic-Object. Model data ditunjukkan pada Gambar 5, dimana
model data tersebut harus menunjang Logical dan Physical View data pemakai.
Pemodelan data merupakan tugas yang paling penting dalam pembuatan aplikasi data
base. Pemodelan data yang salah akan berakibat perangkapan data dan data base akan
sulit untuk digunakan atau dikembangkan. Romney (2000:183) berpendapat bahwa
pemodelan data dilakukan pada tahap Requirement Analysis dan Design dalam proses
perancangan data base.Model E-R diperkenalkan oleh Peter Chen pada tahun 1976 dan
digunakan serta dikembangkan oleh Kroenke. Model E-R di dokumentasikan dengan
E-R diagram (ERD)(Kroenke,2000:59)

13
2. Model REA

Model REA adalah suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang untuk
melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. Dalam model REA
ditentukan:entity apa yang harus disertakan dalam database SIA dan bagaimana
susunan relationship antara entity dalam database SIA.Tipe entity dalam model REA
dibedakan dalam tiga kategori, yaitu: Resources,Events, dan Agents. Resources
didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi organisasi tersebut.
Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik, dan
tanah. Events menunjukkan aktivitas-aktivitas bisnis,dimana manajemen ingin
mengumpulkan informasi untuk tujuan perencanaan atau pengawasan. Sebagai contoh,
aktivitas penjualan akan mengurangi persediaan danaktivitas penerimaan kas akan
menambah jumlah kas. SIA harus dirancang untuk memperoleh dan menyimpan
informasi aktivitas tersebut. Sedangkan Agents adalah orang dan organisasi yang
berpartisipasi dalam aktivitas dan kepada siapa informasi diserahkan untuk tujuan
perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian. Contoh agent adalah pengawai,
pelanggan, dan pemasok.

14
Model REA dapat dilihat pada Gambar 8. Setiap entity event dihubungkan
denganentity resources yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung. Setiap
entity event juga dihubungkan dengan dua entity agent. Internal agent adalah pegawai
yang bertanggung jawab pada resources yang terlibat dalam event. Sedangkan external
agent adalah pihak luar yang berhubungan dengan transaksi. Gambar 7 menunjukkan
event yang mengubah jumlah resource dihubungkan dengan relationshipgive-to-get ke
event lain yang juga mengubah jumlah resources. Relationship give-to-get
mencerminkan prinsip dasar bisnis, dimana organisasi yang menggunakan resources

15
dalam aktivitas diharapkan dapat mengubah resource yang lain. Setiap siklus akuntansi
dapat digambarkan dalam relationship give-to-get seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 9.

Menyusun diagram REA


Dalam rangka menyusun diagram REA diperlukan informasi tentang:
resource,aktivitas bisnis, agent dan kebijaksanaan perusahaan. Informasi tersebut
dapat diperoleh dengan mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas
perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk
setiap perusahaan berbeda. Untuk menggambarkan diagram REA, kertas dibagi tiga
kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource, kolom
tengah untuk event, dan kolom kanan untuk agent. Penggambaran event sebaiknya
diurutkan dari atas kebawah berdasarkan urutan aktivitas. Langkah-langkah untuk
menyusun diagram REA suatu siklus transaksi adalah:

16
a. Tentukan pasangan aktivitas yang saling memberi dalam siklus tersebut.Seperti
tampak dalam Gambar 8, model REA terdiri dari sepasang event, satu
menambah resource dan yang lain mengurangi resource. Tentukan event-event
bisnis yang perlu dimodelkan dalam siklus tersebut.
b. Tentukan resource yang dipengaruhi oleh event dan agent yang berpartisipasi
pada event tersebut.Setelah event ditentukan, resource yang dipengaruhi oleh
event tersebut ditentukan.Resource digambarkan pada kolom resource.
Kemudian gambarkan relationship antara entity resource dengan entity event.
Langkah selanjutnya menentukan agent yang berpartisipasi dalam event. Akan
selalu terdapat paling sedikit satu internal agent dan external agent yang
terlibat dalam event. Gambarkan relationship untuk menunjukkan agent mana
yang berpartisipasi dalam event tertentu. Sedapat mungkin penggambaran
agent tidak ganda.
c. Tetapkan cardinality untuk setiap relationship.Cardinality yang ditentukan harus
mencerminkan perusahaan dan praktek bisnis yang dimodelkan.

Mengimplementasikan Diagram REA pada Database Relational


Setelah diagram REA selesai disusun, diagram REA dapat digunakan untuk
merancang struktur database relational yang baik. Struktur database relational yang
baik memenuhi aturan normalisasi, sehingga tidak ditemukan masalah anomaly
update, insert, dan delete. Untuk mengimplementasikan diagram REA kedalam
database relational dibutuhkan tiga langkah berikut :
a. Buat tabel untuk setiap Entity dan Relationship N:M Database relational yang
memenuhi aturan normalisasi memiliki satu tabel untuk setiap entity dan setiap
relationship N:M. Nama setiap tabel harus sama dengan nama entity yang
diwakilinya. Nama tabel untuk relationship N:M merupakan gabungan dari dua
nama entity yang dihubungkan.

b. Menentukan Attribute untuk Setiap Tabel Langkah selanjutnya adalah menentukan


attribute-atribute yang harus dicantumkan pada setiap tabel. Setiap tabel harus
memiliki primary key yangmembuat unik baris dalam tabel. Primary key untuk
tabel relationship N:M berisi minimal dua attribute, masing-masing mewakili
17
primary key untuk setiap entity yang dihubungkan dalam relationship tersebut.
Sedangkan attribute-attribute lainyang bukan primary key harus memenuhi
aturan:•Setiap attribute dalam suatu tabel harus memiliki nilai tunggal.•Setiap
attribute dalam suatu tabel harus menggambarkan karakteristik dari objek yang
diwakili oleh primary key, atau attribute tersebut bisa juga berupa foreign key.

c. Mengimplementasikan Relationship 1:1 dan 1:NRelationship 1:1dan 1:Ndapat


diimplementasikan dengan foreign key. Sebagai contoh attribute Nomor Pelanggan
adalah primary key tabel PELANGGAN, dimasukkan sebagai attribute pada tabel
PENJUALAN, attribute ini dinyatakan sebagai foreign key pada tabel
PENJUALAN. Dalam database relational, relationship 1:1 dapat
diimplementasikan dengan memasukkan primary key suatu entity sebagai foreign
key pada entity lain. Untuk tujuan normalisasi pemilihan tabel yang menempatkan
foreign key tidak ada ketentuan. Minimum cardinality relationship dapat digunakan
untuk menentukan mana yang lebih efisien. Relationship 1:1 antara sales dan cash
collection yang digambarkan pada Gambar6(A), minimum cardinality sales event
adalah 0, menunjukkan penjualan kredit. Sedangkan minimum cardinality cash
collection event adalah 1, menunjukkan cash collection hanya terjadi setelah
penjualan dilakukan (contoh menunjukkan tidak adanya uang muka). Untuk
masalah tersebut memasukkan nomor invoice sebagai oreign key dalam cash
collection event akan lebih effisien, karena hanya satu tabelyang diakses dan
diperbaharui pada pemrosesan data cash collection event. Selain itu relationship 1:1
antara dua event yang berhubungan, menyertakan primary key event yang terjadi
lebih dahulu sebagai foreign key pada event yang terjadi berikutnya. Hal tersebut
dilakukan guna meningkatkan internal control.Relationship 1:N di
implementasikan dalam database relational dengan menempatkan foreign key.
Untuk masalah ini primary key dari entity yang berperan 1 dalam relationship
tampak sebagai foreign key pada entity yang berperan banyak dalam relationship.

18
Manfaat Diagram REA
Diagram REA digunakan sebagai dokumentasi pelengkap, yang berguna untuk
mendokumentasi pembentukan advanced SIA. Diagram REA menyediakan dua
informasi database SIA, yang tidak ditunjukkan oleh bentuk dokumentasi lain.
Informasi yang disajikan oleh diagram REA adalah relationship antara data dan
praktek bisnis perusahaan. Diagram REA secara tegas menggambarkan relationship
antara bermacam-macam data item yang disimpan dalam database akuntansi.
Cardinality diagram REA menyajikan informasi yang berguna untuk menggambarkan
prinsip dan kebijaksanaan perusahaan yang dimodelkan. Menaksirkan dengan benar
cardinality diagram REA membutuhkan pemahaman secara tepat yang menunjukkan
kejadian setiap entity. Setiap kejadian dari entity agent menunjukkan orang atau
organisasi tertentu. Hal yang sama setiap kejadian suatu entity event menunjukkan
aktivitas atau transaksi bisnis spesifik.

19
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis perusahaan yang berkaitan
dengan pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan yang berlangsung secara terus
- menerus dan penagihan pembayaran dari hasil penjualan tersebut. Tujuan utama siklus
pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat
dengan harga yang sesuai. Siklus Pendapatan memiliki model data yaitu Model Entity dan
Model REA. Model Entity Relationship berpendapat bahwa model data digunakan untuk
men-dokumentasi kebutuhan user dan kebijakan perusahaan dalam rangka merancang data
base secara logis dengan menggunakan model E-R atau Semantic-Object, sedangkan
Model REA adalah suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang untuk
melengkapi struktur dalam perancangan database SIA.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

20
DAFTAR PUSTAKA

David C. Hayes, J. Kenneth Reynolds, Louisiana State University. Caroline's Candy Shop:.An
In‐Class Role‐Play of the Revenue Cycle:16

Du’a Nena Agustina Florentiana. 2015. Analisa Sistem Informasi Akuntansi dalam
Meningkatkan Pengendalian Internal atas Pendapatan di Rumah Sakit hermana-lembean.
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,Bisnis dan Akuntansi( 3 -4): 3
Hall, James a.2011. Accounting Information Systems.Boston US:Cengage Learning
Rama, Dasaratha V. Jones,Frederick L. 2011. Accounting Informaation System.Boston
US:Cengage Learning

Wicaksono Aries .2013. Evaluasi Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Pada PT


X.4(2):5Yuliana Oviliani Yenty.2001. Pendekatan Model REA dalam Perancangan database
Sistem
Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan. Jurnal akuntansi dan keuangan. 3(1):8

21

Anda mungkin juga menyukai